Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena
itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu
sistem peraturan perundang-undangan. Pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga
tinggi negara, hak dan kewajibanwarga negara, keadilan sosial dan lainnya diatur
dalam suatu Undang-Undang Dasar Indonesia Namun jika dalam suatu pemerintahan
terdapat banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu
akan membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan
bangsanya sendiri.
Untuk itulah dalam makalah ini, kami membahas hubungan pancasila dan Undang-
Undang dengan judul “Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia”
BAB II
PEMBAHASAN
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas hukum, oleh
karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam
suatu sistem peraturan perundang-undangan. Pancasila dalam kontek ketatanegaraan
Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga tinggi negara, hak
dan kewajiban warga negara, keadilan sosial dan lainnya diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara. Pembukaan UUD 1945 dalam konteks ketatanegaraan Republik
Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena
merupakan staasfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi
di Negara Indonesia.
2.2 Kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal Undang-
Undang Dasar 1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, dan
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no.7 Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam ilmu hukum mempunyai kedudukan diatas pasal-pasal UUD
1945. Konsekuensinya keduanya memiliki kedudukan hukum yang berlainan, namun
keduanya terjalin dalam suatu hubungan yang kasual dan organis.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas empat alinea ,dan setiap alinea
memiliki spesifikasi jikalau ditinjau berdasarkan isinya. Alinea pertama kedua dan ketiga
memuat segolongan pernyataan yang tidak memiliki hubungan kasual organis dengan
pasal-pasalnya. Bagian tersebut memuat serangkain pernyataan yang menjelaskan
peristiwa yang mendahului terbentuknya negara indonesia. Bagian keempat (alinea IV)
memuat dasar dasar fundamental negara yaitu: tujuan negara,ketentuan UUD
negara,bnetuk negara dan dasar filsafat negara pancasila. Oleh karena itu alinea IV ini
memiliki hubungan kasual organis dengan pasal-pasal UUD 1945,sehingga erat
hubungannya dengan isi pasa-pasal UUD 1945 tersebut.
.
2.3 Undang-Undang Dasar 1945
1. Pengertian, Kedudukan dan Sifat UUD 1945
Undang Undang Dasar Negara adalah peraturan perundang-undangan negara yang
tertinggi tingkatnya dalam negara dan merupakan hukum dasar negara yang tertulis.
Naskah UUD 1945 sebelum mengalami amandemen terdiri dari Pembukaan, Batang
Tubuh, dan Penjelasan. Naskah tersebut secara resmi dimuat dalam Berita Republik
Indonesia Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15 Februari 1946. UUD 1945 ditetapkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Antara Pembukaan, Batang Tubuh, dan
Penjelasannya merupakan satu kebulatan yang utuh, dimana antara satu bagian
dengan bagian yang lain tidak dapat dipisahkan.
Memahami pasal II Aturan Peralihan tersebut, maka secara yuridis jelas bahwa
“Penjelasan” sudah tidak berlaku lagi, dan tidak bisa menjadi bagian dari pengertian
UUD 1945. UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum, maka UUD
1945 adalah mengikat pemerintah, lembaga negara dan lembaga masyarakat, juga
mengikat setiap warga negara Indonesia dimana saja dan setiap penduduk yang
berada di wilayah Indonesia.UUD bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar
yang semua tindakan dan perbuatan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan pada
ketentuan-ketentuan UUD 1945. Dalam kedudukan demikian, UUD dalam kerangka
tata urutan atau tata tingkat norma hukum yang berlaku, merupakan hukum yang
menempati kedudukan tinggi. Dalam hubungan ini, UUD juga berfungsi sebagai alat
kontrol atau alat mengecek norma hukum yang lebih rendah.
UUD merupakan hukum dasar tertulis yang bukan satu-satunya hukum dasar,
disampingnya masih ada hukum dasar yang tidak tertulis. UUD bersifat singkat, sifat
singkatnya itu dikarenakan :
1. UUD itu sudah cukup, apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja,
hanya memuat garis-gairs besar sebagai instruksi kepada pemerintah dan
lain-lain penyelenggara negara untuk melakukan tugasnya.
2. UUD yang singkat itu menguntungkan bagi negara seperti Indonesia
yang masih harus berkembang, harus hidup secara dinamis, dan masih akan
terus mengalami perubahan.
Semangat para penyelenggara negara dalam menyelenggarakan UUD 1945
sangat penting, oleh karena itu setiap penyelenggara negara, selain mengetahui teks
UUD 1945, juga harus menghayati semangat UUD 1945. Dengan semangat
penyelenggara yang baik, pelaksanaan dari aturan-aturan pokok yang tertera dalam
UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud ketentuannya.
“Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepda saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”
merupakan bunyi alenia ke dua yang menunjukan kebangsaan dan penghargaan kita
atas perjuangan bangsa Indonesia selama ini.
“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada: ketuhanan Yang maha dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia” merupakan bunyi dari alenia ke empat yang merumuskan
dengan padat sekali tujuan dari prinsip-prinsip dasar untuk mencapai tujuan bangsa
Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.
Dengan rumusan yang panjang dan padat, alenia keempat Pembukaan Undang-
Undang dasar sekaligus menegaskan :
Ada 4 pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam, yaitu :
Pembukaan UUD 1945 mempunyai fugsi hubungan ;angsung yang bersifat kausal
organis dengan batang tubuh UUD 1945, karena isi dalam Pembukaan dijabarkan ke
dalam pasal-pasal UUD 1945. Pembukaan UUD yang memuat filsafat negara, dan
Undang Undang dasar merupakan satu kesatuaan.
1. Pembukaan UUD yag terdiri dari empat alinea, dimana alinea terakhir
memuat Dasar nagara Pancasila.
2. Pasal-pasal UUD 1945 yang terdiri dari 20 bab, 73 pasal, 3 pasal Aturan
Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-pasal UUD 1945, dapat dilihat
dari beberapa aspek sebagai berikut :
1. Ditinjau dari isi pengertian yang terkandung di dalam Pembukaan UUD
1945
1. Dari alinea pertama, kedua, dan ketiga berisi rangkaian peristiwa dan
keadaan yang mendahului terbentuknya negara yang merupakan rumusan
dasar-dasar pemikiran yang mendorong tersusunnya kemerdekaan.
Pernyataan tersebut tidak mempunyai hubungan organis dengan Batang
Tubuh UUD 1945.
2. Dari alenia keempat merupakan pernyataan yang dilaksanakan setelah
negara Indonesia terwujud. Pernyataan tersebut mempunyai hubungan
kausal dan organis dengn Pasal-pasal UUD 1945 yang mencakup beberapa
aspek :
UUD itu ditentukan akan ada
Apa yang diatur oleh UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan
negara yang memenuhi berbagai persyaratan dan meliputi segala aspek
penyelenggara negara.
Negara Indonesia berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat.
Ditetapkannya dasar kerokhanian (Filsafat Negara Pancasila)
1. Ditinjau dari pokok-pokok yang terkandung didalam Pembukaan UUD
1945
Pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan
sebagai berikut :
Pancasila sebagai substansi esensial daripada Pembukaan UUD 1945 adalah sumber
dari segala sumber hukum republik Indonesia. Hal terpenting yang bagi bangsa
Indonesia adalah mewujudkan cita-citanya sesuai dengan Pancasila, artinya cara dan
hasilnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 oleh
karena itu Pancasila dan Pembukaan yang memilki hubungan erat harus dilaksanakan
secara serasi, seimbang, dan selaras.
(luberjurdil).
6. Bank Sentral
Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung
jawab, dan independensinya diatur dengan UU (pasal 23D).
9.Komisi Yudisial
Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluruhan martabat serta perilaku hakim.
10.Mahkamah Konstitusi
MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat terakhir yang putusannya
bersifat final untuk mengkaji UU terhadap UUD, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem ketatanegaraan dengan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang berhubungan
dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai
dengan yang tercermin dalam sila-sila Pancasila.Negara Indonesia dan masyrakat
Indonesia dengan ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa
dampak positif bagi terbentuknya bangsa Indonesia.
Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945, Pancasila, Proklamasi
17 Agustus 1945, masing-masing mempunyai hubungan baik itu bersifat kausal ogbanis
maupun bersifat timbal balik karena di dalamnya masing-masing mengandung tujuan
yang sama sesuai yang tertuang di pembukaan UUD 1945, yakni :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia.Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sangat
benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-nilai
yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan ketatanegaraan
Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusan dan
penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembetuk negara
Republik Indonesia.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila,
pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan
nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat
banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan membuat
sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.
Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ?
2. Apa hubungan Pancasila dengan pembukaan dan isi UUD 1945 ?
3. Bagaimana Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik
Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia
2. Untuk Mengetahui hubungan Pancasila dengan pembukaan da nisi UUD 1945
3. Untuk Mengetahui Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan
RepublikIndonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia
maka Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD
1945, serta hukum positif lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup
bangsa serta idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang
indah namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Berarti semua
sumber hukum atau peraturan-peraturan, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang, Perpu
(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres
(Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada
Pancasila sebagai landasan hukumnya. Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan
tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk
hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum
itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai akhir,
semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila,
telah dianulir.Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah membudaya di dalam
sejarah perjalanan bangsa Indonesia.Nilai-nilai itu tertanam dalam hati, tercermin dalam sikap
dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila telah
menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai
perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa (Poespowardojo dan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, adalah konstitusi negara
Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945, yang pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali
perubahan (amandemen), yang merubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia.
Indonesia adalah Negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum.Oleh karena itu, dalam segala
aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur dalam sistem peraturan perundang-
undangan.Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Republik Indonesia.
B. Saran
Kita sebagai bangsa Indonesia, supaya mampu mencermati nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai masyarakat madani, yaitu
masyarakat yang tidak buta akan posisi dasar negara, hendaknya kita bisa mengaplikasikan
semua aspek-aspek yang terkandung dalam Pancasila kedalam kehidupan sehari-hari.
Penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai hukum, baik itu yang sudah tertulis dan
tertuang dalam kitab perundang-undangan maupun yang sudah mengalir dalam konvensi, perlu
adanya suatu evaluasi untuk menciptakan suasana masyaakat yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Pembagian Kekuasaan
Eksekutif : didelegasikan kepada presiden (ps 4 ayat 1 UUD1945).
Legislatif : didelegasikan kepada Presiden, DPR, dan DPD (Ps 5 ayat 1, ps 19, dan ps 22C UUD1945) .
Yudikatif: didelegasikan kepada Mahkamah Agung (Ps 24 ayat 1 UUD1945).
Inspektif: didelegasikan kepada BPK dan DPR (ps 20A ayat 1) .