Vous êtes sur la page 1sur 4

Analisis Data

1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung


Pada perlakuan ini di single pith seekor katak dan diperlakukan seperti berikut:
a. Saat jantung masih berada dalam tubuh katak
Saat jantung masih berada dalam tubuh katak, atau ketika baru dibedah dan dilihat
jantung dalam keadaan berdetak normal. Kemudian ditetesi dengan larutan ringer dan
diamati detak jantungnya dalam waktu 30 detik ( 1/2 menit) yakni pada ulangan ke-1 dan
ke-2 serta rerata detak jantung sebanyak 29 kali / 1/2 menit dengan detakan jantung yang
berirama.
b. Saat jantung diluar tubuh katak (direndam dalam larutan ringer pada gelas arloji)
Jantung katak diletakkan didalam gelas arloji berisi larutan ringer dan dibiarkan beberapa
saat. Kemudian dihitung detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 dan ke-2 serta
reratanya adalah 27 kali / 1/2 menit dengan detakan jantung yang berirama. Kemudian
dipisahkan sinus venosus, atrium dan ventrikelnya (namun masih berada didalam gelas
arloji dan direndam dengan larutan ringer yang sama) kemudian dihitung masing-masing
detak jantungnya.
- Sinus Venosus
Ada 2 macam detakan yang dihitung pada sinus venosus, yakni
o Saat masih tersambung dengan jantung
Dihitung detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 26 kali / 1/2
menit dan pada ulangan ke-2 sebanyak 27 kali / 1/2 menit sehingga rerata
detak jantungnya sebanyak 26,5 kali / 1/2 menit dengan detak jantung
masih berirama.
o Saat dipisahkan dengan jantung
Dihitung detak jantungnya , yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 15 kali / 1/2
menit dan pada ulangan ke-2 sebanyak 20 kali / 1/2 menit sehingga rerata
detak jantungnya sebanyak 17,5 kali / 1/2 menit dengan detak jantung tidak
berirama.
- Atrium
Pada bagian ini jantung telah dipisahkan dari ventrikel (bagian kecil ujungnya di
putuskan dari jantung, sehingga masih ada kemungkinan bagian ventrikel
menempel dengan atrium). Kemudian dihitung detak atriumnya, yakni pada
ulangan ke-1 sebanyak 15 kali / 1/2 menit dan pada ulangan ke-2 sebanyak 11 kali /
1
/2 menit sehingga rerata detak atriumnya sebanyak 13 kali / 1/2 menit dengan
detakan yang tak berirama.
- Ventrikel
Pada bagian ventrikel yang dipisahkan ini sangat kecil dengan perkiraan ukuran
beberapa millimeter saja sehingga kemungkinan detakan atau denyutannya agak
sulit diamati (namun terlihat di awal berdenyut sedikit, meskipun denyut yang
amat lemah) sehingga dianggap tidak berdetak

2. Pengaruh Faktor Fisik dan Kimia terhadap Aktivitas Jantung


Pada kelompok perlakuan kedua ini di single pith katak baru (karena jantung katak
sebelumnya sudah tidak utuh lagi), dan diperlakukan sebagai berikut:
a. Saat jantung masih berada dalam tubuh katak
Pada saat ini katak dibedah dan dilihat jantungnya, kemudian jantungnya ditetesi larutan
ringer dan diamati detakannya yakni pada ulangan ke-1 dan ke-2 serta reratanya
sebanyak 23 kali / 1/2 menit dengan detakan jantung yang berirama.
b. Saat jantung diluar tubuh katak
Sesudah perlakuan pada poin a kemudian jantung dipisahkan dari katak dan dipindahkan
ke gelas arloji dan diberi perlakuan berikut:
- Direndam dengan larutan ringer dingin (6 0 C)
Pada perlakuan ini detak jantung pada ulangan ke-1 sebanyak 21 kali / 1/2 menit
dan pada ulangan ke-2 sebanyak 22 kali / 1/2 menit sehingga reratanya sebanyak
21,5 kali / 1/2 menit dengan detakan jantung yang lemah berirama.
- Diistirahatkan pada larutan ringer normal
Setelah direndam dengan ringer dingin dan dihitung detak jantungnya, jantung
katak dipindahkan ke gelas arloji lain yang berisi larutan ringer normal dan
dibiarkan beberapa saat hingga jantung katak segar kembali. Kemudian dihitung
detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 dan ke-2 serta reratanya sebanyak 27
kali / 1/2 menit dengan detakan jantung yang lemah berirama.
- Direndam dengan larutan ringer panas (39 0 C)
Sedudah jantung diistirahatkan dan dihitung detaknya, jantung tersebut
dipindahkan lagi ke gelas arloji lain berisi larutan ringer panas dan dihitung detak
jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 20 kali / 1/2 menit dan ulangan ke-2
sebanyak 21 kali / 1/2 menit sehingga reratanya sebanyak 20,5 kali / 1/2 menit
dengan detakan jantung yang berirama.
- Diistirahatkan pada larutan ringer normal
Setelah direndam dengan ringer panas dan dihitung detak jantungnya, jantung
katak dipindahkan ke gelas arloji lain yang berisi larutan ringer normal dan
dibiarkan beberapa saat hingga jantung katak segar kembali. Kemudian dihitung
detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 26 kali / 1/2 menit dan ulangan
ke-2 sebanyak 27 kali / 1/2 menit sehingga reratanya sebanyak 26,5 kali / 1/2 menit
dengan detakan jantung yang berirama.
- Direndam dengan asetilkolin
Sedudah jantung diistirahatkan dan dihitung detaknya, jantung tersebut
dipindahkan lagi ke gelas arloji lain berisi larutan asetilkolin dan dihitung detak
jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 24 kali / 1/2 menit dengan detakan
berirama, dan ulangan ke-2 sebanyak 10 kali / 1/2 menit dengan detakan yang
sudah tidak berirama lagi sehingga rerata detak jantungnya 17 kali / 1/2 menit.
- Diistirahatkan pada larutan ringer normal
Setelah direndam dengan larutan asetilkolin dan dihitung detak jantungnya,
jantung katak dipindahkan ke gelas arloji lain yang berisi larutan ringer normal dan
dibiarkan beberapa saat hingga jantung katak segar kembali. Kemudian dihitung
detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 10 kali / 1/2 menit dan
ulangan ke-2 sebanyak 8 kali / 1/2 menit sehingga reratanya sebanyak 9 kali / 1/2
menit dengan detakan jantung tidak berirama.
- Direndam dengan adrenalin
Pada saat ini jantung sudah tidak berdetak lagi. (ini adalah perlakuan terakhir pada
jantung katak)
- Diistirahatkan pada larutan ringer normal
Pada saat ini jantung sudah tidak berdetak lagi. (ini adalah perlakuan terakhir pada
jantung katak)
3. Pengaruh Ion terhadap Aktivitas Jantung
a. Saat jantung masih berada dalam tubuh katak
Saat ini jantung masih berada dalam tubuh katak, ditetesi dengan larutan ringer dan
kemudian dihitung detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 22 kali / 1/2
menit dan ulangan ke-2 sebanyak 21 kali / 1/2 menit sehingga reratanya 21,5 kali / 1/2
menit dengan detakan jantung berirama.
b. Saat jantung diluar tubuh katak
Saat ini jantung telah dipisahkan dari tubuh katak dan diletakkan pada gelas arloji berisi
larutan ringer, pada saat ini dihitung detakan jantungnya, yakni pada ulangan ke-1
sebanyak 32 kali / 1/2 menit dan ulangan ke-2 sebanyak 33 kali / 1/2 menit sehingga
reratanya 32,5 kali / 1/2 menit dengan detakan jantung yang berirama.
- Direndam dengan CaCl 1 %
Setelah dihitung detak jantung pada larutan ringer tadi, jantung katak dipindahkan
ke gelas arloji lain berisi larutan CaCl 1 % dan dihitung detak jantungnya, yakni
pada ulangan ke- 1 sebanyak 26 kali / 1/2 menit dan ulangan ke-2 sebanyak 25 kali /
1
/2 menit sehingga reratanya 25,5 kali / 1/2 menit dengan detak jantung berirama.
- Diistirahatkan pada larutan ringer normal
Setelah direndam dengan larutan CaCl 1 % dan dihitung detak jantungnya, jantung
katak dipindahkan ke gelas arloji lain yang berisi larutan ringer normal dan
dibiarkan beberapa saat hingga jantung katak segar kembali. Kemudian dihitung
detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 25 kali / 1/2 menit dan ulangan
ke-2 sebanyak 20 kali / 1/2 menit sehingga reratanya sebanyak 22,5 kali / 1/2 menit
dengan detakan jantung tidak berirama.
- Direndam dengan NaCl 0,7 %
Setelah dihitung detak jantung pada larutan ringer tadi, jantung katak dipindahkan
ke gelas arloji lain berisi larutan NaCl 0,7 % dan dihitung detak jantungnya, yakni
pada ulangan ke- 1 sebanyak 21 kali / 1/2 menit dan ulangan ke-2 sebanyak 24 kali /
1
/2 menit sehingga reratanya 22,5 kali / 1/2 menit dengan detak jantung tidak
berirama.
- Diistirahatkan pada larutan ringer normal
Setelah direndam dengan larutan NaCl 0,7 % dan dihitung detak jantungnya,
jantung katak dipindahkan ke gelas arloji lain yang berisi larutan ringer normal dan
dibiarkan beberapa saat hingga jantung katak segar kembali. Kemudian dihitung
detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 20 kali / 1/2 menit dan ulangan
ke-2 sebanyak 22 kali / 1/2 menit sehingga reratanya sebanyak 21 kali / 1/2 menit
dengan detakan jantung tidak berirama.
- Direndam dengan KCl 0,9 %
Setelah dihitung detak jantung pada larutan ringer tadi, jantung katak dipindahkan
ke gelas arloji lain berisi larutan KCl 0,9 % dan dihitung detak jantungnya, yakni
pada ulangan ke- 1 sebanyak 24 kali / 1/2 menit dan ulangan ke-2 sebanyak 19 kali /
1
/2 menit sehingga reratanya 21,5 kali / 1/2 menit dengan detak jantung tidak
berirama.
- Diistirahatkan pada larutan ringer normal
Setelah direndam dengan larutan KCl 0,9 % dan dihitung detak jantungnya, jantung
katak dipindahkan ke gelas arloji lain yang berisi larutan ringer normal dan
dibiarkan beberapa saat hingga jantung katak segar kembali. Kemudian dihitung
detak jantungnya, yakni pada ulangan ke-1 sebanyak 21 kali / 1/2 menit dan ulangan
ke-2 sebanyak 16 kali / 1/2 menit sehingga reratanya sebanyak 18,5 kali / 1/2 menit
dengan detakan jantung lemah.

Vous aimerez peut-être aussi