Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SINDROM NEFROTIK
1. Pengertian
Yuliani, 2001).
Sindrom nefrotik (SN) merupakan Sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria
massif, hipoalbuminemia yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan
kadar albumin dalam darah – penimbunan garam dan air yang berlebihan –
Sindroma ini bisa terjadi pada segala usia. Pada anak-anak, paling sering timbul
pada usia 18 bulan sampai 4 tahun, dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.
2. Etiologi
Penyebab umum penyakit tidak diketahui; akhir-akhir ini sering dianggap sebagi
1
a) Sindroma nefrotik bawaan
Mansjoer,2000 :488)
3. Insiden
berdasarkan etiologi, berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang
f. Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah calon untuk nefrektomi
2
4. Patofisiologi
anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi
retensi kalium dan air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan
edema.
dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan
3
6. Manifestasi klinik
jaringan akibat penimbunan garam dan air Edema biasanya bervariasi dari
bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung
Pucat
Hematuri
Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang), (Betz, Cecily L.2002 :
335 ).
Gejala lainnya adalah pembengkakan lutut dan kantung zakar (pada pria).
pembengkakan.
Pada anak-anak bisa terjadi penurunan tekanan darah pada saat penderita
berdiri dan tekanan darah yang rendah (yang bisa menyebabkan syok).
Tekanan darah pada penderita dewasa bisa rendah, normal ataupun tinggi.
4
Produksi air kemih bisa berkurang dan bisa terjadi gagal ginjal karena
gagal ginjal disertai penurunan pembentukan air kemih terjadi secara tiba-
tiba.
Kalsium akan diserap dari tulang. Rambut dan kuku menjadi rapuh dan
bisa terjadi kerontokan rambut. Pada kuku jari tangan akan terbentuk garis
pembentukan antibodi.
dalam vena ginjal yang utama. Di lain fihak, darah bisa tidak membeku
Tekanan darah tinggi disertai komplikasi pada jantung dan otak paling
jaringan ikat.
7. Komplikasi
hipoalbuminemia.
5
b. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml)
8. Pemeriksaan diagnostik
a. Uji urine
b. Uji darah
c. Uji diagnostic
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin.
9. Evaluasi Diagnostik
lain. Jarum biopsi ginjal mungkin dilakukan untuk pemriksaan histology terhadap
6
Terdapat proteinuri terutama albumin (85 – 95%) sebanyak 10 –15 gr/hari. Ini
berkurang, berat jenis urine meninggi. Sedimen dapat normal atau berupa toraks
hialin, dan granula lipoid, terdapat pula sel darah putih. Dalam urine ditemukan
double refractile bodies. Pada fase nonnefritis tes fungsi ginjal seperti : glomerular
fitration rate, renal plasma flowtetap normal atau meninggi . Sedangkan maximal
perubahan pada fungsi ginjal pada fase nefrotik akibat perubahan yang progresif
pada glomerulus.
dapat menderita defisiensi Fe karena banyak transferin ke luar melalui urine. Laju
endap darah tinggi, kadar kalsium darah sering rendah dalam keadaan lanjut
a. Terapi nonfarmakologis
7
b. Terapi farmakologis
kelainan yang memberikan respon terapi yang baik terhadap steroid. Peneliti
pasien memberi respon yang baik terhadap steroid dengan remisi lengkap.
untuk jangka waktu lama dan dapat sembuh spontan. Oleh karena itu mereka
antaranya prednison 125 mg setiap 2 hari sekali selama 2 bulan kemudian dosis
dikurangi bertahap dan dihentikan setelah 1-2 bulan jika relaps, terapi dapat
mg/kg berat badan/hari selama 4 minggu diikuti 1 mg/kg berat badan selang 1
hari selama 4 minggu. Sampai 90% pasien akan remisi bila terapi diteruskan
Jika tidak ada kemajuan dalam 2-4 minggu, dosis dinaikkan sampai 200 mg per
48 jam dan dipertahankan sampai proteinuri turun hingga 2 gram atau kurang
per 24 jam, atau sampai dianggap terapi ini tidak ada manfaatnya. Pada anak-
anak diberikan prednison 60 mg/m2 luas permukaan tubuh atau 2 mg/kg berat
8
badan/hari selama 4 minggu, diikuti 40 mg/m2 luas permukaan tubuh setiap 2
menjadi :
a. Remisi lengkap
b. Remisi parsial
c. Resisten
9
misal kaptopril atau enalapril dosis rendah, dan dosis ditingkatkan
indometasin 3×50mg.
ginjal.
75%.
10
ginjal pada sebagian pasien. Obat ini tidak boleh diberikan bila klirens
11
Efek samping yang jarang terjadi adalah netropeni, trombositopeni dan
skin rash.
bulan.
12
diuretic (spironolakton). Pada pasien SN dapat terjadi resistensi
aliran urin dan ekskresi natrium. Namun demikian infus albumin ini
urin, selain itu dapat meningkatkan tekanan darah dan bahkan edema
13
kolestipol efektif menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol
LDL, namun obat ini tidak dianjurkan karena efeknya pada absorbsi
terjadi pada kurang lebih 20% kasus SN (paling sering pada nefropati
fungsi ginjal dan terjadinya gagal ginjal tahap akhir. Terapi ini
Ratio (INR) 2-3 kali normal. Bila terjadi penyulit infeksi bakterial
14
pada umumnya. Bila terjadi gagal ginjal kronik, selain hemodialisis,
15
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian.
pengkajian.
Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien dengan sindrom nefrotik sebagai
berikut :
2) Edema
3) Wajah sembab :
Diare
Anoreksia
16
Absorbsi usus buruk
8) Peka rangsang
9) Mudah lelah
10) Letargi
Penurunan volume
Gelap
Berbau buah
urine akan adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa
2. Diagnosa keperawatan
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
17
b) Tidak mengalami peningkatan edema
3) Intervensi
diindikasikan).
edema.
18
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebtuhan tubuh b/d kehilangan nafsu
makan
1) Tujuan
2) Intervensi
makan
19
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
3) Intervensi
setiap 4 jam.
20
R/ Peningkatan ekses cairan tubuh
mengurangi oedema
1) Tujuan
iritasi
2) Ktiteria hasil
3) Intervensi
21
R/ Untuk menghilangkan aea tekanan
baik
R/ Karena anak dengan edema massif selalu letargis, mudah lelah dan
diam saja
1) Tujuan
2) Intervensi
edema
22
e) Berikan periode istirahat tanpa gangguan
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
4. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/27/askep-sindrom-nefrotik/
5. http://idmgarut.wordpress.com/…/28/sindroma-nefrotik
6. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/askep-sindroma-nefrotik.html
23
RESUME KEPERAWATAN ANAK
A. Identitas Klien
2. Umur : 10 Tahun
3. No. RM : 58 48 34
5. Pendidika : SD
6. Alamat : Gowa
C. Triage
RSUP Dr. wahidin sudirohusodo pada Tanggal 15 Juli 2014 yang lalu,
24
.
TD : -
N : 100 x/menit
P : 28x/menit
S : 36,70 C
d. Berat Badan : 20 kg
e. PB 113 cm
f. LILA 15.5 cm
g. Lingkar Kepala 52 cm
h. Lingkar dada 58 cm
i. Lingar Perut 61 cm
D. Pengkajian Primer
c. Circulation: Nadi 100 x/menit, tidak ada sianosis, CRT < 2 detik
E. Pengkajian Sekunder
a. Kepala
Bentuk: mesochepal
b. Mata
25
Konjungtiva: merah mudah
c. Mulut
d. Dada
e. Abdomen
f. Ekstremitas
Tidak ada edema, turgor kulit elastis, massa otot kenyal, tonus otot aktif, kekuatan
F. Terapi Medikasi
- Methil Prednisolon 14 mg
G. Diagnosa Keperawatan
DS:
26
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
3) Intervensi
diindikasikan).
edema.
27
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai
proses penyakitnya
DS:
DO :
terapetik.
Hasil : Ibu klien mengerti dan mengatakan tidak merasa bingung lagi
H. Tindakan Keperawatan
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
28
b) Tidak mengalami peningkatan edema
3) Intervensi
diindikasikan).
Hasil: BB 20 Kg
penyakitnya
terapetik.
Hasil : Ibu klien mengerti dan mengatakan tidak merasa bingung lagi
29
I. Evaluasi (SOAP)
S:
- Ibu klien mengatakan Anaknya bengkak pada daerah wajah dan leher
O:
proses penyakitnya
A : Masalah teratasi
30