Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Anestesi Regional
DISUSUN OLEH :
Clara Verlina Suhardi
406147043
PEMBIMBING :
Dr. Rizqan ,SpAn
LEMBAR PENGESAHAN
1
Nama / NIM : Clara Verlina Suhardi / 406147043
Universitas : Tarumanagara
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas seluruh bimbingan dan kasih
karunia-Nya, sehingga penulis sanggup menulis referatnya dengan judul
“ANESTESI REGIONAL”, sehingga referat ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir Kepaniteraan Ilmu
Bedah dan Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara di Rumah Sakit
Umum Daerah Ciawi periode 2 Februari 2015 – 11 April 2015. Selain itu, besar
harapan dari penulis bilamana referat ini dapat membantu proses pembelajaran dari
pembaca sekalian.
Dalam penulisan referat ini, penulis telah mendapat bantuan, bimbingan, dan
kerjasama dari berbagai pihak,maka pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada :
1. dr. Rudi, SpAn, selaku ketua SMF Anestesi dan pembimbing kepaniteraan klinik
ilmu Anestesi di RSUD Ciawi.
2. dr. Rizqan SpAn
3. dr. Pracahyo, SpAn
4. Rekan - Rekan diklat RSUD Ciawi, dan OK RSUD Ciawi yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama berada di RSUD Ciawi.
5. Rekan-rekan Anggota Kepaniteraan Klinik di Bagian Bedah RSUD Ciawi
periode 2 Februari 2015 – 11 April 2015
Penulis menyadari bahwa referat ini tidak luput dari kekurangan karena
kemampuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk mencapai referat yang
sempurna.
Akhir kata, semoga referat ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
406147043
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................
2
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
3
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
4
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
6
A. Definisi
..................................................................................................................
7
4
BAB II.2. Pembahasan Blok Sentral
.................................................................................................................
8
B. Blok Neuraksial
..................................................................................................................
11
5
C.IV. Efek samping terhadap system tubuh
.........................................................................................
29
BAB III.Kesimpulan
.............................................................................................................................
33
6
Daftar Pustaka
.................................................................................................................
34
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti diketahui oleh masyarakat bahwa setiap pasien yang akan menjalani
tindakan invasif, seperti tindakan bedah akan menjalani prosedur anestesi. Anestesi
sendiri secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh.
Terdapat beberapa tipe anestesi, yang pertama anestesi total, yaitu hilangnya
kesadaran secara total; anestesi lokal yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang
7
diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh); anestesi regional yaitu hilangnya rasa
pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau
saraf yang berhubungan dengannya.
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang
hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia tanpa menyebabkan hilangnya
kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka
setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.
BAB II
A. Definisi
1. Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal. Tindakan ini sering dikerjakan.
2. Blok perifer (blok saraf), misalnya anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok
lapangan, dan analgesia regional intravena.
8
C. Keuntungan Anestesia Regional
1. Alat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga biaya relatif lebih
murah.
2. Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency, lambung
penuh) karena penderita sadar.
3. Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.
4. Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.
5. Perawatan post operasi lebih ringan.
Kolumna Vertebralis
Medula Spinalis
Kanalis spinalis berisi medula spinalis (spinal cord) yang diliputi oleh
meningen, jaringan lemak, dan pleksus venosus. Meningeal disusun oleh tiga lapisan,
yaitu piamater, araknoidmater, dan duramater. Ketiganya berdekatan dan merupakan
kelanjutan dari lapusan yang sama di kranial. Piamater melekat dan melapisi medula
spinalis, sedangkan arakhnoid mater yang melekat pada duramater biasanya lebih
tebal dan lebih padat. Cairan serebrospinalis berada di antara piamater dan
arakhnoid, di dalam ruang subaraknoid.
Medulla spinalis dan serat saraf spinal mendapat suplai darah dari sebuah
arteri spinalis anterior yang berasal dari arteri vertebralis di dasar tengkorak dan
menyuplai duapertiga anterior batang otak ; dan sepasang arteri spinalis posterior
yang berjalan secara longitudinal bersama medulla spinalis, berasal dari postero-
inferior arteri serebral, arteri ini menyuplai sepertiga bagian posterior batang otak.
11
Gambar 2. Korpus Vertebralis
B. Blok Neuroaksial
Blok neuroaksial akan menyebabkan blok simpatis, analgesia sensoris dan blok
motoris (tergantung dari dosis, konsentrasi, dan volume obat anestesi lokal).
12
Gambar 3. Anestesi Spinal
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum perineum
4. Bedah obstetrik-ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya
dikombinasikan dengan anestesi umum ringan
13
1. Infeksi sistemik
2. Infeksi sekitar tempat suntikan
3. Kelainan neurologis
4. Kelainan psikis
5. Bedah lama
6. Penyakit jantung
7. Hipovolemia ringan
8. Nyeri punggung kronik
14
Gambar 4. Jarum Spinal
15
1. Setelah dimonitor, tidurkan pasien misalkan dalam posisi lateral
dekubitus. Beri bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya
tulang belakang stabil. Buat pasien membungkuk maximal agar
processus spinosus mudah teraba. Posisi lain adalah duduk.
17
1. Faktor utama:
a. Berat jenis anestetik lokal (barisitas)
b. Posisi pasien
c. Dosis dan volume anestetik lokal
2. Faktor tambahan
a. Ketinggian suntikan
b. Kecepatan suntikan/barbotase
c. Ukuran jarum
d. Keadaan fisik pasien
e. Tekanan intra abdominal
18
7. Gangguan pendengaran
8. Blok spinal tinggi atau spinal total
19
Gambar 7. Anestesi Epidural
20
terjaga selama operasi. Dosis yang dibutuhkan untuk anestesi jauh lebih
tinggi daripada yang diperlukan untuk analgesia.
4. Untuk analgesia pasca-operasi, di salah satu situasi di atas. Analgesik
diberikan ke dalam ruang epidural selama beberapa hari setelah operasi,
asalkan kateter telah dimasukkan.
5. Untuk perawatan sakit punggung. Injeksi dari analgesik dan steroid ke
dalam ruang epidural dapat meningkatkan beberapa bentuk sakit
punggung.
6. Untuk mengurangi rasa sakit kronis atau peringanan gejala dalam
perawatan terminal, biasanya dalam jangka pendek atau menengah.
Ada beberapa situasi di mana resiko epidural lebih tinggi dari biasanya :
1. Kelainan anatomis, seperti spina bifida, meningomyelocele, atau skoliosis
2. Operasi tulang belakang sebelumnya (di mana jaringan parut dapat
menghambat penyebaran obat)
3. Beberapa masalah sistem saraf pusat, termasuk multiple sclerosis
4. Beberapa masalah katup jantung (seperti stenosis aorta, di mana
vasodilatasi yang diinduksi oleh obat bius dapat mengganggu suplai darah
ke jantung)
Komplikasi:
1. Blok tidak merata
2. Depresi kardiovaskuler (hipotensi)
3. Hipoventilasi (hati-hati keracunan obat)
4. Mual-muntah
24
Tabel 2. Obat Anestesi Epidural
25
Kontra indikasi : Seperti analgesia spinal dan analgesia epidural.
26
Tanda-tanda klinis:
1. tangan kesemutan
2. lidah kesemutan
3. napas berat
4. mengantuk kemudian tidak sadar
5. bradikardi dan hipotensi berat
6. henti napas
7. pupil midriasis.
Walaupun saraf phrenikus mungkin terkena blokade namun henti
napas lebih disebabkan oleh hipoperfusi pusat kendali napas. Kejadian ini
timbul segera setelah tindakan atau setelah 30-45 menit kemudian. Kejadian
ini bersifat sementara namun apabila tidak ditanggulangi dapat
mengakibatkan henti jantung yang dapat merenggut nyawa pasien.
Pengenalan dini anestesia spinal total ini amat penting agar pertolongan
dapat segera dilakukan.
Tindakan terhadap anestesi spinal total ini adalah dengan menaikkan
curah jantung, infus cairan koloid 2-3 L, menaikkan kedua tungkai,
kendalikan pernapasan dengan O2 100% kalau perlu dengan intubasi dan
intubasi ini dapat dilakukan dengan mudah karena telah terjadi relaksasi otot
maksimal, beri atropin untuk melawan bradikardi dan beri efedrin untuk
melawan hipotensi.
Sistem pernafasan:
a. Relaksasi otot polos bronkus
b. Henti nafas akibat paralisis saraf frenikus
c. Paralisis interkostal
d. Depresi langsung pusat pengaturan nafas
30
C.V.I Komplikasi lokal
1. Terjadi ditempat suntikan berupa edema, abses, nekrosis dan gangrene.
2. Komplikasi infeksi hampir selalu disebabkan kelainan tindakan asepsis dan
antisepsis.
3. Iskemia jaringan dan nekrosis karena penambahan vasokonstriktor yang
disuntikkan pada daerah dengan end-artery.
32
BAB III
KESIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Said. Analgesia Regional. Dalam: Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi II.
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. 2009
34