Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Jovi Irwanto Pasaribu
Kelas A
270110150033
UNIVERSITAS PADJADJARAN
1. Source Rock
2. Reservoir Rock
3. Migrasi
4. Trap
5. Seal
Source Rock
Source Rock adalah sedimen yang kaya akan material organik yang mungkin telah terdeposit
dalam berbagai lingkungan termasuk deep water marine, lacustrine dan delta. Dalam Petroleum
geology, batuan induk mengacu pada batuan dimana hidrokarbon telah atau mampu dihasilkan.
Mereka membentuk salah satu elemen penting dari sebuah sistem petroleum.
Tipe-Tipe Source Rock
Semua minyak yang dihasilkan oleh source rock tidak akan berguna kecuali bermigrasi
sampai tersimpan dalam wadah yang mudah diakses, sebuah batu yang memiliki ruang untuk
"menyedot” hidrokarbon. Reservoir rock adalah tempat minyak bermigrasi dan berada dibawah
tanah. Sebuah batu pasir memiliki banyak ruang di dalam dirinya sendiri untuk menjebak minyak,
seperti spons memiliki ruang dalam dirinya sendiri untuk menyerap air. Karena alasan inilah
batupasir menjadi batuan reservoir yang paling umum. Batu gamping dan dolostones, beberapa di
antaranya adalah sisa-sisa kerangka terumbu karang kuno, adalah contoh lain dari batuan reservoir.
Seal Rock
Karena besarnya tekanan ribuan kaki di bawah permukaan bumi, minyak terdorong untuk
pindah ke daerah dengan tekanan lebih rendah. Jika hal tersebut dibiarkan, maka minyak akan
terus bergerak ke atas sampai di atas tanah. Meskipun rembesan ini menandakan adanya minyak
di bawah tanah,hal ini juga memberitahu kita bahwa banyak minyak telah melarikan diri, dan
mungkin berarti bahwa tidak banyak yang tersisa untuk ditemukan. Tidak seperti batu reservoir,
yang bertindak seperti spons, seal rock bertindak seperti dinding dan langit-langit, yang
menghalangi cairan untuk bergerak melaluinya. Seal Rock yang paling umum adalah shale, yang
bila dibandingkan dengan batupasir, memiliki ruang yang sangat kecil di dalam untuk cairan
(minyak, misalnya) untuk bergerak melaluinya. Meskipun Seal Rock mencegah minyak dari
bergerak melalui mereka, mereka tidak selalu menghalangi minyak bergerak di sekitar mereka.
Untuk mencegah itu, diperlukan semacam jebakan geologi.
Trap
Sebuah konfigurasi batuan yang cocok untuk menjebak hidrokarbon oleh formasi yang
relatif kedap melalui mana hidrokarbon tidak akan bermigrasi. Perangkap digambarkan sebagai :
Proses pembentukan minyak bumi ada 5 tahap yang dapat kita susun secara sistematis dengan
memasukan unsur unsur materi yang telah kita bahas diatas.
1. Pembentukan (Generation): Tekanan dari batuan2 di atas batuan induk membuat temperatur
dan tekanan menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah dari material
organik menjadi minyak atau gas bumi.
2. Migrasi atau perpindahan (Migration): Senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan
cenderung berpindah dari batuan induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena berat
jenisnya yang ringan dibandingkan air.
4. Penyimpanan (Preservation): Minyak atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan
tidak berubah oleh proses lainnya seperti biodegradation (berubah karena ada mikroba-mikroba
yang dapat merusak kualitas minyak).
5. Waktu (Timing): Jebakan harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari
batuan induk ke batuan penyimpan.
Analisis Cekungan
Suatu perlapisan sedimen yang tebal dalam suatu cekungan dapat menjadi pendukung
dalam konsep petroleum system, sebagai source rock yang baik. Cekungan sedimen adalah suatu
cekungan yang terbentuk akibat dari depresi faktor tektonik yang menyebabkan tempat
terakumulasinya suatu sedimen. Apabila tidak ada cekungan atau terbentuk suatu tinggian
menyebabkan suplai sedimen yang sedikit sehingga menyebabkan perlapisan sedimen yang tipis,
dan tidak mendukung komponen petroleum system, seperti tidak adanya reservoir, seal, trap, dan
source rock.
Tinggian atau paleohigh disebabkan karena adanya suatu tectonic uplifting. Tektonik merupakan
faktor utama yang mengontrol pembentukan dan penghancuran akomodasi. Tanpa subsidensi
tektonik tidak akan ada cekungan sedimen. Tektonik juga mempengaruhi laju pemasokan sedimen
ke dalam cekungan. Subsidensi tektonik terjadi melalui dua mekanisme utama: ekstensi dan
pembebanan fleksur (flexural loading) Laju subsidensi itu menentukan volume sedimen yang
terakumulasi dalam cekungan, setelah dimodifikasi oleh efek pembebanan, kompaksi dan guntara.
Extensional basin dapat terbentuk pada berbagai tatanan tektonik lempeng, namun umumnya
terbentuk pada tepi lempen konstruktif. Terdapat endapan cekungan ini ke dalam 3 paket:
megasekuen yang terbentuk sebelum terjadinya retakan (pre-rift megasequence);
megasekuen yang terbentuk selama berlangsungnya retakan (syn-rift megasequence);
megasekuen yang terbentuk setelah terjadinya retakan (post-rift megasequence).
Pada model syn-rift megasequence sederhana sedimen diendapkan dalam deposenter-
deposenter yang keberadaannya dikontrol oleh sesar-sesar aktif dalam cekungan itu. Subsidensi
diferensial di sepanjang sesar-sesar ekstensi mengontrol penyebaran fasies dalam deposenter-
deposenter tersebut.