Vous êtes sur la page 1sur 7

Ika Noverina Manik, Ratna Dewi Puspita Sari dan Anggraeni Janar Wulan | Hubungan Status Preeklampsia dengan

Kejadian Perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 - 30 Juni 2015

Hubungan Status Preeklampsia dengan Kejadian Perdarahan Postpartum


pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1
Juli 2014 - 30 Juni 2015
Ika Noverina Manik1, Ratna Dewi Puspita Sari2, Anggraeni Janar Wulan3
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Obstetrik dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3
Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian ibu di dunia. Identifikasi faktor risiko
terjadinya perdarahan postpartum penting untuk mencegah keadaan yang mengancam nyawa tersebut. Penyebab lain
yang cukup besar terhadap kesakitan dan kematian ibu adalah preeklampsia. Preeklampsia merupakan suatu penyakit
kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria yang berkembang setelah 20 minggu masa kehamilan. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status preeklampsia dan perdarahan postpartum.
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum dapat diketahui secara pasti sehingga preeklampsia disebut sebagai
“the disease of theories”. Kerusakan endotel yang disebabkan oleh preeklampsia dapat menurunkan kontraktilitas
miometrium dan memicu hipofibrinogemia. Hal tersebut meningkatkan risiko untuk terjadinya perdarahan postpartum.
Penelitian merupakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian berdasarkan uji Chi Square
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna dengan p = 0,028. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
risiko untuk terjadinya perdarahan postpartum pada ibu yang mengalami preeklampsia terutama preeklampsia berat.
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan status preeklampsia dengan kejadian perdarahan postpartum pada ibu bersalin di
RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode 1 Juli 2014 – 30 Juni 2015.

Kata kunci: perdarahan postpartum, preeklampsia berat, status preeklampsia

Relationship between Status of Preeclampsia with The Insidence of Maternal


Postpartum Haemorrhage in RSUD Dr H Abdul Moeloek Lampung on The
Period 1 July 2014 – 30 June 2015
Abstract
Postpartum haemorrhage is a leading cause of maternal morbidity and mortality worldwide. Identifying risk indicators for
postpartum haemorrhage is crucial to predict this life threatening condition. Another major contributor to maternal
morbidity and mortality is pre-eclampsia. Preeclampsia is defined as hypertension and proteinuria in previously healthy
women, that develops after 20th week of gestation. The primary objective of this study was to investigate the association
between status of pre-eclampsia and postpartum haemorrhage. The underlying cause of preeclampsia is not completely
understood so called the diseases of theories. Endothelial dysfunction which is caused by preeclampsia decrease
contractility of myometrium and hypofibrinogemia. It increases the risk of postpartum haemorrhage. The research was
carried out as analitic observational study conducted by cross sectional design. Test results based on Chi Square showed
meaningful relationship significant with p = 0.028. The results showed that preeclampsia increases the risk of postpartum
haemorrhage especially severe preecalmpsia. It was concluded that there is a relationship between status of preeclampsia
with the incidence of maternal postpartum haemorrhage in RSUD Dr H Abdul Moeloek Lampung on period 1 July 2014 – 30
June 2015..

Keywords: postpartum haemorrhage, severe preeclampsia, status of preeclampsia

Korespondensi: Ika Noverina Manik, alamat Jl. Drs. Alimudin Umar No 20 Campang raya, HP 082183147681, e-mail
inoverina@gmail.com

Pendahuluan
Kematian dan kesakitan ibu masih Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000
merupakan masalah kesehatan yang serius di jiwa. Angka kematian ibu di Indonesia yaitu
negara berkembang. Menurut laporan World 190 per 100.000 kelahiran hidup.1 Menurut
Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. (SDKI) 2012, AKI di Indonesia meningkat dari
Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007
seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia menjadi 359/100.000 kelahiran hidup pada

Majority | Volume 6| Nomor 3| Juli 2017| 51


Ika Noverina Manik, Ratna Dewi Puspita Sari dan Anggraeni Janar Wulan | Hubungan Status Preeklampsia dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 - 30 Juni 2015

tahun 2012. Sedangkan target yang diharapkan Preeklampsia merupakan salah satu
berdasarkan Melenium Development Goals faktor yang menyebabkan perdarahan
(MDGs) pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 postpartum dimana wanita dengan
kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa AKI di preeklampsia menghadapi risiko perdarahan
Indonesia jauh di atas target yang ditetapkan yang meningkat. Preeklampsia dapat terjadi
WHO atau hampir dua kali lebih besar dari pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal.
target WHO.2 Ibu yang mengalami hipertensi akibat
Menurut Kementerian Kesehatan tahun kehamilan berkisar 10%, 3-4 % diantaranya
2010, tiga faktor utama penyebab kematian ibu mengalami preeklampsia, 5% mengalami
melahirkan adalah perdarahan (28%), hipertensi dan 1-2% mengalami hipertensi
eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Penyebab kronik.8 Peningkatan kejadian preeklampsia
kasus kematian ibu di Provinsi Lampung tidak yang mengalami perdarahan post partum
jauh berbeda yaitu perdarahan (40,23%), dikarenakan pada ibu dengan preeklampsia
eklampsia (59,33%), infeksi (4,2%), dan lain-lain mengalami penurunan volume plasma yang
(75,42%).3,4 mengakibatkan hemokonsentrasi dan
Perdarahan postpartum adalah peningkatan hematokrit maternal.
kehilangan darah antara 500 ml atau lebih Prevalensi preeklampsia di Amerika
selama bersalin ataupun masa nifas. meningkat dari 3,4% di tahun 1980 menjadi
Perdarahan postpartum pada 24 jam pertama 3,8% di tahun 2010. Pada tahun 2014,
menyebabkan kematian ibu sebesar 45%, 68- preeklampsia terjadi sebanyak 28,7% di India.
73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan Di Indonesia, data kejadian preeklampsia masih
82-88% dalam dua minggu setelah bayi lahir.5 terbatas, terutama pada tingkat nasional.
Berdasarkan hasil prasurvei angka kejadian Insidensi preeklampsia di Indonesia yaitu
perdarahan postpartum di RSUD Dr. H. Abdul sekitar 3-10%.9 Berdasarkan studi pendahuluan
Moeloek (RSAM) Lampung tahun 2013 yang peneliti lakukan di RSAM Lampung
terdapat 155 kasus (4,6%) dari 3.354 menunjukkan bahwa pada tahun 2013
persalinan. Pada tahun 2014 terjadi terdapat 481 ibu yang mengalami
peningkatan yaitu terdapat 119 kasus (10,5%) preeklampsia, sedangkan pada tahun 2014
dari 1.130 persalinan. Penyebab perdarahan terdapat 337 ibu dengan preeklampsia.
postpartum tersebut adalah retensio plasenta Meskipun terjadi penurunan, angka kejadian
3,2%, atonia uteri 0,5%, laserasi jalan lahir preeklampsia masih tinggi di RSAM Lampung.
1,2% dan sisa plasenta 5,6%.
Perdarahan postpartum dipengaruhi Metode
oleh beberapa faktor antara lain perdarahan Penelitian ini dilaksanakan di Rumah
dari tempat implantasi plasenta yang terdiri Sakit Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek
dari hipotoni akibat anestesi, distensi Provinsi Lampung pada bulan Oktober sampai
berlebihan, atonia uteri, multiparitas, dan sisa November 2015. Penelitian ini merupakan
plasenta. Perdarahan postpartum juga penelitian observasional analitik karena
disebabkan oleh faktor robekan jalan lahir, peneliti hanya mengobservasi tanpa
ruptura uteri, preeklampsia, kasus trombofilia, melakukan perlakuan terhadap obyek yang
solusio plasenta, kematian janin dalam akan diteliti. Desain penelitian yang digunakan
kandungan dan emboli air ketuban.6 dalam penelitian ini adalah observasional cross
Preeklampsia merupakan suatu penyakit sectional, dimana data yang menyangkut
kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan variabel bebas atau resiko dan variabel terikat
proteinuria. Penyebab preeklampsia sampai atau variabel akibat akan dikumpulkan
saat ini masih belum dapat diketahui secara sekaligus dalam satu kali pengukuran dengan
pasti sehingga preeklampsia disebut sebagai tujuan untuk mengetahui hubungan status
“the disease of theories”. Pada beberapa preeklampsia dengan kejadian perdarahan
penelitian yang ada, dikemukakan bahwa postpartum selama periode waktu yang
terjadi peningkatan risiko yang merugikan dari ditentukan.10
keluaran persalinan pada wanita yang Populasi pada penelitian ini adalah
mengalami hipertensi dalam kehamilan yang semua ibu bersalin di RSAM Lampung periode
kronik.7 1 Juli 2014 sampai 30 Juni 2015 sebesar 803

Majority | Volume 6| Nomor 3| Juli 2017| 52


Ika Noverina Manik, Ratna Dewi Puspita Sari dan Anggraeni Janar Wulan | Hubungan Status Preeklampsia dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 - 30 Juni 2015

ibu dan sampel minimal yang dibutuhkan Usia mayoritas responden yang
adalah 118. Teknik pengambilan sampel adalah mengalami preeklampsia baik ringan maupun
dengan menggunakan teknik consecutive berat adalah pada usia 20-35 tahun yaitu
sampling. sebanyak 103 responden (66,9%). Sebagian
Metode pengumpulan data yang besar responden merupakan multipara yaitu
dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data sebanyak 83 orang (53,9%) dan berdasarkan
sekunder yang diperoleh dari status kebidanan riwayat abortus sebanyak 127 responden
rekam medik RSAM Lampung periode 1 Juli (82,5%) tidak memiliki riwayat abortus
2014 sampai 30 Juni 2015. Analisis data sebelumnya.
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
digunakan untuk uji normalitas data. Apabila Tabel 2. Karakteristik Subyek Penelitian
sebaran data normal, maka digunakan uji Chi
Square (Kai Kuadrat). Uji statistik dilakukan Karakteristik Frekuensi Persentase
pada derajat kepercayaan 95% dengan α=0,05. (%)
Hasil uji dinyatakan bermakna apabila p<0,05. Usia
<20 7 4,5
Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komisi
20-35 103 66,9
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran >35 44 28,6
Universitas Lampung dengan nomor
34/UN26/8/DT/2016. Paritas
Primipara 47 30,5
Hasil Multipara 83 53,9
Insidensi preeklampsia pada ibu Grandemultipara 24 15,6
bersalin yang dirawat di ruang Delima RSAM
Provinsi Lampung periode 1 Juli 2014 – 30 Juni Riwayat abortus
2015 menunjukkan 58,4% mengalami Ya 27 17,5
Tidak 127 82,5
preeklampsia berat dan 41,6% mengalami
preeklampsia ringan. Sedangkan untuk
Hasil uji statistik dengan menggunakan
kejadian perdarahan postpartum, sebesar 95
uji Kai Kuadrat (Chi Square) diperoleh nilai p =
responden tidak mengalami perdarahan
postpartum dan hanya sebesar 59 responden 0,028 (p value <  {0,05}). Ini berarti bahwa
(38,3%) yang mengalami perdarahan preeklampsia dapat menyebabkan terjadinya
postpartum. Dari 59 kasus perdarahan perdarahan postpartum terutama
postpartum yang mengalami faktor risiko preeklampsia berat. Pada hasil analisis data
preeklampsia ringan sebanyak 18 kasus dan 41 juga didapatkan nilai Odds Ratio (OR) sebesar
kasus dengan faktor risiko preeklampsia berat. 2,138. Hal ini berarti bahwa ibu yang
Sementara itu di antara ibu yang tidak mengalami preeklampsia berat memiliki
mengalami perdarahan postpartum terdapat peluang 2,1 kali untuk mengalami perdarahan
46 kasus ibu yang mengalami preeklampsia postpartum dibandingkan dengan ibu yang
ringan dan 49 kasus yang mengalami mengalami preeklampsia ringan.
preeklampsia berat. Tabel 3. Hubungan Status Preeklampsia dengan
Kejadian Perdarahan Postpartum di RSUD Dr. H.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Status Preeklampsia
Abdul Moeloek Periode 1 Juli 2014 – 30 Juni 2015
dan Perdarahan Postpartum
Status Perdarahan Total OR p
Status Frekuensi Persentase
Preeklampsi Postpartum value
Preeklampsia (%)
a
Ringan 64 41,6
Ya Tidak
Berat 90 58,4
Ringan 18 46 64 2,13 0,028
Berat 41 49 90 8
Perdarahan
Total 59 95 154 (1,0
Postpartum
78 –
Ya 59 38,3
4,24
Tidak 95 61,7
1)

Majority | Volume 6| Nomor 3| Juli 2017| 53


Ika Noverina Manik, Ratna Dewi Puspita Sari dan Anggraeni Janar Wulan | Hubungan Status Preeklampsia dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 - 30 Juni 2015

Pembahasan risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam


Preeklampsia adalah kelainan malfungsi kehamilan jika dibandingkan dengan
endotel pembuluh darah atau vaskular yang multigravida. Selain itu, faktor lain yang
menyebar luas sehingga terjadi vasospasme kemungkinan dapat menjadi penyebab
setelah usia kehamilan 20 minggu, frekuensi preeklampsia adalah umur ibu. Usia
mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi ibu yang berisiko mengalami preeklampsia
organ dan pengaktifan endotel yang adalah <20 dan >35 tahun.14
menimbulkan terjadinya hipertensi, edema, Menurut teori yang ada preeklampsia
dan dijumpai proteinuria 300 mg per 24 jam lebih sering didapatkan pada masa awal dan
atau 30 mg/dl (+1 pada dipstick) pada minimal akhir usia reproduktif yaitu usia remaja atau di
dua sampel urin secara acak yang dikumpulkan atas 35 tahun. Ibu hamil < 20 tahun mudah
setidaknya 4-6 jam tetapi tidak lebih dari 7 mengalami kenaikan tekanan darah dan lebih
hari. Hilangnya semua kelainan tersebut cepat menimbulkan kejang, sedangkan umur
sebelum akhir minggu keenam postpartum.11 lebih dari 35 tahun juga merupakan faktor
Preeklampsia terjadi melalui beberapa predisposisi untuk terjadinya preeklampsia.
mekanisme yang mendasari yaitu iskemik Karena bertambahnya usia juga lebih rentan
plasenta, disfungsi endotel, dan proses untuk terjadinya peningkatan insiden
imunologis. Disfungsi endotel diperantarai oleh hipertensi kronis dan menghadapi risiko lebih
penurunan NO dan gangguan endotel besar untuk menderita hipertensi karena
pembuluh darah. Sedangkan iskemik plasenta kehamilan. Jadi wanita yang berada pada awal
dan proses imunologis lebih diperantarai oleh atau akhir usia reproduktif lebih rentan
adanya sel trofoblas yang tidak menginvasi menderita preeklampsia.15
arteri spiralis pada miometrium. Keadaan Pada penelitian ini, hasil yang
tersebut mengakibatkan suplai darah ke didapatkan tidak sesuai dengan teori faktor
plasenta terhambat dan berlanjut menjadi penyebab kejadian preeklampsia. Kejadian
iskemik plasenta. Plasenta yang iskemik akan preeklampsia di RSAM Lampung berdasarkan
menghasilkan lipid peroksida. Lipid peroksida kelompok usia ibu justru lebih didominasi pada
akan menghambat sintesa prostasiklin dan kelompok usia ibu 20–35 tahun. Namun, hasil
meningkatkan produksi tromboksan A2. penelitian ini serupa dengan penelitian yang
Keadaan tersebut secara langsung akan dilakukan di Rumah Sakit Roemani
menyebabkan vasospasme sistemik. Selain itu, Muhammadiyah Semarang dimana kelompok
lipid peroksida juga mempengaruhi usia yang paling banyak mengalami
permeabilitas kapiler pembuluh darah preeklampsia yaitu usia 20-35 tahun (75%).
terhadap protein sehingga terjadi Kehamilan dengan preeklampsia lebih
12
proteinuaria. umum terjadi pada primigravida, keadaan ini
Vasospasme sistemik akan berpengaruh disebabkan secara imunologik pada kehamilan
pada seluruh organ tubuh seperti jantung, pertama pembentukan blocking antibodies
paru, hati, ginjal, otak, dan darah. Peningkatan terhadap antigen plasenta tidak sempurna
resistensi arteri hepatika dapat menyebabkan sehingga timbul respon imun yang tidak
perubahan fungsi hati dan iskemia hepar. menguntungkan terhadap histoincompability
Keterlibatan hati pada preeklampsia sering placenta.15 Kejadian preeklampsia di RSAM
disertai hemolisis dan trombositopenia. Makna Lampung berdasarkan paritas sangat
klinis trombositopenia selain jelas mengganggu didominasi oleh kelompok multipara. Hasil
pembekuan darah adalah bahwa hal tersebut penelitian ini tidak sesuai dengan teori faktor
mencerminkan keparahan proses patologis. penyebab preeklampsia.
Trombositopenia dan gangguan pembekuan Penelitian yang dilakukan oleh Yuliawati
darah tersebut menjadi salah satu penyebab di RSU Muhammadiyah Metro menunjukkan
perdarahan postpartum.13 terdapat hubungan yang bermakna antara
Besarnya frekuensi ibu dengan preeklampsia dengan kejadian perdarahan
preeklampsia kemungkinan dapat dipengaruhi postpartum. Dari penelitian tersebut diperoleh
oleh berbagai faktor. Salah satu dari faktor nilai p-value=0,019 (p<=0,05) dan nilai
tersebut adalah paritas. Seorang ibu dengan OR=6,417. Ini menunjukkan bahwa ibu yang
primigravida dan grandemulti mempunyai mengalami preeklampsia 6,417 kali lebih

Majority | Volume 6| Nomor 3| Juli 2017| 54


Ika Noverina Manik, Ratna Dewi Puspita Sari dan Anggraeni Janar Wulan | Hubungan Status Preeklampsia dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 - 30 Juni 2015

berisiko untuk mengalami perdarahan coagulation (DIC) akut atau subakut. Pada DIC
postpartum.16 terjadi disregulasi dari koagulasi dan fibrinolisis
Peningkatan kejadian preeklampsia yang yang menyebabkan penurunan jumlah platelet
mengalami perdarahan post partum dan kadar fibrinogen serta meningkatkan
dikarenakan pada ibu dengan preeklampsia konsumsi antitrombin.19
mengalami penurunan volume plasma yang Adanya hubungan antara preeklampsia
mengakibatkan hemokonsentrasi dan dengan kejadian perdarahan postpartum juga
peningkatan hematokrit maternal. Vasospasme ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan
siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ Altenstadt dengan nilai p < 0,001 dan OR 1,81.
dengan menghancurkan sel-sel darah merah. Penelitian tersebut menunjukkan hubungan
Keadaan seperti ini menyebabkan terjadinya yang kuat antara dua penyebab paling penting
hipofibrinogemia (kurangnya zat fibrinogen kematian dan kesakitan ibu di dunia yaitu
dalam darah). Jika fibrinogen dalam darah preeklampsia dan perdarahan postpartum.
berkurang cukup banyak, maka perdarahan Namun penelitian serupa yang dilakukan oleh
pada saat proses persalinan akan sulit Mahmudah di RSUP Dr. Sardjito Daerah
dihentikan. Hal ini dapat menyebabkan Istimewa Yogyakarta tahun 2010 menunjukkan
terjadinya perdarahan.16 bahwa tidak terdapat hubungan antara
Ibu dengan preeklampsia akan preeklampsia dengan perdarahan postpartum
memberikan peluang 2,1 kali terjadinya dengan nilai p = 0,446. Adanya perbedaan hasil
perdarahan postpartum karena pada dari beberapa penelitian tersebut
preeklampsia terjadi perubahan organ-organ kemungkinan karena desain penelitian, waktu,
penting di dalam tubuh. Salah satunya adalah jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel
disfungsi sel endotel, yaitu kerusakan sel yang dipilih berbeda dengan yang peneliti
endotel oleh peroksida lemak yang bersifat lakukan.20
toksik yang beredar keseluruh tubuh yang Meningkatnya prevalensi kejadian
dapat merusak sel endotel, begitu pula sel preeklampsia dan perdarahan postpartum
endotel yang ada di uterus, sehingga perlu mengindikasikan masalah yang belum
diwaspadai adanya perdarahan postpartum terselesaikan. Pengawasan tertinggi harus
sebagai akibat dari kegagalan miometrium diberikan selama trimester ketiga kehamilan
untuk berkontraksi.17 pada wanita dengan preeklampsia. Salah satu
Selain disfungsi endotel, preeklampsia upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga
juga terjadi melalui dua mekanisme lain yaitu kesehatan antara lain dengan memberikan
iskemik plasenta dan proses imunologis. informasi atau penyuluhan tentang faktor
Iskemik plasenta berperan dalam terjadinya risiko dan tanda gejala perdarahan kepada ibu
disfungsi endotel pada pembuluh darah ibu hamil terutama mengenai preeklampsia yang
dengan meningkatkan sintesis IL-6, TNF  dan berisiko untuk mengalami perdarahan
IL-8. TNF  menyebabkan kerusakan oksidatif postpartum. Selain itu, menganjurkan kepada
di mitokondria dan pelepasan radikal bebas ibu hamil agar melakukan kunjungan Antenatal
yang merusak sel endotel. TNF  juga Care (ANC) minimal 4 kali selama kehamilan
menstimulasi produksi angiotensin II pada agar preeklampsia dapat dideteksi secara dini
saluran reproduksi wanita dan IL-6 untuk mencegah perdarahan postpartum.21
meningkatkan regulasi reseptor angiotensin II Beberapa pemeriksaan yang dapat
tipe 1 pada otot polos pembuluh darah. dilakukan untuk mendeteksi secara dini
Tingginya kadar IL-6 dan TNF  menimbulkan preeklampsia meliputi pemeriksaan klinis,
respon sistemik fase akut yang menstimulasi pemeriksaan laboratorium, dan uterine artery
hati untuk mensintesis C reactive protein (CRP). Doppler ultrasound. Pemeriksaan klinis
Meningkatnya CRP juga mempunyai hubungan dilakukan dengan mengukur tekanan darah
yang signifikan dengan meningkatnya kadar selama trimester kedua kehamilan.
transaminase serum dan fosfatase alkali.18 Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan
Dalam bentuk yang berat, kerusakan memeriksa kadar asam urat, kadar kalikrein
endotel pembuluh darah akan mengaktivasi pada urin, dan fibronektin. Selain itu,
platelet dan sistem koagulasi yang dapat pengukuran kadar hemoglobin dari trimester
menyebabkan disseminated intravascular pertama hingga ketiga kehamilan dapat

Majority | Volume 6| Nomor 3| Juli 2017| 55


Ika Noverina Manik, Ratna Dewi Puspita Sari dan Anggraeni Janar Wulan | Hubungan Status Preeklampsia dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 - 30 Juni 2015

mendeteksi secara dini preeklampsia. Nilai pada wanita yang mempunyai salah satu faktor
rata-rata hemoglobin pada wanita risiko. Asam asetilsalisilat dosis rendah (aspirin
preeklampsia akan tinggi pada trimester 75 g) diberikan pada wanita dengan risiko
pertama dan ketiga.22 tinggi preeklampsia. Pemberian suplemen
Uterine artery Doppler ultrasound tidak kalsium dengan dosis 1,5 g/hari dimulai saat
disarankan pada wanita dengan risiko rendah usia kehamilan 15 minggu dan diteruskan
pada trimester pertama dan kedua kehamilan. selama kehamilan disarankan untuk mencegah
Untuk wanita dengan risiko tinggi, pemeriksaan terjadinya preeklampsia pada wanita dengan
ini dilakukan pada trimester kedua kehamilan konsumsi kalsium harian < 600mg/hari.24
dan dilakukan pemeriksaan kembali satu bulan
kemudian jika ditemukan hasil yang abnormal. Simpulan
Kombinasi dari uterine artery Doppler Preeklampsia terutama preeklampsia
ultrasound dan ultrasonografi tiga dimensi berat berhubungan dengan kejadian
yang menilai volume plasenta dapat perdarahan postpartum pada ibu bersalin di
mendeteksi kemungkinan preeklampsia lebih RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
awal yaitu pada trimester pertama Pengawasan yang baik pada ibu dengan
kehamilan.23 preeklampsia sebaiknya dilakukan dalam
Pencegahan sekunder pada rangka mengurangi risiko terjadinya
preeklampsia adalah dengan terapi antiplatelet perdarahan postpartum
yaitu aspirin. Pemberian aspirin dapat
menurunkan risiko preeklampsia sebanyak 10%
.

Daftar Pustaka
1. The World Bank. Trends in maternal 4. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
mortality: 1990 to 2013 [internet]. Profil kesehatan Provinsi Lampung tahun
Geneva: World Health Organization; 2012 [internet]. Lampung: Dinas
2014 [disitasi tanggal 25 November Kesehatan Provinsi Lampung; 2012
2015]. Tersedia dari: [disitasi tanggal 9 September 2015].
http://www.afro.who.int/sites/default/fi Tersedia dari:
les/2017-05/trends-in-maternal- http://www.depkes.go.id/resources/do
mortality-1990-to-2015.pdf wnload/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_20
2. UNDP. Buku saku millennium 12/08_Profil_Kes_Prov.Lampung_2012.p
development goals (mdg’s) di bidang df
kesehatan tahun 2011-2015 [internet]. 5. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan (Edisi
Jakarta: United Nations Development ke-4). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Programs; 2011 [disitasi tanggal 6 Prawirohardjo; 2010.
September 2015]. Tersedia dari 6. Astuti D, Mifbakhuddin W, Meikawati W.
http://www.id.undp.org/content/dam/i Faktor resiko perdarahan pasca
ndonesia/docs/MDG/Let%20Speak%20O persalinan (Studi di RSUP Dr. Karyadi
ut%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf Semarang) [skripsi]. Semarang:
3. Kementerian Kesehatan Republik Universitas Muhammadiyah Semarang;
Indonesia. Rencana strategis 2014.
kementerian kesehatan tahun 2010- 7. Raras A. Pengaruh preeklamsia berat
2014 [internet]. Jakarta: Kementerian pada kehamilan terhadap keluaran
Kesehatan Republik Indonesia; 2010 maternal dan perinatal di RSUP dr
[disitasi tanggal 1 September 2015]. Kariadi [skripsi]. Semarang: Universitas
Tersedia dari: Diponegoro; 2010.
http://www.nationalplanningcycles.org/ 8. Robson E, Jason W, Elizabeth S. Patologi
sites/default/files/country_docs/Indones pada kehamilan. Jakarta: EGC; 2012.
ia/indonesian_minstry_of_health_strate 9. Opitasari C, Andayasari L. Parity
gic_plan_2010-2014.pdf education level and risk for (pre-)
eclampsia in selected hospitals in

Majority | Volume 6| Nomor 3| Juli 2017| 56


Ika Noverina Manik, Ratna Dewi Puspita Sari dan Anggraeni Janar Wulan | Hubungan Status Preeklampsia dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 - 30 Juni 2015

Jakarta. Health Science Journal of tjk.ac.id/ejurnal/index.php/JK/article/vie


Indonesia. 2014; 5( 1): 35-9. w/29/33
10. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian 18. Saifuddin M. Buku acuan pelayanan
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012. kesehatan maternal dan neonatal.
11. Wulan SK. Karakteristik penderita Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka
preeklampsia dan eklampsia di RSUP Haji Sarwono Prawirohardjo; 2010.
Adam Malik Medan tahun 2009-2011 19. Udenze I, Amadi C, Awolola N, Makwe C
[skripsi]. Medan: Universitas Sumatera C. The role of cytokines as inflammatory
Utara; 2012. mediators in preeclampsia. Pan African
12. Uzan J, Carbonnel M, Piconne O, Asmar Medical Journal. 2015; 20(219):1-6.
R, Ayoubi JM. Pre-eclampsia: 20. Altenstadt JF, Hukkelhoven CW,
pathophysiology, diagnosis, and Roosmalen J, Bloemenkamp KW.
management. Chicago: Dove Press Preeclampsia increases the risk of
Vascular Health and Risk Management. postpartum haemorrhage : a nationwide
2011; 7(8):467-74. cohort study in the netherlands. Plos
13. Matsubara K, Matsubara Y, Hyodo S, One. 2013; 8(12):1-10.
Katayama T, Ito M. Role of nitric oxide 21. Hansson SR, Nääv A, Erlandsson L.
and reactive oxygen species in the Oxidative stress in preeclampsia and the
pathogenesis of preeclampsia. J Obstet role of free fetal hemoglobin. Frontiers
Gynaecol Res. 2010; 36(2):239–47. in Physiology. 2015; 5(516):1-11.
14. Bobak L. Keperawatan maternitas. 22. Nasiri M, Faghihzadeh S, Majd HA, Zayeri
Jakarta: EGC; 2004. F, Kariman N, Ardebili NS. Longitudinal
15. Djannah S N, Arianti I S. Gambaran discriminant analysis of hemoglobin level
epidemiologi kejadian preeklampsia/ for predicting preeclampsia. Iran Red
eklampsia di RSU PKU Muhammadiyah Crescent Med J. 2015; 17(3):1-7.
Yogyakarta Tahun 2007–2009. Buletin 23. Rizzo G, Capponi A, Cavicchioni O,
Penelitian Sistem Kesehatan. 2010; 13 Vendola M, Arduini D. First trimester
(4): 378–85. uterine doppler and three-dimensionnal
16. Yuliawati. Analisis faktor risiko yang ultrasound placental volume calculation
memengaruhi terjadinya preeklampsia di in predicting pre-eclampsia. Eur J Obstet
Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali Gynecol Reprod Biol. 2008;138(1):147–
Tahun 1998–2000 [tesis]. Yogyakarta: 51.
Universitas Gajah Mada; 2001. 24. WHO. WHO recommendations for
17. Yuliawati, Anggraini Y. Hubungan riwayat prevention and treatment of pre-
pre eklamsia, retensio plasenta, atonia eclampsia and eclampsia [internet].
uteri dan laserasi jalan lahir dengan Geneva: Department of Reproductive
kejadian perdarahan post partum pada Health and Research World Health
ibu nifas. Jurnal Kesehatan [internet]. Organization; 2011 [disitasi tanggal 25
2015 [disitasi tanggal 20 November September 2015]. Tersedia dari
2015]; 6(1):75-82. Tersedia dari http://apps.who.int/iris/bitstream/1066
http://poltekkes- 5/44703/1/9789241548335_eng.pdf

Majority | Volume 6| Nomor 3| Juli 2017| 57

Vous aimerez peut-être aussi