Vous êtes sur la page 1sur 9

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU MEROKOK


KALANGAN REMAJA DI SMKN 1 BITUNG

1
Gretty C. Runtukahu
2
Jehosua Sinolungan
2
Henry Opod

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Staf Bagian Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email:gruntukahu11_031@yahoo.com

Abstract: Low self-control makes teenagers are not able to organize and direct the behavior
that appears uncontrolled actions such as smoking. Changes in the state of teenages who
should learn to be more interested in smoking, associated with high–low self-control. This
study aimed to determine the relationship between self-control and smoking behavior among
adolescents. The research method using cross sectional design and quantitative analytic. The
study involved 176 active students of the school as a sample, smoking and non smoking, male
or female, and is willing to participate. Collecting data through questionnaires. Data analysis
technique using the Spearman rank correlation test. The results show the value of r = -0,756
with p = 0,000 ( p < 0,05 ), meaning that the higher self-control teenagers applied, the lower
the level of smoking behavior. Analysis of the 44 smokers from the total sample of 176
respondents, the value of r =-0,766 with p = 0,000 ( p < 0.05 ), meaning that the lower self-
control teenagers applied, the higher the level of smoking behavior. Thus the hypothesis H1 is
accepted, that there is a significant negative relationship between self-control and smoking
behavior .
Keywords : self-control, smoking behavior, adolescent

Abstrak: Kontrol diri yang rendah membuat remaja tidak mampu mengatur dan mengarahkan
perilakunya sehingga muncul tindakan tidak terkontrol seperti perilaku merokok. Perubahan
keadaan dari remaja yang seharusnya belajar menjadi remaja yang lebih tertarik merokok
berkaitan dengan tinggi-rendah kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok kalangan remaja. Metode penelitian
menggunakan desain Cross Sectional dan bersifat analitik kuantitatif. Penelitian ini
melibatkan 176 siswa aktif sekolah sebagai sampel, merokok dan tidak merokok, berjenis
kelamin laki-laki atau perempuan, dan bersedia berpartisipasi. Pengambilan data melalui
kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian
menunjukan nilai r =-0,756 dengan p=0,000 (p<0,05), artinya semakin tinggi kontrol diri
remaja, semakin rendah perilaku merokoknya. Analisis terhadap 44 responden perokok dari
total sampel 176, diperoleh nilai r =-0,766 dengan nilai p=0,000 (p<0,05), artinya semakin
rendah kontrol diri remaja, semakin tinggi perilaku merokoknya. Dengan demikian hipotesis
H1 diterima yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan
perilaku merokok.
Kata kunci: kontrol diri, perilaku merokok, remaja

Individu yang memiliki mental sehat dapat Kemampuan tersebut membuat individu
melakukan pengaturan terhadap dirinya akan lebih mudah diterima untuk
sendiri dan perilakunya secara efektif. lingkungannya.1,2
84
Runtukahu, Sinolungan, Opod: Hubungan kontrol diri...

Mekanisme yang dapat membantu Kelas X SMK merupakan kelas awal


mengatur dan mengarahkan perilaku adalah memasuki jenjang sekolah menengah atas,
kontrol diri. Kontrol diri pada tiap individu usia rata-rata 16 tahun dan memasuki
tidaklah sama. Menurut Widiana terdapat lingkungan yang berbeda dengan
individu yang memiliki kontrol diri yang sebelumnya. Hal ini berpotensi
tinggi dan individu yang memiliki kontrol menyebabkan masalah-masalah dalam
diri yang rendah.3 dirinya termasuk masalah kontrol diri yang
Kontrol diri yang rendah membuat rendah terhadap perilaku merokok.
individu tidak mampu mengatur dan Berdasarkan hasil pengamatan di
mengarahkan perilakunya. Hal ini sering SMKN 1 Bitung, siswa laki-laki maupun
dialami oleh remaja. Menurut Rosandi perempuan terlihat sering merokok di
masa remaja ditandai dengan emosi yang tempat perkumpulan mereka. Jika siswa
cenderung tidak dapat dikontrol.4 memiliki kontrol diri yang tinggi, maka
Tindakan tidak terkontrol yang sering perilaku merokok akan sulit untuk
dikaitkan dengan remaja dan menganggap mempengaruhi kepribadiannya. Namun,
sebagai suatu kesenangan hati salah perilaku merokok akan mudah menjadi
satunya yaitu perilaku merokok.5 gaya hidup jika individu memiliki kontrol
Data WHO menyebutkan bahwa diri yang rendah. Masalah yang telah
terdapat 1,3 milyar perokok di dunia dan disebutkan di atas perlu diketahui apa yang
sepertiganya berasal dari populasi global menyebabkan perubahan keadaan dari
yang berusia 15 tahun keatas. Indonesia remaja yang seharusnya belajar dengan giat
saat ini menduduki peringkat keempat di sekolah menjadi remaja yang
dunia sebagai bangsa yang jumlah kenyataannya lebih tertarik untuk merokok.
penduduknya paling gemar merokok yaitu Apakah ada hubungan antara kontrol diri
sekitar 140 juta orang setiap harinya remaja dengan munculnya perilaku
mengkonsumsi tembakau.6,7 merokok pada remaja kelas X di SMKN 1
Perilaku merokok penduduk 15 tahun Bitung?
ke atas cenderung meningkat dari 34,2
persen tahun 2007 menjadi 36,3 persen
tahun 2013. Terhitung sebanyak 64,9 METODE PENELITIAN
persen laki-laki dan 2,1 persen perempuan Berdasarkan penjelasan dalam latar
masih menghisap rokok pada tahun 2013. belakang, peneliti mengajukan hipotesis
Proporsi penduduk umur ≥ 10 tahun di yaitu:
Sulawesi utara yaitu 24,6 persen perokok H0, artinya tidak ada hubungan yang
setiap hari dan 5,9 perokok kadang- signifikan antara kontrol dengan perilaku
kadang.8 merokok remaja kalangan remaja di SMKN
Penelitian oleh Muhammad Ulhaq dan 1 Bitung.
Retno Komolohadi tentang “Hubungan H1, artinya ada hubungan yang
antara kontrol diri dengan perilaku signifikan antara kontrol dengan perilaku
merokok pada siswa-siswi SMAN 1 merokok kalangan remaja di SMKN 1
Parakan” menjelaskan bahwa terdapat hasil Bitung.
yang signifikan antara kontrol diri dengan Variabel pada penelitian ini adalah
perilaku merokok.3 kontrol diri dan perilaku merokok. Kontrol
Pada penelitian mengenai intensi diri merupakan pengendalian emosi serta
merokok oleh Wulandari menjelaskan dorongan-dorongan yang ada dalam diri.13
bahwa pengaruh lingkungan, sikap Perilaku merokok merupakan aktivitas
terhadap perilaku, norma subjektif, persepsi yang dilakukan oleh seseorang berupa
terhadap kontrol perilaku, dan afeksi membakar dan menghisap serta
negatif memberikan hubungan yang menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh
signifikan terhadap niat untuk merokok.6 orang-orang disekitarnya.7,14,15

85
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

Desain penelitian yang digunakan • Setuju (S) = 3


adalah Cross Sectional dengan pendekatan • Tidak setuju (TS) = 2
analitik. Populasi dalam penelitian ini yaitu • Sangat tidak setuju (STS) = 1
siswa SMK Negeri 1 Bitung. Subjek yaitu
siswa kelas X berjumlah 316 orang dengan Alternatif jawaban pada item
kriteria perokok dan bukan perokok, favourable, yaitu : SS, S, TS, STS dengan
berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. skor 4, 3, 2, 1, sedangkan alternatif
Alat pengumpul data yang digunakan jawaban pada item unfavourable, yaitu :
adalah kuesioner kontrol diri dan perilaku SS, S, TS, STS, dengan skor 1, 2, 3, 4.
merokok. Dalam tryout, peneliti hanya Dalam mendeskripsikan tingkat
menggunakan kuesioner kontrol diri, oleh kontrol diri yang memiliki rentang skor 1-
karena kuesioner perilaku merokok telah 4, dibuat interval kriteria dengan cara:
digunakan pada penelitian sebelumnya dan Data maksimal= 4/4 x 100% = 100%
dinyatakan valid. Teknik pengambilan Data minimal = 1/4 x 100 % = 25 %
sampel menggunakan cara Simple Random Range = 100% - 25% = 75 %
Sampling sehingga total responden yang Panjang kelas interval = Range: Panjang
diperoleh yaitu 176 orang, perokok (n=44), Kelas = 75 : 4 = 18,75
bukan perokok (n=132). Analisis data
secara statistik yang digunakan dalam Tabel 1. Kategorisasi Tingkat Kontrol Diri
penelitian ini adalah uji korelasi
menggunakan rumus Spearman Rank. Variabel Kategori Kriteria
Proses analisis ini dipercepat dan
dipermudah dengan adanya perangkat
lunak komputer. Sangat Tinggi 81,25% < % ≤ 100%

Kontol
HASIL ANALISIS DATA Tinggi 62,50% < % ≤
Skala Kontrol Diri Diri
Pengukuran variabel kontrol diri 81,25%
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Averill tentang aspek utama kontrol diri. Rendah 43,75% < % ≤
Uji validitas secara statistik memiliki
kriteria sebagai berikut : jika r hitung > r 62,50%
tabel, maka dinyatakan valid, jika r hitung
Sangat Rendah 25,00% < % ≤ 43,
< r tabel, maka dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan perhitungan derajat kebebasan 75%
(df = N-2), diperoleh hasil 34. Hasil
tersebut kemudian dijadikan dasar untuk
menentukan r tabel yaitu 0,3291. Ujicoba
kuesioner yang berjumlah kepada 36 aitem 9 PR0SENTASI
16 "Sangat
kepada 36 responden menghasilkan 20 "Rendah" Rendah" 0
aitem yang valid dan 16 aitem yang tidak
valid.
Nilai Alpha Conbrach yang diperoleh
yaitu sebesar 0,837, maka aitem-aitem
pertanyaan variabel kontrol diri dinyatakan 27
sangat reliabel karena bernilai > 0,80. "Tinggi" 48
"Sangat
Jumlah item dalam skala ini adalah 20 Tinggi"
item dengan 13 item favorable dan 7 item
unfavorable. Kueisioner berisi 4 pilihan Gambar 1. Kategorisasi Tingkat Kontrol
kategori, yang akan diberi skor: Diri Seluruh Responden
• Sangat setuju (SS) = 4
86
Runtukahu, Sinolungan, Opod: Hubungan kontrol diri...

Gambar di atas menunjukkan tingkat dengan pilihan jawaban :


kontrol diri siswa SMKN 1 Bitung kelas X 1. Selalu
memiliki 4 kategori dengan prosentasi 2. Sering
masing-masing yaitu kategori sangat tinggi 3. Kadang-kadang
sebesar 48% (84 siswa), kategori tinggi 4. Tidak pernah
sebesar 27% (48 siswa), kategori rendah Pernyataan positif dinilai dengan:
sebesar 16% (28 siswa), dan kategori selalu (skor 4), sering (skor 3), kadang-
sangat rendah sebesar 9% (16 siswa). kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1).
Berdasarkan prosentasi tertinggi pada hasil Pernyataan negatif dinilai dengan: selalu
analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa (skor 1), sering (skor 2), kadang-kadang
tingkat kontrol diri siswa SMKN 1 Bitung (skor 3), dan tidak pernah (skor 4). Jumlah
kelas X terbanyak berada pada kategori item dalam skala ini adalah 19 butir dengan
sangat tinggi. 11 item favorable dan 8 item unfavorable.
Berdasarkan teori Aritonang
pengelompokan perilaku merokok dapat
70 dapat dilihat berdasarkan intensitas
60 (jumlah) rokok yang dihisap perhari.
50 Menurut teori tersebut, perilaku merokok
40 PROSENTASI digolongkan kategori rendah apabila
30 KONTROL
merokok antara 1-4 batang per hari,
20 DIRI
PEROKOK kategori sedang apabila merokok 5-14
10
0
PROSENTASI batang per hari dan kategori berat merokok
KONTROL
lebih dari 15 batang perhari.12
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Sangat Tinggi

DIRI BUKAN
PEROKOK Hasil penelitian menunjukan terdapat
44 siswa yang perokok dari total
keseluruhan responden. Peneliti
menggunakan sampel siswa perokok untuk
menentukan perilaku merokok

Gambar 2. Kategorisasi Perbandingan


Tingkat Kontrol Diri pada Responden yang
Merokok dan tidak Merokok PROSENTASI
14
"BERAT"
Gambar di atas menunjukkan tingkat
kontrol diri berbanding terbalik, antara
siswa yang merokok dengan siswa yang
tidak merokok di SMKN 1 Bitung kelas X.
Pada siswa yang perokok memiliki kontrol 34 52
diri yang rendah sebesar 64% sedangkan "SEDANG
"
"RINGAN
"
siswa yang bukan perokok memilikki
kontrol diri sangat tinggi yaitu sebesar
64%. Gambar 3. Kategorisasi Perilaku Merokok
pada Responden yang Merokok
Skala Perilaku Merokok
Penyusunan pertanyaan kuesioner Gambar 3 menunjukkan perilaku
berdasarkan : tipe perilaku merokok, tipe merokok pada siswa perokok SMKN 1
perokok, tahapan perilaku merokok, faktor- Bitung kelas X memiliki 3 kategori dengan
faktor yang mempengaruhi perilaku prosentasi masing-masing yaitu 52% untuk
merokok, dampak perilaku merokok. kategori perokok ringan (23 orang), 34%
Responden mengisi kuesioner yang untuk kategori perokok sedang (15 orang),
menggunakan skala perilaku merokok dan 14% untuk kategori perokok berat (6
87
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

orang). Dengan demikian, perilaku Nilai r = -0,766 berarti terdapat hubungan


merokok siswa SMKN 1 Bitung kelas X negatif yang kuat antara kontrol diri
terbanyak berada pada kategori yang dengan perilaku merokok. Kesimpulannya
ringan. sama seperti pada uji korelasi dimana total
sampel secara keseluruhan antara kontrol
Hubungan kontrol diri dengan perilaku diri dengan perilaku merokok terdapat
merokok hubungan negatif yang signifikan.
Berdasarkan hasil uji korelasi Teori de Ridder & de Wit
Spearman Rank diperoleh koefisien mengemukakan bahwa kontrol diri (self-
korelasi bernilai negatif sebesar -0,756 control) termasuk faktor yang berperan
dengan nilai p = 0,000. Nilai r = -0,756 dalam proteksi/perlindungan untuk menjadi
menunjukan bahwa terdapat hubungan pengguna zat-zat berbahaya, termasuk
negatif kuat antara kontrol diri dengan tembakau.9
perilaku merokok. Probabilitas koefisien Menurut teori Calhoun dan Accocella
korelasi memenuhi taraf signifikansi 0,05 ada dua alasan yang mengharuskan
dimana nilai sig < ὰ = 0,000 < 0,05, individu mengontrol diri terus menerus.
sehingga H1 dapat diterima sedangkan H0 Pertama, individu tidak hidup sendirian
ditolak. akan tetapi dalam kelompok dan individu
Uji korelasi antara kontrol diri dengan mempunyai kebutuhan untuk memuaskan
perilaku merokok untuk siswa perokok keinginan dan kebutuhan. Kedua,
kelas X di SMKN 1 Bitung sebanyak 44 masyarakat menghargai kemampuan,
dari total sampel 176 orang, diperoleh kebaikan dan hal-hal yang harus diterima
koefisien korelasi bernilai negatif sebesar - lainnya yang dimiliki individu.3
0,766 dengan nilai p = 0,000. Nilai r = - Kategorisasi variabel kontrol diri untuk
0,766 menunjukan hubungan negatif yang seluruh responden diperoleh terbanyak
kuat antara kontrol diri dengan perilaku berada pada kategori sangat tinggi dengan
merokok. Probabilitas koefisien korelasi jumlah 84 orang sebesar 48% dan terendah
memenuhi taraf signifikansi 0,05 dimana pada kategori sangat rendah dengan jumlah
nilai sig < ὰ = 0,000< 0,05. 16 orang sebesar 9%.
Hasil penelitian oleh Zia Ulhaq dan
BAHASAN Retno Komolohadi tentang “Hubungan
Hasil analisis data statistik antara kontrol diri dengan perilaku
menunjukkan bahwa ada hubungan negatif merokok pada siswa-siswi SMAN 1
kuat yang signifikan antara kontrol diri Parakan” dengan perincian hasil 1 subjek
dengan perilaku merokok. Berdasarkan (0.93 %) ada pada kategori sangat tinggi,
data r=-0,756 dengan p = 0,000 (p < 0,05), sedangkan pada kategori tinggi sebanyak
menjelaskan bahwa kontrol diri 61 subjek (56.48 %). Untuk kategori
berhubungan dengan munculnya perilaku sedang diperoleh sebanyak 29 subjek
merokok siswa kelas X di SMKN 1 Bitung. (26.85 %). Kemudian kategori rendah ada
Angka koefisien korelasi bernilai negatif 16 subjek (14.8 %) dan pada kategori
artinya semakin tinggi kontrol diri maka sangat rendah ada 1 subjek (0.93 %).
akan semakin rendah perilaku merokok Berdasarkan kategori tersebut dapat dilihat
seseorang, begitu pula sebaliknya, semakin bahwa tingkat kontrol diri subjek penelitian
rendah kontrol diri seseorang maka terbanyak berada pada kategori tinggi.3
semakin tinggi perilaku merokoknya. Pada responden yang merokok tingkat
Uji korelasi statistik antara kontrol diri kontrol diri diperoleh hasil 64% kategori
dengan perilaku merokok pada responden rendah dengan jumlah 28 orang dan 36%
perokok di kelas X di SMKN 1 Bitung kategori sangat rendah dengan jumlah 16
sebanyak 44 dari total sampel 176, orang dari total keseluruhan 44 responden
diperoleh koefisien korelasi bernilai negatif yang merokok. Berdasarkan prosentasi,
sebesar -0,766 dengan nilai p = 0,000. siswa yang merokok terbanyak berada pada
88
Runtukahu, Sinolungan, Opod: Hubungan kontrol diri...

kategori kontrol diri rendah, sedangkan sebesar 52% dan terendah pada kategori
pada responden yang tidak merokok tingkat perilaku merokok berat dengan jumlah 6
kontrol diri memperoleh hasil 64% kategori orang sebesar 14 %.
sangat tinggi dengan jumlah 84 orang dan Penelitian oleh Zia Ulhaq dan Retno
36% kategori tinggi dengan jumlah 48 Komolohadi tentang “Hubungan antara
orang dari total keseluruhan 132 responden kontrol diri dengan perilaku merokok pada
yang tidak merokok. siswa-siswi SMAN 1 Parakan” untuk
Goldfried dan Merbaum kategorisasi variabel perilaku merokok dari
mendefinisikan kontrol diri sebagai proses 95 subjek diperoleh hasil 8 subjek (8.4%)
yang menjadikan individu sebagai agen ada pada kategori sangat rendah, sedangkan
utama dalam memandu, mengarahkan dan pada kategori rendah sebanyak 20 subjek
mengatur perilaku utamanya yang dapat (21.1%). Untuk kategori sedang diperoleh
membawa ke arah konsekuensi positif. Ada sebanyak 33 subjek (34.7%). Kemudian
individu yang memiliki kontrol diri yang kategori tinggi ada 24 subjek (25.3%) dan
tinggi dan ada yang memiliki kontrol diri pada kategori sangat tinggi ada 10 subjek
yang rendah. Remaja yang memiliki (10.5%). Berdasarkan kategori tersebut
kontrol diri tinggi pada umumnya masih dapat dilihat bahwa perilaku merokok
dapat mengontrol dorongan-dorongan yang subjek dalam penelitian tersebut berada
ada dalam dirinya, sehingga mampu pada kategori sedang.3 Secara umum
mengendalikan perilaku merokoknya tetap menurut Kurt Lewin perilaku merokok
rendah bahkan tidak ada. Begitu pula merupakan fungsi dari lingkungan dan
sebaliknya remaja yang memiliki kontrol individu. Artinya, perilaku merokok selain
diri rendah tidak mampu melepaskan diri disebabkan faktor-faktor dari dalam diri,
dari dorongan – dorongan untuk merokok juga disebabkan faktor lingkungan.12
dan secara terus-menerus terjadi Penelitian ini menunjukan bahwa
peningkatan jumlah rokok yang dihisap tiap kontrol diri sebagai faktor internal memberi
hari, tanpa dapat mempertimbangkan pengaruh besar terhadap perilaku merokok.
akibat-akibat negatif yang ditimbulkan, Tinggi rendah kontrol diri seseorang akan
baik terhadap dirinya sendiri, ataupun memberi respon yang berbeda. Hasil
orang – orang di sekitarnya.3 analisis membuktikan terdapat hubungan
Ghufron & Risnawita mengemukakan antara kontrol diri dengan perilaku
bahwa kontrol diri dipengaruhi oleh faktor merokok sehingga H0 ditolak dan H1
internal dan eksternal. Faktor internal diterima. Hubungan yang dimaksud bersifat
berhubungan dengan dirinya antara lain negatif, artinya kontrol diri pada siswa
usia, jenis kelamin, dan kontrol diri, yang kebanyakan berada pada kategori
sedangkan faktor eksternal antara lain sangat tinggi menyebabkan menurunnya
lingkungan, baik dalam keluarga, teman perilaku merokok ataupun dari beberapa
sebaya, maupun tempat interaksi sosial.10 siswa dengan kontrol diri rendah justru
Teori Aritonang mengelompokan akan meningkatkan perilaku merokok.
perilaku merokok berdasarkan intensitas
(jumlah) rokok yang dihisap perhari. SIMPULAN
Menurut teori tersebut, perilaku merokok Berdasarkan hasil analisis data secara
digolongkan kategori rendah apabila statistik dengan menggunakan perangkat
merokok antara 1-4 batang per hari, pengolah data komputer kepada 176 subyek
kategori sedang apabila merokok 5-14 dalam penelitian ini, dengan tujuan
batang per hari dan kategori berat merokok menguji hipotesis yang diajukan dalam
lebih dari 15 batang perhari.11 penelitian ini, maka dapat disimpulkan:
Kategorisasi variabel perilaku merokok 1. Kontrol diri pada siswa kelas X di
dari 44 sampel diperoleh hasil responden SMKN 1 Bitung secara keseluruhan
terbanyak berada pada kategori perilaku responden terbanyak berada dalam
merokok ringan dengan jumlah 23 orang kategori sangat tinggi. Pada siswa yang
89
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

perokok terbanyak memiliki kontrol diri Publik


yang rendah dibandingkan siswa yang Publik sebagai salah satu pendorong
bukan perokok terbanyak memiliki remaja dalam meningkatkan kontrol diri
kontrol diri sangat tinggi. terutama dalam mengatasi perilaku
2. Perilaku merokok pada responden yang merokok. Masyarakat sekitar sekolah yang
merokok terbanyak berada pada kategori melihat siswa merokok agar bertindak
perilaku merokok ringan. untuk menasehati, melarang, dan
3. Ada hubungan negatif kuat yang menghentikan penjualan rokok.
signifikan antara variabel kontrol diri
dengan variabel perilaku merokok. Peneliti selanjutnya
Semakin rendah kontrol diri, maka Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
semakin tinggi perilaku merokok pada pada bahasan yang sama, disarankan untuk
siswa kelas X di SMKN 1 Bitung menggunakan variabel – variabel seperti
4. Uji korelasi statistik untuk responden faktor sosial, pola asuh, kognitif,
yang merokok menghasilkan hubungan conditioning, atau dapat melanjutkan
negatif yang signifikan antara variabel penelitian ini dengan tujuan lain seperti :
kontrol diri dengan variabel perilaku untuk melihat aspek-aspek mana dalam
merokok pada siswa kelas X yang indikator perilaku merokok atau kontrol
merokok di SMKN 1 Bitung. diri yang tinggi dan rendah. Selain itu,
dalam pengambilan data dan pembagian
SARAN kuesioner pada responden agar supaya
Sekolah memberikan sosialisasi atau pengarahan
Pimpinan sekolah agar dapat lebih baik lagi untuk menghindari
membimbing siswa untuk mengurangi kurangnya sampel yang akan didapat.
perilaku merokok siswa dengan cara
melibatkan siswa pada kegiatan positif DAFTAR PUSTAKA
seperti, olah raga, pramuka, debat antar 1. Sandha T, Hartati S, Fauziah N.
siswa, lomba kreatifitas siswa dan kegiatan Hubungan antara self esteem dengan
positif lainnya. penyesuaian diri pada siswa tahun
pertama SMA Krista Mitra Semarang.
Pemerintah Jurnal Psikologi [serial on the internet]
Pemerintah sebaiknya mengadakan 2012 [cited 2014 Nov 3];01(01):49-
seminar atau penyuluhan mengenai budaya 50. Available from :
merokok, terutama pada remaja. http://ejournals1.undip.ac.id/index.php
/empati/article/view/420.
2. Zakiyah N, Hidayati FNR, Setyawan I.
Siswa Hubungan antara penyesuaian diri
Bagi siswa yang tidak merokok, dengan prokrastinasi akademik siswa
sebaiknya belajar untuk meningkatkan self- sekolah berasrama SMPN 3
control agar tidak terpengaruh oleh teman. Peterongan Jombang. Jurnal Psikologi
Bagi siswa yang baru mulai merokok dan Undip [serial on the internet]. 2010
yang telah menjadi seorang perokok, [cited 2014 Nov 3];08(02):160-1.
sebaiknya mempertimbangkan kembali Available from:
dengan mengingat banyaknya efek negatif http://ejournal.undip.ac.id/index.php/p
merokok bagi kesehatan. sikologi/article/view/2960/2646.
3. Ulhaq MZ, Komolohadi RAR.
Hubungan antara kontrol diri dengan
Orang tua
perilaku merokok pada siswa siswi
Orang tua diharapkan dapat SMAN 1 Parakan. 2008 [cited 2014
memberikan perhatian lebih pada anak Oct 22]. Available
yang merokok dalam pergaulan agar tetap from:http://psychology.uii.ac.id/image
memiliki teman dan tidak merasa kesepian s/stories/jadwal_kuliah/naskahpublika
dengan cara pola asuh yang benar. si-00320158.pdf
90
Runtukahu, Sinolungan, Opod: Hubungan kontrol diri...

4. Angelina DY, Matulessy A. Pola Asuh from:http://www.litbang.depkes.go.id/


Otoriter Kontrol Diri Dan Perilaku sites/download/rkd2013/Laporan_Risk
Seks Bebas Remaja SMK. Persona esdas2013.PDF .
Jurnal Psikologi Indonesia [serial on 9. Ramdhani M. Penerapan teknik kontrol
the internet]. 2013 [cited 2014 Oct diri untuk mengurangi konsumsi rokok
22]; 02(02):174. Available from: pada kategori perokok ringan. Jurnal
http://download.portalgaruda.org/articl Sains dan Praktik Psikologi [serial on
e.php?article=253798&val=6847&title the internet]. 2013 [cited 2014 Oct
=Pola%20Asuh%20Otoriter,%20Kont 22]; 01(03):242. Available from
rol%20Diri%20%20Dan%20Perilaku :http://ejournal.umm.ac.id/index.php/js
%20Seks%20Bebas%20Remaja%20S pp/article/viewFile/1693/1791.
MK. 10. Shohibullana IH. Kontrol diri dan
5. Maretawati ED, Makmuroch, Agustin perilaku konsumtif pada siswa SMA
RW. Hubungan antara pola ditinjau dari lokasi sekolah. Jurnal
pengasuhan dan pola kelekatan dengan Online Psikologi [serial on the
penyesuaian sosial pada remaja siswa internet]. 2014 [cited 2014 Oct 22];
kelas XI SMA N 1 Sragen. 2010 [cited 02(01):49-50. Available from :
2014 Nov 3] :46. Available from: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jo
https://www.google.com/url?sa=t&rct p/article/view/1818.
=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& 11. Saputra A. Hubungan antara Harga Diri
cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA& dengan Perilaku Merokok pada Siswa
url=http%3A%2F%2Fjurnalwacana.ps Laki-Laki SMP di Kota Bukittinggi.
ikologi.fk.uns.ac.id%2Findex.php%2F Jurnal Psikologi [serial on the
wacana%2Farticle%2Fview%2F63%2 internet]. 2013 cited 2015 Januari
F63&ei=ChLLVLfiJs7W8gWG94LY 20];01(01):7. Available from :
DQ&usg=AFQjCNEnRHicFlGOnZB6 http://ejournal.unp.ac.id/students/inde
698E5Z3WN2njHg&sig2=uCzimXb7 x.php/psi/article/view/594/353
smuDIM9EDFzKQg&bvm=bv.84607 12. Komasari D, Helmi AF. Faktor-Faktor
526,d.dGc. Penyebab Perilaku Merokok pada
6. Melinda E. Hubungan penerimaan diri Remaja. Jurnal Psikologi [serial on the
dan konformitas terhadap intensi internet]. 2000 [cited 2015 Januari
merokok pada remaja di SMK 20];01:38. Available from
Istiqomah Muhammadiyah. E-jurnal :http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/
Psikologi [serial on the internet]. 2013 perilakumerokok_avin.pdf
[cited 2014 Oct 14];01(01):10. 13. Amiril AR. Hubungan antara kematangan
Available from: emosi dan kontrol diri dengan stress
http://ejournal.psikologi.fisipunmul.ac. kerja pada guru SLB di Kota Malang.
id/site/wpcontent/uploads/2013/03/Jur Artikel Penelitian [serial on the
nal%20Skripsii%20(03-11-13-05-54- internet]. 2013 [cited 2014 Oct 22]:3.
50).pdf. Available from :
7. Sanjiwani NLPY, Budisetyani IGAPW. http://jurnalonline.um.ac.id/data/artike
Pola asuh permisif ibu dan perilaku l/artikel17ACC6CDFE4534E60897A9
merokok pada remaja laki-laki di A3BEF06C0B.pdf.
SMA Negeri 1 Semarapura. Jurnal 14. Lestari R, Purwandari E. Perilaku
Psikologi Udayana [serial on the merokok pada remaja SMA/SMK di
internet]. 2014 [cited 2014 Oct kota dan luar kota. Prosiding Temu
14];01(02):345. Available from: Ilmiah nasional VIII IPPI; 8-10
http://ojs.unud.ac.id/index.php/psikolo November 2012; ISBN; c2012. [cited
gi/article/view/8548. 2014 Oct 14]. Available from :
8. Pratiwi NL, Pradono J, http://psikologi.ums.ac.id/wpcontent/u
Kusumawardhani N, Tarigan IU. ploads/2013/09/Perilaku-Merokok-
Pengetahuan sikap dan perilaku. Riset PadaRemaja-SMA-SMK-di-Kota dan-
Kesehatan Dasar [serial online]. 2013 Luar Kota.pdf.
[cited 2014 Oct 14]:169-175.
Available

91
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

15. Chotidjah S. Pengetahuan tentang rokok,


pusat kendali kesehatan eksternal dan
perilaku merokok. Makara Sosial
Humaniora [serial on the internet].
2012 [cited 2014 Oct 14]; 16(01):51.
Available
from:http://journal.ui.ac.id/index.php/
humanities/article/viewFile/1493/1294

92

Vous aimerez peut-être aussi