Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA
Disusun oleh :
Mahardhika Kartikandini
G99161058
Pembimbing :
Dr. dr. Indah Julianto, Sp.KK(K), FINS DV, FAADV.
Pembimbing : Dr. dr. Indah Julianto, Sp.KK (K), FINS DV, FAADV.
Nama : Mahardhika Kartikandini
NIM : G99161058
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
I. DEFINISI
Kandidiasis adalah infeksi jamur genus Candida baik secara primer
maupun sekunder yang terjadi pada bagian tubuh yang hangat, lembab, dan
daerah lipatan. Penyakit ini dapat berjalan akut, sub akut atau kronik,
mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, kulit kepala, jari, tenggorokan, bronkhi,
paru-paru, saluran pencernaan, dan dapat pula sistemik mengenai
endokardium, meningen sampai septikemia.1,2
III. EPIDEMIOLOGI
Penyakit kandidiasis ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang
semua umur terutama pada usia muda dan tua, baik laki-laki maupun
perempuan dan mempunyai penyebaran di seluruh dunia.2 Candida adalah
jamur patogen oportunistik yang paling penting pada manusia. Infeksi
Candida nosokomial mengalami peningkatan pada dekade terakhir ini.
Candida spp secara umum menempati urutan keempat penyebab infeksi
aliran darah nosokomial.10
IV. ETIOLOGI
Penyakit kandidiasis ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang
semua umur terutama pada usia muda dan tua, baik laki-laki maupun
perempuan dan mempunyai penyebaran di seluruh dunia.2 Candida adalah
jamur patogen oportunistik yang paling penting pada manusia. Spesies
Candida merupakan penyebab umum infeksi jamur pada pasien-pasien dengan
daya tahan tubuh yang lemah.
Candida spp merupakan suatu flora normal terutama saluran
pencernaan. Di tempat ini, ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan
keadaan patologik ketika daya tahan tubuh menurun. Kandida merupakan
patogen yang oportunistik. Lebih dari 200 species Candida telah
diidentifikasi. Penyebab tersering kandidiasis kutis adalah Candida albicans,
kurang lebih sebanyak 70 persen. Tabel 1 menunjukkan beberapa jenis
Candida yang menyebabkan infeksi pada manusia.1
2. Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah.
Penyakit ini menimbulkan pruritus ani. Kandidiasis perianal dapat
muncul dengan atau tanpa keterlibatan genital. Walaupun biasanya
berawal disekitar tepi anus dengan eritema non-spesifik, nyeri dan
iritasi, penjalaran ke perineum sering dijumpai, dengan gambaran klasik
berkembang seiring penjalarannya. Adanya pustul satelit biasanya
merupakan indikasi untuk terapi.2,3
3. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat
payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis
dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan
pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena
ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan
imunologik.2.3
4. Paronikia dan onikomikosis
Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan
dengan air. Ditandai dengan edem kemerahan pada tepi kuku yang
terasa nyeri menyerupai paronikia oleh bakteri, dan bila dilakukan
penekanan kadang-kadang keluar eksudat seperti krim.2,3
5. Diaper disease
Sering pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti
yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, yang juga sering dierita
neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal. Erupsi
biasanya berawal dari daerah perianal, meluas melibatkan perineum dan
pada kasus berat meluas pada paha atas, abdomen bawah dan punggung
bawah. Mula-mula kulit daerah perianal eritem, edem, terbentuk papul
disertai pustul, erosif dan basah, serta terdapat skuama koralet pada tepi
lesi.2
Gambar 3. Diaper Disease2
6. Kandidiasis Granulomatosa
Penyakit ini banyak ditemukan pada anak-anak. Lesi berupa papul
kemerahan tertutup skuama tebal berwarna kuning kecoklatan dan
melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbulkan seperti
tanduk sepanjang 2 cm. Lokasi tersering di muka, kepala, kuku, badan,
tungkai, dan faring.2,3
7. Kandidiasis Interdigital
Terjadi erosi pada interdigitaslis dan biasanya terjadi pada orang
tua yang mengalami obesitas. Diawali dengan pustul yang menjadi erosi
atau fisura dan dikelilingi penebalan kulit yang putih. Distribusinya
biasanya pada jari ke tiga dan keempat, pada kaki terjadi maserasi
8. Kandiddiasis Folikular
Biasanya pada kulit yang tertutup. Bentuk klinisnya adalah pustul
diskret pada ostium folikel rambut.
X. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan nonmedikamentosa secara umum adalah sebagai
berikut : 1) Menghindari faktor predisposisi, 2) Menjaga kelembaban kulit
agar tetap kering, 3) Mengurangi kontak dengan air, dan 4) Berpakaian yang
nyaman, tidak sempit dan bahan menyerap keringat, 5) Mencuci pakaian
dengan benzonyl peroksidase dapat mengurangi kolonisasi Candida, 6)
menjaga kebersihan..1,2,3,4
Penatalaksanaan medikamentosa pada kandidiasis kutis adalah sebagai
berikut1,2,3,4,6:
a. Topikal
1) Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lender, 1-2%
untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari
2) Nistatin: berupa salep, krim emulsi. Efektif hanya untuk
Candida
3) Amfoterisin B
4) Golongan Azol antara lain mikonazol 2% berupa krim atau
bedak, klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim,
Imidazole berupa cream yang efektif untuk candidiasi,
dermatofitosis, dan pitriasis versicolor, tiokonazol,
bufonazol, isokonazol, atau dapat juga berupa
siklopitoksolamin 1% berupa larutan atau krim
5) Preparat Glukokortikoid yang berfungsi untuk mengurangi
gejala
b. Sistemik
a. Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam
saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus
b. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis
sistemik
c. Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500
mg per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan
ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan
flukonazol 150 mg dosis tunggal
d. Untuk kandidiasis kutis, pilihan itrakonazol merupakan
drug of choice yang diberikan dengan dosis pulse therapy.
Bentuk sediaan dapat berupa kapsul atau solutio oral
dengan dosis 200 mg per hari 2x sehari selama 7 hari
kemudian minggu 2-4 dihentikan. Lalu diulangi kembali
pada minggu 1 bulan berikutnya. Hal ini dilakukan antara
3-6 bulan Dapat juga diberikan Ketokonazol 200 mg 2x
sehari selama 1-2 minggu, ataupun flukonazol 200 mg 1x
kemudian dilanjutkan 100 mg per hari selama 2-3 minggu.
Apabila ada infeksi yang memberat dosis dapat
ditingkatkan.
XI. PROGNOSIS
Prognosis candidiasis bergantung pada status imun penderita, faktor
predisposisi dan beratnya penyakit.1,2
DAFTAR PUSTAKA
A. Anamnesis
1. Identitas
Nama : Ny. RS
Umur : 54 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Sukoharjo
Pekerjaan : Guru olahraga
Tanggal Periksa : 15 Februari 2018
Status : Menikah
No. RM : 01125xxx
2. Keluhan Utama
Ruam kemerahan dan gatal di lipatan payudara dan lipatan paha
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum : baik, compos mentis, gizi kesan lebih
b. Vital Sign : TD : 110/80 mmHg RR : 18 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu: 36,5oC
c. Status gizi : TB: 146 cm, BB: 57 kg BMI: 26,7
2. Status Dermatologis
Regio inguinal tampak patch eritema berbatas tidak tegas.
Region mammae tampak patch eritema berbatas tidak tegas.
C. Diagnosis Banding
1. Kandidasis intertriginosa
2. Tinea corporis
3. Dermatitis intertriginosa
D. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kerokan kulit KOH 10% pada region mammae dan inguinal
Dilakukan pemeriksaan kerokan kulit dari lesi yang ada menggunakan
larutan KOH 10%. Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya pseudohifa
dan budding yeast cell (+).
(a) (b)
VII. Terapi
A. Non medikamentosa
1. Edukasi terhadap keluarga pasien untuk menjaga kebersihan kulit
dan lingkungan sekitar pasien
2. Edukasi agar pasien dibersihkan secara teratur dengan cara
menyeka badan pasien menggunakan waslap dan air setiap pagi
dan sore, bukan dengan tisu basah.
3. Menjaga kulit agar tetap kering tidak lembab dengan mengganti
baju pasien dan sprei setiap hari juga mengganti popok yang
digunakan pasien 2 kali dalam sehari
4. Menghindari gosokan dan garukan pada lesi
B. Medikamentosa
1. Miconazole cream 2x/24 jam setelah mandi (pagi & sore) oles pada
area lesi
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad kosmetikum : bonam