Vous êtes sur la page 1sur 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Proses menua dalam perjalanan hidup merupakan suatu hal yang wajar akan dialami
semua orang yang di karuniai umur panjang, hanya lambat cepatnya, proses tersebut bergantung
pada masing – masing individu. Secara individu, pada usia diatas 60 tahun terjadi proses penuaan
secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, social, ekonomi, dan psikologis.
Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit bergeser
dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degenerative).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah
yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih
dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
makin meningkatnya tekanan darah.
Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur
hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering ditemukan pada lansia. Pada lansia
hipertensi menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh
kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskular. Secara
nyata kematian akibat stroke dan morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan
pengobatan hipertensi
1.2 Tujuan
1. Mengetahui konsep menua pada lansia
2. Mengetahui konsep dasar hipertensi
3. Mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
1.3.Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan hipertensi.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
3. Memberikan informasi kepada pembaca.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Teori Lansia


A. Pengertian Menua
Menua = menjadi tua = aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita.(Constantinides, 1994)
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan
umumnya dialami oleh semua makhluk hidup.
Jadi, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
B. Batasan Lansia
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
C. Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992).
Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.Memasuki masa tua berarti
mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis.Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang
mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat,
kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.

2
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus
menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:
1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,
3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)
D. Teori Proses Menua
1. Teori-teori Biologi
a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu.
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul –
molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang
khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak)
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi
lemah dan sakit.
d. Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam
tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.
e. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.Regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok
atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein.Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

3
g. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya
fungsi.
h. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel
tersebut mati.
2. Teori Kejiwaan Sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori
ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia
pertengahan ke lanjut usia
b. Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan
gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
c. Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga
sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :
 Kehilangan peran
 Hambatan kontak social
 Berkurangnya kontak komitme.
E. Permasalahan yang terjadi pada lansia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain:
(Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)

4
1. Permasalahan umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental
maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan
fisik lansia.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Menua
a. Hereditas atau ketuaan genetic
b. Nutrisi atau makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stres
G. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia
1) Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim
pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,
muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

5
2) Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan
f. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
h. Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan
konsep diri.
3) Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970).
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan
bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970).
H. Penyakit yang sering diderita Lansia
Menurut the National Old People’s Welfare Council , dikemukakan 6 macam penyakit lansia,
yaitu :
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkhitis kronis
4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
5) Gangguan pada koksa / sendi pangul\Anemia
6) Demensia

6
2.2 KONSEP HIPERTENSI PADA LANSIA
A. Pengertian
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal (140/90 mmHg) atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi
merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk
mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai
"normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua
lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
B. Etiologi
 Stress
 Minum minuman beralkohol secara berlebihan
 Usia
 Keturunan
 Obesitas (berat badan berlebih)
 Kurang aktivitas fisik
 Penyakit lain (ginjal, syaraf)
 Keracunan kehamilan
C. Manifestasi
 Sakit kepala, pusing
 Lemas
 Sesak napas
 Kelelahan
 Mimisan

7
 Sukar tidur
 Mata berkunang-kunang
 Mual dan muntah
 Mudah tersinggung
 Cepat marah
D. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti walaupun telah banyak penyebab
yang diidentivikasi seperti factor :
 Emosi /stress
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf simpatis menjadi
vasokontriktor akan berpengaruh kerja jantung meningkat dan tensi menjadi naik.
 Merokok
Nikotin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh darah terjadi
Atherosclerosis akan meningkatkan kerja jantung dan tensi meningkat.
 Alkohol
Alkohol mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh darah terjadi
Atherosclerosis akan meningkatkan kerja jantung dan tensi meningkat.
 Tinggi sodium /garam
Garam mempengaruhi sekresi ADH terjadi retensi urine sehinga volume darah meningkat
menyebabkan kerja jantung meningkat dan tensi naik.
 Tinggi lemak
Lemak / kolesterol terladi penumpukan lipid pada pembuluh darah akan meningkatkan
kerja jantung dan tensi naik.
 Obesitas
Obesitas akan meningkatkan metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak pada
pembuluh darah Atherosclerosis meningkatkan kerja jantung sehingga tensi meningkat.
E. Pencegahan
 Pengobatan dengan obat-obatan penurun darah tinggi sesuai anjuran dokter
 Merubah pola hidup :
a. Berhenti merokok
b. Mengurangi berat badan bagi penderita yang gemuk

8
c. Menghindari konsumsi garam berlebih (mengurangi makanan yang mengandung lemak
dan garam)
d. Menghindari makanan/ minuman yang mengandung alcohol
e. Istirahat yang cukup
 Mengurangi stress :
 Latiahan meditasi
 Olahraga pernapasan
 Olahraga teratur :
 Aerobik
 Jalan kaki
 Bersepeda
 Berenang

F. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
 Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
 BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
 Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
 CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
 EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah
satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
 IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
 Photo dada : Menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
G. Komplikasi
 Penurunan fungsi penglihatan.
 Stroke
 Penurunan fungsi ginjal
 Kelainan jantung

9
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
 Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
 Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/h
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
 Penurunan berat badan
 Penurunan asupan etanol
 Menghentikan merokok
 Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga
yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara
20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu
dan paling baik 5 x perminggu.
 Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
 Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak
normal.

10
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
 Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
 Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
 Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat.Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi menyimpulkan
bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat
digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
 Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
 Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,
Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
 Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain
 Step 4
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4

11
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.
1.3 Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat,
nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas / istirahat
 Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
 Frekuensi jantung meningkat
 Perubahan irama jantung
 Takipnea
b. Integritas ego
 Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik.
 Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
c. Makanan dan cairan
 Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula yang
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
 Mual, muntah.
 Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
d. Nyeri atau ketidak nyamanan

12
 Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
 Nyeri hilang timbul pada tungkai.
 Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
 Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan penyakit
cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat
penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan
setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic
4. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif.

13
B. Intervensi
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
1. Intervensi : Kaji keadaan umum klien
Rasional : Mengetahui keadaan sebenarnya pada klien
2. Intervensi: Berikan posisi senyaman mungkin pada klien.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri pada klien.
3. Intervensi : Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
Rasional : Memberikan rasa nyaman.
Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
1. Intervensi : Kaji respon pasien terhadap aktivitas
Rasional : Mengetahui sampai mana kemampuan klien dalam beraktivitas, menghadapi
stress.
2. Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya pada saat
melakukan aktivitas dengan perlahan.
Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
DX 4 : Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan
metabolic
1. Intervensi : kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
kegemukan.
Rasional : kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena
disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jangtung berkaitan dengan
peningkatan masa tubuh.
2. Intervensi : bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan membatasi masukan
lemak,garam,dan sesuai indikasi.
Rasional : kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya ateroskelorosis dan
kegemukan yang merupakan predesposisi untuk hipertensi dan komplikasinya misalnya
stroke,penyakit ginjal,gagal jantung. Kelebihan memasukkan garam memperbanyak
volume cairan intravascular dan dpat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi.

14
DX 6 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
1. Intervensi : Kaji pengetahuan klien tentang penyakit hipertensi.
Rasional : Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien.
2. Intervensi : Jelaskan tentang proses penyakit (penkes).
Rasional : Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi cemas.
3. Intervensi : Jelaskan kondisi klien
Rasional : Mempermudah intervensi.
4. Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko kardiovaskular yang
dapat diubah misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup
monoton, merokok, dan minum alcohol( lebih dari 60cc/hari dengan teratur), pola hidup
penuh stress.
Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang
hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta ginjal.
C. Implementasi
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

15
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA LANSIA Tn.A DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien

Nama : Tn.A

Umur : 55 Tahun

Alamat : Jln. Babakan Ariya No 57, Garut

Pendidikan : SLA

Tanggal masuk panti : 29 Agustus 2014

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku : Sunda

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Tanggal pengkajian : 20 November 2014

2. Status kesehatan saat ini


Klien mengatakan bahwa dirinya sering merasa pusing (nyeri kepala), pusing dirasakan saat
beraktivitas tetapi tidak terlalu sering. Klien mengatakan seperti dipukul-pukul dan menunjukan
skala nyeri 4. Pasien sering memegang kepalanya yang sakit. Pandangan kabur saat jalan, kepala
seperti berputar-putar dan terkadang seperti akan jatuh sehingga klien sangat berhati-hati saat
akan berjalan.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius, klien hanya mengeluhkan
pusing, pandangan kabur saat jalan dan terkadang seperti akan jatuh. Hal ini dirasakan ± 2 tahun
yang lalu.

16
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa ibu dan ayahnya mempunyai penyakit yang sama dengan klien yaitu
hipertensi.
5. Tinjauan sistem
 Keadaan umum
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
Tingkat Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda vital
T : 360C
P : 88 x / Menit
R : 24x / Menit
S : 160/90 mmHg
 Integumen
Turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala +/- 3-5 detik karena
proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, tidak ada massa, tampilan umum
kulit bersih, kulit kepala bersih.
 Sistem hemopoetik
Konjungtiva klien agak pucat tetapi belum pernah dilakukan pemeriksaan kadar Hb sehingga
belum diketahui anemia atau tidak
 Kepala
Rambut lurus, pendek rapih, ubanan, tidak ada ketombe, kepala tidak ada benjolan, tidak ada
lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
 Mata
Bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik saat ada rangsangan cahaya
miosis,, gerakan bola mata baik.
 Telinga
Bentuk dan letak simetris, terdapat sedikit serumen, fungsi pendengaran cukup baik karena
klien mampu menjawab pertanyaan serta mengerjakan perintah dengan baik.

17
 Mulut dan Tenggorokan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, mukosa bibir kering, reflek
menelan ada, serta reflek muntah masih baik.
 Leher
Leher simetris, ada reflek menelan, tidak ada pembesaran vena juguralis, tidak ada nyeri
tekan.
 Payudara
Klien tidak mengeluhkan akan adanya gangguan
 Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan
pada dada, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara sonor pada dada sebelah kiri dan
kanan, tidak ada wheezing.
 Sistem cardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena
jugularis, tidak ada bunyi tambahan pada saat di auskultasi.
 Sistem gastrointestinal
Abdomen simetris, bunyi perkusi dullness, bising usus normal = 8x/i, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada lesi
 Sistem perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, tidak ada nyeri pada daerah supra pubis, blas tidak teraba keras
dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
 Sistem genitoreproduksi
Tidak ada masalah dengan alat kelaminnya, tidak ada lesi. Untuk kebutuhan seksualnya klien
sudah merasa tidak membutuhkan karena merasa sudah tua.
 Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada nyeri dan tidak ada
luka.
 Sistem saraf pusat
 N1 (olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
 N2 (optikus) : Lapang pandang klien agak berkurang behubungan dengan penuaan

18
 N3 (okulomotorius) : Normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis bila tidak terkena
cahaya)
 N4 (trakelis) : Mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
 N5 (trigeminus) : Reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang dapat mengatup secara
simetris
 N6 (abdusen) : Klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan.
 N7 (fasialis) : Klien dapat menggerakan muka.
 N8 (cochlealis) : Pendengaran baik.
 N9 (glosopharingeus) : Ada reflek menelan.
 N10 (vagus) : Kemampuan menelan baik.
 N11 (accesorius) : Kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan dengan cukup baik.
 N12 (hipoglosus) : Pergerakan lidah normal.
 Sistem endokrin.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial
Klien mampu bersosialisasi secara baik dengan teman sekamarnya maupun dengan orang
lain yang berada di sekitarnya walaupun klien baru menempati panti welas asih sekitar 3
bulan. Sikap klienpun baik terutama terhadap kamar sekamarnya karena sudah dianggap
seperti saudaranya sendiri. Klien berharap hubungan dengan orang-orang sekitarnya tetap
selalu baik walaupun terdapat masalah dapat menyelesaikannya dengan baik pula. Dengan
kata lain, klien merasa senang dapat bersosialisasi dengan orang-orang yang berada di panti
welas asih.
b. Identifikasi masalah emosional
Klien mengatakan tidak mengalami sukar tidur sehingga tidak memerlukan obat tidur atau
penenang disamping itu klien mengeluh sering merasa gelisah terutama dimalam hari
menjelang tidur namun klien dapat menenangkan rasa kegelisahannya secepat mungkin.
c. Spiritual
Klien mengatakan tidak pernah meninggalkan sholat wajib lima waktu dan menyempatkan
waktu untuk membaca Al-Quran.

19
7. Pengkajian Fungsional Klien
a. KATZ Indeks :

INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut

C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F dan G
Berdasarkan data, maka Tn.A. memperoleh skor A. Maka lansia tersebut mempunyai
kemandirian dalam aktivitas sehari-hari tanpa adanya pengawasan, pengarahan atau bantuan
aktif dari orang lain yang berada di sekitarnya.

20
8. Modifikasi dari Bartel Indeks
No Kriteria Dengan Bantuan Mandiri Keterangan
1. Makan - 10 Frekuensi : 2x/hari
Jumlah : 1 porsi
Jenis : Nasi putih, Sayur tahu,
Ayam goreng.
2. Minum - 10 Frekuensi : 4x/hari
Jumlah : 250cc
Jenis :Air putih dan Air teh
3. Berpindah dari kursi roda ke - 15
tempat tidur
4. Personal Toilet - 5 Frekuensi : >3x/hari
5. Keluar masuk toilet - 10
6. Mandi - 15 Frekuensi : 2x/hari
7. Jalan dipermukaan datar - 15
8. Naik turun tangga - 10
9. Menggunakan pakaian - 10
10 Kontrol bowl - 10 Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : Warna cokelat khas
feces
11. Kontrol blader - 10 Frekuensi : <3x/hari
Konsistensi : kuning jernih khas
warna urine

12. Olahraga - 10 Frekuensi : 1x/hari


Jenis : Jalan kaki
13. Rekreasi - - Klien belum pernah rekreasi selama
di panti Welas Asih
Jumlah :
Kesimpulan : Tn. A merupakan lansia yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya
secara mandiri tanpa bantuan dari orang-orang yang disekitarnya.

21
9. Pengkajian status mental gerontik
a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan penggunaan Short Portable Mental Status
Question (SPMSMQ)

Benar Salah No Pertanyaan

 01 Tanggal berapa hari ini ?


 02 Hari apa sekarang ?
 03 Apa nama tempat ini ?
 04 Dimana alamat anda ?
 05 Berapa umur anda ?
 06 Kapan anda lahir ?
 07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
 09 Siapa nama ibu anda ?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun.
Jumlah Kesalahan Total : 0
Kesimpulan : Tn. A memiliki fungsi intelektual utuh karena mampu menjawab semua
pertanyaan dengan baik.

22
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE ( Mini
Mental Status Exam )
No Aspek Kognitif Nilai Maks Nilai Klien Kriteria
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
 Tahun : 2014
 Musim : Hujan
 Tanggal : 14
 Hari : Jumat
 Bulan : November
Dimana kita sekarang berada ?
 Negara Indonesia
 Profinsi Jawa Barat
 Kota : Singaparna
 Panti jompo
2. Registrasi Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing obyek.
3 3  Lemari
 Kursi
 Gordeng
3. Perhatian dan Minta klien untuk memulai angka dari 20
kalkulasi 5 3 kemudian dikurangi 3
 17, 14, 11, 8, 5, 2
4. Mengingat Klien hanya mampu mengingat 2 benda yaitu
3 2
teko dan gordeng
9 Bahasa 9 9 Tunjukan pada klien suatu benda dan tanyakan
namanya pada klien, diantaranya :
 Pulpen
 Buku
TOTAL NILAI 23

23
ALAT UKUR TINGKAT DEPRESIPADA LANJUT USIA MENURUT BECK DAN
DECK

SKORE PERTANYAAN

A KESEDIHAN

3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya

2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya

1 Saya merasa sedih/galau

0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME

3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik

2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan

1 Merasa kecil hati tentang masa depan

0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN

3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)

2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan

1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya

0 Tidak merasa gagal

24
D KETIDAK PUASAN

3 Tidak puas dengan segalanya

2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun

1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan

0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH

3 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga

2 Merasa sangat bersalah

1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik

0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI

3 Saya benci diri saya sendiri

2 Saya muak dengan diri saya sendiri

1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri

0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI

3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan

2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri

1 Saya merasa lebih baik mati

0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

25
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL

3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli pada mereka semuanya

2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai sedikit perasaan pada mereka

1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya

0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN

3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan

1 Saya berusaha mengambil keputusan

0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI

3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan

2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan

1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak menarik

0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya

K KESULITAN KERJA

3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali

2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu

1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu

0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

26
L KELETIHAN

3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu

1 Saya merasa lelah dari yang biasanya

0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA

3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali

2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang

1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya

0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

Berdasarkan hasil penilaian, Tn. A memiliki rentang depresi 4 point sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa Tn. A hanya tidak mengalami depresi walaupun mengalami hanya depresi
minimal.

27
10. Analisa Data
No. Data Problem Etiologi
1. Ds : Arteri besar
 Klien mengatakan kepalanya kehilangan
sering merasa nyeri. kelenterun dan
 Klien mengatakan nyri di menjadi kaku
rasakan setelah melakukan
aktivitas
Do : Pembuluh darah
 Tekanan darah : 150/90 mmHg tidak dapat

 Klien terlihat sesekali mengembang Nyeri

memegangi kepalanya.

Vasokontriksi
pembuluh darah

TD meningkat

2. Ds : Kekurangan darah
 Klien mengatakan mudah lelah
dalam beraktivitas Suplai oksigen
 Klien tidak mampu melakukan menurun
aktivitas yang berat berat.
Do : Frekuensi jantung
 Klien nampak tidak meningkat Intoleransi aktivitas
bersemangat
 Klien nampak kelelahan. Beban kerja jantung
meningkat

Suplai darah dan

28
oksigen ke jaringan
perifer menurun

Kelemahan umum
3. Ds : Kurang informasi
 Klien mengatakan masih
bingung tentang penyakit yang
di derita saat ini. Cemas Kurangnya
Do : pengetahuan
 Klien terlihat bingung
 Klien menyimak dengan Perilaku
seksama saat dilakukan penkes. tidak sesuai /
Ungkapan verbal
dari ketidaktahuan

11. Diagnosa Keperawatan


 Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

29
12. Rencana Keperawatan
Intervensi Keperawatan
No. Diagnose Tujuan Tujuan
Tidakan keperawatan Rasional
Umum Khusus
1. Nyeri Setelah a. Klien tidak  Kaji keadaan umum  Mengetahui keadaan
berhubungan dilakaukan mengeluh klien sebenarnya pada klien
dengan asuhan nyeri pada  Berikan posisi  Mengurangi rasa nyeri
peningkatan keperawatan bagian senyaman mungkin pada klien
tekanan diharapkan kepala dan pada klien
darah nyeri kepala terlihat  Ajarkan tekhnik  Memberikan rasa
dapat teratasi rileks. distraksi dan relaksasi nyaman
b.Tekanan
darah klien
stabil.
2 Intoleransi Setelah a. Klien  Kaji respon pasien  Mengetahui sampai
aktivitas dilakukan merasa terhadap aktivitas mana kemampuan klien
berhubungan asuhan rileks.  Instruksikan klien dalam beraktivitas,
dengan keperawatan b. Kebutuhan tentang teknik menghadapi stress.
kelemahan aktivitas klien penghematan energy,  Teknik menghemat
klien dapat terpenuhi misalnya : melakukan energy mengurangi
teratasi. aktivitas dengan penggunaan energy, juga
perlahan. membantu
 Anjurkan keluarga keseimbangan antara
untuk membantu suplai dan kebutuhan
klien dalam oksigen.
melakukan aktivitas  Meringankan beban
 Anjurkan keluarga klien.
untuk mendekatkan  Membantu meringankan
kebutuhan klien aktivitas klien.

30
3 Kurang Setelah a. Klien  Kaji pengetahuan  Mempermudah dalam
pengetahuan dilakukan mengetahu klien tentang penyakit memberikan penjelasan
berhubungny pendidikan i tentang hipertensi pada klien
a dengan kesehatan kondisi  Jelaskan tentang  Meningkatkan
kurang informasi kesehatann proses penyakit pengetahuan dan
informasi klien ya. (penkes). mengurangi cemas
bertambah,  Jelaskan kondisi klien  Mempermudah
b. Klien tidak intervensi.
bingung
dengan
masalah
kesehatann
ya.

31
13. Implementasi

Tgl/
No. Diagnose Implementasi
Waktu
1. 20-11-2014 Nyeri berhubungan dengan  Mengkaji keadaan umum klien
Pukul : peningkatan tekanan darah  Memberikan posisi senyaman
09.00 WIB mungkin pada klien
 Mengajarkan tekhnik distraksi dan
relaksasi
2 20-11-2014 Intoleransi aktivitas a. Mengkaji respon pasien terhadap
Pukul : berhubungan dengan kelemahan aktivitas
09.15 WIB umum. b. Menginstruksikan pasien tentang
teknik penghematan energy,
misalnya pada saat melakukan
aktivitas dengan perlahan.
3 20-11-2014 Kurang pengetahuan  Mengkaji pengetahuan klien tentang
Pukul : berhubungnya dengan kurang penyakit hipertensi
09.30 WIB informasi  Menjelaskan tentang proses penyakit
(penkes).
 Menjelaskan kondisi klien

32
14. Dokumentasi

33

Vous aimerez peut-être aussi