Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEBIJAKAN
Disusun oleh :
Kelompok 5
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
sesuai dengan yang diharapkan. Makalah dengan judul “Manajemen Strategis dan
Operasional”inidibuat dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai manajemen dan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK). Proses
pembuatan makalah ini tidak akan mampu terselesaikan dengan baik tanpa bantuan
beberapa orang yang turut berperan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. drg. Setya Haksama selaku dosen pembimbing mata kuliah
AKK
2. Bapak Diansanto Prayoga, S. KM., M. Kes. selaku dosen pembimbing
mata kuliah AKK PDD Unair di Banyuwangi
3. Teman-teman FKM PDD Banyuwangi yang selalu memberikan dukungan
dan semangat
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna, baik dari segi penulisan, bahasan, ataupun penyusunannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................2
1.2.2 Bagaimana Pengertian, Tahapan Analisis dan Permasalahan Isu Publik? ................ 6
1.3.1 Mengetahui Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan, Siklus Kebijakan, Isu
Publik...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan, Siklus Kebijakan, Isu Publik .......7
2.2 Pengertian, Tahapan Analisis dan Permasalahan Isu Publik ............................... 117
3
2.2.2 Tahapan Analisis Permasalahan Isu Publik ............................................................ 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan, Siklus Kebijakan, Isu
Publik?
1.2.2 Bagaimana Pengertian, Tahapan Analisis dan Permasalahan Isu Publik?
1.2.3 Bagaimana Tujuan, Peran dan Fungsi Kebijakan?
1.2.4 Bagaimana Kebijakan Di Bidang Kesehatan Masyarakat dan Implementasi
Kebijakan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan, Siklus
Kebijakan, Isu Publik
1.3.2 Untuk Mengetahui Pengertian, Tahapan Analisis dan Permasalahan Isu Publik
1.3.3 Untuk Mengetahui Tujuan, Peran dan Fungsi Kebijakan
1.3.4 Untuk Mengetahui Kebijakan Di Bidang Kesehatan Masyarakat dan Implementasi
Kebijakan
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan, Siklus Kebijakan, Isu Publik
2.1.1 Pengertian Kebijakan
Beberapa pengertian dan konsep kebijakan menurut para ahli, diantaranya
yaitu:
“policies are the principles that govern the actions and directed
to specific purposes. A policy is a statute that sets out principles to
guide the way to action created in a planned and consistent to achieve
certain goals. Right” Artinya, kebijakan adalah prinsipprinsip yang
mengatur tindakan dan diarahkan pada tujuan tertentu. Kebijakan
adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk
mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten untuk mencapai tujuan tertentu.
7
adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluangpeluang
untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.
8
dengan tujuan, nilai dan praktek. Sedangkan menurut Tjokroamidjojo
kebijaksanaan pemerintah dapat diartikan setiap keputusan yang
dilaksanakan oleh pejabat pemerintah atau Negara atas nama instansi yang
dipimipinnya (Presiden, Menteri, Gubernur, Sekjen dan seterusnya) dalam
rangka melaksanakan fungsi umum pemerintah atau pembangunan, untuk
mengatasi pembangunan tertentu atau mencapai tujuan tertentu atau dalam
rangka melaksanakan produk-produk keputusan atau peraturan
perundang-undangan yang telah ditentukan dan lazimnya dituangkan
dalam bentuk undang-undang atau dalam bentuk keputusan formal. Kedua
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan mengandung arti:
9
2.1.3 Pendekatan Kebijakan
Melakukan pendekatan atau lobi (lobbying) dengan para pembuat
keputusan agar mereka menerima commited dan akhirnya mereka bersedia
mengeluarkan kebijakan atau keputusan-keputusan untuk membantu dan
mendukung program yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini disebut
advokasi. Dengan kata lain, advokasi dapat diartikan sebagai upaya
pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan. Dalam pendidikan kesehatan para pembuat keputusan baik
baik di tingkat pusat maupun daerah disebut sasaran tersier. Bentuk
kegiatan advokasi bias dilakukan secara formal dan informal.
10
3. Media
1) Meyakinkan (credible)
11
penting untuk segera diatasi. Kalau tidak diatasi akan
membawa dampak yang lebih besar dari masyarakat.
2) Layak (feasible)
3) Relevan (relevant)
4) Penting (urgent)
12
5) Prioritas tinggi (high priority)
1. Masalah
2. Akar Masalah
13
menggunakan Euthanashia untuk menghentikan penderitaan orang
yang sedang sakit.
3. Opsi Kebijakan
4. Kebijakan Terpilih
14
pemahaman dalam keadaan normal perbedaan dapat dibuat antara fase
yang berbeda di proses pembuatan kebijakan yaitu proses pengambilan
keputusan yang mengarah ke pelaksanaan nilai-nilai otoriatif, atau bisa
digunakan untuk menganalisis perkembangan item kebijakan.
1. identifikasi masalah
15
2. analisis kebijakan
7. Kebijakan Pelaksanaan
8. Kebijakan Evaluasi
16
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka isu merupakan
masalah bahwa yang timbul dari adanya perbedaan permasalahan yang
memiliki potensi yang berbeda-beda dalam penanganannya di suatu masalah.
Singkatnya timbulnya isu kebijakan publik terutama karena telah terjadi
konflik atau perbedaan persepsi diantara para aktor atau situasi problematik
yang dihiadapi oleh masyarakat pada waktu tertentu.
17
yang meliputi berbagai persoalan yang ada di tengahmasyarakat. Oleh karenanya
Sekalipun harus diakui dalam pelbagai literatur istilah isu itu tidak pernah
dirumuskan dengan jelas, namun sebagai suatu "technical term'” utamanya dalam
konteks kebijakan publik, muatan maknanya lebih kurang sama dengan apa yang
kerap disebut sebagai "masalah kebijakan" (policy problem). Dalam analisis
kebijakan publik, konsep ini menempati posisisentral. Hal ini mungkin ada
kaitannya dengan fakta, bahwa proses pembuatan kebijakan publik apa pun pada
umumnya berawal dari adanya awareness of a problem (kesadaran akan adanya
masalah tertentu).
18
Tipe analisis kebijakan dikategorikan menjadi dua tipe yaitu:
1. Tipe analisis akademis. Tipe analisis ini berfokus pada hubungan antara
faktor determinan utama dengan isi kebijakan dan berusaha untuk
menjelaskan hakikat, karakteristik dan profil kebijakan dan bersifat
komparatif baik dari segi waktu maupun segi subtansi.
2. Tipe analisis terapan. Tipe analisis ini lebih memfokuskan diri pada
hubungan isi kebijakan dengan dampak kebijakan serta lebih berorientasi
pada evaluasi kebijakan dan bertujuan untuk menemukan alternatif lebih
baik dan bisa menggantikan kebijakan yang sedang dianalisis.
19
1. Fokus utamanya adalah mengenai penjelasan kebijakan bukan mengenai
anjuran kebijakan yang pantas.
2. Sebab-sebab dan konsekuensi dari kebijakan-kebijakan publik diselidiki
dengan teliti dan dengan menggunakan metodologi ilmiah.
3. Analisis dilakukan dalam rangka mengembangkan teoriteori umum yang
dapat diandalkan tentang kebijakan-kebijakan publik dan pembentuknya.
Sehingga dapat diterapkannya terhadap lembaga-lembaga dan bidang-
bidang kebijakan yang berbeda. Dengan demikian analisis kebijakan dapat
bersifat ilmiah dan relevan bagi masalah-masalah politik dan sosial
1) Isu Utama, adalah isu yang amat penting untuk diselesaikan dan harus
secepatnya diselesaikan. Jika isu ini berlanjut akan menyebabkan
dampak yang mengancam.
3) Isu Fungsional, adalah isu yang cukup penting dan perlu diselesaikan.
4) Isu Minor, adalah isu yang tidak terlalu penting dan tidak begitu
mengancam, namun juga harus diselesaikan.
20
Kriteria isu yang mendapatkan respon dari pembuat kebijakan, antara lain:
1) Isu tersebut telah mencapai suatu titik krisis tertentu, sehingga praktis
tidak dapat diabaikan begitu saja. Atau telah dipersepsikan sebagai
ancaman serius yang jika tidak diselesaikan akan mendatangkan
masalah baru di kemudian hari.
21
2.3.2 Peran dan fungsi Kebijakan
Peran dan fungsi kebijakan adalah sebagai pengatur dan sebagai pedoman
dalam menjalankan program-program yang telah di buat oleh pemerintah yang
berwenang. Pada kebijakan kesehatan, peran dan fungsi kebijakan kesehatan
itu sama namun dalam lingkup yang meliputi bidang kesehatan. Bidang
kesehatan tidak bisa lepas dari aspek politik dan pemerintahan, maka dari itu
setiap pengajuan program kerja tidak boleh melenceng dari kebijakan-
kebijakan yang sudah ada. Begitupun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
yang dibuat tidak boleh merugikan salah satu pihak. Dalam strategi kesehatan
menurut Ottawa charter salah satunya “Build healthy public policy” yang
berarti pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang berorientasi pada
aspek kesehatan. Contohnya saja kebijakan pemerintah tentang kelengkapan
berkendara sepeda motor bahwa setiap pengendara sepeda motor wajib
menggunakan helm hal ini menunjukkan bahwa peraturan dan kebijakan yang
tidak berhubungan langsung dengan bidang kesehatan tetapi berorientasi pada
kesehata khususnya keselamatan para pengendara. Pembangunan kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis.
1. Menyelenggarakan Jamkesmas
Penggadaan jamkesnas ini sangat di hargai oleh masyarakat,
terutama masyarakat miskin. Para masyarakat sangat senang, karena
dengan jamkesnas ini biaya untuk perawatan di rumah sakit tidak di
bayar oleh masyarakat yang kurang mampu.Pada awal
penyelenggaraan program ini pemerintah sedikit mengalami kesulitan.
Karena banyak kita ketahui masyarakat banyak yang melakukan
penipuan, karena mengaku bahwa mereka adalah orang yang kurang
22
mampu sehingga mereka dapat berobat secara gratis. Dan ini dapat
menghalangi hak warga yang memang benar-benarr mengalami
kesulitan dalam hal biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit.
2. Menyelenggarakan ASKES
23
4. Mendirikan panti rehabilitasi
24
banyak melakukan npenanaman pohon ke setiap daerah. Tapi
penanaman ini biasanya di lakukan di hutan maupun di pegunungan
guna untuk mencegah banjir dan longsor, karena di hutan maupun
gunung banyak pohon yang di tebang secara liar dan di rusak begitu
saja oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak peduli
terhadap kelestarian lingkungan.
1. Pertama, kebijakan harus diturunkan dari presiden atau negara dan pejabat
pemerintah daerah kepada instansi yang tepat dalam birokrasi
pemerintahan. Dengan demikian, kebijakan yang dirancang untuk
25
menegakkan keselamatan lalu lintas dengan menebang pada jumlah
pengemudi mabuk akan diwariskan kepada aparat penegak hukum untuk
implementasi. Bila tidak ada lembaga yang ada memiliki kemampuan
untuk melaksanakan kebijakan yang diberikan, lembaga baru harus
didirikan dan dikelola. Hal ini tercermin paling jelas dalam "sup alfabet"
lembaga yang dibentuk oleh Franklin D. Roosevelt di bawah New Deal.
2. Unsur kedua penting untuk implementasi kebijakan yang efektif adalah
interpretasi yang jelas. Dengan kata lain, maksud legislatif harus
diterjemahkan ke dalam aturan operasi dan pedoman. Terlalu banyak
ambiguitas dalam tahap ini dapat menyebabkan keterlibatan pengadilan
yang akan memaksa legislator untuk memperjelas tujuan mereka dan
berarti untuk implementasi kebijakan. Pengadilan dapat menolak
pelaksanaan kebijakan di mana niat legislatif tidak dapat secara efektif
diterjemahkan ke dalam aturan operasi yang sesuai dan pedoman.
3. Elemen terakhir yang diperlukan dalam implementasi kebijakan yang
efektif juga sulit untuk dicapai. Dedikasi sumber daya untuk menerapkan
kebijakan di bawah elemen pertama harus bergabung dengan koordinasi
kebijakan dengan operasi yang sedang berlangsung. Dengan kata lain,
sebuah inisiatif baru atau instansi tidak harus menimbulkan persaingan
yang berlebihan atau ketidaksetujuan dengan inisiatif atau lembaga yang
ada.
26
cukup untuk ditetapkan. Aspek yang paling mengejutkan dari proses
kebijakan mungkin bahwa kebijakan diimplementasikan sama sekali
1) Jika kebijakan publik didesain tidak berdasar kerangka dan acuan teori
yang kuat dan jelas, maka implementasinya akan terganggu.
2) Antara kebijakan dan implementasi harus disusun suatu korelasi yang
jelas sehingga konsekuensi yang diinginkanpun jelas.
3) Implementasi kebijakan publik akan gagal jika terlalu banyak lembaga
yang bermain.
4) Sosialisasi kebijakan kepada mereka yang akan melaksanakan
kebijakan sangatlah penting karena akan sangat mempengaruhi
keberhasilan implementasi.
5) Evaluasi kebijakan secara terus menerus (monitoring) terhadap sebuah
kebijakan sangatlah krusial karena sebuah kebijakan akan berevolusi
menjadi baik dan efisien jika ada evaluasi yang terus menerus dan
berkesinambungan.
6) Untuk berhasil dengan baik, pembuat kebijakan publik harus menaruh
perhatian yang sama terhadap implementasi dan perumusan kebijakan.
7) Prof. Graeme Hugo (2002) menyatakan bahwa terlalu banyak bukti
yang menunjukkan bahwa kebijakan publik di Indonesia sebagian
besar perhatian ditujukan pada bagaimana kebijakan publik dibuat,
bukan pada bagaimana implementasi kebijakan dikelola dan diawasi
dengan baik. Contoh dari hal ini adalah : pemberantasan korupsi, JPS,
maupun bantuan masyarakat miskin. Jika ditinjau dari segi pelayanan,
maka sebagai lembaga yang memberikan pelayanan pendidikan maka
keberhasilan implementasi kebijakan di sekolah dapat pula diukur dari
segi pelayanan yang dihasilkan.
27
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan
1. Isi atau content kebijakan tersebut. Kebijakan yang baik dari sisi content
setidaknya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: jelas, tidak distorsif,
didukung oleh dasar teori yang teruji, mudah dikomunikasikan ke kelompok
target, didukung oleh sumberdaya baik manusia maupun finansial yang baik.
2. Implementator dan kelompok target. Pelaksanaan implementasi kebijakan
tergantung pada badan pelaksana kebijakan (implementator) dan kelompok
target (target groups). Implementator harus mempunyai kapabilitas,
kompetensi, komitmen dan konsistensi untuk melaksanakan sebuah kebijakan
sesuai dengan arahan dari penentu kebijakan (policy makers), selain itu,
kelompok target yang terdidik dan relatif homogen akan lebih mudah
menerima sebuah kebijakan daripada kelompok yang tertutup, tradisional dan
heterogen. Lebih lanjut, kelompok target yang merupakan bagian besar dari
populasi juga akan lebih mempersulit keberhasilan implementasi kebijakan.
3. Lingkungan. Keadaan sosial-ekonomi, politik, dukungan publik maupun
kultur populasi tempat sebuah kebijakan diimplementasikan juga akan
mempengaruhi keberhasilan kebijakan publik. Kondisi sosial-ekonomi sebuah
masyarakat yang maju, sistem politik yang stabil dan demokratis, dukungan
baik dari konstituen maupun elit penguasa, dan budaya keseharian masyarakat
yang mendukung akan mempermudah implementasi sebuah kebijakan.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Policy means a series of concepts and principles is an outline and basic plan in
execution of a job, leadership, and how to act within the scope of government,
organization. The role and function in health policy is as a regulator and as a guide in
implementing health programs. Policy or user policy is often equated confused with other
terms such as objectives (goals), programs, decisions, laws - laws, provisions - provisions,
the proposal rancangn -usulan or large. While understanding the policy according to the
union of the nation -bangsa are the guidelines for action, include guidelines that are simple
to complex, bersufat general or specific, based on the broad and narrow, transparent and
obscure (not clear), detailed and global.
Policy approaches to decision makers so that they receive commited and finally
they are willing to issue a policy or decisions to assist and support programs to be
implemented, as: political lobbying, presentations, Media, associations enthusiasts,
Explanation of components in the policy cycle, namely: Problems, Root of the Problem,
Policy Options, and Selected Policy. Then it is a problem that arises from the difference
in the problems that have the potential to vary in handling in an issue. Problems Seen
from the Public Issues ranking, the issue can be categorized into four, namely:Key Issues,
Secondary Issues, Functional Issue, and Minor Issues. Implementation of the policy is a
process of administrative activities conducted after the policy defined and approved. This
activity is situated between policy formulation and policy evaluation. Examples of Public
Health Policy, the Government has many policies, examples of government policies in
the health sector, as; Organizing Jamkesmas society, Organizing Askes, Establishing the
rehab, spraying against germs, planting a thousand trees, Conducting immunization
program.
29
DAFTAR PUSTAKA
Boundless. “Policy Implementation. “Boundless Political Science. Boundless, 20 May
2016. Retrieved 26 May 2016 from
https://www.boundless.com/politicalscience/textbooks/boundless-political-
science textbook/domestic-policy-15/thepolicy-making-process-95/policy-
implementation516-6175/
Department of the Navy Total Quality Leadership Office. 2000. Public Policy. Jefferson
Davis Highway : Arlington, Virginia.
Harahap, R. .2014. ”Kebijakan Publik”. Retrieved 26 may 2016 from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39979/4/Chapter%20II.pdf
Norton, Sarah dan Waldman, Neil.1992. Content Kanada. 2.nd.ed. Toronto: Holt,
Rinehart Winston. Kanada
Rahim, Supli. 2011. ”Menguak Permasalahan Kebijakan Publik di Negeri Tercinta”
http://www.kompasiana.com/suplieffendirahim/menguak-permasalahan-
kebijakan-publik-di-negeri-tercinta_550996d6a33311af4d2e3a6c
30