Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Donny Richard mataputun
12114201100028
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat ,
ridho dan hidayah dari – Nya lah sehingga pada hari ini saya dapatmenyelesaikan makalah
saya ., yang telah membawa kita semua ke zaman yang terang benderang seperti sekarang.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari betul bahwa memang makalah ini belum sempurna seutuhnya .
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Terakhir pesan dari saya semoga makalah ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat
di manfaatkan di bidang pendidikan dan dunia kerja , serta bermanfaat untuk pembangunan
kesehatan bangsa ini.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem perkemihan ....................................................................... 3
2.2 Susunan sistem perkemihan ........................................................................... 5
2.3 Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam
kandungan kemih ........................................................................................... 26
2.4 Pengisian kandung kemih dan tonus dinding kandung kemih :
Sistometrogram ............................................................................................... 27
2.5 Proses miksi (rangsangan berkemih ) ............................................................ 27
2.6 Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh otak ................................ 28
2.7 Urine ( air kemih ).......................................................................................... 29
2.8 Ciri – ciri urine normal .................................................................................. 33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter,
yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan
saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa
ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari
aliran darah. . Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan
antara senyawa dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan
senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.
1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang ada
pada rumusan masalah di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau
Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh dan bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
2.2 Susunan Sistem Perkemihan
Keterangan gambar :
1.Kemih sistem Manusia
2. Ginjal
3. pelvis ginjal
4. Ureter
5. kandung kemih
6. Uretra
7. Kelenjar adrenal
8. Renal artery and vein
9. Inferior vena cava
10. Abdominal aorta
11. Renal arteri dan vena
12. Hati
13. usus besar
14. Pelvis
1. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, di depan
dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, kuadratus lumborum dan
psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal.
Disebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan
dianterior dilindungi oleh bantaan usus yang tebal.
Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120-150
gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. 95 % orang dewasa
memiliki jarak antara katup ginjal antara 11-15 cm.
Perbedaan panjang dari kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk
merupakan tanda yang penting karena kebanyakan penyakit ginjal dimanifestasikan dengan
perubahan struktur. Permukaan anterior dan posterior katup atas dan bawah serta pinggir
lateral ginjal berbentuk konveks sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaf karena
adanya hilus.
Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus antara lain
arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula
tribosa tipis mengkilat, yang beriktan longgar dengan jaringan dibawahnya dan dapat
dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.
a. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal
(pelvis renalis).
1. Kulit
Ginjal (Korteks)
Pada
kulit ginjal
terdapat bagian
yang bertugas
melaksanakan
penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler –
kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus
dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman
disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman.
Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari
simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga
disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor
yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang
terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke
ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
b. Fungsi Ginjal:
Ginjal berfungsi sebagai berikut :
1.Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam tubuh akan
dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan
air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urine yang di eksresi berkurang dan konsentrasinya
lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
2.Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion yang
optimal dalam plasma ( keseimbangan elektrolit ). Bila terjadi pemasukan / pengeluaran
yang abnormal ion –ion akibat pemasukan garam yang berlebihan / penyakit perdarahan (
diare , muntah ) ginjal akan meningkatkan eksresi ion – ion yangpenting ( mis. Na , K , Cl ,
Ca dan fosfat )
3.Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam , pH kurang dari 6
ini disebabkan hasil akhir metabolisme protein . Apabila banyak makan sayur – sayuran ,
urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine
sesuai dengan perubahan pH darah.
4.Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat – zat toksik ,
obat – obatan , hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida ).
5. Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone renin yang
mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (system renin angiotensin aldesteron )
membentuk eritropoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel
darah merah (eritropoiesis ).
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris
kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang
menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh
alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan
kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di
atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon
yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.
Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor).
SUPLAI DARAH
- Arteri Renalis ð Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan
masuk ke Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.
- Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-arteri Interiobaris yang
mengalir diantara Piramida Ginjal.
- Arteri Arkuarta ð Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan antara Korteks dan
Medula.
- Arteri Interlobaris ð Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan dan melewati
Korteks.
- Arteriol Aferen ð Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk Glomerulus.
- Kapiler Peritubular ð Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk memberi
Nutrien pada Tubulus.
- Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian membentuk Vena
Interlobaris.
NEFRON
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta
nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Dapat dibedakan dua jenis nefron:
1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari
korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau
mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam
dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan
turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.
Bagian-bagian nefron:
a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan
zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang
difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
1.Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli
dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
2.Lengkung Henle
Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars
descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens
yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai
dinding yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih
tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi
bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme
konsentrasi dan dilusi urin.
3.Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap
duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke
dalam pelvis ginjal.
2. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria.
Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui
neuron² simpatis.
Terdiri dari dua bagian :
– pars abdominalis
– pars pelvina
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
– uretero- pelvic junction
– tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
– muara ureter ke dalam vesica urinaria
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat
ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.
Ureter pada laki – laki dan perempuan
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2
cm di dalam dinding vesika urinarai pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu
menembus vesika urineria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada
waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan
urine dan vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian medial
ddan ke dapan bagian lateral serviks uteri bagian atas , vagina untuk mencapai fundus vesika
urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri iterina sepanjang 2,5 cm dan
sellanjutnya arteri ini menyilang ureter dan mmenuju ke atas di antara lapisan ligamentum.
Ureter mempuunyai 2 cm dari sisi.
Pembuluh darah ureter:
a. Arteri renalis
b. Arteri spermatika interna
c. Arteri hipogastrika
d. Arteri vesikalis inferior
Persarafan Ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, fleksus
spermatikus, dan pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai eferens dan nervus vagus
rantai eferens dari nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1,dan nervuus vagus
mempunyai rantai eferens untuk ureter .
3. Vesica Urinaria
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga
yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status
kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikososngkan dari kandung kemih ke
luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc).
Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila
penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria
terletak di belakang symphysis pubis.
Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat penyimpanan urine, dan (2) mendorong
urine keluar dari tubuh.
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah
atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
2.3 Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam
kandungan kemih
Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama
dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes; tidak ada perubahan yang berarti pada
komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung
kemih.
Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan kaliks
renalis dan meningkatkan aktivitas pacemakernya, yang kemudian mencetuskan kontraksi
peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian turun sepanjang ureter dangan
demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri
dari otot polos dan dipersafari oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-
neuron pada pleksus intramular dan serat-saraf yang meluas diseluruh panjang ureter. Seperti
hanya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi perislaltik pada ureter ditingkatkan
oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah trigonum
kandung kemih. Normalnya ureter berjalan secara oblique sepanjang beberapa sentimeter
menembus kandung kemih. Tonus normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih
cenderung menekan ureter, dengan demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih
waktu tekanan di kandung kemih. Setiap gelombang peristaltic yang terjadi sepanjang ureter
akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus kandung kemih
membuka dan memberi kesempatan kandung urin mengalir ke dalam kandung kemih.
Panjang ureter yang menembus kandung kemih kurang dari normal, sehingga
kontraksi kandung kemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter secara sempurna.
Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih terdorong kembali ke dalam ureter ini
disebut refluks vesikoureteral. Refluks semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter
dan jika parah dapat meningkatkan tekanan kaliks renalis dan struktur – struktur dan di
medula renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot
dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila
kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari
umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh
limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Jadi,reflex mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:
1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di
ponds, dan
2. beberapa pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja penghambat
tetapi dapat menjadi perangsang.
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih
tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir dari berkenmih sebangai
berikut:
1. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih
kecuali jika peristiwa berkemih dikehendaki.
2. apusat yang lebih tinggi dapat mecegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih
timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus
kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.
3. Jika tiba waktu berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral
untuk membantu untuk mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu bersamaan
menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat
terjadi.
Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut: Pertama, seseorang
secara sadar mengkontraksikan otot – otot abdomennya, yang meningkatkan tekanan dalam
kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih dan uretra
posterior di bawah tekanan, sehingga meregangkan dindingnya.
3.2 Saran
Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan saya semoga dapat
memahami betul sehingga penyakit – penyakit yang berhubungan dengan system
perkemihan ini dapat di hindari.
DAFTAR PUSTAKA