Vous êtes sur la page 1sur 12

Naskah Asli

Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai


Ditinjau dari Bilangan Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air
Asri Sulistijowati Suroso
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI
email : asrisulistijowati@yahoo.com

Diterima: 5 Juni 2013 Direvisi: 21 Juni 2013 Disetujui: 20 Agustus 2013

Abstract
There are habits to reuse cooking oil that for main reason of cost saving. Reusing cooking oil
might be problem for health.This research aimed to study the number of peroxide number,
acid value, free fatty acid, and water content of light and dark brown reused cooking oil. The
quality of oil were compared to The National Standard of Indonesia (SNI 01-3741-2002)
Edible Oil Quality. Peroxide number was determined by iodometric methods, free fatty acid
level and acid value by alkali titration (KOH/NaOH), and water content by gravimetric
methods. The oil sample were light and dark brown reused cooking oil and new packaged oil.
The oil that, use as standard reference, was new packaged oil. Each oil was analyzed three
times. Reuse cooking oil was got from food vendor in Bogor. The results showed that the
mean of peroxide number, acid value, free fatty acid level and water content of the black
colour of reused cooking oil were 7.89 O2/100g; 1.46 mg KOH/g; 0.64% and 0.61% w/w
respectively. The brown colour oil were 5.15 O2/100g; 0.94 mg KOH/g; 0.41% and 0.79%
w/w respectively. These light and dark brown reused cooking oils did not comply with SNI
01-3741-2002, therefore they are not suitable to be used for cooking.

Keyword : Used cooking oil, Peroxide level, Acid value, Free fatty acid level, Water content

Abstrak
Ada kebiasan memakai kembali minyak goreng yang sudah dipakai dengan alasan utama
penghematan biaya tetapi hal ini menjadi penting karena hubungannya dengan keamanan
bagi kesehatan karena dapat menimbulkan diantaranya karsinoma. Penelitian bertujuan
mempelajari kualitas minyak goreng dengan cara menguji bilangan peroksida, bilangan asam,
kadar asam lemak bebas dan serta pengujian secara fisik yaitu pemeriksaan kadar air.
Pengujian mengacu pada SNI 01-3741-2002 Syarat Mutu Minyak Goreng. Bilangan
peroksida ditetapkan dengan metode iodometri, bilangan asam dan kadar asam lemak bebas
menggunakan titrasi basa (KOH/NaOH), kadar air dengan metode gravimetri. Sampel adalah
minyak bekas pakai warna hitam dan coklat dan minyak kemasan baru sebagai standar.
Pengulangan pengukuran dilakukan tiga kali pada masing-masing minyak. Minyak diperoleh
dari pedagang makanan di kota Bogor. Minyak kemasan baru dibeli dari swalayan Hasil
pengujian menunjukkan rerata bilangan peroksida, bilangan asam, kadar asam lemak bebas
dan kadar air. Hasil pemeriksaan minyak bekas pakai warna hitam berturut-turut adalah 7,89
O2/100g; 1,46 mg KOH/g; 0,64% and 0,61% b/b dan bekas pakai warna coklat adalah 5,15
O2/100g; 0,94 mg KOH/g; 0,41% and 0,79% b/b. Minyak jelantah warna hitam dan coklat
tidak memenuhi syarat SNI.

Kata kunci: Minyak goreng bekas, Bilangan peroksida, Bilangan asam, Kadar asam
lemak bebas, Kadar air

77
Kualitas Minyak Goreng… (Asri Sulistijowati Suroso)

Pendahuluan manfaat dari minyak goreng yang


mengandung omega 9 sebaiknya langsung
Kualitas minyak goreng ditentukan
diminum bukan untuk menggoreng.2
dari komponen asam lemak penyusunnya,
Kandungan asam lemak bebas (free fatty
yakni golongan asam lemak jenuh atau
acid, FFA) dalam minyak juga merupakan
tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh
ukuran kualitas minyak. FFA dinyatakan
mengandung ikatan rangkap. Sebaliknya,
dengan bilangan asam atau angka asam.3
asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan
rangkap.1,2 Asam lemak yang memiliki Untuk mengetahui kualitas minyak
semakin banyak ikatan rangkap akan ada beberapa macam pengujian secara
semakin reaktif terhadap oksigen sehingga kimia. Uji ini berdasar pada penetapan
cenderung mudah teroksidasi.1,2,3 bagian tertentu dari komponen kimia
Sementara itu, asam lemak yang rantainya minyak, antara lain penetapan bilangan
dominan mengandung ikatan tunggal peroksida, bilangan penyabunan, bilangan
cenderung lebih mudah terhidrolisis.2 iod, dan bilangan asam.2 Ada juga cara uji
Kedua proses kerusakan tersebut dapat secara fisika seperti bobot jenis, titik cair,
menurunkan kualitas minyak.3 Reaksi indeks bias, dan kadar air dalam minyak.2
penting lain adalah hidrogenasi, yaitu Di masyarakat ada kebiasaan
penjenuhan ikatan rangkap oleh hidrogen. memakai kembali minyak goreng yang
Rantai asam lemak, yang sudah dipakai atau disebut minyak
mengandung sedikitnya satu ikatan jelantah. Secara fisik, minyak goreng yang
rangkap, akan membentuk isomer baru dipakai satu-dua kali masih terlihat
geometris. Sebagian besar asam lemak jernih sehingga cenderung untuk dipakai
tidak jenuh dalam bentuk isomer cis yang kembali. Alasan yang paling utama adalah
bersifat tidak stabil, sedang isomer trans penghematan biaya. Minyak jelantah
bersifat lebih stabil.2,3 Proses hidrogenasi harganya lebih murah sehingga biaya
lebih mudah terjadi pada bentuk cis menjadi lebih kecil dibanding apabila
dibandingkan bentuk trans. Minyak yang memakai minyak goreng kemasan baru.
mempunyai ikatan rangkap berbentuk cair Akan tetapi, ada persoalan terhadap
dan apabila terhidrogenasi pada ikatan penggunaan minyak bekas pakai tersebut
rangkapnya berubah wujud dari cair yaitu keamanan minyak bagi kesehatan.
menjadi padat di suhu kamar.2 Oleh karena Beberapa studi telah dilakukan untuk
itu minyak menjadi susah untuk dituang mengkaji hubungan minyak goreng bekas
bila dipakai lagi. Hal ini menurunkan pakai dengan kesehatan, yakni keamanan
kualitasnya.2 bagi makhluk hidup. Pada minyak jelantah
Kualitas minyak yang lain adalah terdapat material tak berguna yaitu
kemampuan minyak untuk tidak terurai senyawa peroksida yang menyebabkan
pada suhu tinggi.3 Minyak kelapa dan meningkatnya risiko terhadap beberapa
sawit mempunyai ikatan jenuh paling penyakit, antara lain karsinoma.4
banyak dibandingkan dengan minyak yang Pemberian minyak kelapa sawit yang telah
lain. Minyak ini lebih stabil terhadap dipanaskan puluhan kali pada mencit akan
pengaruh pemanasan dan oksidasi karena menimbulkan kerusakan hati dan
mempunyai banyak ikatan rangkap.2 membangkitkan respon peradangan hati.
Omega 9 atau asam oleat adalah bagian Mekanisme ini diduga berhubungan
dari minyak yang berbentuk cair yang dengan radikal bebas yang akan berlanjut
disebut olein. Omega 9 memiliki ikatan dengan terjadinya peroksidasi lipid. Tahap
rangkap dan mempunyai pengaruh positif berikutnya ditandai dengan meningkatnya
terhadap kesehatan, tetapi akan menjadi malondialdehida, merupakan senyawa
tidak bermanfaat apabila dipanasi. Oleh aldehida yang terbentuk sebagai produk
karena itu, apabila ingin mendapatkan sekunder peroksidasi.5 Gambaran

78
degenerasi ditandai dengan pembengkakan metabolisme glukosa hati dan mekanisme
hepatosit dan vakuola sitoplasmik.5,6 yang berhubungan dengannya. Asam
Kerusakan hepatosit meningkat sejalan lemak bebas yang terbentuk pada minyak
dengan banyaknya ulangan pemakaian bekas pakai meningkatkan pengaruhnya
minyak kelapa bekas menggoreng. pada produksi glukosa hati.8
Nekrosis hepatosit tersebut diduga Beberapa studi yang melakukan
disebabkan oleh senyawa-senyawa yang pengujian kimiawi terhadap minyak
terbentuk selama proses pemanasan jelantah, memperlihatkan bahwa kualitas
minyak kelapa sawit dengan suhu tinggi minyak menurun terutama pada bilangan
dan dilakukan berulang-ulang.6 Aji peroksida dan bilangan asam dibandingkan
Rahayu melaporkan bahwa minyak dengan nilai rujukan yang disyaratkan.
jelantah tidak bermerek dan frekuensi 9,10,11,12,13,14,15
Nilai rujukan yang dipakai
penggorengan menjadi faktor yang
di dalam negeri untuk minyak goreng
mempengaruhi nekrosis sel hati.7 Hasil adalah nilai dari Standar Nasional
peruraian minyak goring, yaitu asam Indonesia (SNI) seperti pada Tabel 1 di
lemak bebas, memberikan efek pada bawah ini.

Tabel 1. Syarat mutu minyak goreng menurut SNI 01-3741-200216


Kriteria uji Satuan Mutu
Keadaan
Bau - Normal
Rasa - Normal
Warna - Putih kuning pucat sampai kuning
Kadar air % b/b 0,01 - 0,30
Asam lemak bebas
Asam laurat * % b/b Maks 0,30
Asam linolenat % b/b Maks 2,00
Asam palmitat* % b/b Maks 0,30
Asam oleat* % b/b Maks 0,30
Bilangan asam mg KOH/g Maks 0,60
Bilangan peroksida mg O2/100 g Maks 1,00
17
Keterangan: *SNI 01-3741-1995

Penelitian ini bertujuan untuk


Metode
mempelajari kualitas minyak goreng yang
diuji secara kimia dan fisika, yakni Penelitian dilakukan di
menetapkan bilangan peroksida, bilangan Laboratorium Kimia Makanan, Pusat
asam, kadar asam lemak bebas dan kadar Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,
air. Badan Litbangkes, yang berada di kota
Bogor. Bahan yang digunakan adalah 3
macam minyak goreng, yaitu minyak

79 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol 3.2.2013: 77-88


Kualitas Minyak Goreng… (Asri Sulistijowati Suroso)

goreng kemasan yang dibeli di swalayan di dalam labu erlenmeyer 250 ml. Ke dalam
kota Bogor, minyak goreng bekas pakai sampel ditambahkan 50 ml alkohol netral
berwarna hitam diperoleh dari penjual panas dan 2 ml indikator fenolftalein (PP)
pecel lele dan minyak goreng bekas pakai lalu segera dititrasi menggunakan NaOH
warna coklat berasal dari penjual gorengan 0,100 N sampai terjadi perubahan warna
di Bogor. dari tidak berwarna menjadi merah jambu
yang tidak hilang selama 30 detik. Asam
Uji kualitas yang akan dilakukan
lemak bebas dinyatakan dalam persen
pada ketiga macam minyak goreng
Asam lemak bebas yang dihitung
tersebut meliputi penetapan bilangan
menggunakan persamaan berikut:
peroksida, bilangan asam, kadar asam
lemak bebas serta penetapan kadar air. % asam lemak bebas =
Masing-masing penetapan dilakukan
V NaOH (ml) × N NaOH × BM As. Lemak
pengulangan pengukuran sebanyak tiga ×100%
kali dan dihitung hasil reratanya. Bobot sampel (gr)

Penetapan bilangan peroksida


Bilangan asam
Minyak goreng sebanyak 5,00±0,05
g ditimbang kemudian dimasukkan ke Bilangan asam adalah jumlah
dalam labu erlenmeyer 250 ml bertutup. miligram KOH yang diperlukan untuk
Selanjutnya, ke dalam labu ditambahkan menetralkan 1 gram sampel. Bilangan
12 ml kloroform dan 18 ml asam asam Asam dihitung dari nilai % asam lemak
asetat glasial. Larutan digoyang- bebas menggunakan persamaan:
goyangkan sampai bahan terlarut semua. Bilangan asam =
Setelah semua bahan tercampur, BM KOH
% ALB ×
ditambahkan 0,5 ml larutan jenuh KI. BM Asam lemak/10
Selama 1 menit campuran larutan
didiamkan sambil tetap digoyang,
selanjutnya ditambahkan 30 ml akuades. Penetapan Kadar Air
Berikutnya, ke dalam campuran larutan Cawan porselen yang bersih
ditambahkan 0,5 ml amilum 1% dan dipanaskan dalam oven dengan suhu
segera dititrasi dengan Na2S2O3 0,1000 N 105°C selama 30 menit, kemudian
hingga larutan berubah warna dari biru didinginkan dalam eksikator, lalu
sampai dengan warna biru mulai ditimbang hingga diperoleh bobot konstan
menghilang. Penetapan dilakukan dengan cawan kosong-kering. Sampel minyak
pengulangan sebanyak 3 kali. Bilangan goreng ditimbang sebanyak 2 g dalam
peroksida dinyatakan dalam mg-equivalen cawan tersebut, kemudian dipanaskan
peroksida dalam setiap 100 g sampel. dalam oven bersuhu 105°C selama 4 jam.
Sampel didinginkan dalam eksikator
Bilangan peroksida =
selama lebih kurang 15 menit dan
V Na2S2O3 (ml) × N Na2S2O3 × 1000 ditimbang kembali. Pengeringan dilakukan
Bobot sampel (gr) sampai diperoleh bobot konstan (selisih
penimbangan berturut-turut kurang dari
0,2 mg). Pengurangan berat merupakan
Penetapan kadar asam lemak bebas banyaknya air dalam minyak. Penetapan
kadar air dilakukan dalam ulangan tiga
Minyak goreng diaduk rata dan kali.
diusahakan dalam keadaan cair agar
mudah diambil. Sampel ditimbang
sebanyak 28,2 ± 0,2 g dan dimasukkan ke

80
% Kadar air = Minyak merupakan trigliserida
Bobot CM (gr) – bobot CK (gr) apabila terurai menjadi asam lemak bebas
× 100% dan gliserol. Kadar asam lemak bebas
Bobot SB (gr) merupakan persentase jumlah asam lemak
bebas yang terdapat dalam minyak yang
Keterangan: CM: Cawan ada minyak dinetralkan oleh NaOH/KOH. Nilai kadar
CK: Cawan kering asam lemak bebas dipakai untuk
SB: sampel basah menghitung bilangan asam menggunakan
persamaan seperti telah disebut di atas.
Hasil dan Pembahasan Baik kadar asam lemak bebas maupun
bilangan asam digunakan untuk
Analisis kualitas minyak secara
menentukan kualitas minyak. Bilangan
kimiawi dilakukan dengan menguji
asam adalah menandakan jumlah mg KOH
bilangan peroksida, bilangan asam serta
yang dibutuhkan untuk menetralkan 1
kadar asam lemak bebas. Beberapa studi
gram sampel minyak goreng.2,12,22,23,24
menyebutkan uji di atas sudah cukup dapat
menggambarkan kualitas minyak.2,12,15 Sampel minyak yang digunakan
Walaupun begitu, akan lebih baik lagi jika adalah minyak kemasan yang dibeli di
dilakukan pemeriksaan secara fisika, yakni swalayan, minyak goreng bekas (minyak
dengan penetapan kadar air.12,18,19 Penentu jelantah) warna coklat dan warna hitam.
tingkat kerusakan minyak yang utama Warna minyak disebabkan oleh adanya
adalah kadar air karena dengan adanya air pigmen, dari kelapa/sawit sendiri maupun
minyak akan lebih mudah mengalami pigmen dari bumbu-bumbu masakan
proses hidrolisis, yang merupakan awal makanan yang digoreng.2,15 Warna gelap
dari proses peruraian minyak selanjutnya. pada minyak jelantah disebabkan oleh
Minyak yang mengandung makin banyak adanya kerusakan oksidatif.2,12,15 Reaksi
air, semakin meningkat oksidasi terjadi antara oksigen dengan
12,18,19
hidrolisisnya. Air yang ditetapkan ini ikatan rangkap dari trigliserida/minyak.
adalah air yang terikat secara fisik dengan Adanya antioksidan (tokoferol) dalam
minyak, oleh karenanya air dapat minyak berguna untuk mengalihkan proses
dipisahkan dari minyak dengan cara oksidasi dari minyak ke antioksidan
dikeringkan dalam oven bersuhu 100– sehingga ikatan minyak tetap utuh. Warna
105°C.2 coklat minyak jelantah dapat disebabkan
adanya ikatan molekul karbohidrat dan
Penentu tingkat kerusakan minyak protein, disebut sebagai Reaksi Maillard
selanjutnya adalah bilangan peroksida, yaitu reaksi antara gugus karbonil dengan
dengan cara mengukur banyaknya gugus amin dari protein.2,12,25 Warna gelap
peroksida yang terbentuk yang dinyatakan pada minyak juga dapat terjadi selama
dengan bilangan peroksida.9,10,12,14,20,21 proses pengolahan, penyimpanan dan
Sebagian besar kerusakan minyak penggunaan minyak.2,25 Pemanasan yang
disebabkan oleh proses oksidasai dan terlalu tinggi dan berulang, menyebabkan
hidrolisis (secara enzimatik ataupun non- terjadinya reaksi polimerasi dan reaksi
enzimatik). Pada saat pertama proses Maillard yang menyebabkan minyak
oksidasi, akan terbentuk senyawa mengental dan berwarna gelap.2,12,25
peroksida yang merupakan senyawa labil Walaupun demikian tidak berarti jelantah
dan mudah bereaksi lebih lanjut. warna hitam mengindikasikan minyak
Selanjutnya terbentuk senyawa keton dan lebih sering digunakan dibanding minyak
aldehid yang menyebabkan bau dan cita jelantah warna coklat. Karena
rasa tengik pada minyak sehingga menjadi kemungkinan ada bumbu masakan
pertanda minyak telah rusak.2,10,12 makanan yang digoreng.2,12,15

81 Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol 3.2 .2013: 77-88


Kualitas Minyak Goreng… (Asri Sulistijowati Suroso)

Bilangan peroksida sedikit lebih tinggi dari yang disyaratkan


oleh SNI. Hal ini kemungkinan disebabkan
Asam lemak tidak jenuh dapat
penyimpanan minyak kemasan yang dibeli
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya
dari swalayan menggunakan kemasan
hingga membentuk senyawa peroksida
tembus cahaya matahari. Wadah yang
seperti terlihat pada Gambar 1.2
terbaik untuk menyimpan minyak adalah
Jumlah peroksida yang terdapat wadah warna gelap dan rapat. Selain itu
dalam minyak ditetapkan dengan metode minyak juga harus dihindarkan dari logam
iodometri. Pada metode ini iod mereduksi besi dan tembaga. Rata-rata bilangan
peroksida-peroksida yang terbentuk dalam peroksida sampel minyak jelantah warna
minyak. hitam adalah 7,89 mg O2 per 100g dan
Hasil pengujian menunjukkan rata- 5,15 mgO2/100g untuk minyak jelantah
rata bilangan peroksida minyak kemasan warna coklat. Keduanya jauh berada di
dari swalayan adalah 1.03 mg O2/100g, atas nilai SNI (1,00 mg O2/100g).

R-CH=R’ + O2  R-CH-CH-R’  R-CH-CH-R’  R-CH + CH-R


O O O O O
O
Monooksida Peroksida labil aldehid (bau tengik)
Gambar 1. Reaksi oksidasi asam lemak tidak jenuh

Tabel 2. Bilangan peroksida sampel minyak kemasan dibeli dari swalayan, minyak
jelantah warna hitam dan warna coklat
Bilangan peroksida (mg O2/100g)
Ulangan Minyak Minyak jelantah SNI 01-3741-
kemasan 2002
Warna hitam Warna coklat

1 1,16 8,15 4,90


2 0,77 7,35 5,70 Maks 1,00
3 1,15 8,16 4,86
Rata-rata 1,03 7,89 5,15

Bilangan peroksida yang tinggi hidroperoksida serta logam berat (seperti


menandakan minyak telah teroksidasi Cu, Fe, Co dan Mn). 2,25
ditandai dengan rasa dan bau tengik.2,12,25 Proses selanjutnya yang terjadi
Trigliserida yang memiliki rantai tidak adalah terbentuk senyawa hidroperoksida
jenuh (rangkap) mengalami otooksidasi yang kemudian dipecah membentuk
membentuk radikal-radikal bebas.2 Proses senyawa-senyawa aldehid. Senyawa-
ini dapat dipercepat dengan adanya
senyawa aldehid ini memberikan bau
cahaya, panas, peroksida lemak atau tengik dan bersifat toksik.2,25 Bilangan

82
peroksida yang tinggi dan bau tengik yang yaitu 0,06 mg KOH/g. Nilai bilangan asam
terbentuk memandakan bahwa minyak minyak jelantah warna hitam tergolong
jelantah hitam dan coklat sudah tidak bisa tinggi yaitu 1,46 mg KOH/g. Untuk
digunakan kembali karena bersifat toksik menetralkan asam lemak-asam lemak
yang dapat membahayakan kesehatan. dalam minyak jelantah hitam tersebut
Reaksi oksidasi/otooksidasi dapat sampai diperlukan KOH lebih dari 1
dihambat dengan adanya antioksidan. miligram setiap 100 gram minyak.
Tingginya bilangan asam ini artinya
Bilangan asam setara dengan tinggi pula kadar asam
Bilangan asam didapat dengan lemak bebasnya. Trigliserida yang
mengalikan kadar asam lemak bebas terkandung di dalam sudah banyak yang
dengan faktor konversi, yaitu bobot terurai menjadi asam lemak bebasnya
molekul (BM) KOH (56,1 g/mol) dibagi akibat reaksi hidrolisa. Hal ini bisa terjadi
persepuluh BM asam lemak (misal BM pada proses pemanasan minyak pada suhu
asam oleat = 282). Penggunaan BM KOH tinggi dan berulang-ulang.12,24
sebagai faktor konversi adalah untuk
mengubah nilai kadar asam lemak bebas Kadar asam lemak bebas
menjadi bilangan asam.12
Minyak dengan kualitas tinggi
Hasil penetapan bilangan asam memiliki asam lemak bebas rendah atau
minyak kemasan dari swalayan bilangan asam rendah. Trigliserida, karena
menunjukkan bahwa kualitas minyak adanya air, terhidrolisis menjadi gliserol
tersebut masih relatif sesuai standar, yakni dan asam lemak bebas. Reaksi dapat
0,07 mg KOH/g, tidak berbeda jauh dilihat pada Gambar 2.
dengan yang dipersyaratkan oleh SNI,

Tabel 3. Bilangan Asam sampel minyak kemasan dari swalayan, minyak jelantah
warna hitam dan minyak jelantah warna coklat

Bilangan asam (mg KOH/g)


Ulangan Minyak Minyak jelantah SNI 01-3741-
kemasan 2002
Warna hitam Warna coklat

1 0,06 1,46 0,91


2 0,07 1,44 0,98
Maks 0,60
3 0,06 1,46 0,92
Rata-rata 0,07 1,46 0,94

83 Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol 3.2.2013: 77-88


Kualitas Minyak Goreng… (Asri Sulistijowati Suroso)

Tabel 4. Kadar asam lemak bebas sampel minyak kemasan dari swalayan, minyak
jelantah warna hitam dan minyak jelantah warna coklat

Kadar Asam Lemak Bebas (%)


Ulangan Minyak Minyak jelantah SNI 01-3741-
kemasan 2002
Warna hitam Warna coklat
1 0,03 0,73 0,47
2 0,03 0,67 0,43
Maks 0,30
3 0,02 0,52 0,33
Rata-rata 0,026 0,64 0,41

Minyak/Lemak Air Gliserol Asam lemak


(Trigliserida) bebas

Gambar 2. Hidrolisis Trigliserida

Dalam menentukan kualitas minyak seluruhnya dalam etanol dan reaksi


ada standar yang menjadi rujukan.2,22,23,24 berlangsung lebih cepat.
Untuk di dalam negeri standar yang Kadar rata-rata asam lemak bebas
digunakan cukup menggunakan SNI minyak kemasan dari swalayan 0,026%
(Standar Nasional Indonesia), tetapi untuk jauh di bawah kadar yang disyaratkan SNI,
minyak goreng yang akan diekspor yaitu maksimal 0,3%. Sementara itu, kadar
menggunakan standar SPB (Special Prime asam lemak bebas kedua minyak jelantah
Bleach).2 di atas kadar yang ditetapkan SNI
Asam lemak bebas dalam minyak sehingga tidak memenuhi syarat mutu
sawit atau minyak kelapa ditetapkan yang ditetapkan SNI. Kadar asam lemak
kadarnya menggunakan titrasi dengan rata-rata minyak jelantah warna hitam dan
menggunakan pereaksi basa yaitu KOH warna coklat berturut-turut adalah 0,64%
atau NaOH. Dalam prosedur analisis, dan 0,41%. Kadar asam lemak bebas pada
fungsi penambahan etanol adalah untuk minyak jelantah menjadi tinggi artinya
melarutkan lemak atau minyak dalam banyak trigliserida yang terurai menjadi
sampel agar dapat bereaksi dengan basa asam lemak bebasnya. Rusaknya
alkali. Etanol yang digunakan trigliserida disebabkan oleh pemanasan
konsentrasinya berada di kisaran 95-96%. tinggi secara berulang.22,23
Fungsi pemanasan (refluks) pada saat
percobaan adalah agar minyak larut

84
Kadar air mempersyaratkan kadar air (0,10-
0,30%b/b). Dengan demikian, minyak
Kadar air dihitung dari selisih bobot
tersebut telah rusak dan tak layak
minyak sebelum air dalam minyak
digunakan lagi karena beresiko bagi
diuapkan dengan bobot minyak setelah air
kesehatan. Tingginya kadar air dalam
dalam minyak diuapkan.
minyak dapat diperoleh dari bahan
Tabel 5 memperlihatkan kadar air makanan yang digoreng, proses saat
rata-rata minyak kemasan dari swalayan penggorengan, atau kelembapan udara saat
adalah 0,10 %b/b. Nilai ini memenuhi penyimpanan. Selama proses menggoreng,
yang dipersyaratkan oleh SNI. Kadar air air dalam bahan pangan akan keluar dan
dalam minyak goreng jelantah warna diisi oleh minyak goreng sehingga
hitam dan coklat lebih tinggi dari nilai menaikkan kadar air dalam minyak.12
yang ditetapkan SNI, yaitu berturut turut
0,61%b/b dan 0,79 %b/b standar mutu SNI

Tabel 5. Kadar air dalam minyak kemasan dari swalayan, minyak jelantah warna
hitam dan warna coklat yang disyaratkan dalam SNI
Kadar Air (% b/b)
Ulangan Minyak Minyak jelantah SNI 01-3741-
kemasan 2002
Warna hitam Warna coklat
1 0,10 0,59 0,83
2 0,10 0,64 0,79
0,10-0,30
3 0,10 0,59 0,75
Rata-rata 0,10 0,61 0,79

lebih tinggi dibandingkan dengan minyak


Hubungan parameter minyak
jelantah warna coklat.
Nilai bilangan peroksida, bilangan
Warna gelap dalam minyak
asam, kadar asam lemak bebas dan kadar
disebabkan oleh terjadinya oksidasi
air minyak jelantah yang berwarna coklat
antioksidannya (tokoferol).12 Lebih lanjut,
ataupun yang berwarna hitam
terbentuk peroksida pada ikatan tidak
dibandingkan dengan angka yang
jenuh yang kemudian peroksida
disyaratkan SNI semua angka tersebut
berdekomposisi menjadi persenyawaan
berada jauh lebih besar. Artinya, minyak
karbonil dan pada sebagian karbonil
tidak layak digunakan lagi karena beresiko
terbentuk polimerisasi dan hal ini
bagi konsumennya.
menyebabkan minyak menjadi berwarna
Minyak jelantah banyak gelap. Warna mengalami peningkatan
mengandung air sehingga tingkat dengan semakin lama minyak digunakan
hidrolisisnya tinggi dan di dalamnya untuk menggoreng. Semakin tinggi
terbentuk senyawa polimer dari gugus pemanasan, senyawa peroksida yang
karbonilnya sejalan dengan bertambahnya terbentuk semakian banyak sehinggga
waktu pemanasan. Bilangan peroksida warna minyak semakin gelap.11
rata-rata minyak jelantah warna hitam

85 Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol 3.2.2013: 77-88


Kualitas Minyak Goreng… (Asri Sulistijowati Suroso)

Kadar asam lemak bebas minyak Kesimpulan


jelantah warna hitam lebih tinggi dari Kadar air merupakan penentu
minyak jelantah warna coklat, yaitu 0,64 kualitas minyak. Meskipun kadar asam
% dan 0,41%. Hal ini berarti bilangan lemak bebas dalam minyak rendah dan
asam minyak jelantah warna hitam lebih bilangan peroksida rendah, bila kadar air
tinggi dari bilangan asam jelantah warna tinggi maka minyak mengandung banyak
coklat. Pada minyak jelantah warna hitam, air dan tingkat hidrolisisnya tinggi
asam lemak bebas yang terbentuk karena sehingga minyak menjadi mudah terurai.
peruraian atau hidrolisis lebih banyak Bilangan peroksida yang tinggi disebabkan
dibandingkan asam lemak bebas pada oleh minyak yang teroksidasi dan adanya
jelantah warna coklat.22 Akan tetapi, warna pemanasan yang tinggi pula. Pemakaian
tidak mengindikasikan secara mutlak minyak berulang-ulang menyebabkan
bahwa semakin tua warna semakin rusak
bilangan peroksida meningkat. Kadar asam
keadaan minyak.11,12 lemak bebas meningkat disebabkan karena
Kegelapan warna minyak jelantah trigliserida terurai menjadi asam lemaknya
dapat mengindikasikan tingkat kerusakan dan gliserol. Minyak mengalami peruraian.
namun tidak secara mutlak mencerminkan Antara warna hitam dan warna coklat pada
kerusakannya. Karena warnanya lebih minyak bekas pakai memang dapat
gelap, minyak jelantah warna hitam diindikasilkan tingkat kerusakannya tetapi
diperkirakan lebih rusak daripada minyak tidak mencerminkan secara mutlak bahwa
jelantah warna coklat. semakin tua warnanya semakin rusak
keadaannya. Perubahan warna bisa berasal
Ternyata hasil pemeriksaan kadar air
dari perubahan zat warna alami (tokoferol)
menunjukkan sebaliknya. Persentase kadar
oleh produk degradasi minyak atau dapat
air minyak jelantah warna hitam lebih
disebabkan karena peristiwa Maillard.
rendah dibandingkan minyak jelantah
Kualitas minyak goreng bekas pakai
warna coklat. Hal ini disebabkan karena
walaupun secara fisik nampak masih bagus
minyak jelantah warna hitam bekas
tetapi shelf-life of frying minyak bekas
menggoreng protein (seperti ayam dan
tidak sepanjang minyak kemasan dari
lele) sehingga terjadi reaksi Maillard.2,12
swalayan dan tidak berarti minyak bekas
Selain itu, masakan ini banyak
aman dikonsumsi.
menggunakan bumbu. Bumbu
menyebabkan warna minyak menjadi lebih
Saran
tua sehingga warna jelantah semakin tua.
Pada pengujian kualitas minyak
Jika minyak dipanaskan secara goreng habis pakai perlu ditambahkan
berulang-ulang, maka proses destruksi pemeriksaan warna minyak. Minyak
minyak akan bertambah cepat. Hal ini goreng habis pakai apabila hendak dipakai
disebabkan karena meningkatnya kadar kembali perlu di-bleaching untuk
peroksida pada tiap tahap pendinginan. meningkatkan kualitasnya, tetapi hanya
Minyak akan mengalami dekomposisi untuk pengulangan yang terbatas karena
ketika minyak tersebut dipanaskan shelf-life of frying-nya tidak panjang lagi.
kembali.2,12 Oleh karena itu, memanaskan
minyak kemudian didinginkan kembali Ucapan terima kasih
untuk digunakan keesokan harinya
membahayakan bagi kesehatan karena Ucapan terima kasih penulis
adanya senyawa peroksida. Menurut sampaikan kepada Adhitya Essa Irawan,
penelitian, pengulangan sebaiknya tak mahasiswa program Studi D3 Analisis
lebih dari empat kali dan dipakai di hari itu Kimia Departemen Kimia IPB, yang telah
juga dengan pemanasan sedang.14,19 membantu pengujian minyak di

86
laboratorium sehingga penelitian ini dapat 12. Siti NW, Tri Dewanti W, Kuntanti. Studi
terlaksana dengan baik. tingkat kerusakan dan keamanan pangan
minyak goreng bekas (Kajian dari perbedaan
jenis minyak goreng dan bahan pangan yang
Daftar Rujukan digoreng). Laporan Penelitian, Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
1. Mahatta TL. Technology and refining of oils
Malang; 2001.
and fats. New Delhi: Small Business
Publications; 1975. 13. Siti A, Teguh JI. Praktek penggorengan dan
mutu minyak goreng sisa pada rumah tangga
2. Ketaren S. Pengantar teknologi minyak dan
di RT V RW III Kedungmundu Tembalang
lemak pangan. Jakarta: UI Press; 1986.
Semarang. Prosiding Seminar Nasional
3. Subiyantoro. Kajian pemucatan minyak UNIMUS 2010: 261-267.
goreng bekas dengan metode adsorbsi dan
14. Nita DW. Hubungan lamanya pemanasan
pengkelatannya. Tugas Akhir, Fakultas
dengan kerusakan minyak goreng curah
Teknologi Pangan IPB; 2003.
ditinjau dari bilangan peroksida. Jurnal
4. Rifqi T, Nabila YA. Banana peels: An Biomedika 2009; 1(1): 31-35
economical refining agent for carcinogenic
15. Nuri A, Ananta CMI, Winarno FG. Mutu
substance in waste cooking oil. APEC Youth
minyak bekas penggorengan ayam goreng
Scientist Journal 2011; 4(1): 62 -73.
Sukabumi dan upaya regenerasinya. Prosiding
5. Oeije AA, Lukita AW, Achmad S, Tohardi A. Seminar Nasional Makanan Tradisional, Pusat
Gambaran anatomi mikroskopik dan kadar Kajian Makanan Tradisional Universitas
melondialdehida pada hati mencit setelah Brawijaya; 2000.
pemberian minyak kelapa sawit bekas
16. Badan Standardisasi Nasional. Standar
menggoreng. Jurnal Kedokteran Maranatha
Minyak Goreng: SNI 01-3741-2002. Jakarta;
2007; 7(1): 15-25.
2002.
6. Sunityoso S, Kusmana D, Luthfiralda FD.
17. Badan Standardisasi Nasional. Standar
Perubahan struktur histologik organ hati
Minyak Goreng: SNI 01-3741-1995. Jakarta;
mencit (Mus musculus L.) yang dicekok
1995.
minyak kelapa bekas gorengan. Majalah
Kedokteran Indonesia 1998; 48: 114-120. 18. Zahra SL, Dwiloka B, Mulyani S. Pengaruh
penggunaan minyak goreng berulang terhadap
7. Aji R, Husamah, Nugroho AD. Studi
perubahan nilai gizi dan mutu hedonik pada
frekuensi penggorengan dari minyak jelantah
ayam goreng. Animal Agricultural Journal
bermerek dan tidak bermerek terhadap
2013; 2(1): 253-260.
nekrosis sel hati. Skripsi, Jurusan Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah 19. Febriansyah R, Haryadi Y. Mempelajari
Malang; 2007. pengaruh penggunaan berulang dan aplikasi
adsorben terhadap kualtas minyak dan tingkat
8. Lam TKT, Carpentier A, Lewis GF, Van de
penyerapan minyak pada kacang salut. Jurnal
Werve G, Fentus IG, Giacca A. Mechanisms
Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian IPB;
of the free fatty acid-induced increase in
2007.
hepatic glucose production. American
Journal Physiology - Endocrinology and 20. Haryati, K, Rahmawati DE, Sari IH. Potensi
Metabolism 2003; 284: E863 – E873. Bentonit Sebagai Penjernihan Minyak Goreng
Bekas. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Kimia
9. Gunawan, Mudji TMA, Rahayu A. Analisis
UNDIP Semarang; 2009.
pangan: Penentuan angka peroksida dan asam
lemak bebas pada minyak kedelai dengan 21. Made D, Yudi P. Penyalutan kacang rendah
variasi menggoreng. Jurnal Sains dan Kimia lemak menggunakan selulosa eter dengan
Aplikasi 2003; 6(3): 1-6. pencelupan untuk mengurangi penyerapan
minyak selama penggorengan dan
10. Siti A. Bilangan peroksida minyak goreng
meningkatkan stabilitas oksidatif selama
curah dan sifat organoleptik tempe pada
penyimpanan. Jurnal Teknologi dan Industri
pengulangan penggorengan. Jurnal Pangan
Pangan 2010; 21(2):108-116.
dan Gizi 2010; 1(1): 7-14.
22. Pakpahan JF, Tambunan T, Ritonga MY.
11. Nuri A, Sadikin YT, Winarno FG. Pengaruh
Pengaruh Free Fatty Acid dan warna dari
lama penggorengan dan penggunaan adsorben
minyak jelantah dengan adsorben serabut
terhadap mutu minyak goreng bekas
kelapa dan jerami. Jurnal Teknik KimiaUSU
penggorengan tahu-tempe. Buletin Teknologi
2013; 2(1): 31-36.
dan Industri Pangan 1997; 8(1): 41-45.

87 Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol 3.2 .2013: 77-88


Kualitas Minyak Goreng… (Asri Sulistijowati Suroso)

23. Mas’ud F, Muchtadi TR, Purwiyatno H, Tri adsorbent zeolit alam: Studi pengurangan
H. Optimization of deacidification process to bilangan-asam. Jurnal Teknik Gelagar 2006;
minimize destruction of carotenoids in 17(01):77-82.
purification of palm oil (Elaeis guineensis, 25. Nawar WW. Lipids dalam Fennema O.R
Jacq). Forum Pasca Sarjana 2008;31(1): 25- (Editor) Food Chemistry 2nded. New York,
30. Basel: Marcel Dekker Inc.; 1985.
24. Widayat, Suherman, Aryani KH. Optimasi
proses adsorbsi minyak goreng bekas dengan

88

Vous aimerez peut-être aussi