Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian besar
penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah
penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang
berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan
makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok,
minum kopi serta gaya hidup adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai
faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi
akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai
penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya
dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan
penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui
penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi
didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama
dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar
atau sama dengan 90 mmHg (Anindya,2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
1
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Bagaimana penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa komplikasi dari hipertensi ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan
hipertensi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan keluarga pada klien
dengan gangguan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
b. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
c. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
d. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada
hipertensi.
e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan
hipertensi.
f. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
g. Menjelaskan asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan
hipertensi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan
Logan, 1986 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya, 1978 ).
2. Tipe Keluarga
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
2) The dyad family: keluarga yang terdiri dari suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang
sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
3
4) The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya,
yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal
dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network : beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll).
10) Blended family: keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family: keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati.
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother : keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
2) The stepparent family : keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
4
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family : keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-
istri (marital partners).
6) Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family : beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11) Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
5
2) Keluarga Child-bearing (Kelahiran Anak Pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan
samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak
pertama berusia 30 bulan :
Persiapan menjadi orang tua.
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,
interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
6
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi
lebih dewasa :
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan
tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah
dewasa dan meningkat otonominya
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga
7
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan
meninggal damapi keduanya meninggal :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan,
teman, kekuatan fisik dan pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling
merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat
Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
8
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit
hipertensi adalah dengan cara menghindari adanya stres
2) Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi
penyakit hipertensi adalah :
Kebiasaan merokok
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam
Pola diet tidak teratur
Bila sakit tidak segera berobat
Status sosial budaya yang dapat meningkatkan stasus
kesehatan pada kasus hipertensi adalah :
Menghindari kebiasaan merokok
Mengurangi konsumsi makanan yang banyak
mengandung garam .
Menjaga berat badan dan olah raga yang teratur
Melakukan konril yang teratur
3) Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi
4) Faktor Keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetik.
9
g. Peran Perawat Dalam Memberi Asuhan Keperawatan pada
Keluarga yang Menderita Hipertensi
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit
hipertensi maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
1) Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala
penyakit hipertensi .
2) Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada
anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, perawat
memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan
perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga
bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
3) Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan
kelurga yang menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat
menilai, mengetahui masalah dan kebutuhan keluarga serta
mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang sedang
dihadapi
4) Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk
mengenal masalah pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi dan mencari alternatif pemecahanya .
5) Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah
perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat
dalam mencegah penyakit hipertensi
6) Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan
dasar terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit
hipertensi.
10
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin
:1993).
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi 2
yaitu :
a. Hipertensi Esensial/Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum
dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan
sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur,
stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90%
penderita hipertensi tergolong hipertensi primer sedangkan 10%
nya tergolong hipertensi sekunder.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain- lain. Karena golongan terbesar
dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka
penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.
11
aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan
darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
3. Patofisiologi
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor
cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk
12
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat
diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer
menurun .
4. Manifestasi Klinis
Mekanisme terjadinya hipertensi gejala-gejala hipertensi antara lain
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat
ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada
selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta
kelumpuhan.
5. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin (meningkatkan hipertensi).
Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi
diuretik.
13
Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat
meningkatkan hipertensi.
Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler).
Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan
vasikonstriksi dan hipertensi.
Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji
aldosteronisme primer (penyebab).
Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan atau adanya diabetes.
VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat
mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA
urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma
bila hipertensi hilang timbul.
Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai
faktor resiko terjadinya hipertensi.
Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan
hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari,
sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti
penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area
katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; pembesaran
jantung.
CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologi
1) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita
hipertensi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu
14
keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada
tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada
penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah
kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa (
untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per
hari ). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
15
berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hipertensi
adalah :
Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak,
margarine dan mentega.
Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis
jeroan.
Gunakan susu full cream.
Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak
tiga butir per minggu.
Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan
jenis kacang-kacang lainnya.
Batasi penggunaan gula dan makanan yang
manis-manis seperti sirup, dodol.
Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan
buah – buahan.
Diet kalori bila kelebihan berat badan.
Hipertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh
seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat
badan akan beresiko tinggi terkena hipertensi. Salah
satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan
diet rendah kalori, agar berat badannya menurun
hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu
diperhatikan hal berikut :
Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari
kebutuhan energi atau 500 kalori untuk
penurunan 0,5 kg berat badan per minggu.
Menu makanan harus seimbang dan memenuhi
kebutuhan zat gizi.
Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulkan intoleransi.
5) Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
16
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
7. Komplikasi
Organ- organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain:
Mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan
Gagal jantung
Gagal ginjal
Pecahnya pembuluh darah otak.
1. Pengkajian
a. Penjajakan Pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui
masalah yang dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan Data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur
masalah kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga
dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan Sifat Anggota Keluarga
Anggota–anggota keluarga dan hubungan dengan
kepala keluarga.
Data demografi : umur, jenis kelamin, kedudukan
dalam keluarga.
Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,
patrikat berkumpul atau menyebar.
Anggota keluarga yang menonjol dalam
pengambilan keputusan.
Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
17
Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan
tidur,kebiasaan makan dan penggunaan waktu
senggang.
d) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
Upaya pencegahan terhadap penyakit
Sumber pelayanan kesehatan
Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari
petugas kesehatan.
Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara Pengumpulan Data
Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan
secara langsung. Keadaan fisik dari tiap anggota
keluarga, komunikasi dari tiap anggota keluarga, peran
dari tiap anggota keluarga, keadaan rumah dan
lingkungan.
Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan.
Studi dokumentasi antara lain : perkembangan
kesehatan anak, kartu keluarga, catatan kesehatan
lainnya.
Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan dan keperawatan antara lain : tanda-
tanda penyakit dan kelainan organ tubuh.
2) Analisa Data
18
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan
yang dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat
menggunakan typologi masalah dalam family health care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan atau
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Contoh :
Riwayat penyakit keturunan dari keluarga
seperti hipertensi.
Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet.
Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam
memantapkan kesehatan. Contoh:
Adakah didalam keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
Siapakah yang menderita penyakit hipertensi.
Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau
banyak dari indivdu atau keluarga dalam hal
penyesuaian maupun sumber daya mereka. Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal
akibat hipertensi.
3) Prioritas Masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah
dengan pedoman sebagai berikut:
K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat(aktual) 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
19
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu 1
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
4) Skoring :
(1) Tentukan skor untuk tiap kriteria
(2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan
bobot.
Skor X bobot
Angka tertinggi
(3) Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria , skor tertinggi 5
sama dengan seluruh bobot.
b. Penjajakan Kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat
melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan
ancaman kesehatan, kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami
oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama. Pada
tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan
masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan
diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi antara lain :
1) Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala
hipertensi.
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan
dalam melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat
kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan
dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat
berobat kesarana kesehatan.
3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
20
4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan
penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di
masyarakat guna memelihara kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas
kesehatan seperti JPS,dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya.
2. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ).
Ciri- ciri rencana perawatan keluarga:
a) Berpusat pada tindakan- tindakaan yang dapat memecahkan atau
meringankan masalah yang sedang dihadapi.
b) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah
dipelajari dengan pikiran yang logis.
c) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan
datang.
d) Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
yang diidentifikasi.
e) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Perumusan Tujuan:
o Tujuan jangka panjang mengacu pada penyelesaian
masalah.
o Tujuan jangka pendek mengacu pada penyelesaian etiologi.
Kriteria Evaluasi:
o Kriteria
o Standar
21
o Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan
keterampilan keluarga?
o Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan
koping keluarga?
o Apakah keluarga punya komitmen dan motivasi yg
memadai terhadap perencanaan tersebut ?
o Apakah keluarga punya sumber-sumber yang memadai
untuk melaksanakan perencanaan tersebut ?
Tipologi Intervensi:
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan
kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal- hal yang
peru diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga adalah:
Sumber daya keluarga (keuangan)
Tingkat pendidikan keluarga
Adat istiadat yang berlaku
Respon dan penerimaaan keluarga
Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
4. Evaluasi
Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah:
a) Kriteria keberhasilan
b) Standar keperawatan
c) Perubahan perilaku
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Keluarga
1. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur/tanggal lahir : 08 Juli 1964/54 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jalan. Mindi Blok O gg. 3 Nomor 1
Rt.004/06 . kecamatan Koja .
Kelurahan Lagoa
No.Telepon : 021 43902421
23
3. Genogram
24
keluarga besar dikarenakan belum siap dalam segi ekonomi dari anak
pertama. Tn. A tidak menuntut anak pertama untuk segera menikah
dikarenakan tanggung jawab sebagai anak pertama untuk membantu
orang tua dalam memenuhi kebutuhan adik – adiknya.
4. Tipe keluarga
Keluarga Tn. A termasuk tipe keluaraga Nuclear Family yaitu dalam
satu rumah tinggal Tn. A (ayah), Ny. R (ibu), Tn. R (anak), Nn. A
(anak), Nn. R (anak), An. R (anak)
C. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Keluarga Ny.R dan Tn. A melakukan komunikasi secara terbuka,
sehingga anak-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal
kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.
R adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A
sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-
anaknya ketika mereka salah. Interkasi sering terjadi ketika keluarga
dalam situasi pagi hari dan menonton tv.
3. Struktur Peran
25
a. Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam
mengatur rumah tangga dan sebagai pengambil keputusan
b. Ny. R sebagai istri dan ibu rumah tangga bertanggung jawab
mengatur rumah tangga dan membantu bekerja membantu suami
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
c. Tn. R sebagai anak pertama bertugas membantu keluarga bekerja
membantu memenuhi kebutuhan dalam keluarga
d. Nn. A sebagai anak kedua bertugas untuk belajar menjadi
mahasiswa di UNJ dan membantu pekerjaan rumah
e. Nn. R sebagai anak ketiga bertugas untuk belajar menjadi
mahasiswa di UMJ dan membantu pekerjaan rumah
f. An. R sebagai anak keempat bertugas untuk belajar menjadi
pelajar di SD dan membantu pekerjaan rumah.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ny. R dan Tn. A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-
anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga, meskipun
kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka
dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan
lagi.
2. Fungsi Sosial
Keluarga Tn. A mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi baik dalam
lingkungan rumah maupun lingkungan organisasi
3. Fungsi perawatan Kesehatan
26
a. Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa Ny. R terkena darah tinggi
karena diberitahu oleh dokter. Hanya sebatas mengetahui penyakit
yang diderita oleh Ny. R
b. Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan
Tn. A selalu mengambil keputusan jika ada salah satu keluarga yang
sakit dan langsung membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
c. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota yang Sakit
Pada keluarga Tn. A tidak ada kemampuan untuk merawat anggota
keluarga yang sakit
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga Tn. A tidak mengerti cara memelihara rumah yang sehat
dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumah adalah puskesmas dan
bidan. Keluarga Tn. A menggunakan fasilitas tersebut ketika anggota
keluarga ada yang sakit.
4. Fungsi Reproduksi
Ny. R dan Tn. A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka
dikarenakan sudah berumur dan beresiko unruk melahirkan. Ny. R
mengikuti program KB Pil dikarenakan masih haid dan melakukan
hubungan suami istri.
5. Fungsi Ekonomi
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil. Keluarga
dibantu oleh anak pertama untuk membantu memenuhi kebutuhan
keluarga.
6. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Keluarga Tn. A memiliki kebiasaan tidak tidur disiang hari
dikarenakan kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu bekerja dan
bersekolah. Pada satu rumah Tn. A memisahkan tempat tidur untuk
anak perempuan dan anak laki – lakinya. Salah satu anak kelurga Tn.
27
A mengalami susah tidur, maka anak tersebut selalu menonton tv atau
memainkan handphone ketika sulit tidur.
7. Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi dan Latihan
Pada keluarga Tn. A tidak memiliki kebiasaan rutin untuk rekreasi.
Semua kegiatan rekreasi tersebut kadang – kadang dilakukan oleh
tanpa orang tua.
8. Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri
Kebiasaan dalam kebersihan diri keluarga Tn. A selalu mandi 2 kali
sehari, sikat gigi dan mencuci rambut.
F. Kesehatan Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah 42,5 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari
empat kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga,dua kamar
mandi, satu dapur. Setiap ruangan memiliki jendela kecuali kamar
mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah
28
dengan WC, lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih,
sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan
saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan
dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2. Karakteristik Tetangga
Keluarga Ny. R bertetangga dengan beberapa keluarga dilingkungan
rumah. Tetangga Ny. R bermacam agama dan suku, meskipun berasal
dari berbagai daerah tetapi mempunyai hubungan yang baik antar
tetangga.
29
rambut tidak ada rambut rambut rambut rambut
berwarna ketombe, berwarna berwarna berwarna berwarna
hitam, Rambut hitam, hitam, hitam, tidak hitam, tidak
tidak ada sedikit tidak ada tidak ada ada ada
ketombe. kusut ketombe. ketombe. ketombe. ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak
nampak nampak nampak nampak nampak nampak
adanya adanya adanya adanya adanya adanya
peningkata peningkat peningkat peningkat peningkatan peningkatan
n tekanan an tekanan an tekanan an tekanan tekanan tekanan
vena vena vena vena vena vena
jugularis jugularis jugularis jugularis jugularis dan jugularis dan
dan arteri dan arteri dan arteri dan arteri arteri arteri
carotis, carotis, carotis, carotis, carotis, tidak carotis, tidak
tidak tidak tidak tidak teraba teraba
teraba teraba teraba teraba adanya adanya
adanya adanya adanya adanya pembesaran pembesaran
pembesara pembesara pembesara pembesara kelenjar kelenjar
n kelenjar n kelenjar n kelenjar n kelenjar tiroid tiroid
tiroid tiroid tiroid tiroid (struma). (struma).
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungti Konjungti Konjungti Konjungti Konjungtiva Konjungtiva
va tidak va tidak va tidak va tidak tidak terlihat tidak terlihat
terlihat terlihat terlihat terlihat anemis, anemis,
anemis, anemis, anemis, anemis, tidak ada tidak ada
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada katarak, katarak,
katarak, katarak, katarak, katarak, penglihatan penglihatan
penglihata penglihata penglihata penglihata jelas jelas
n jelas n jelas n jelas n jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan keadaan keadaan keadaan keadaan keadaan
bersih,Fun bersih,Fun bersih,Fun bersih,Fun bersih,Fungs bersih,Fungs
gsi gsi gsi gsi i i
pendengar pendengar pendengar pendengar pendengaran pendengaran
an baik an baik an baik an baik baik baik
5. Hidung Simetris,k Simetris,k Simetris,k Simetris,k Simetris,kea Simetris,kea
eadaan eadaan eadaan eadaan daan daan
bersih,Tid bersih,Tid bersih,Tid bersih,Tid bersih,Tidak bersih,Tidak
ak ada ak ada ak ada ak ada ada kelainan ada kelainan
kelainan kelainan kelainan kelainan yang yang
yang yang yang yang ditemukan ditemukan
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
mulut mulut mulut mulut mulut mulut
lembab,ke agak lembab,ke lemb,kead lembab,kead lembab,kead
adaan sedikit adaan aan aan aan
bersih,Tid kering,Mu bersih,Tid bersih,Tid bersih,Tidak bersih,Tidak
ak ada lut sedikit ak ada ak ada ada kelainan ada kelainan
30
kelainan kotor, kelainan kelainan
makan
1x/hari
porsi
habis ½.
7. Dada Pergeraka Pergeraka Pergeraka Pergeraka Pergerakan Pergerakan
n dada n dada n dada n dada dada terlihat dada terlihat
terlihat terlihat terlihat terlihat simetris, simetris,
simetris, simetris, simetris, simetris, suara suara
suara suara suara suara jantung S1 jantung S1
jantung S1 jantung S1 jantung S1 jantung S1 dan S2 dan S2
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2 tunggal,tida tunggal,tida
tunggal,tid tunggal,tid tunggal,tid tunggal,tid k terdapat k terdapat
ak terdapat ak ak ak palpitasi, palpitasi,
palpitasi, terdapat terdapat terdapat suara mur- suara mur-
suara mur- palpitasi, palpitasi, palpitasi, mur (-), mur (-),
mur (-), suara mur- suara mur- suara mur- ronchi (-), ronchi (-),
ronchi (-), mur (-), mur (-), mur (-), wheezing (-) wheezing (-)
wheezing ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
(-) wheezing wheezing wheezing
(-) (-) (-)
8. Abdom Pada Pada Pada Pada Pada Pada
en pemeriksa pemeriksa pemeriksa pemeriksa pemeriksaan pemeriksaan
an an an an abdomen abdomen
abdomen abdomen abdomen abdomen tidak tidak
tidak tidak tidak tidak didapatkan didapatkan
didapatkan didapatka didapatka didapatka adanya adanya
adanya n adanya n adanya n adanya pembesaran pembesaran
pembesara pembesara pembesara pembesara hepar, tidak hepar, tidak
n hepar, n hepar, n hepar, n hepar, kembung, kembung,
tidak tidak tidak tidak pergerakan pergerakan
kembung, kembung, kembung, kembung, peristaltik peristaltik
pergerakan pergeraka pergeraka pergeraka usus usus
peristaltik n n n 35x/mnt, 35x/mnt,
usus peristaltik peristaltik peristaltik tidak ada tidak ada
35x/mnt, usus usus usus bekas luka bekas luka
tidak ada 35x/mnt, 35x/mnt, 35x/mnt, operasi operasi
bekas luka tidak ada tidak ada tidak ada
operasi bekas luka bekas luka bekas luka
operasi operasi operasi
31
9. TTV TD : TD : TD: TD: TD: 120/80 TD: 100/60
dan 120/80 160/100 110/80 105/63 mmHg mmHg
ekstrem mmHg, mmHg, mmHg mmHg R: 18 x/mnt R: 23 x/mnt
itas N : 74x/m, N : R: 18 R: 18 N: 80 x/mnt N: 95 x/mnt
S : 360C 100x/m, x/mnt x/mnt S: S:
R: 20x/m S : 36,50C N: 84 N: 0
72 37 C 370C
R: x/mnt x/mnt
20x/mnt S: 37,2OC S:
370C
Pedoman Penjajakan II
1. Masalah kesehatan keluarga : hipertensi
Apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah tanda dan gejala
pendukung masalah?
Keluarga Tn. A khusunya dalam mengetahui penyakit Ny. R hanya
sebatas mengetahui bahwa Ny. R terkena penyakit hipertensi. Tetapi
tidak mengetahui penyabab dan tanda gejalanya.
Penyebab :
Kurang terpapar informasi mengenai penyakit yang diderita Ny. S
Akibat :
Tidak ada perawatan selama Ny. S sakit dirumah
32
4. Bagaimana cara bapak/ibu menata lingkungan yang dapat
meningkatkan keberhasilan penyelesaian masalah
Dengan cara :
Merapikan barang – barang sesuai tepatnya agar terlihat rapi dan dapat
menghilangkan stress
Hasil observasi (pengkajian terhadap lingkungan keluarga) :
Lingkungan keluarga, antara rumah keluarga dan tetangga tidak terlalu
berdekatan, tidak terlalu ramai, bersih, rapi, tidak kumuh
5. Apakah bapak/ibu memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat untuk mengatasi masalah tersebut diatas
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat
seperti klinik atau puskemas untuk mengatasi masalah penyakitnya.
Jakarta,……………………
Mahasiswa
33
Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
34
Diagnosa keperawatan:
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung pada Ny. R keluarga Tn.A
Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana
perawatan keluarga Tn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah
kesehatan sbb :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung pada Ny. R keluarga Tn.A
35
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny. R
TANGGAL
No Diagnosis Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standart
Keluarga
1. Resiko penurunan Setelah Setelah dilakukan Verbal : a. Pengertian 1. Diskusikan bersama keluarga pengertian
curah jantung dilakukan kunjungan selama 1 x hipertensi : Hipertensi dengan menggunakan lembar
pada keluarga Tn. kunjungan 60 menit, Keluarga peningkatan bolak balik.
A khususnya Ny. keperawata dapat mengenal tekanan darah 2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
R akibat n selama 1 masalah hipertensi baik sistolik pengertian hipertensi
ketidakmampuan minggu, dengan cara maupun diastolic 3. Berikan pujian atas jawaban yang tepat
keluarga merawat tidak 1. Menyebutkan diatas normal dan
anggota keluarga terjadi pengertian merupakan salah
dengan Hipertensi penurunan satu faktor resiko
curah terjadinya
jantung komplikasi
kepada penyakit
keluarga kardiovaskuler.
Tn. A
khusunya
Ny. R
36
2. Menyebutkan Verbal b. Penyebab : 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
penyebab - Keturunan penyebab hipertensi dengan
hipertensi - Kelelahan menggunakan lembar bolak balik
- Kurang olah raga 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali penyebab hipertensi
-Penyakit tekanan
darah tinggi 3. Beri reinforcement positif atas usaha
yang dilakukan keluarga
-konsumsi garam
berlebihan
3. Menyebutkan Verbal c. menyebutkan 3 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
tanda dan dari 5 tanda – tanda – tanda hipertensi
gejala tanda hipertensi : 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
hipertensi - Rasa sakit kepala kembali tanda – tanda hipertensi
- berat ditengkuk 3. Beri reinforcement positif atas usaha
- Mata berkunang yang dilakukan keluarga
— kunang
- Gelisah sukar
tidur
- Keletihan, napas
pendek,
terenggah
enggah, sesak
napas
37
Setelah 1 x 60 menit Verbal Menyebutkan 3 1. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut
kujungan keluarga dari 5 akibat lanjut apabila hipertensi telah diobati dengan
mampu mengambil dari hipertensi menggunakan lembar balik
keputusan untuk yang tidak diobati : 2. Motivasi untuk menyebutkan kembali
merawat anggota - penyakit jantung akibat lanjut dari hipertensi yang tidak
keluarga yang - Serangan otak/ diobati
menderita hipertensi stroke
3. Beri reinforcement positif atas jawaban
dengan cara : - Penglihatan keluarga yang tepat
1. Menyebutkan menurun
takibat lanjut - Gangguan gerak
tidak dan
diobatinya keseimbangan
hipertensi - Kerusakan ginjal
kematian
Setelah 1 x 60 menit Verbal Menyebutkan 3 1. Diskusikan dengan keluaraga tentang
kunjungan keluarga dari 6 pencegahan hipertensi
mampu merawat pencegahan 2. Motivasi keluaraga untuk menyebutkan
anggota keluarga hipertensi : pencegahan hipertensi
dengan hipertensi - jaga berat badan 3. Beri reinforcememnt positif atas usaha
dengan cara : ideal yang dilakukan keluarga
1. Menyebutkan - Kurangi
cara perawatan konsumsi
hipertensi garam
dirumah berlebiham
dalam makanan
seperti ikan
asing
- Batasi konsumsi
makanan
kolestrol tinggi,
38
seperti jeroan
- Jangan merokok
- Banyak makan
sayur dan buha
- Batasi minum 1. Demonstrasikan pada keluarga cara
kopi melakukan tehnik relaksasi napas
dalam
2. Melakukan Psikomotor Keluarga dapat 2. Berikan kesempatan pada keluarga
tehnik mendemonstrasika untuk mencoba melakukan tehnik
relaksasi napas n cara melakukan relaksasi napas dalam
dalam tehnik relaksasi 3. Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga
4. Pastikan keluarga akan melakukan
tindakan yang diajarkan jika
diperlukan
39
Setelah 1 x 60 menit Verbal Manfaat kunjungan 1. Informasikan mengenai pengobatan
kunjungan keluarga ke fasilitas dan pendidikankesehatan yang
mampu memanfaatkan kesehatan : dapat diperoleh keluarga di balai
pelayanan kesehatan - Mendapatkan pengobatan
dengan cara : pelayanan 2. Motivasi keluarga untuk
1. Menyebutkan kesehatan menyebutkan kembali hasil diskusi
kembali pengobatan 3. Beri reinforcement positif atas hasil
manfaat hipertensi yang dicapai keluarga
kunjungan ke - Mendapatkan
fasilitas pendidikan
kesehatan kesehatan
tentang
hipertensi
40
BAB IV
PENUTUP
0
1