Vous êtes sur la page 1sur 10

PERUBAHAN ASPEK SPRITUAL PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :

FIKA RAHMA OKTAVIA (106114033)


ANNISATUL RAHMANINGTYAS (106114035)
INDRI PRAMESTI (106114055)
SAIMUN (106114056)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 3B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2016
A. PENGERTIAN
Aspek spiritual meliputi 3 komponen dasar yaitu: spiritual (keyakinan spiritual),
kepercayaan dan agama.
1. Spiritual, merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa dan
maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha pencipta.
2. Kepercayaan, mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau
seseorang, juga dapat dikatakan upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang
dalam kehidupan atau dapat dikatakan bagai mana seseorang melihat dinnya dalam
hubungannya dengan lingkungan.
3. Agama, merupakan suatu system ibadah yang terorganisir atau teratur, mempunyai
keyakinan sentral, ritual dan praktik yang biasanya berhubungan dengan kemaflan,
perkawinan dan keselamatan dan mempunyai aturan-aturan tertentu yang
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan keputusan bagi yang
menjankannya.

B. KARATERISTIK SPIRITUALITAS
Untuk memudahkan perawatan dlam memberikan asuhan keperawatan maka
perawat mutlak perlu memiliki kemampuan mengidentifikasikan atau nmengenal
karateristik spiritual sebagai berikut :

a. Hubungan dengan diri sendiri


- Kekuatan dalam dan self-reliance
- Pengetahuan diri (siapa dirinya, apa yang bisa dilakukannya).
- Sikap (percaya pada diri sendiri, kektenangan fikiran, keselarasan dengan
diri sendiri).
b. Hubungan dengan alam
- Mengetahui tentang tanaman, margasatwa, iklim.
- Berkomunikasi dengan alam (mengabadikan , melindungi alam).
c. Hubungan dengan orang lain
- Berbagai waktu, pengetahuan secara timbal balik
- Mengasuh anak, orang tua, dan orang sakit.
- Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian
atau penderitaan.
d. Hubungan dengan Ketuhanan
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa seorang terpenuhi kebutuhan
spiritualnya apabila mampu :
1. Merumuskan arti personal yang positif, tentang tujuan keberadaannya di
dunia.
2. Mengembangkan arti penderitan dan menyakini hikmah dari suatu kejadian
atau penderitaan.
3. Dengan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif dan lain-lain.

Terpenuhi kebutuhan spiritual bila mampu :

1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaan di dunia ini.
2. Mengembangkan arti penderitaan dan hikmahnya.
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan rasa percaya dan
cinta.
4. Membina intregritas personal dan merasa diri berharga dan mempunyai harapan.
5. Merasakan kehidupan yang terarah.
6. Mengembangkan HAM yang positif.

C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUAL


Menurut taylor, Lilis dan Le Mone (1997) dan Craven dan Hirnk (1996), faktor
penting yang mempengaruhi spiritualitas adalah :
a. Pertimbangan tahap perkembangan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan 4 agama yang berbeda
di temukan bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk
sembayang yang berbeda menurut usia, seks , agama, dan kepribadian anak.
b. Keluarga
Peran orang tua sangat menentukan dalam perkembangan spiritualitas anak.
Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang tapi apa yang dipelajari
anak mengenai Tuhan.
c. Latar belakang Etnik dan Budaya
Sikap keyakinan dandi pengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya.
Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual agama.
d. Pengalaman Hidup Sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi
spiritualitas seseorang. Sebaliknya juga di pengaruhi oleh bagaimana seseorang
mengartikan secara spiritual kejadian atau pengalaman tersebut.
e. Krisis Dan Perubahan
Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual seseorang
(TOTH,1993) dan Craven dan Hirnk (1996). Krisis sering dialami ketika
seseorang mengadapi penyakit, penderitaan proses penuaan, kehilangan bahkan
kematian.
f. Tepisah dari ikatan spiritual
Menderita sakit taruma yang bersifat akut sering mebuat individu merasa
terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dorongan sosial.
g. Isu Moral Terakit Dengan Terapi
Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan di anggap sebagai cara Tuhan
untuk menunjukkan kebesarannya walaupun ada juga agama yang menolak
intervensi pengobatan.
h. Asuhan Keperawatan Yang Kurang Sesuai
Ketika memberikan Asuhan Keperawatan pada klien, perawat diharapkan
untuk peka terhadap kebutuhan Spiritual klien, tetapi dengan berbagai alasan,
ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk memberikan asuhan
keperawatan.

D. MANIFESTASI PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL


Berbagai perilaku dan ekspresi yang dimanifestasikan klien seharusnya
diwaspadai oleh perawat karena mungkin saja klien sedang mengalami spiritual.
a. Verbalisasi distress
Individu yang mengalami gangguan spiritual biasanya meverbalisaikan
distress yang dialaminya atau mengeksporasikan kebutuhan untuk
mendapatkan bantuan. Biasanya lien meminta perawat untuk berdoa bagi
kesembuhannya atau memberitahukan kepada pemuka agama untuk
mengunjunginya.
b. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga dapat merupakan manisfestasi gangguan fungsi
spiritual, klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau
menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja
sedang menderita distress spiritual.

E. KEHILANGAN VERSUS HARAPAN

Pada klien lansia, perawat perlu mendengarkan dan meberikaan dukungan kepada
klien, yang sedang mengadapi situasi sehat sakit dengan meninjau kembali pengalaman
masa lalunya. Perawat meberikan kesempatan kepada lansia untuk menggali
pengalaman masa lalunya dan memahami pengalaman lansia tersebut.

Konsep kehilangan masuk dalm proses penuaan, sejalan dengan penuruan


kumulatif dalam hal mentl, fisik, sosial. Kehilangan adalah satu kata yang paling
menyimpulkan tentang masalah usia tua yang meliputi kehilangan pekerjaan, waktu,
harga diri, martabat pribadi, kesehatan fisik, kontak sosial, pendapatan dan lain-lain.
Dan kehilangan itu sendiri tak dapat dihindari.

Kehilangan dinyatakan dengan deprifasi yang berkaitan dengan status masa lalu.
Seklipun intensitas kehilangan tersebut bergantung pada sistem nilai seorang. Jika
frekuensi dan intensitas kehilangan semkin cepat, maka orang tersebutkurang mampu
beradaptasi dan berintegrasi yang oleh karna itu membahayakan mental dan fisiknya.
Efek kumulatif dari kehilangan seumur hidup, terutama setelah 75 tahun dialami
berbagai ketidakberhargaan dan pengabaian. Burnside menganjurkan penggunaan
strategi dan dukungan “Loss-Facing “ untuk meningkatkan kesejahteraan.

Penyimpangan konsep kehilangan adalah konsep harapan. Harapan mengilangkan


potensi efek tastrofik dari kehilangan kumulatif pada lansia. Harapan sebagai suatu
eksprektasi mengatasi kehilangan yang tidak dapat dihindari yang terakumulasi dari
masa anak-anak.
F. EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALADAPTIF
Kebutuhan Perilaku Adaptif Perilaku Maladaptif
Rasa percaya - Percaya pada diri sendiri dan - Tidak nyaman dengan
kesabaran. kesadaran diri.
- Menerima bahwa yang lain - Mulai tertipu.
akan mampu memenuhi - Tidak mampu utnuk terbuka
kebutuhan. dengan orang lain.
- Percaya pada kehidupan - Merasakan bahwa orang dan
awalau terasa berat. tempat tentang yang aman.
- Keterbukaan terhadap Tuhan. - Mengarapkan orang tidak
berbuat baik dan tidak
tegantung.
- Ingin kebutuhan terpenuhi
segara, tidak bisa
menunggu.
- Tidak terbuka kepada Tuhan.
- Takut terhadap maksud
tuhan.
Kemampuan - Menerima diri dan orang lain - Merasakan penyesalan
memberi dapat berbuat salah. sebagai suatu hubungan.
maaf - Tidak mendakwa dan - Merasa tuhan sebagai
berprasangka buruk. penghubung.
- Memandang penyesalan - Tidak mampu menerima diri
sebagai sesuatu yang nyata. sendiri.
- Memaafkan diri sendiri. - Menyalahkan diri dan orang
- Meberi maaf orang lain lain.
- Menerima pengampunan dari - Merasa bahwa maaf hanya
Tuhan. diberikan bedasarkan
- Pandangan yang reaslistis perilaku.
terhadap masa lalu.
Keyakinan - Ketergantungan dengan - Merasa ambivalen dengan
anugrah tuhan. Tuhan.
- Termotivasi utuk tumbuh. - Tidak percaya dengan
- Mampu puas dengan kekuasaan tuhan.
menjelaskan kehidupan - Takut kematian dan
setelah kematian. kehidupan setelah mati.
- Mengekspresikan kebutuhan - Merasa terisolasi dengan
spiritual. kepercayaan masyarakat.
- Merasa pahit, frustasi dan
marah dengan Tuhan, nilai,
keyakinan, dan tujuan hidup
yang tidak jelas.
- Konflik nilai.
- Tidak punya komitmen.
Kebutuhan - Mengekspresikan perasaan - Takut untuk tergantung
dan dicintai oleh orang lain dan orang lain.
keterikatan Tuhan. - Menolak kerja sa=ma
- Mampu menetrima bantuan. dengan tenaga kesehatan.
- Menerima diri sendiri. - Cemas berpisah dengan
- Mencari kebaikan dari orang keluarga.
lain. - Menolak diri, angkuh atau
mementingkan diri.
- Tidak percaya bahwa diri
dicintai tuhan, tidak
mempunyai rasa cinta dengn
tuhan.
- Merasa tergantung,
hunungan bersifat magic
dengan Tuhan.
- Merasa jauh dengan Tuhan.
Kretivitas - Minta info tentang kondisi. - Mengekspresikan rasa takut
dan Harapan - Bicara kondisi secara kehilangan kendali.
realistik. - Ekspresi kebosanan.
- Menggunakan waktu secara - Tidak mempunyai visi
konstruktif. alternatif.
- Mencari cara untuk - Takut terhadap terapi.
mengekspresikan diri. - Putus asa.
- Mencari kenyamanan batin - Tidakl dapat
darpada fisik. menolong/menerima diri.
- Mengekspreikan harapan - Tidak dapat menikmati
tentang masa depan. apapun menunda keputusan.
Arti dan - Mengeksprikan kepuasan - Ekspresikan tidak ada
Tujuan hidup. alasan utnuk bertahan
- Menjalankan kehidupan sesuai hidup.
dengan sistem nilai. - Tidak dapat menerima arti
- Menggunakan penderitaan penderitaan yang dialami.
sebagi cara untuk memahami - Mempertanyakan arti
diri sendiri. kehidupan.
- Mengekspreikan arti - Betanya tujuan penyesalan.
kehidupan/kematian. - Penyalahguaan
- Mengekspreikan komitmen oabat/alkohol.
dan orentrasi hidup. - Bercanda tentang hidup
setelah kematian.

Bersyukur - Merasa bersyukur. - Mencemaskan yang lalu dan


- Merasakan anugrah dari tuhan. akan datang.
- Merasa harmonis dan utuh. - Berorientasi pada
pencapaian/produktifitas.
- Berpusat pada penyesalan.
- Perfeksionis
- Mencoba lebih keras.
G. DOA MENJENGUK ORANG SAKIT

H. DOA DZIKIR PAGI DAN PETANG


DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/15240196/ASPEK_SPIRITUAL_DALAM_KEPERAWATAN

Vous aimerez peut-être aussi