Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan
nikmatnya Makalah Bioproses ini dapat terselesaikan.
Dibutuhkan kerjasama untuk menyusun makalah ini. Kerjasama juga dibutuhkan dalam
menentukan kelancaran suatu kegiatan. Oleh karena itu, kami dari kelompok VI berusaha
menggalang kerjasama dengan semua pihak untuk kelancaran dan keberhasilan pembuatan
Makalah ini. Selain itu, kami juga mendapat beberapa kendala saat berada di objek maupun
penyusunan makalah ini. Tetapi kami kelompok VI terus berusaha untuk menghadapi segala
rintangan dan kendala yang ada
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :
. Semoga makalah ini, dapat memberi manfaat. Kami dari kelompok VI mohon kritik
dan saran demi kebaikan pembuatan makalah ini. Kami ucapkan terima kasih.
Kelompok VI
2
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................................................1
Kata Pengantar 2
Daftar isi...............................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan 4
Latar Belakang 4
Rumusan masalah 5
Tujuan 6
Bab 2 Pembahasan 7
Alga hijau (Chlorophyta) 7
Pengertian alga hijau (Chlorophyta) 7
Ciri-ciri alga hijau (Chlorophyta) 8
Jenis-jenis alga hijau (Chlorophyta) 8
Perkembangan alga hijau (Chlorophyta) 14
Klasifikasi alga hijau (Chlorophyta) 15
Susunan tubuh alga hijau (Chlorophyta) 16
Peranan alga hijau (Chlorophyta) 17
Alga merah (Rhodophyta) 17
Pengertian Rhodophyta 17
Ciri-ciri Rhodophyta 17
Jenis-jenis Rhodophyta 18
Susunan tubuh Rhodophyta 27
Susunan sel Rhodophyta 27
Reproduksi Rhodophyta 28
Daur hidup Rhodophyta 29
Klasifikasi Rhodophyta 29
Peranan Rhodophyta 32
Bab 3 Penutup 33
Kesimpulan 33
Daftar Pustaka 34
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan potensi alam. Dengan
banyaknya potensi alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan
adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di manfaatkan,
alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan
atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Secara umum, Pengertian Ganggang (alga/algae) adalah protista yang bersifat
fotoautotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotositentis.
Ganggang/Alga memiliki kloroplas dengan mengandung klorofil atau plastida yang
berisi pigmen fotosintetik lainnya. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada
pula yang banyak sel (multiseluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai Fitoplankton
sedang yang multiseluler dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau. Habitat alga adalah
air atau di tempat basah, sebagai Epifit atau sebagai Endofit. Ganggang (Alga) dapat
dengan mudah ditemukan di air tawar maupun air laut.
Ganggang menyebabkan air danau, air sawah, air kolam, atau akuarium tampak
berwarna hijau. Namun, masyarakat menyangka bahwa ganggang adalah lumut.
Padahal ganggang berbeda dengan lumut. Lumut tidak terendam di air, sedangkan
ganggang hidup dalam air. Jika di pegang, lumut akan terasa seperti beludru dan lebih
kering, sedangkan ganggang akan terasa basah, licin atau berlendir. Di laut, ganggang
mudah ditemukan, dan biasanya terdampar di pantai, berbentuk menyerupai tumbuhan
yang berwarna-warni (hijau, kuning, merah atau cokelat).
Klasifikasi alga didasarkan pada morfologi sel-sel reproduksin, pigmen dalam
plastida dari sel vegetatif, dan macam ,makanan cadangan .Semua alga mengandung
klorofil tetapi ada pigmen lain yang ,menyusun yang terkandung dalam plastida. Alga
terbagi menjadi beberapa kelas :
Cyanophyta (alga biru), masih prokaryotik.
Chlorophyta (alga hijau)
Chrysophyta (alga keemasan)
Phaeophyta (alga coklat/ perang)
4
Rhodophyta (alga merah)
Beberapa tumbuhan laut dan Ganggang hidup dengan satu sel yang hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Kebanyakan ganggang laut tersusun dari banyak sel, karena
itu dapat dilihat langsung dengan mata kita.
Alga terbagi menjadi 3 grup berdasarkan warnanya, yaitu Alga Hijau, Coklat dan
Merah. Yang diketahui sekarang Alga Merah 6000 jenis, Alga Coklat 2000 jenis dan
Alga Hijau 1200 jenis.Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi:
Epilitik ( hidup diatas batu)
Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
Epipitik ( melekat pada tanaman )
Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:
Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan
karena naik turun air akibat pasang surut.
Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar
perairan.
Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (klad) yang lebih berdekatan
dengan semua tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae). Alga merah
merupakan kelompok tersendiri (Rhodophycophyta atau Rhodophyceae); demikian
juga alga pirang (Phaeophycophyta atau Phaeophyceae) dan alga keemasan
(Chrysophyceae).
5
7. Bagaimana peranan Chlorophyta dan Rhodophyta bagi kehidupan?
1.3 Tujuan
6
BAB 2
PEMBAHASAN
7
Gambar 2.1.Alga hijau (Chlorophyta)
8
Gambar 2.2. Chlorella
Gambar 2.3.Chlorococcum
9
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel
memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk zoospora secara generatif dengan isogami.
10
b. Euglena viridis
11
4. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
a. Hydrodictyon
12
b. Oedogonium
13
membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya
mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.
b. Chara
14
3. Secara anseksual
Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu
berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada
umumnya terjadi dengan perantara spora, oleh karena itu sering disebut
perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetative, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk
dalam sel khusus disebut sporangin. Zoospora setelah periode berenang beberapa
waktu berhenti pada substrat yang sesuai. Umumnya dengan ujung anterior.
Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding, selama poses ini alga mensekresikan
lendir yang berperan untuk mempertahankan diri.
Perkembanganbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan pembentukan:
Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya Chlamydomonos.
Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak contohnya Chlorococcum.
Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya
Chlorella.
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Classis : Cholrophyceae
Ordo : Ulvales
Familia : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species : Ulva sp
15
2.1.6 Susunan Tubuh alga hijau
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran
maupun dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel
kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak,
ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi.
Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:
16
2.1.7 Peranan Alga Hijau
a. Dampak positif
1. Sebagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela
2. Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran
3. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai
makanan di perairan tawar
4. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan
lain untuk bernafas
b. Dampak negatif
1. Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur
2. Membuat air berubah warna dan menjadi bau
3. Menjadi masalah dalam proses penjernihan air
4. Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.
18
tipis, lebar sekitar 1 mm. Percabangan dikhotom, kadang pada bagian simpul
cabang agak melebar.
3. Eucheuma denticulatum
19
4. Gelidium latifolium
5. Gracilaria verrucosa
20
Gambar 2.16 Gracilaria verrucosa
6. Jania adherens
Alge tumbuh tegak, rimbun, menempel pada substrat dengan sejenis cakram
perekat, memiliki variasi warna kehijauan, coklat, kemerahan dan kekuningan,
tinggi bisa mencapai 30-40 cm. Keseluruhan thalli silindris, sumbu utama bisa
mencapai diameter 10-15 mm. Hidup dizona pasang surut hingga ke zona
subtidal. Selalu menempel pada batu karang atau substrat padat lainnya. Biasanya
menghuni perairan yang relatif tenang (seperti teluk atau selat yang terlindung).
Alge ini dipakai sebagai sumber fikokoloid karaginan yang selanjutnya dipakai
oleh berbagai industri makanan, farmasi, kosmetik dan lainnya. Masyarakat
memakainya untuk dibuat jeli tradisional dan makanan. Potensi: Memiliki nilai
ekonomi tinggi
21
7. Porphyglossum zolingerii
Hidup di zona supra tidal (zona pasang surut bagian atas) dimana selalu
basah oleh pukulan ombak. Dipanen oleh masyarakat Indonesia untuk
dikonsumsi sebagai sayur yang dimasak. Potensi. Selama ini masih
memanfaatkan panen alam, belum dilakukan budidaya.
8. Laurencia obtusa
22
9. Kappaphycus cottonii
Alga tumbuh tegak, rimbun, melekat pada substrat dengan cakram perekat,
warna kemerahan, kecoklatan, kadang kehijauan, tinggi mencapai 20-25 cm.
Thalli silindris, sumbu utama bisa mencapai diameter 10-15 mm, thalli kaku dan
kuat. Banyak ditemukan di zona pasang surut yang selalu teren-dam hingga di
zona subtidal. Sering ditemukan sebagai koloni bahkan kadang mirip suatu
padang alge. Lebih menyukai perairan yang terlindung daripada perairan yang
terbuka dan berombak besar.
Alge tumbuh tegak, sangat rimbun membentuk rumpun yang padat, melekat
diatas batu karang dengan cakram perekat, tinggi sekitar 15 cm dan diameter
rumpun antara 20-30 cm, warna thalli meraah tua kadang kecoklatan. Banyak
hidup di zona pasang surut yang berdasar karang hingga ke zona subtidal. Sering
membentuk koloni yang luas. Hidup baik di perairan yang tenang maupun yang
agak bergelombang (semi terlindung). Hasil keringnya dijual sebagai bahan
industri ekstraksi fikokoloid.
23
Gambar 2.21 Kappaphycus alvarezii
24
berbagai arah. Ukuran thallus kecil, sekitar diameter 0,5 mm. Warna thallus hijau
kekuning-kuningan. Tumbuh umumnya melekat pada batu atau bersifat epifit
pada berbagai substrat. Alga jenis ini memiliki sebaran tumbuh yang luas dan
umum didapat di perairan Indonesia. Seperti hainya Hypnea jenis lain seperti H.
cervicornis, H. musciformis, H. chordarea (H. valentine), jenis ini pun umumnya
masih dimanfaatkan secara lokal di beberapa daerah pantai di Indonesia.
Thalli gepeng, licin, lunak fleksibel (gelatinous), warna merah tua atau
merah muda. Percabangan berselang seling tak teratur pada kedua sisi thallus.
Pada thallus bagian bawah biasanya rnelebar dan rnengecil ke bagian puncak.
Pinggir thallus bergerigi. Tumbuh melekat pada karang batu hidup atau mati di
daerah sisi luar rataan terumbu yang umumnya selalu terendam air dan terkena
ombak langsung. Antara lain terdapat di perairan Kepulauan Seribu (Laut Jawa)
dan Selat Sunda. Di negara lain seperti Fillpina berpotensi sebagai makanan dan
sumber karajinan.
25
14. Gracilaria salicornia
Thalli agak besar dibandingkan dengan G. verrucosa, silindris, agak kasar dan
kaku, warna hijau-kuning atau hijau. Ukuran thalli mencapai 30 cm dengan
diameter sekitar 0,5 - 2 mm. Percabangan cenderung memusat ke pangkal,
memanjang, berselang-seling. Sama halnya dengan G. verrucosa. Sudah
dibudidayakan di tambak Mengandung bahan untuk agar.
26
Gambar 2.26 Gracilaria gigas
2. Pigmentasi
27
3. Cadangan makanan
4. Mobilitas
Pada ganggang tidak dijumpai sel yang memiliki alat gerak. Sel gamet
jantan terbawa gerakan air menuju sel gamet betina.
a. Reproduksi seksual
Ini terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung
cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut
spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada
ujung cabang lain. Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian
karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya
membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat
di bagian bawah yang membesar seperti botol. Spermatium mencapai trikogen
karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat
pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut,seluruh protoplasma
spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan,
terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan
karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-
benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora
yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora
tersebutdinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung
benangsporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora
ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi
individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
28
b. Reproduksi aseksual
Ini terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi
gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina
akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian
menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain:
Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria,
Eucheuma,dan Scicania furcellata.
a. Tipe Bifasik
b. Tipe Trifasik
29
1. Anak kelas bangieaea (protofloroda)
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan
yang beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat
memperlihatkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang
disebut spermatium. Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang
membawahi antara lain ganggang tanah Porpyridium cruentumdan ganggang laut
Bangia artropurpurea.
30
mempunyai sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora
(tetraspora).
Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada
Callithamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada
pula yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan
hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia
misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra.
Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang
dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.
Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan
Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal
31
sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan
bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak
makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan
penutup.
Zat agar dan karaginan yang ditemukan pada dinding sel Rhodophyta
merupakan senyawa pembentuk gel, dan digunakan dalam produk makanan dan
penelitian ilmiah. Karagenan merupakan bahan penting dalam pasta gigi dan banyak
produk susu, seperti es krim dan cokelat susu. Agar memiliki banyak aplikasi ilmiah
dalam mikrobiologi, bioteknologi, dan kriminologi, dan juga digunakan dalam
kemasan daging kalengan. Salah satu yang paling populer makanan rumput laut
produk adalah rumput laut merah yang disebut nori (Porfiria), yang digunakan dalam
membungkus sushi dan masakan Jepang lainnya. Nori ditanam di pertanian rumput
laut komersial di pantai timur Amerika Utara dan di Asia.
32
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alga hijau (Chlorophyta) dinamai berdasarkan kloroplasnya yang berwarna hijau.
Alga hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari alga berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Sel-sel alga hijau bersifat eukariotik (materi inti dibungkus oleh
membran inti). Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani (Rhodos = merah). Jadi,
Rhodophyta adalah ganggang merah. Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu
devisi dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada
Rhodophyta disebabkan oleh adanya pigmen dominan fikobilin yang terdiri atas
fikoeritrin (merah) dan fikosianin (biru), serta pigmen lain yaitu klorofil a, klorofil d,
dan karoten.
Adapun ciri-ciri dari alga hijau ada antara lain reproduksi mempunyai stadia
berbuluk cambuk, seksual dan aseksual,mengandung khlorofil a dan b, beta, gamma
karoten dan santhofil,berwarna hijau persediaan (cadangan) makanan berupa kanji dan
lemak dalam dinding selnya terdapat selulosa, sylan dan mannan,memiliki
thilakoid,dalam plastiada terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan produk hasil
sintesis,thalli satu sel, berbentuk pita, berupa membaran, tubulat, dan kantong atau
bentuk lain. Tubuh Rhodophyta pada umumnya multiseluler, Panjangnya antara 10 cm
sampai 1 meter dan berbentuk benang atau lembaran. Dinding selnya mengandung
selulosa dan pektin. Ada pula yang dinding selnya mengandung zat kapur (kalsiurn
karbonat), misalnya Corralina. Pigmen fotosintesis terdiri dari fikobiliprotein (R-
fikosianin dan R-fikoeritrin), klorofil a dan d serta karotenoid (tetraxanthin).
Rhodophyta yang hidup di laut dengan kedalarnan sedang berwarna merah cerah.
Perkembangbiakan pada chlorophyta dan rhodophyta terjadi dengan 2 cara yaitu
secara seksual dan aseksual.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a.2012.Alga.(Online),
(http://www.artikelbiologi.com/2012/10/ganggang-merah-atau-rhodophyta.html),
diakses 18 Februari 2018
Anonim b.2012.Protista Rhodophyta.(Online),
(http://www.ucmp.berkeley.edu/protista/rhodophyta.html), diakses 20 Februari 2018
Hasmin, Muhammad, 2012. Ciri-Ciri Jenis Ganggang Merah (Rhodophyta) Dan Manfaatnya
(https://www.scribd.com/doc/113573600/Ciri-Ciri-Jenis-Ganggang-Merah-
Rhodophyta-Dan-Manfaatnya), diakses 24 Februari 2018
Immer , Aidy , 2013. Makalah Alga Hijau.
(https://www.scribd.com/doc/146242380/Makalah-Alga- Hijau), diakses 24 Februari
2018
Kurniawati, Anis , 2012. Alga Merah (Rhodophyta)
(https://anesfk.wordpress.com/category/kenekaragaman-klasifikasi-tumbuhan-i/alga-
merah-rhodophyta/), diakses 24 Februari 2018
Martupa,nainggolan.2015.Rhodophyta.(Online),
(http://www.academia.edu/8787422/Rhodophyta_Bahan_Kuliah), diakses 18
Februari 2018
34