Vous êtes sur la page 1sur 4

Kasus

Keluarga bapak H berusia 30 tahun terdiri dari seorang istri yaitu Ibu P berusia 27 tahun,
dan seorang orang anak laki-laki yaitu anak B berusia 10 tahun. Bapak H adalah seorang
pekerja keras dengan pendapatan 25 juta/bulan, dan Ibu P merupakan wanita karir yang
kerja kantoran dengan pendapatan 20 juta/bulan. Anak B kini duduk di kelas IV SD dengan
TB 150 cm dan BB 70 kg. anak B tidak pernah sarapan di rumah dan selalu makan siang
di restoran fast food. Rumah keluarga Bapak H adalah tipe 84, di kompek perumahan
mewah, berdekatan dengan restoran fast food. Keluarga Bapak H jarang meluangkan waktu
untuk berolahraga dan rekreasi. Anak B diurus oleh asisten rumah tangga karena kedua
orang tua sibuk bekerja.

Status Kesehatan Anggota Keluarga Berdasarkan Kasus


A. Riwayat medik dan keperawatan yang mengindikasikan kesakitan dahulu atau
sekarang atau kepercayaan dan praktik yang kondusif untuk kesehatan dan kesakitan
1. Apakah Bapak, Ibu dan anak-anak pernah menderita penyakit? Jika iya, penyakit
apa saja?
- Bapak H mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius, hanya pernah
sakit flu.
- Ibu P mengatakan memiliki riwayat kolesterol tinggi. Ibu P mengatakan
anaknya tidak pernah menderita penyakit serius, hanya pernah mengalami ISPA
semasa masih balita.
2. Apakah Bapak, Ibu dan anak-anak sekarang sedang sakit? Jika iya, sakit apa?
- Bapak H mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang sedang sakit.
3. Apakah keluarga Bapak memiliki cara untuk mengatasi masalah kesehatan
menggunakan kepercayaan? (Misalnya pergi ke pemuka agama untuk meminta air
yang didoakan, menggunakan barang-barang tertentu untuk menolak penyakit, dll)
- Bapak H mengatakan tidak memiliki praktik khusus tentang mengatasi masalah
kesehatan berdasarkan kepercayaan, jika ada anggota keluarga sakit akan dibawa
ke klinik dokter terdekat.
B. Pengkajian nutrisi (khusus untuk anggota keluarga berisiko)
1. Data atropometri
- Berdasarkan hasil pengukuran pada anak B diperoleh TB = 150 cm, BB = 70
kg, IMT = 31,1 (masuk kategori obesitas) lingkar lengan 33 cm, lingkar kepala
53 cm.
2. Riwayat diet khususnya berkaitan dengan kualitas dan kuantitas intake makanan
per hari
a. Berapa kali anak makan dalam sehari?
- Anak B mengatakan makan 4 kali sehari dengan porsi yang banyak.
b. Apa saja jenis makanan yang dimakan anak dalam sehari?
- Anak B mengatakan di pagi hari biasanya sarapan nasi goreng di kantin
sekolah, siang hari makan nasi campur di kantin dan saat sepulang sekolah
makan ayam goreng tepung di restoran fast food dekat rumah, dan malam
hari makan mie goreng, ditambah dengan cemilan yang selalu disediakan di
rumah.
c. Apakah anak rutin mengkonsumsi buah dan sayur?
- Anak B mengatakan tidak suka makan sayur, sehingga tidak pernah makan
sayur. Anak B mengatakan jarang makan buah karena jarang disediakan di
rumah.
d. Apakah anak selalu menghabiskan makanan yang diberikan?
- Anak B mengatakan selalu menghabiskan makanan yang diberikan, dan
seringkali menambah nasi atau lauk selama makan.
3. Kebiasaan makanan
a. Di mana biasanya anak makan?
- Anak B mengatakan saat sarapan dan makan siang biasa makan di kantin
sekolah dan sepulang sekolah makan di restoran fast food dekat rumah, lalu
pada malam hari biasa makan di rumah.
b. Siapa yang menyiapkan makanan anak?
- Anak B mengatakan asisten rumah tangga yang biasa menyiapkan makan
makan malam di rumah
c. Dengan siapa biasanya anak makan?
- Anak B mengatakan saat sarapan dan makan siang biasa makan dengan
teman sepermainan dan makan malam biasa makan dengan kedua orang tua
di rumah.
C. Pengkajian perkembangan bayi, toddler, dan anak prasekolah
Tidak dilakukan pengkajian perkembangan, karena anak B berusia 10 tahun (masuk
kategori anak usia sekolah).
D. Pengkajian faktor risiko yang mengindikasikan adanya faktor risiko dimodifikasi
untuk penyakit gaya hidup spesifik, seperti hipertensi, aktivitas fisik yang kurang, gaya
hidup monoton, merokok, kolesterol tinggi, obesitas, DM, intake serat tidak adekuat,
stress, minum alkohol dan penyalahgunaan obat.
1. Apakah anggota keluarga pernah berolahraga? Jika iya, berapa kali dan berapa lama
dalam seminggu?
- Bapak H mengatakan anggota keluarga jarang berolahraga karena lelah dengan
kegiatan bekerja seharian, sedangkan Anak B lebih senang berada di rumah
untuk menonton TV atau bermain game.
2. Apakah anak memiliki riwayat keluarga obesitas?
- Bapak H mengatakan neneknya anak B dari Ibu P memiliki perawakan yang
sama dengan anak B (obesitas).
E. Pengkajian fisik yang mengindikasikan adanya kesakitan (didiagnosa atau tidak
terdiagnosa)
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, pada Bapak H tidak terdapat kelainan pada area
abdomen maupun thorax, tanda-tanda vital yang diperoleh: TD = 120/80 mmHg, N=
80 kali/menit, RR= 14 kali/menit, dan T= 36,80C.
Pada Ibu P tidak terdapat kelainan pada area abdomen maupun thorax, tanda-tanda
vital yang diperoleh: TD = 120/80 mmHg, N= 75 kali/menit, RR= 13 kali/menit, dan
T= 36,90C.
Pada anak B tidak terdapat kelainan pada area abdomen maupun thorax, tanda-tanda
vital yang diperoleh: TD = 110/80 mmHg, N= 85 kali/menit, RR= 18 kali/menit, dan
T= 37,00C.
F. Hasil laboratorium / diagnostik dan prosedur skrining lain yang menunjang temuan
pengkajian.
Tidak terdapat hasil rontgen dan hasil skrining lainnya.

Pengkajian Tingkat 2
3. Tindakan yang diambil dan hasilnya, jika tidak ada, apa alasannya.
Apa tindakan yang dilakukan keluarga terhadap kondisi obesitas anak B? Jika tidak,
apa alasannya?
- Bapak H dan Ibu P mengatakan saat ini anaknya terlihat sehat-sehat saja sehingga
tidak melakukan tindakan apapun, hanya menasehati anak B untuk mengurangi
porsi makan.

Vous aimerez peut-être aussi