Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. D
Umur : 12/12/1992 / 24 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Sungai Andai
Status perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : P1AoPost Partum atas indikasi KPD
Tanggal Masuk Rs : 29 Juni 2017
G. Riwayat Persalinan
Jenis persalinan klien spontan belakang kepala (SPT-BK) dengan episiotomi
dan heacting. Jenis kelamin bayi Laki-laki, BB/PB: 2700 gram/48 cm.
Perdarahan ±180 cc. Tidak ada masalah dalam persalinan
H. Riwayat Kontrasepsi
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi dalam jenis
apapun. Karna kehamilan ini memang direncanakan klien dengan suami.
J. Riwayat Ginekologi
Usia menarche pasien pada usia 12 tahun, siklus menstruasi teratur dengan
durasi kurang lebih 5 hari. Riwayat kelahiran P1A0, kelahiran bayi sesuai
dengan HPL (29Juni 2017). Saat hamil pasien mengeluh mual muntah di
bulan pertama sampai 3 bulan kehamilan dan pasien tidak mengalami keluhan
di bulan-bulan selanjutnya.
K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kien tampak lemah dan sulit untuk bergerak, kadang Kien juga tampak
meringis menahan nyeri saat bergerak. Infus terpasang pada ekstrimitas
atas sebelah kanan. Kesadaran Compos mentis (GCS E4V5M6). BB: 64
Kg dan TB: 158 cm
TTV
TD : 130/80 mmHg N : 82 x/menit
S : 36,4oC R : 22x/menit
9. Kepala Leher
Rambut, Kebersihan rambut cukup bersih, rambut klien tampak hitam,
panjang.
Mata, mata klien tampak simetris, klien dapat menggerakan bola mata
kesemua arah. Fungsi penglihatan normal dan pasien tidak memakai alat
bantu penglihatan. Konjungtiva tidak anemis dan sclera anikterik.
Hidung, tampak kebersihan hidung klien cukup bersih, tidak tampak
sekret, tidak tampak pernafasan cuping hidung
Mulut, kebersihan mulut klien tampak cukup bersih, tampak tidak ada
stomatitis dan pemakaian gigi palsu.
Telinga, tampak klien tidak mengalami gangguan keseimbangan, tampak
klien mampu berkomunikasi dan mendengar percakapan perawat.
Leher, tampak tidak ada pembersaran kelenjar tiroid.
15. Estremitasital
Tampak tak ada varieses pada ekstremitas bawah kiri dan kanan klien.
Tak tampak adanya edema pada ektremitas bawah kiri dan kanan klien.
Tanda homan – (negatif) antara ekstremitas kiri dan kanan tidak ada nyeri
ditekukkan kaki.
17. Eliminasi
Kebiasaan BAK setiap hari kurang lebih 7 kali ke kamar kecil. Saat ini
belum ada BAK kekamar kecil. Kebiasaan BAB 1 kali sehari, tidak ada
konstipasi. Saat ini klien belum ada BAB.
L. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal : 29-06-2017 Jam: 01.00 wita.
Parameter Result Ref Range
WBC 6.4 4,0-10,0
Lymph# 1.8 x 0.8-4,0
Mid# 0.6 x 0,1-0,9
Gran# 4.0 x 2.0-7,0
Lymph % 28 % 20,0-40,0
Mid % 8.8 % 3,0-9,0
Gran % 63.2 % 50,0-70,0
HBG 12.5 g/dl 12,0-16,0
RBC (Eritrosit) 4.42 x 3.50-5,50
HCT (Hematokrit) 39.4 % 37,0-50,0
MCV 89.3 fL 82,0-95,0
MCH 28.2 Pg 27,0-31,0
MCHC 31.7 g/dl 32.0-36,0
RDW-CV 14.6 % 11,5-14,5
RDW-CD 49.4fL 35,0-56,0
PLT 170 x 150,0-450,0
MPD 9,3fL 7,0-11,0
PDW 15.8 15,0-17,0
PCT 0,158 % 0,108-0,282
HbsAg Negatif Negatif
Anti HbsAg Negatif Negatif
M. Terapi yang diperoleh
Rute
Waktu pemberian Jenis Terapi Dosis Indikasi Terapi Kontra Indikasi
Pemberian
Postpartum, pada Oxytocin IV (injeksi) 1ml (10IU) 1. Memicu kontraksi pada rahim 1. Disproporsi sefalopelvik.
tanggal 29-06-17 2. Mengatasi perdarahan setelah 2. Kelaian letak yang diperkirakan tidak dapat lahir spontan
proses persalinan pervagina.
3. Gawat janin
4. Pemakaian terus menerus pada intarsia uteria atau
toksemia yang berat
5. Kontraksi hipertonus
6. Hipersinsitivitas
29-06-17 RL IV (infuse) 20 tpm Mengembalikan keseimbangan Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis
elektrolit pada keadaan dehidrasi laktat
dan syok hipovolemik. Ringer laktat
menjadi kurang disukai karena
menyebabkan hiperkloremia dan
asidosis metabolik, karena akan
menyebabkan penumpukan asam
laktat yang tinggi akibat
metabolisme anaerob.
29-06-17 Asam IV (Injeksi) Fibrinolisis pada menoragia, Penderita yang hipersensitif terhadap asam
tranexamat epistaksis, traumatic traneksamat.Penderita perdarahan subarakhnoid.Penderita
hyphaemia, neoplasma tertentu, dengan riwayat tromboembolik.Tidak diberikan pada pasien
komplikasi pada dengan pembekuan intravaskular aktif.Penderita buta warna.
persalinan (obstetric
complications) dan berbagai
prosedur operasi termasuk operasi
kandung kemih, prostatektomi atau
konisasi serviks.
Hemofilia pada pencabutan gigi dan
profilaksis pada angioedema
herediter.
29-06-17 Glukosa 5% IV (Infuse) 20 tpm Larutan nutrisi yang memberikan Hiperglikemia (keadaan kadar glukosa darah yang tinggi),
200 kKal/Liter. diabetes insipidus, sindroma malabsorpsi glukosa-galaktosa,
30-06-17 Terapi cairan pengganti selama anuria (tidak dibentuknya kemih oleh ginjal), perdarahan
dehidrasi dan syok. intrakranial dan intraspinal
29-06-17 Asam folat 1 tab Memenuhi kebutuhan vitamin B6 Pengobatan anemia pernisiosa dan anemia megaloblastik
18.00 B1 B12 lainnya dimana vitamin B12 tidak cukup (tidak efektif).
30.06-17 Oral
07.00
12.00
29-06-17 Asam Oral 500 mg Sakit kepala, sakit gigi, nyeri karena Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan
18.00 mefenamat luka, nyeri post. Operasi, nyeri ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.
30.06-17 setelah melahirkan, disminore, Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal
07.00 demam atau hati dan peradangan saluran cerna
12.00
29-06-17 Cefadroxil Oral 500 mg Infeksi saluran nafas, kulit, hipersensitifitas
18.00 jarigngan lunak, saluran cerna,
30.06-17 saluran kemih, dan infeksi lain yang
07.00 berkaitan organisme bersangkutan
12.00
N. Analisa Data
No. Tanggal/jam Data Fokus Etiologi Problem
1 29Juni 2017/ 15.00 Subjektif : Agen cedera fisik (luka Nyeri akut (000132)
1. Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka jahitan di episiotomi)
kelamuannya.
O :Nyeri mulai timbul sesaat sesudah dilakukan episiotomi
P : timbul terutama ketika pasien bergerak.
Q : Nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk
R : ketika nyeri datang pasien mengatakan nyeri menyebar
keseluruh bagian kemaluan.
S : Skala nyeri 5 (sedang)
T : nyeri dirasa hilang timbul
Objektif :
1. Pasien juga tampak meringis
2. Terdapat luka jahitan pada episiotomi kurang lebih 4 cm.
3. Tampak luka kemerahan
2 29Juni 2017/ 15.00 1. Tampak luka episiotomipada perineum klien Factor risiko : Risiko infeksi (00004)
2. Panjang luka tampak kurang lebih 4 cm Prosedur infasif dan trauma
3. Klien belum melakukuan vulva hygiene jaringan
4 29Juni 2017/ 16.00 Subjek Suplay ASI tidak cukup. Ketidakefektifan menyusui
1. Klien berada pada periode taking in, pasien sudah memberikan (00104: 172)
ASI pada bayinya meskipun masih secara bertahap, tapi asinya
sedikit sekali keluar.
2. Klien mengatakn ini pengalamanya dalam menysui
3. Tampak bayi klien saat di susukan ke ibunya menangis pada
payudara dan mendekat kepayudara ibu.
Objek:
1. tampakpembesaran pada mammae pasien,
2. daerah areolla tampak menghitam,
3. papilla mammae tanpak menonjol, colostrum keluar saat
dilakukan pemencetan pada mammae.
4. Tampak mulai terjadi bendungan ASI pada mammae klien.
P. Perencanaan Keperawatan
Kode Diagnosa
No. Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 000132 Nyeri akut b/d Agen cedera fisik (luka post Setelah dilakukan tindakan Pengkajian:
SC), yang ditandai dengan keperawatan dalam 3x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. memberikan
nyeri pasien berkurang dengan yang komperhensip meliputi informasi untuk
Subjektif : criteria hasil: lokasi, karakteristik, awitan membantu
1. Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka 1. Pasien tidak mengeluh nyeri dan durasi, frekuensi, kualitas, memudahkan
jahitan di kelamuannya. pada daerah bekas luka epis. intensitas atau keparahan nyeri tindakan keperawatan
O :Nyeri mulai timbul sesaat sesudah 2. Nyeri tidak timbul ketika dan factor presipitasinya.
dilakukan episiotomi pasien bergerak.
P : timbul terutama ketika pasien 3. Pasien tidak merasa nyeri 2. Observasi isyarat nonverbal 2. mengetahui tingkat
bergerak. yang seperti ditusuk-tusuk ketidaknyamanan, nyeri pasien dari
Q : Nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk 4. nyeri tidak menyebar ekspresi pasien.
R : ketika nyeri datang pasien keseluruh bagian abdomen Mandiri :
mengatakan nyeri menyebar keseluruh 5. Skala nyeri 4-6 (sedang) atau 1. Kendalikan faktor lingkungan 1. lingkungan yang
bagian kemaluan. 1-3 (ringan) yang dapat mempengaruhi panas, gaduh dan
S : Skala nyeri 5 (sedang) 6. Pasien tidak meringis lagi respon pasien terhadap sebagainya dapat
T : nyeri dirasa hilang timbul ketidaknyamanan. mempengaruhi
keadaan pasien yang
Objektif : dapat berdampak
1. Pasien juga tampak meringis pada rasa nyeri.
2. Terdapat luka jahitan pada episiotomi 2. Pastikan pemberian analgesia 2. mencegah
kurang lebih 4 cm. terapi atau strategi bertambahnya rasa
3. Tampak luka kemerahan nonfarmakologi sebelum nyeri yang dirasakan
melakukan prosedur yang pasien
menimbulkan nyeri.
Kolaboratif :
Kolaborasi pemberian analgetik Penanganan nyeri dengan
seperti ketorolac jika nyeri tidak farmakologi.
berkurang dengan tindakan
mandiri atau penyuluhan.
2 00004 Risiko infeksi dengan factor risiko prosedur Setelah dilakukan tindakan Pengkajian :
infasif dan trauma jaringan, yang ditandai keperawatan dalam 3x 24 jam 1. Pantau tanda dan gejala infeksi 1. suhu yang meningkat,
dengan : infeksi tidak terjadi dengan (misalnya : suhu tubuh, denyut dapat menunjukkan
1. Tampak luka episiotomipada perineum criteria hasil : jantung, penanpilan luka, suhu terjadinya infeksi
klien 1. Tidak terdapat tanda-tanda tubuh,lesi kulit, keletihan dan (culor)
2. Panjang luka tampak kurang lebih 4 cm infeksi (kulor, tumor, dulor, malaise).
3. Klien belum melakukuan vulva hygiene rubor dan fungsio leasa) 2. Kaji faktor yang dapat 2. usia pasien dan
pada daerah pemasangan Dc meningkatkan reaksi terhadap kurangnya nutrisi
dan luka post SC. infeksi (usia dan nutrisi). dapat mempengaruhi
2. Luka kering dan membaik terjadinya infeksi.
3. Pantau hasil lab. 3. Risiko infeksi pasca
melahirkan dan
penyembuhan buruk
meningkat bila kadar
hemoglobin rendah
dan kehilangan darah
berlebihan.
4. mencegah
4. Amati penampilan praktik kontaminasi
hygiene personal untuk silang/penyebaran
melindungi terhadap infeksi. organisme infeksius.
3. pengunjung yang
3. Batasi pengunjung, jika perlu. datang dapat
membawa organisme
infeksius karena telah
terpapar dengan
lingkungan luar
mencegah terjadinya
Kolaborasi proses infeksi.
Berikan terapi antibiotic, jika
perlu.
3 00030 ketidakefektifan pemberian asi berhubungan NOC: NIC
dengan suplay asi tidka cukup yang ditandai Setelah dilakukan tindakan Pengkajian :
dengan, keperawatan dalam waktu 1x 24 1. Kaji pengetahuan ibu 1. Mengarahkan
intervensi anda
jam keperawatan ketidakefektifan
Subjek Mandiri:
pemberian asi berhubungan 2. Untuk membantu
2. Ajarkan kepeda ibu tentang
4. Klien berada pada periode taking in, pasien dengan suplay asi tidak cukup meningkatkan nutrisi
teknik perawatan payudara dan
sudah memberikan ASI pada bayinya dengan kriteria hasil: yang sesuai untuk
menyusui
meskipun masih secara bertahap, tapi neonatus
1. Ibu menyatakan 3. Berikan pamflet dan alat bantu
asinya sedikit sekali keluar. 3. Untuk membantu
pemahamannnya terhadap audio visual yang tepat
5. Klien mengatakn ini pengalamanya dalam memenuhi kebutuhan
tekhnik dan praktik 4. Lakukan evaluasi mengenai
menysui pembelajaran ibu
pemberian ASI perlunya pelindung putting dan
6. Tampak bayi klien saat di susukan ke 4. Perlindungan putting
2. Tidak ada terjadinya beritahu ibu cara
ibunya menangis pada payudara dan dapat membantu
penurunan berat badan penggunaannya
mendekat kepayudara ibu. menonjolkan sebagian
3. Proses menyusui berjalan 5. Instruksikan kepada ibu untuk
lancar menggunakan teknik perawatan putting yang melesap
Objek: 5. Perawatan payudara
4. Kebutuhan nutrisi anak payudara yang tepat
5. tampakpembesaran pada mammae pasien, yang tepat dapat
terpenuhi 6. Tinjau kembali prinsip produksi
6. daerah areolla tampak menghitam, mencegah kekeringan,
asi dan identifikasi faktor-faktor
7. papilla mammae tanpak menonjol, pecah-pecah, nyeri dan
yang dapat menghambat
colostrum keluar saat dilakukan produksi asi seperti gangguan perdarahan pada
pemencetan pada mammae. emosional dan asupan alkohol, putting yang dapat
8. Tampak mulai terjadi bendungan ASI pada obat dan makanan tertentu. menghambat
mammae klien. keefektifan menyusui
6. Semua zat yang
diingesti oleh ibu
dikeluarkan melalui
asi. Ibu harus
menyadari
kemungkinan efek
berbahaya dan
merugikan dari zat
tersebut.
3. 1. 11.10 00104 1. mengkaji pengetahuan ibu 1. tampak ibu tidak mengetahui cara perawatan payudara
2. 11.40 2. mengajarkan kepeda ibu tentang teknik perawatan agar menghasilkan asi yang banyak.
3. 11.50 payudara dan menyusui 2. Tampak ibu mendengarkan secara seksama cara
4. 12.10 3. menginstruksikan kepada ibu untuk menggunakan perawatan payudara (breast care)
5. 13.00 teknik perawatan payudara yang tepat 3. Tampak ibu mulai belajar melakukan teknik perawatam
payuara.
3. 16.50 00104 Klien mengatakan asi yang Tampak bayi menangis saat Masalah belum teratasi Intervensi dilanjutkan
keluar masih sedikit dekat payudara ibu, 4. Kaji pengetahuan ibu
Tampak bayi mengisap 5. Ajarkan kepeda ibu tentang teknik
payudara ibu. Dan kemudian perawatan payudara dan menyusui
menangis karena asi tidak 6. Berikan pamflet dan alat bantu audio
terlalu banyak. visual yang tepat
7. Lakukan evaluasi mengenai
perlunya pelindung putting dan
beritahu ibu cara penggunaannya
Instruksikan kepada ibu untuk
menggunakan teknik perawatan
payudara yang tepat
S. Implementasi Keperawatan Dan Evaluasi Keperawan (Catatan Perkembangan)
Kode Diagnosa
No Implementasi dan Evaluasi (SOAPIE) Paraf
NANDA
1 00132 Jum’at, 30Juni 2017 (08.30)
S : pasien masih mengeluh nyeri pada daerah bekas jahitan dengan skala 4 (sedang)
O : pasien tidak terlalu meringis lagi
A : masalah teratasi sebagian, Nyeri akut b/d Agen cedera fisik episotomi)
P:
1. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
2. Anjurkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya: teknik relaksasi dan distraksi, terapi music, kompres hangat atau
dingin, masase dan tindakan pereda nyeri lainnya.
3. Pastikan pemberian analgesia terapi atau strategi nonfarmakologi sebelum melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri.
4. Kolaborasi pemberian analgetik seperti asam mefenamat 3x500 mg.
I:
1. 08.35 WITA : Ners muda menganjurkan pasien penggunaan teknik nonfarmakologi (teknik relaksasi) jika nyeri datang.
2. 08.40 WITA : Perawat melakukan strategi nonfarmakologi (teknik relaksasi dan distraksi) sebelum melakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri.
3. 12.00WITA : Ners muda memberikan analgetik melalui asam mefenamat 500 mg untuk mengurangi nyeri yang dirasa pasien.