Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENELITIAN
DISUSUN OLEH:
RAYMIZARD 145060200111022
ABSTRAK
Keramik adalah material yang bersifat kuat keras dan memiliki fracture
toughness yang tinggi. Keramik dapat digunakan untuk sebuah struktur,
peralatan rumah tangga, atau kebutuhan medis. Sifat – sifat keramik diatas
dapat dioptimalkan untuk dapat menyesuaikan sesuai kebutuhan pengguna.
Salah satunya dengan pembakaran keramik pada tungku. Pada penelitian kali
ini bahan bakar yang digunakan adalah etanol. Penelitian kali ini bertujuan
untuk menghilangkan sifat higroskopis yang dimiliki keramik. Etanol dapat
menyerap uap air langsung dari udara atmosfer karena memiliki sifat
higroskopis yang tinggi. Sehingga, dapat mengilangkan sifat higroskopis
keramik dan mengoptimalkan kualitas keramik.
Keyword: Keramik, Tungku, Pembakaran, Etanol.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Keramik merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang masih dilestarikan
sampai saat ini. Tidak hanya digunakan untuk pembuatan cendera mata, keramik juga
digunakan untuk kebutuhan material bangunan, industri dan juga kebutuhan medik.
Perkembangan kebutuhan manusia terhadap keramik membuat masyarakat berlomba
lomba memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan. Banyak dari kalangan
masyarakat menemukan bagaimana pembuatan keramik dapat secara cepat
didapatkan dengan modal yang sedikit namun keuntungan yang maksimal.
Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar cair utama dipercaya dapat
menghasilkan pembakaran yang baik. Minyak tanah sebagai bahan bakar cair
dianggap memiliki kelebihan dibandingkan bahan bakar lain. Minyak tanah memiliki
titik beku -47oC dan titik nyala pada 37 oC. performa yang dihasilkan minyak tanah
dapat berjalan dengan baik pada suhu rendah. Namun minyak tanah memiliki
kekurangan akan keramahannya terhadap lingkungan. Asap hasil pembakaran
minyak tanah yang dibuang keudara mengakibatkan efek rumah kaca jika dibiarkan
terus menerus. Semakin banyaknya pengusaha keramik, pencemaran udara juga
semakin besar. Pemerintah melarang penggunaan minyak tanah, dan menyuluhkan
masyarakat untuk mengganti bahan bakar tersebut. Banyak dari para pengusaha
keramik yang berhenti karena pelarangan ini.
Minyak bumi atau petroleum - bahan bakar fosil yang merupakan bahan baku untuk
bahan bakar minyak, bensin dan banyak produk-produk kimia - merupakan sumber energi
yang penting karena minyak memiliki persentase yang signifikan dalam memenuhi
konsumsi energi dunia. Citra yang sangat negatif dari minyak adalah - mirip dengan
pembakaran batubara - pemakaian bahan bakar minyak adalah kontributor terbesar untuk
peningkatan CO2 di atmosfir bumi. Tumpahan-tumpahan minyak dari kapal-kapal tanker
juga telah menyebabkan kerusakan berat pada lingkungan hidup bumi.( indonesia-
investments)
Dengan kata lain, produksi minyak tanah sulit untuk didapat (malalui banyak tahapan
proses). Dan minyak bumi semakin menipis. Pemanfaatan minyak tanah yang terus
menerus akan merugikan baik lingkungan maupun sumberdaya.
1.3.2 Etanol
Etanol adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dan sedikit berbau. Etanol
terbakar dengan api biru tanpa asap yang tidak selalu terlihat dalam cahaya normal. Sifat
fisik etanol berasal dari kelompok hidroksil. Gugus hidroksil etanol dapat ikut dalam
ikatan hidrogen.
Karena sifat yang higroskopis. Etanol menjadi pelarut serbaguna karena dapat larut
dengan air dan dengan banyak jenis pelarut organik termasuk asam asetat, aseton,
benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana,
piridin, dan toluena. Etanol juga dapat larut dengan hidrokarbon alifatik ringan seperti
pentana dan heksana serta dengan klorida alifatik seperti trikloroetan dan tetrakloroetil.
40% larutan etanol dalam air akan terbakar jika dipanaskan sampai sekitar 26 °C.
Titik nyala etanol murni adalah 16,60 °C, kurang dari rata-rata suhu kamar. Minuman
beralkohol yang memiliki konsentrasi etanol rendah dapat terbakar jika terkena api atau
percikan listrik. Titik nyala anggur biasa yang mengandung 12,5% etanol adalah sekitar
52 °C.
Pembakaran etanol akan menghasilkan karbon dioksida dan air:
C2H5OH(g) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l); (ΔHr = −1409 kJ/mol)
Dengan berat molekul 46,07 gr/mol, maka didapat nilai kalor 30583.89 KJ/Kg
789 kg/m³=0.789 Kg/Lt
Didapat nilai kalor etanol = 24130.7 KJ/Lt
Harga 96% Etanol Rp 20.000/ Lt dan 99 % 25.000
Titiknyala campuran etanol :
10% – 120 ° F (49 ° C)
12,5% – sekitar 125 ° F (52 ° C)
20% – 97 ° F (36 ° C)
30% – 84 ° F (29 ° C)
40% – 79 ° F (26 ° C)
50% – 75 ° F (24 ° C)
60% – 72 ° F (22 ° C)
70% – 70 ° F (21 ° C)
80% – 68 ° F (20 ° C)
90% – 63 ° F (17 ° C)
96% – 63 ° F (17 ° C)
Etanol dapat dihasilkan dari bioethanol, dimana etanol dihasilkan dari proses
fermentasi. Etanol bersumber dari Buah-buahan, kentang, biji-bijian, bahan yang
mengandung cukup banyak gula, atau alcohol (Frazier. Food Microbiology. 1978. McGraw-
Hill. Amerika)
Ethanol juga menjadi adalah salah satu bahan bakar alternatif (yang dapat
diperbaharui) yang ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang lebih
rendah dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya (sampai 85% lebih rendah)
(Otakku,2008)
2. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, sehingga kami
mengumpulkan sumber dan memperkirakan hasil dari penelitian dengan data yang sudah
ada. Sehingga analisa sementara ini dianggap mampu mendekati hasil yang ingin dicapai
dari tujuannya.
3. Hasil penelitian
3.1 Etanol sebagai bahan bakar yang cocok
Etanol yang mudah untuk di produksi dan juga ramah lingkungan sangat cocok untuk
menggantikan minyak tanah, kemampuan higroskopik yang baik tidak mempengaruhi
kemampuan etanol untuk di bakar. Ramah dan mudah dapat menyelesaikan permasalahan
masyarakat.
3.2 Jenis tungku keramik
Pemilihan untuk bahan bakar etanol dimana Etanol lebih mudah menguap pada suhu
rendah dibandingkan dengan minyak tanah. Etanol juga memiliki sifat hidrokopis yang
tinggi dari pada minyak tanah sehingga mudah terlarut dalam air.
Perlunya pemilihan tungku yang terisolasi agar menjaga kada persen etanol. Kadar etanol
yang tinggi memiliki nilai kalor yang tinggi pula.
4. Kesimpulan
Keramik merupakan material yang cukup banyak digunakan sampai saat ini.
Namun dalam pemrosesannya, keramik perlu melalui proses pembakaran untuk
medapatkan hasil yang maskimal. Keramik meiliki kemampuan hygroscopic yang tinggi
sehingga perlu dihilangkan sifat higroskopisnya agar mengashilkan sifat keramik yang
diinginkan. Proses pembakaran yang digunakan dalam pembentukan keramik biasanya
menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar utamanya. Namun minyak tanah
memiliki kekurangan akan keramahannya terhadap lingkungan, kadar CO banyak
dihasilkan dari hasil pembakarannya. Semakin banyaknya pengusaha keramik,
pencemaran udara juga semakin besar. Dikarenakan minyak tanah memiliki kekurangan
akan keramahannya terhadap lingkungan, maka diperlukan bahan bakar alternative lain
yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan tersebut. Dalam hal ini kami
menggunakan etanol sebagai bahan bakar alternative sebagai bahan bakar utama untuk
proses pembakaran keramik.
Etanol murni memiliki titik nyala yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak
tanah yaitu sebesar 13 oC dengan harga Rp 20.000 / liter, etanolpun bisa di produksi secara
mandiri dengan proses fermentasi tanaman. keramahan Etanol miliki nilai emisi 85%
lebih rendah dari hasil bahan bakar minyak bumi.
Pemilihan tungku harus terisolasi untuk mencegah sifat higroskopisnya. Walau
terlarut dengan air, etanol 50% masih memiliki titik nyala dengan suhu yang lebih rendah
dari minyak tanah. Pembuatan yang mudah dengan proses fermentasi dan kermahan
lingkungan menjadikan etanol cocok untuk menggantikan minyak tanah
Daftar pustaka
"Ethanol Material Safety Data Sheet – Europe". Distill.com. Retrieved 2014-01-18.
Suyitno 1 , Agus Sujono 1 , Budi Kristiawan 1 , Dharmanto 2 1 Staf Pengajar - Jurusan Teknik
Mesin - Fakultas Teknik UNS 2 Asisten Peneliti Lab Bio Fuel - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas
Teknik UNS