Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Dilihat dari potensi dan sumber pendanaan yang sudah berjalan, sebenarnya
LKMS memiliki potensi pembiayaan dan pengelolaan dana ekonomi umat yang cukup
besar. Jika pengelolaan dana umat bisa dilakukan secara terpadu antarinstitusi keuangan
syariah, maka hal tersebut akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar.
Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis akan membahas lebih lanjut tentang
analisis pembiayaan pada lembaga keuangan mikro syariah seperti BPRS (Bank
Perkreditan Rakyat syariah), BMT (Baitul Mal Wat Tamwil) dan Koperasi Syariah berikut
ulasannya.
2. Manfaat Penilitian
a. Bagi akademisi yaitu sebagai upaya untuk menambah khazanah
pengetahuan di bidang ekonomi islam dan memberikan tambahan
informasi tentang perkembangan produk pembiayaan pada LKMS.
b. Bagi praktisi yaitu sebagai upaya untuk mendukung perkembangan produk
pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah agar bisa meningkatkan
mutu pembiayaan dan pelayanan pada produk pembiayaan tersebut.
c. Bagi masyarakat yaitu sebagai upaya untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pembiayaan pada LKMS.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembiayaan
Pada dasarnya fungsi utama Lembaga Keuangan Mikro Syariah tidak jauh
beda dengan lembaga keuangan mikro konvensional yaitu menghimpun dana dari
masyarakat kemudian menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi
intermediasi. Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya
dalam bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pemmbiayaan modal usaha maupun
untuk komsumsi.
Dalam penyaluran dana yang berhasil dihimpun dari nasabah atau masyarakat,
LKMS menawarkan beberapa produk perbiayaan, yaitu4:
2 M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insansi Press, 2001), hal.160.
3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN,
2005) hal. 17.
4 syairahcooperation.blogspot.com
1. Pembiayaan Mudharabah, adalah LKMS (mudharib) menyediakan modal
investasi atau modal kerja secara penuh, sedangkan nasabah (shahibul maal)
menyediakn proyek atau usaha (amal) lengkap dengan manajemennya. Hasil
keuntungan dan kerugian (bagi hasil) yang dialamai nasabah dibagikan dan
ditanggung bersama antara LKMS dan nasabah dengan ketentuan sesuai
kesepakan bersama (ijab-qabul). Prinsip mudharabah dalam perbankan digunakan
untuk menerima simpanan dari nasabah, baik dalam bentuk tabungan atau
deposito dan juga untuk pembiyaan.
2. Pembiayaan Musyarakah, adalah pembiyaan sebagian dari modal usaha, yang
mana pihak LMKS dapat dilibatkan dalam manajememnnya. Modal yang disetor
dapat berupa uang, barang perdagangan (trading asset), property dan barang-
barang yang dapat dinilai dengan uang.
3. Pembiayaan Murabahah, dalam istilah fiqh adalah akad jual beli atas barang
tertentu, dalam transaksi jual beli tersebut, penjual dengan menyebutkan dengan
jelas barang yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian dan keungungan
yang diambil, sedangkan murabahah dalam teknis lkms adalah akad jual beli
antara lkms dengan nasabah. Adapun rukun dan syarat murabahah sebagai
berikut; Penjual, Pembeli, barang yang diperjualbelikan, Harga dan Ijab-qabul.
4. Pembiayaan Salam diaplikasikan dalam pembiayaan jangak pendek untuk produk
agrobisnis atau industri jenis lainnya.
5. Pembiayaan Istishna diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan manufaktur,
industri kecil-menengah dan kontruksi. Dalam pelaksanaannya pembiayaan
istishna dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pihak produsen ditentukan oleh
bank atau pihak produsen ditentukan oleh nasabah. Pelaksanaan salah satu dari
kedua cara tersebut harus ditentukan dimuka dalam akad oleh kedua belah pihak.
6. Pembiyaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (sewa beli) adalah akad sewa suatu barang
antara bank dengan nasabah, dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli
obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha dikenal dengan finance
lease. Harga sewa dan harga beli ditetapkan bersama diawal perjanjian.
7. Hiwalah adalah produk perbankan syariah yang disediakan untuk membantu
supplier untuk mendapatkan modal tunai agar melanjutkan produknya, dalam hal
ini lkms akan mendapatkan imbalan (fee) atas jasa pemindahan piutang. Besarnya
imbalan yang akan diterima bank ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan antara
bank dan nasabah.
8. Rahn adalah produk lkms yang disediakan untuk membantu nasabah dalam
pembiyaan kegiatan multiguna dan lkms hanya memperoleh imbalan atas
penyimpanan, pemeliharaan, asuransi dan administrasi barang yang digadaikan.
5 www.ojk.go.id
6 Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press. 2004), hal. 115.
4) Prinsip ta’awun (tolong-menolong) yaitu prinsip saling membantu sesama
dalam meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerja sama ekonomi
dan bisnis.
5) Prinsip tijaroh (bisnis) yaitu prinsip mencari laba dengan cara yang
dibenarkan oleh syariah. Lembaga keuangan Islam harus dikelola secara
profesional, sehingga dapat mencapai prinsip efektif dan efesien.
6) Di samping sebagai lembaga bisnis, lembaga keuangan syariah juga
menjalankan fungsi sebagai lembaga sosial.
Adapun LKMS adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun deposito
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah melauli mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan7.
7 Ilmim Makhalul SM. Teori dan Praktik Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Yogyakarta:UII Press, 2005), hal
13..
kompetitif kepada deposannya serta mampu meningkatkan kesejahteraan para
pengelolanya sejajar dengan lembaga lainnya. Sedangkan aspek sosial LKMS
berorientasi pada pengingkatan kehidupan anggota dan masyarakat sekitar yang
membutuhkan.
Teori pelaksanan usaha LKMS berpegang teguh pada prinsip utama sebagai
berikut8:
a. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikan pada
prinsip prinsip-prinsip syariah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata.
b. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spritual dan moral menggerakan etika bisnis yang
dinamis, proaktif, progresif, adil dan berakhlaq mulia.
c. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi. Semua pengolah pada setiap tingkatan, pengurus dengan semua lininya
serta anggota, dibangun rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling
melindungi dan menanggung.
d. Berikut Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikirm sikap dan cita-cita antar semua
elemen LKMS. Antara pengelola dan pengurus harus memiliki satu visi dan
bersama-sama anggota untuk memperaiki kondisi ekonomi dan sosial.
e. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan politik. Mandiri juga berarti
tidak tergantung dengan dana-dana pinjaman dan “bantuan” tetapi senantiasa
proaktif menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.
f. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi, yakni dilandari dengan dasar
keimanan. Kerja yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja, tetapi
juga kenikmatan dan kepuasan ruhani dan akhirat. Kerja keras dan cerdas yang
dilandasi dengan bekal pengetahuna yang cukup, keterampilan yang terus
ditingkatkan serta niat dan ghirah yang kuat. Semua itu dikenal dengan kecerdasan
emosional, spritual dan intelektual. Sikap profesionalisme dibangun dengan
semangat untuk terus belajar demi mencapai tingkat standar kerja yang tertinggi.
g. Istiqomah, konsisten, konsekuenm kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa
pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maka maju lagi ke tahap biaya dan
hanya kepada Allah SWT kita berharap.
C. Analisis Pembiayaan
Ada beberapa pendekatan analisis pembiyaan yang dapat diterapkan oleh para
pengelola lkms yaitu10:
a. Pendekatan jaminan artinya lkms dalam memberikan pembiayaan selalu
memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh
peminjam.
b. Pendekatan Karakter artinya lkms mencermati secara sungguh-sungguh
terkati dengan karakter nasabah.
c. Pendekatan Kemampuan Pelunasan artainya lkms menganalis kemampuan
nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.
d. Pendekatan dengan Studi Kelayakan artinya lkms memperhatikan
kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah peminjam.
e. Pendekatan Fungsi-fungsi Bank artinya bank memperhatikan fungsinya
sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana
yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
9 Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hal. 165.
10 Ibid., hal. 171.
11 Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A dan Andria Permata Veitzhal, B. Acct, B. M.B.A. Islamic Financial
Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal.348
2. Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan
mengembalikan pinjaman yang diambil.
3. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
4. Colleteral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada
bank.
5. Condition, arinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.
Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Consistant
artinya hambatan-hambatan yang mungkin menggangu proses usaha. Untuk lkms,
dasar analisis 5C belumlah cukup. Sehingga perlu memperhatikan kondisi sifat
Amanah, Kejujuran, Kepercayaan, dari masing-masing nasabah.
Berdasasrkan prinsip-prinsip analisis pembiayaan tersebut di atas, maka
aspek-aspek yang diperhatikan untuk memutuskan calon nasabah memiliki tingkat
kelayakan atau tidak, perlu dilakukan analisis terhadap aspek-aspek berikut12:
a. Evaluasi Pasar dan Pemasaran Hasil produksi
Kemampuan perusahaan menciptakan dana untuk
mengembalikan pembiayaan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
pemasaran hasil produksi mereka. Semakin maju dan berhasil
pemasran hasil produksi, akan semakin besar kemampuan perusahaan
meningkatkan jumlah penjualan dan keuntungan mereka.
b. Aspek analisis pembiayaan ada 4, yaitu: Internal, Strategi pemasaran
perusahaan dari 4P (Marketing Mix) yaitu:
1) Products (Produk yang dihasilkan perusahaan)
2) Place (Strategi distribusi Produk)
3) Price (Strategi Harga penjualan Produk)
4) Promotion (Strategi Promosi Produk)
c. Eksternal, berupa:
1) Perkembangan kehidupan ekonomi umum
2) Perkembangan keadaan politik Negara
3) Perkembangan suasana persaingan pasar
4) Perturan atau keputusan pemerintah
KESIMPULAN
12 Ibid., hal 47.
Usaha mikro dan kecil memegang peran yang sangat penting bagi
perekonomian suatu bangsa, begitu juga dengan Indonesia. Peran usaha mikro dan
kecil dapat ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap jumlah unit usaha, penyerapan
tenaga kerja dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mana
semakin meningkat setiap tahunnya. Melihat gambaran umum masyarakat yang
sampai saat ini masih sangat membutuhkan pembiayaan sebagai tambahan dana baik
untuk modal usaha, konsumsi, investasi maupun membeli barang-barang yang
dibutuhkan, maka keberadaan lembaga keuangan sangat membantu masyarakat.
Lembaga keuangan berbasis syariah diharapkan bisa menjadi pilihan utama
masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam. Lembaga keuangan mikro
syariah (LKMS) merupakan institusi yang diharapkan dapat memberikan jawaban
terhadap persoalan pembiayaan UMKM ini.
DAFTAR PUSTAKA