Vous êtes sur la page 1sur 6

NAMA : FEBRI KURNIAWAN

KELAS : VII B

Pengertian Sholat Jumat


Sholat Jumat adalah sholat 2 rokaat yang dilakukan di hari Jumat secara berjamaah setelah
khutbah Jumat setelah masuk waktu Dhuhur.
Untuk dapat melakukan sholat Jum’at berjamaah, jumlah yang hadir harus minimal 40 orang
dan dilakukan di masjid yang dapat menampung banyak jamaah.

Hukum Sholat Jumat


Hukum sholat jumat bagi laki-laki adalah wajib. Hal ini berdasarkan dalil sholat Jumat yang
diambil dari Al Qur’an, As-Sunnah dan ijma atau kesepakatan para ulama. Dalilnya adalah
surat Al Jumu’ah ayat 9 yang berbunyi,

Hai orang-orang yang beriman, apabila diserukan untuk menunaikan sholat Jumat, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli."
Sedangkan hadist Nabi yang memerintahkan untuk melaksanakan sholat Jumat adalah dari
hadist Thariq bin Syihab yang bunyinya,

Jumatan adalah hak yang wajib atas setiap muslim dengan berjamaah, selain atas empat
(golongan), yakni budak sahaya, wanita, anak kecil atau orang yang sakit." (HR. Abu
Dawud)

Jadi, hukum shalat Jum’at bagi laki-laki adalah fardhu ‘ain, yakni wajib dilakukan bagi setiap laki-laki.
Sedangkan bagi wanita tidak diwajibkan, namun tetap harus melaksanakan sholat Dhuhur.

Yang Diwajibkan Sholat Jumat


Hal-hal yang perlu diketahui tentang siapakah yang diwajibkan untuk melakukan sholat Jumat,
berikut penjelasannya.

1. Muslim yang sudah baligh dan berakal. Meski anak laki-laki yang belum baligh belum
mendapatkan kewajiban untuk melaksanakan sholat Jumat namun hendaknya anak laki-laki
yang sudah mumayyiz (berumur sekitar 7 tahun ) maka orang tua atau walinya diminta
untuk memerintahkan anak tersebut menghadiri sholat Jumat.
2. Laki-laki. Tidak ada kewajiban melakukan sholat Jumat bagi perempuan. Maka hukum sholat
Jumat bagi wanita adalah mubah.
3. Orang yang merdeka, bukan budak sahaya. Pada poin ini, terdapat perbedaan pendapat
antar ulama, karena berdasarkan hadist, hamba sahaya atau budak tidak wajib melakukan
sholat Jumat. Dasar pemikirannya adalah karena tuannya sangat memerlukan tenaganya
sehingga sang hamba sahaya tidak dapat leluasa melakukan sholat Jumat.

Namun sebagian ulama menyatakan, bila majikannya mengizinkan dirinya untuk melakukan
sholat Jumat maka sang hamba sahaya wajib menghadiri sholat Jumat tersebut karena tidak
ada lagi uzur yang menghalangi. Pendapat ini dikuatkan oleh as-Syaikh Muhammad bin
Shalih as-‘Utsaimin (Asy-SyarhulMumti’ 5/9).
4. Orang yang menetap dan bukan musafir ( orang yang sedang bepergian ). Dasar
pemikirannya adalah ketika Rasulullah SAW dahulu melakukan safar atau bepergian, beliau
tidak melakukan sholat Jumat dalam safarnya. Pun ketika Nabi SAW menunaikan haji wada’
di Padang Arafah ( wukuf ) pada hari Jumat beliau menjama’ sholat dhuhur dan ashar dan
tidak melakukan shalat Jumat.
5. Orang yang tidak memiliki halangan atau uzur yang dapat mencegahnya menghadiri shalat
Jumat. Apabila orang tersebut memiliki halangan, maka dia hanya wajib melakukan sholat
dhuhur saja. Diantara orang yang memiliki uzur dan diperbolehkan meninggalkan shalat
Jumat adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab keamanan dan kemaslahatan umat,
diantaranya adalah petugas keamanan, dokter dan sebagainya.
6. Orang sakit yang membuatnya tidak mampu menghadiri shalat Jumat dan akan menemui
kesulitan untuk melaksanakan bukan sekedar perkiraan, seperti terkena diare misalnya,
maka diperbolehkan tidak melakukan shalat Jumat.

Maka bagi yang diwajibkan sholat Jumat sebagaimana di atas namun tidak mengerjakan dengan uzur
syar’i, hukum meninggalkan sholat Jumat adalah haram.

"Barang siapa yang meninggalkan shalat jum’at 3 (tiga) kali tanpa sebab maka
Allah akan mengunci mata hatinya." (H.R. Malik)

Pengertian Iman Kepada Malaikat


Kata lain dari iman adalah kepercayaan dan keyakinan.

Sedangkan secara terminologi, iman dipahami sebagai pembenaran dalam hati, ucapan secara
lisan, dan pembuktian dengan perbuatan. Tiga aspek yang menjadi satu kesatuan tak
terpisahkan.

Dari pengertian tersebut, iman kepada malaikat adalah suatu kepercayaan sepenuh hati bahwa
Allah menciptakan malaikat dari cahaya (nur). Indikatornya diucapkan secara verbal dan
diwujudkan dalam amal perbuatan. Rukun iman kedua bagi seorang muslim, setelah percaya
bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa penguasa semesta alam.

Malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan untuk senantiasa mengabdi pada Allah.
Makhluk yang tidak pernah berbuat maksiat, selalu mengerjakan apa yang ditugaskan, tidak
angkuh, dan tidak pernah letih bertasbih kepada-Nya.

Fungsi Iman Kepada Malaikat


Iman kepada malaikat memiliki banyak sekali fungsi. Beberapa di antaranya seperti:

1. Menambah Ketaatan

Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat. Dengan beriman pada malaikat, manusia
bisa mendorong pribadinya untuk turut serta menjadi hamba yang taat, disiplin, dan
senantiasa mendekatkan diri pada sang pencipta.
2. Menjaga Sikap

Beriman juga berarti mengetahui dan mengenal malaikat. Termasuk mengerti tugas-tugasnya
yang sebagian besar untuk mengawasi manusia. Bila mengingat hal ini akan membuat
manusia untuk lebih berhati-hati menjalani kehidupan. Tujuannya tentu agar terhindar dari
dosa dan pedihnya siksa neraka.

3. Meningkatkan Rasa Sabar dan Ikhlas

Dua hal yang dinilai cukup sulit dijalankan dalam hidup. Tapi bisa dipelajari dan diamalkan
dengan menegakkan keimanan. Iman yang berarti percaya kerja keras dan amal baik akan
berbuah manis pada waktunya.

Cara Beriman Kepada Malaikat


Cara sederhana percaya adanya malaikat ialah dengan mengenal dan mengetahui sifat beserta
tugas-tugasnya. Sifatnya seperti, malaikat tidak makan, minum, dan tidur. Mereka juga tak
memiliki nafsu dan hanya menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada Allah.

Malaikat memiliki sayap yang jumlahnya berbeda-beda dan bisa menampakkan diri sebagai
manusia, bila memang diperintahkan. Dalam makalah iman kepada malaikat yang dilansir
dari web Academia juga menjabarkan, bahwa malaikat bisa bergerak secepat kilat, tidak
memiliki jenis kelamin, dan adalah hamba Allah yang paling dekat.

Untuk tugas-tugas malaikat banyak dan beragam, karena jumlah malaikat sendiri sangat
banyak. Contohnya malaikat penjaga, malaikat pemohon ampunan, malaikat pendengar, dan
masih banyak lagi. Dari banyaknya malaikat, ada 10 yang memiliki tugas khusus dan wajib
dikenal nama beserta tugasnya. Di antaranya:

 Malaikat Jibril: Menyampaikan wahyu Allah SWT


 Malaikat Mikail: Memberikan dan membagi rezeki
 Malaikat Israfil: Meniup sangkakala di hari akhir nanti
 Malaikat maut: Mencabut nyawa (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-an)
 Malaikat Munkar dan Nakir: Bertanya pada manusia di alam kubur
 Malaikat pencatat: Mencatat perbuatan baik (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-an)
 Malaikat pencatat: Mencatat perbuatan buruk (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-
an)
 Malaikat Malik: Menjaga pintu neraka
 Malaikat Ridwan: Menjaga pintu surga
NAMA : AHMAD HOLILI

KELAS : VII B

Pengertian Sholat Jumat


Sholat Jumat adalah sholat 2 rokaat yang dilakukan di hari Jumat secara berjamaah setelah
khutbah Jumat setelah masuk waktu Dhuhur.
Untuk dapat melakukan sholat Jum’at berjamaah, jumlah yang hadir harus minimal 40 orang
dan dilakukan di masjid yang dapat menampung banyak jamaah.

Hukum Sholat Jumat


Hukum sholat jumat bagi laki-laki adalah wajib. Hal ini berdasarkan dalil sholat Jumat yang
diambil dari Al Qur’an, As-Sunnah dan ijma atau kesepakatan para ulama. Dalilnya adalah
surat Al Jumu’ah ayat 9 yang berbunyi,

Hai orang-orang yang beriman, apabila diserukan untuk menunaikan sholat Jumat, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli."
Sedangkan hadist Nabi yang memerintahkan untuk melaksanakan sholat Jumat adalah dari
hadist Thariq bin Syihab yang bunyinya,

Jumatan adalah hak yang wajib atas setiap muslim dengan berjamaah, selain atas empat
(golongan), yakni budak sahaya, wanita, anak kecil atau orang yang sakit." (HR. Abu
Dawud)

Jadi, hukum shalat Jum’at bagi laki-laki adalah fardhu ‘ain, yakni wajib dilakukan bagi setiap laki-laki.
Sedangkan bagi wanita tidak diwajibkan, namun tetap harus melaksanakan sholat Dhuhur.

Yang Diwajibkan Sholat Jumat


Hal-hal yang perlu diketahui tentang siapakah yang diwajibkan untuk melakukan sholat Jumat,
berikut penjelasannya.

7. Muslim yang sudah baligh dan berakal. Meski anak laki-laki yang belum baligh belum
mendapatkan kewajiban untuk melaksanakan sholat Jumat namun hendaknya anak laki-laki
yang sudah mumayyiz (berumur sekitar 7 tahun ) maka orang tua atau walinya diminta
untuk memerintahkan anak tersebut menghadiri sholat Jumat.
8. Laki-laki. Tidak ada kewajiban melakukan sholat Jumat bagi perempuan. Maka hukum sholat
Jumat bagi wanita adalah mubah.
9. Orang yang merdeka, bukan budak sahaya. Pada poin ini, terdapat perbedaan pendapat
antar ulama, karena berdasarkan hadist, hamba sahaya atau budak tidak wajib melakukan
sholat Jumat. Dasar pemikirannya adalah karena tuannya sangat memerlukan tenaganya
sehingga sang hamba sahaya tidak dapat leluasa melakukan sholat Jumat.

Namun sebagian ulama menyatakan, bila majikannya mengizinkan dirinya untuk melakukan
sholat Jumat maka sang hamba sahaya wajib menghadiri sholat Jumat tersebut karena tidak
ada lagi uzur yang menghalangi. Pendapat ini dikuatkan oleh as-Syaikh Muhammad bin
Shalih as-‘Utsaimin (Asy-SyarhulMumti’ 5/9).
10. Orang yang menetap dan bukan musafir ( orang yang sedang bepergian ). Dasar
pemikirannya adalah ketika Rasulullah SAW dahulu melakukan safar atau bepergian, beliau
tidak melakukan sholat Jumat dalam safarnya. Pun ketika Nabi SAW menunaikan haji wada’
di Padang Arafah ( wukuf ) pada hari Jumat beliau menjama’ sholat dhuhur dan ashar dan
tidak melakukan shalat Jumat.
11. Orang yang tidak memiliki halangan atau uzur yang dapat mencegahnya menghadiri shalat
Jumat. Apabila orang tersebut memiliki halangan, maka dia hanya wajib melakukan sholat
dhuhur saja. Diantara orang yang memiliki uzur dan diperbolehkan meninggalkan shalat
Jumat adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab keamanan dan kemaslahatan umat,
diantaranya adalah petugas keamanan, dokter dan sebagainya.
12. Orang sakit yang membuatnya tidak mampu menghadiri shalat Jumat dan akan menemui
kesulitan untuk melaksanakan bukan sekedar perkiraan, seperti terkena diare misalnya,
maka diperbolehkan tidak melakukan shalat Jumat.

Maka bagi yang diwajibkan sholat Jumat sebagaimana di atas namun tidak mengerjakan dengan uzur
syar’i, hukum meninggalkan sholat Jumat adalah haram.

"Barang siapa yang meninggalkan shalat jum’at 3 (tiga) kali tanpa sebab maka
Allah akan mengunci mata hatinya." (H.R. Malik)

Pengertian Iman Kepada Malaikat


Kata lain dari iman adalah kepercayaan dan keyakinan.

Sedangkan secara terminologi, iman dipahami sebagai pembenaran dalam hati, ucapan secara
lisan, dan pembuktian dengan perbuatan. Tiga aspek yang menjadi satu kesatuan tak
terpisahkan.

Dari pengertian tersebut, iman kepada malaikat adalah suatu kepercayaan sepenuh hati bahwa
Allah menciptakan malaikat dari cahaya (nur). Indikatornya diucapkan secara verbal dan
diwujudkan dalam amal perbuatan. Rukun iman kedua bagi seorang muslim, setelah percaya
bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa penguasa semesta alam.

Malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan untuk senantiasa mengabdi pada Allah.
Makhluk yang tidak pernah berbuat maksiat, selalu mengerjakan apa yang ditugaskan, tidak
angkuh, dan tidak pernah letih bertasbih kepada-Nya.

Fungsi Iman Kepada Malaikat


Iman kepada malaikat memiliki banyak sekali fungsi. Beberapa di antaranya seperti:

2. Menambah Ketaatan

Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat. Dengan beriman pada malaikat, manusia
bisa mendorong pribadinya untuk turut serta menjadi hamba yang taat, disiplin, dan
senantiasa mendekatkan diri pada sang pencipta.
3. Menjaga Sikap

Beriman juga berarti mengetahui dan mengenal malaikat. Termasuk mengerti tugas-tugasnya
yang sebagian besar untuk mengawasi manusia. Bila mengingat hal ini akan membuat
manusia untuk lebih berhati-hati menjalani kehidupan. Tujuannya tentu agar terhindar dari
dosa dan pedihnya siksa neraka.

4. Meningkatkan Rasa Sabar dan Ikhlas

Dua hal yang dinilai cukup sulit dijalankan dalam hidup. Tapi bisa dipelajari dan diamalkan
dengan menegakkan keimanan. Iman yang berarti percaya kerja keras dan amal baik akan
berbuah manis pada waktunya.

Cara Beriman Kepada Malaikat


Cara sederhana percaya adanya malaikat ialah dengan mengenal dan mengetahui sifat beserta
tugas-tugasnya. Sifatnya seperti, malaikat tidak makan, minum, dan tidur. Mereka juga tak
memiliki nafsu dan hanya menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada Allah.

Malaikat memiliki sayap yang jumlahnya berbeda-beda dan bisa menampakkan diri sebagai
manusia, bila memang diperintahkan. Dalam makalah iman kepada malaikat yang dilansir
dari web Academia juga menjabarkan, bahwa malaikat bisa bergerak secepat kilat, tidak
memiliki jenis kelamin, dan adalah hamba Allah yang paling dekat.

Untuk tugas-tugas malaikat banyak dan beragam, karena jumlah malaikat sendiri sangat
banyak. Contohnya malaikat penjaga, malaikat pemohon ampunan, malaikat pendengar, dan
masih banyak lagi. Dari banyaknya malaikat, ada 10 yang memiliki tugas khusus dan wajib
dikenal nama beserta tugasnya. Di antaranya:

 Malaikat Jibril: Menyampaikan wahyu Allah SWT


 Malaikat Mikail: Memberikan dan membagi rezeki
 Malaikat Israfil: Meniup sangkakala di hari akhir nanti
 Malaikat maut: Mencabut nyawa (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-an)
 Malaikat Munkar dan Nakir: Bertanya pada manusia di alam kubur
 Malaikat pencatat: Mencatat perbuatan baik (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-an)
 Malaikat pencatat: Mencatat perbuatan buruk (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-
an)
 Malaikat Malik: Menjaga pintu neraka
 Malaikat Ridwan: Menjaga pintu surga

Vous aimerez peut-être aussi