Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang,
mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh
tak acuh (Nugroho, 2000).
Tugas perkembangan lansia menurut Maryam, dkk (2008) antara lain: mempersiapkan
diri untuk kondisi yang menurun, mempersiapkan diri untuk pensiun, membentuk hubungan
baik dengan orang seusianya, mempersiapkan kehidupan baru, melakukan penyesuaian
terhadap kehidupan sosial/masyarakt secara santai, mempersiapkan diri untuk kematiannya
dan kematian pasangan.
2.2.2 Etiologi
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan
oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia
poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes
mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat),
kegemukan dan kurang olahraga.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi
menderita hiperkolesterolemia. beberapa faktor dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
pengubahan gaya hidup, beberapa faktor sulit untuk diubah. tapi setidaknya pengurangan
faktor resiko harus dilakukan semaksimal mungkin. faktor resiko utama penyebab
tingginya kolesterol darah antara lain obesitas atau kegemukan, makanan tinggi asam
lemak dan lemak jenuh, biasanya makanan yg digoreng, makanan rendah serat, kurang
beraktifitas fisik, stress, merokok, tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi (industri,
kota yg padat kendaraan bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan polycystic ovary
syndrome.
1. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan, merupakan
interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-faktor lingkungan
lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit ini biasanya tidak
disertai dengan xantoma.
2. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada reseptor
LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini menyebabkan hati
tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak ada, hati kemudian
memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada pasien dengan
Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total mencapai 600 sampai
1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak pasien ini meninggal
sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard.
3. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi dan
disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam sel
kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan diekskresikan
keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh makrofag dan kemudian
menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila
menumpuk didalam pembuluh darah menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan
menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan
LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang menyebabkan
peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit kardiovaskuler pada usia
muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri. LDL juga
menyebabkan rangsangan inflamasi dani inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan
LDL berhubungan dengan semua tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel,
pembentukan dan pertumbuhan plak, ketidakstabilan plak dan thrombosis.
Peningkatan LDL plasma menyebabkan retensi partikel LDL pada dinding arteri
meningkat, oksidasi LDL dan pengeluaran zat-zat mediator inflamasi. Terapi terhadap
peningkatan LDL menunjukkan fungsi endotel koroner menjadi normal.
Akibat Penyakit Lain
Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain:
Tabel 3
Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit
No. Penyakit penyebab Kelainan lipid
1. Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL
2. Gagal ginjal kronis TG
3. Sindrom nefrotik Kolesterol total
4. Hipotiroidisme Koleterol total
5. Penyalahgunaan alcohol TG
6. Kholestasis Kolesterol total
7. Kehamilan TG
8. Obat-obatan (kontrasepsi oral, diuretic, beta bloker, kortikosteroid) TG dan
atau Kolesterol total , HDL.
Keterangan:
TG = Trigliserida
HDL = High Density Lipoprotein
Meningkat
Menurun
Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor risiko
yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi
lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain. Prevalensi faktor risiko
DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari
7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes
berpotensi menyebabkan hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol
LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
proteinuria, hipoalbunemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Patogenesis terjadinya
hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis glomerulus
menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia. Hipoalbuminemia
dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol sehingga terjadi
hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang selanjutnya merangsang hepar
untuk memprodusksi kolesterol sehingga terjadi hiperkolesterolemi.
Tanda dan gejala pada masa awalnya adalah kolesterol tinggi muncul tanpa gejala apa
pun. Karena ini screening awal melalui pemeriksaan lab secara rutin lebih baik jika
dilakukan. untuk tingkat lanjut, hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala penumpukan
lemak pada tendon dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa, sakit pada perut akibat
pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas (umumnya saat level trigliserida di atas
800 mg/dL), sakit pada dada dan mungkin serangan jantung akibat penumpukan kolesterol
pada dinding pembuluh darah yang mengalirkan darah untuk jantung.
Tabel 1
Tabel 5
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro) dengan
komposisi:
No.Makanan Asupan yang dianjurkan
1 Karbohidrat 68%
2 lemak kolesterol < 300 mg/hari
3 lemak jenuh dan trans 5%
4 PUFA 5%
5 MUFA 10%
6 protein 12%
7 serat 25-35 gr/hari.
b) Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan. Olahraga
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan 10 % berat
badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat lemak sentral di
sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan aktivitas sedang
3-4 kali dalam seminggu
c) Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada lipoprotein
termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa dan VLDL serta
menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan peningkatan rata-rata
HDL 6-8 mg/dl.
d) Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah, terdapat
beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe dan asam lemak
omega-3.
Tabel 6
Obat-obatan hipolipidemik
No.Obat Kolesterol LDL Koleterol HDL Trigliserida
1 Statin 20-55% 5-15% 10-20%
2 Resin 15-30% 3-5%-/
3 Fibrat 10-15% 10-20% 35-50%
4 Niasin 10-25% 10-35% 25-50%
5 Ezetimibe 15-25% 3-5% 5-10%
6 Asam lemak Omega-35-10% 1-3% 20-30%
Tabel 7
Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
No.Dislipidemia Obat pilihan
1 hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi
2 Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi
3 Hipertrigliseridemia fibrat
4 Isolated low HDL fibrat
Diagnosa Hiperkolesterolemia
Penegakkan diagnosa Hiperkolesterol didasarkan atas adanya keluhan dan gejala yang khas
ditambah hasil pemeriksaan kolesterol > 200 mg/dl.
2.2.6 PENCEGAHAN
Menghentikan merokok
Mengurangi konsumsi kolesterol
Mempertahankan kadar gula normal
Latihan fisik (senam) secara teratu
Periksa tekanan darah
Lakukan latihan olahraga.
Konsumsi makanan yang bergizi
Kurangi makanan berlemak.
Jauhi alkohol
2.2.7 PENATALAKSANAAN
Terapi Hiperkolesterolemia
Menurut National Choleteroslemia Education Programme Adult Therapy
Programme (NCEP ATP III) sasaran LDL disesuaikan dengan faktor risiko yang
dimiliki seseorang yaitu (5):
1. Risiko tinggi
Diabetes Melitus, stroke, penyakit obstruksi arteri tepi, aneurisma aorta abdominalis
Faktor risiko multiple (> 2 faktor risiko dan mempunyai faktor risiko PJK dalam
waktu 10 tahun menurun skor Framingham)
2. Risiko Multipel
≥ 2 faktor risiko dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20% (skor
Framingham)
Terapi non farmakologis (perubahan gaya hidup) antara lain terapi nutrisi medis,
aktivitas fisik, menghindari rokok, menurunkan berat badan, pembatasan asupan
alkohol. Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menetukan sasaran kolesterol
LDL yang ingin dicapai :
- Kebiasaan merokok
- Riwayat PJK dini yaitu ayah < 55 tahun dan ibu < 65 tahun
Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan. Olahraga
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan 10 % berat badan
berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat lemak sentral di sana. AHA
merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam
seminggu
Menghindari rokok
Hipertensi
Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah, terdapat
beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe dan asam lemak
omega-3.