Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SAP 4
AKUNTANSI PEMINJAMAN
NAMA KELOMPOK :
UNIVERSITAS UDAYANA
2017/2018
Sumber dana jangka panjang yang diterima oleh bank dalam neraca dicatat sebagai
pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank
atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan
luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi
bila jatuh tempo. Pengertian pinjaman diterima ini tidak termasuk pinjaman subordinasi. Jenis
pinjaman yang diterima umum berupa:
1. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
2. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut Two Step Loan, yaitu pinjaman diterima yang
diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen keuangan) dari lembaga keuangan
internasional.
3. Pinjaman Obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (bondholder) yang dijamin oleh
lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta
pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya tiga
tahun sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia
apabila Bank mengalami krisis likuiditas.
5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau beberapa
proyek.
Transaksi pinjaman yang di dahului dengan perjanjian antara pihak kreditor dengan debitur.
Perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak tak dapat dibatalkan secara sepihak bila semua
persyaratan telah dipenuhi. Perjanjian ini dalam akuntansi disebut komitmen. Sebagai komitmen
tagihan bank yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat dalam rekening administrative rupiah sisi
debet dengan nama RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan.
Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila pinjaman
tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat sebesar nilai nominal yang
ditarik oleh bank selaku debitur. Tentu saja pengkreditan rekening pinjaman diterima harus diikuti
pengkreditan RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan sebesar nilai realisasinya.
Contoh:
1. Tgl 15 Juni 2016 Bank BRI telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bank CIMB. Bank
BRI bertindak sebagai penerima kredit (Debitur) dan Bank CIMB bertindak sebagai pemberi
kredit (Kreditor). Nilai kredit yang disepakati Rp 1.000.000.000, suku bunga 12%pa. Jangka
waktu 3 tahun.
2. Tgl 1 Juli 2016 Bank BRI menarik kreditnya melalui Bank Indonesia senilai Rp. 500.000.000
dan langsung didebetkan ke rekening milik Bank BRI di Bank Indonesia Jakarta.
3. Tgl 5 Bank BRI menarik kredit lagi di Bank CIMB sebesar Rp 500.000.000 langsung didebetkan
ke rekening Giro Bank BRI di Bank CIMB.
1. Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada Pemerintah RI
2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industri kecil dan
menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal atau jasa/ tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Patricipating Financial Institution (PFI) yaitu bank-
bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs yang terjadi menjadi tanggung
jawab pemerintah.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dari PFI berkisar 80% : 20%
dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar kepada
pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah sesuai dengan
perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar 0,75% per
tahun.
Saat realisasi Cr. RAR Pinjaman yang diterima dan belum digunakan
Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman yang diterima-TSL
Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal dari
obligasi merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan hutang,
bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli obligasi. Pembayaran
bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap. Kewajiban ini akan diikuti pelunasan
obligasi pada saat jatuh tempo.
Pada penerbitan obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas pasar modal. Disamping itu
peenrbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan positif. Perlindungan
negative adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk melakukan tindakan yang
merugikan pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang
mewajibkan emiten melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan ketika
terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu mengetahui harga jual
(kurs) obligasi yang terbentuk di pasar. Untuk menentukan harga obligasi bisa menggunakan formula
sebagai berikut:
𝑛
𝐶𝑖 𝑃𝑝
𝑃=∑ 𝑛
+
(1 + 𝑟) (1 + 𝑟)𝑛
𝑡=1
Keterangan:
Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan bila
penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai berikut:
𝑛
𝐶𝑖 /2 𝑃𝑝
𝑃=∑ 𝑛
+
(1 + 𝑟/2) (1 + 𝑟/2)2𝑛
𝑡=1
Penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama, oleh
karena itu dengan bantuan table bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga dan present
value Rp1 untuk nilai pokok obligasi.
Tanggal 2 Januari 2016 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang kepada PT. Jasa Raga
sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp. 1.000.000, jangka waktu 5 tahun. Bunga nominal
18 % per tahun dibayarkan dibelakang setiap tanggal 31 Desember. Tingkat Diskonto (yield) sebesar
16%.
Bunga obligasi Rp. 1.000.000 x 18 % = Rp 180.000. Bunga ini akan dibayarkan setiap tanggal
31 Desember selama lima tahun. Dengan demikian pembayaran bunga merupakan anuitas. Untuk
nilali tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas. Dengan tabel untuk suku
bunga 16%, n = 5 tahun diperoleh 3,433. Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi dapat
ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp1, n = 5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai
tabel 0,519. Dengan demikian harga obligasi adalah :
Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai. Bila
dilakukan secara tunai maka mendebet kas, sedangkan bila dengan warkat atau bilyet giro/ cek bank
yang digunakan emiten, maka cukup mendebet rekening giro bondholder.Untuk mencatat setiap 31
Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31 Desember 2003, hanya saja pada
saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Dengan demikian, jurnal pelunasan obligasi harus
ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman obligasi dan mengkredit rekening kas/giro bondholder.