Vous êtes sur la page 1sur 4

BINTANG DAN CARA PENGAMATANNYA

RESUME

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Anariksa

Dosen Pengampu:

Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd

Rena Denya Agustina, S.Si., M.Si

Disusun Oleh:

Abdul Wahid Shidik (1152070002)


Ade Putri (1152070004)
Ai Teti Rosmayanti (1162070027)

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
BINTANG DAN CARA PENGAMATANNYA

A. Pengertian dan Fungsi Bintang


Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Secara umum sebutan
bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Untuk memberi gambaran yang tepat tentang benda samawi yang bernama bintang itu,
QS. At-Thariq ayat 1-3 menyebutkan, “Demi langit dan yang datang pada waktu malam
hari. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? Yaitu bintang yang
cahayanya menembus.” Menurut ayat ini, bintang mempunyai cahaya sendiri yang
menembus ruang angkasa, sehingga cahaya sampai di bumi dan dapat dilihat mata di
waktu malam. Bintang-bintang itu pun berotasi akibat gaya tarik-gaya tarik yang
dimilikinya, sehingga mereka terjaga dari jatuh ke pusat galaksi. (Mufid, 2013)
Bintang terdekat dengan bumi adalah matahari pada jarak sekitar 149.680.000
kilometer, diikuti oleh proxima dan centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar
4 tahun cahaya. (Endarto, 2009)
Berdasarkan syarat instabilitas Jeans, bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri,
melainkan dalam kelompok yang berasal dari suatu keruntuhan di suatu awan molekul
yang besar, kemudian terpecah menjadi konglomerasi individual. Konglomerasi
individual berasal dari debu dan gas yang padat yang disebut sebagai Globula Bok.
Bintang memiliki kurang lebih 88 rasi bintang diantaranya: Aries, Cancer,
Capricornus, dan lain-lain. (Gunawan, 2009)
B. Terang dan Magnitudo Bintang
Jika kita melihat ke langit kita dapat melihat berbagai macam bintang dengan
berbagai kecerlangannya. Sejak dulu, manusia telah menyadari tentang perbedaan
kecerlangan bintang. Oleh karena itu, para ilmuwan membuat suatu besaran baru untuk
menentukan kecerlangan bintang sebenarnya. Besaran tersebut dinamakan magnitudo
semu suatu bintang jika bintang tersebut dipindahkan pada jarak 10 pc dari bumi.
Hubungan antara magnitudo semu bintang dengan magnitudo mutlak bintang di
rumuskan dalam persamaan yang di sebut dengan modulus jarak:
𝑚 − 𝑀 = (−5) + 5 log 𝑑 atau 𝑚 − 𝑀 = (−5) − 5 log 𝑝
(Tyonila, 2014, p. 1)
C. Penentuan Jarak Bintang
Pada tahun 1609, Galileo mengarahkan teleskopnya pertama kali ke langit. Ketika ia
melihat bulan, ia melihat permukaan bulan yang dipenuhi dengan kawah-kawah. Ketika
melihat planet Jupiter, terlihat berbentuk bulat dan dikelilingi 4 bulan. Namun, ketika ia
melihat bintang ia tidak dapat melihat bentuk bintang itu. Akhirnya Galileo
menyimpulkan bahwa bintang merupakan benda yang sangat jauh. Pada abad ke-19
dilakukan pengukuran jarak bintang dengan cara Paralaks Trigonometri. Paralaks adalah
perubahan letak suatu benda yang jauh sebagai akibat pergeseran orang yang melihat.
(Rosdiana, 2016, p. 261) Untuk memahami cara ini lihat gambar di bawah ini. Sudut yang
dibentuk antara Bumi-Bintang-Matahari (p) disebut Paralaks bintang. (Stott, 2007)

Sumber: http://freakzfiles.blogspot.co.id/2010/09/bagaimana-para-ilmuwan-mengukur-
jarak.html
D. Spektrum Bintang
Pengelompokan bintang dengan kelas spectral seperti klasifikasi Morgan-Keenam
dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber: http://poshariini.blogspot.co.id/2013/05/klasifikasi-bintang-bintang-bintang.html
Bintang kelas O adalah bintang yang panas, berwarna biru. Bintang kelas M
merupakan bintang yang dingin. Matahari termasuk bintang kelas G dan warnanya
kuning. Klasifikasi seperti ini tidak ada hubungannya dengan ukuran bintang. (Stott,
2007)
E. Pengamatan Bintang
Teleskop merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat benda pada
jarak jauh. Terdapat tiga jenis teleskop optic yang banyak digunakan saat ini, yaitu
teleskop reflekto, dan teleskop kataduiptrik. (Latief, Muchlas, & Pramudya, 2014, p. 82)
Bintang tampak berkelip ketika diamati dengan mata, namun dengan teleskop efek
sama juga akan terjadi. Cahaya yang datang dari bintang yang sangat jauh membuat
hanya tampak sebagai titik cahaya. Ketika menerobos atmosfer satu debu yang lewat di
lintasan cahaya akan membuat cahaya bintang terhalang, karena gerakannya sangat cepat,
maka mengakibatkan bintang tampak berkelip.
Dengan teleskop tidak akan membuat bintang menjadi lebih besar, namun akan
melihat lebih banyak bintang karena teleskop mampu mengumpulkan cahaya sehingga
bintang-bintang redup menjadi terlihat lebih terang. Terdapat tiga cabang teknik yang
mempelajari perubahan bintang yaitu:
1. Fotometri
Fotometri pada prinsipnya mempelajari perubahan intensitas cahaya bintang.
Perubahan cahaya bintang umumnya terjadi secara periodic namun beberapa terjadi
secara sporadic.
2. Astrometri
Astrometri berhubungan dengan pengukuran lokasi bintang. Bintang mengalami
perubahan posisi di langit. Hal ini terjadi karena pada dasarnya bintang bergerak
dengan laju yang berbeda-beda.
3. Spektroskopi
Spektroskopi adalah usaha untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada spektrum
bintang.
Teropong atau teleskop yang sering digunakan untuk mengamati bintang adalah
teleskop Galileo Galilei (1564-1642). Karena teleskop bisa mengamati lebih tajam. Dia
bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan venus sebagai akibat perubahan
posisi venus terhadap matahari. Teleskop Galileo terus di sempurnakan oleh ilmuan lain
seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan. Satelit saturnus yang
berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. (Gunawan, 2009)

DAFTAR PUSTAKA
Endarto, D. (2009). Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grahadi.
Gunawan, A. A. (2009). Menjelajahi Bintang, Galaksi dan Alam Semesta. Yogyakarta:
Kanisius.
Latief, B., Muchlas, & Pramudya, Y. (2014). Sistem Pelacak Otomatis Gerakan Benda Langit
Pada Teleskop Refraktor Berbasis Mikrokontroler. Fisika Indonesia, 82-85.
Rosdiana, S. R. (2016). Pengembangan Alat Peraga Pengukuran Jarak Bintang dan Lembar
Kerja Peserta Didik Materi Tata Surya untuk Meningkatkan Proses Sains Peserta
Didik Kelas VIII. Inovasi Pendidikan Fisika, 260-267.
Stott, C. (2007). Bintang dan Planet. Jakarta: Erlangga.
Tyonila, C. C. (2014). Pengukuran Mgnitudo Semu Planet Venus Fase Quarter Menggunakan
Software IRIS Versi 5.59. UNM, 1-4.
Mufid, F. (2013). Diskursus Tentang Benda-benda Angkasa Luar Menurut Para Mufassir dan
Astronom. Hermeneutik, 7(1), 83-100.

Vous aimerez peut-être aussi