Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SAP 14
Oleh:
Kelompok 7
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
0
1. Gambaran Umum SAK ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau The
Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan
oleh Dewan tandar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal
19 Mei 2009. DSAK IAI sendiri beranggotakan 17 orang yang mewakili: Akuntan Publik,
Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI menerbitkan standar
ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang jumlahnya
hampir dari 90% dari total perusahaan di Indonesia) dalam menyusun laporan keuangan
mereka.Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Perlu pula diketahui bahwa karakter SAK-ETAP:
1. Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-Umum
2. Menggunakan historical cost
3. Hanya mengatur transaksi umum yang terjadi pada ETAP
4. Lebih sederhana
5. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan
SAK berbasis IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan kecil
dan menengah untuk menerapkannya. SAK-ETAP mengadopsi sebagian IFRS (International
Financial Reporting Standards) untuk usaha kecil-menengah (IFRS for Small-Medium-sized
Entities/SMEs).Dalam definisi IFRS,Usaha Kecil Menengah atau UKM menurut
IFRS diartikan sebagai :
1
Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan
dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Dua kriteria
yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP)
yaitu:
SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 Januari 2011. Entitas yang laporan
keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara
penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika
mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP,
maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada
SAK-ETAP.
2
SAK ETAP cocok digunakan oleh LPD. Dengan adanya penggunaan SAK ETAP pada LPD
maka LPD bisa menyusun laporan keuangannya sendiri dan laporan keuangan LPD bisa diaudit
(auditable) dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya
untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. Penggunaan SAK ETAP pada LPD bisa
menjadikan pelaporan keuangan LPD menjadi lebih transparan, komprehensif, dan relevan.
Selain itu dengan menggunakan SAK ETAP, LPD sebagai usaha mikro bisa dibandingkan
dengan usaha-usaha lainnya. LPD menggunakan dasar pengakuan accrual basis yang merujuk
pada SAK ETAP.
LPD harus dapat mengadaptasi perkembangan-perkembangan global. Sementara itu, SAK
ETAP adalah standar akuntansi keuangan yang juga sudah sesuai dengan perkembangan jaman di
mana SAK ETAP ini sudah merupakan penyederhanaan dari SAK Umum yang diharapkan
penggunaannya bisa mempermudah pembuatan laporan keuangan, sehingga SAK ETAP ini
sudah sesuai dengan LPD yang harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Setelah
menerapkan SAK ETAP banyak manfaat yang didapat, diantaranya laba menjadi lebih stabil,
pelaporan lebih transparan dan berstandar Internasional. SAK ETAP murah dari sisi biaya. SAK
ETAP relatif konsisten, sehingga dengan penggunaan SAK ETAP bagi LPD tidak perlu
disusahkan oleh perubahan standar akuntansi. Namun, kendala utama penerapan kebijakan ini
terletak pada kualitas SDM yang belum memadai.
3
4
5
6
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI.
http://helloimratnaa.blogspot.com/2013/01/mungkinkah-lpd-mengadopsi-dan.html (diakses
pada tanggal 3 Desember 2017)