Vous êtes sur la page 1sur 7

Hingga kini dunia belum bisa terbebas dari TB bahkan

Indonesia masih menduduki peringkat ke-4 negara di dunia

dengan kematian akibat TB. Upaya pemberantasa TB ini harus

dilakukan bersinergi antara pemerintah dengan berbagai pihak

dan organisasi masyarakat.

‘Aisyiyah sebagai Koordinator Penanggulangan TB oleh Civil

Society di Indonesia melaksanakan Konsep Program “Community

TB Care”menggunakan mekanisme organisasi dari Pimpinan Pusat

disebut Principle Recipient (PR), di Pimpinan Wilayah disebut Sub

Recipient (SR) dan di Pimpinan Daerah disebut Sub Sub Recipient

(SSR). Semua SR dan SSR yang ditunjuk memiliki tugas yang sama

yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam menyuluh,

menemukan Suspek , mendampingi pengobatan Pasien TB

dengan Strategi DOTS , mengadakan pelatihan kepada masyarakat

seperti pelatihan kader, tokoh agama, tenaga kesehatan dan

pemerintah dan sebagainya. Dengan memberikan berbagai

pelatihan tersebut, harapannya masyarakat memiliki kepedulian

dan akhirnya melakukan upaya-upaya penanggulangan TB.

Semua kegiatan tersebut dari tahun 2009 sampai tahun 2014

menggunakan dana hibah dari Global Fund (Round 8) ini berlanjut

tahun 2014 sampai Juni 2016 (Round 10-SSF). Dan setelah itu kita,

‘Aisyiyah ,harus melanjutkan amanah cantik ini secara mandiri.

Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Ponorogo yang sejak tahun

2009 sampai sekarang ditunjuk sebagai SSR juga telah bersiap

diri untuk memandirikan masyarakat dalam penanggulan TB di

Ponorogo. Upaya ini diwujudkan dengan mendorong masyarakat

untuk membentuk Komunitas Masyarakat Peduli TB atau biasa

disebut KMP TB. Yaitu kelompok masyarakat/ komunitas yang

terdiri dari berbagai unsur masyarakat , mantan pasien TB;

Kader; Tokoh Agama; Tokoh Masyarakat dan masyarakat umum,

yang terikat dalam satu kelompok dengan tujuan melakukan


kegiatan penanggulangan TB di wilayahnya, KMP TB sangat

dibutuhkan sebagai upaya menjamin “keberlanjutan program di

tingkat masyarakat, mendukung pencapaian hasil program secara

langsung dari masyarakat dengan menggunakan sumberdaya

masyarakat sendiri, memperkuat masyarakat dengan melakukan

mobilisasi di tingkat kebijakan lokal dengan mengajak orang

yang berpengaruh untuk ikut berperan, menjadikan TB sebagai

isu “TRENDI” dan BUKAN isu tabu. Semua ini bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat sehat sejahtera yang peduli terhadap

upaya penanggulangan TB secara mandiri,

Untuk mencapai penanggulangan TB secara optimal

dalam kemandirian, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Ponorogo telah

membentuk dan mengembangkan 3 Komunitas Masyarakat Peduli

TB yaitu di Kecamatan Badegan , di Kecamatan Babadan dan yang

baru saja dikukuhkan pada Tanggal 24 September 2014 adalah

KMP TB Kecamatan Jetis. KMP TB Ponorogo akan mendorong

kepedulian para pengambil keputusan baik pemerintah dan atau

dunia usaha terhadap upaya penanggulangan TB, meningkatkan

jumlah temuan suspek, temuan penderita TB positif paru,

temuan pasien drop out, meningkatkan angka kesembuhan dan

mengurangi angka kematian karena TB.

Proil KMP TB ‘MERAK’ Aisyiyah Ponorogo Kabupaten

Ponorogo

1. KMP TB “Merak” adalah hasil reshufle kepengurusan KMP

TB sebelumnya yang telah disahkan melalui Surat Keputusan

Pimpinan Daerah Aisyiyah Ponorogo No. 050/SK-PDA/A/

IV/2013 tertanggal 8 April 2013.

Atas prakarsa SSR TB Aisyiyah Ponorogo, KMP TB Merak telah

melakukan pertemuan dengan calon donatur pada tanggal 19

Juni 2013. Dilanjutkan dengan pertemuan dengan LSM dan

organisasi potensial pada tanggal 21 Juni 2013.


3. Pada rapat kepengurusan, disepakati nama KMP TB ini adalah

“Merak” yang merupakan salah satu ikon kota Ponorogo

sebagai Kota Reyog. Selain itu MERAK adalah akronim dari:

• M : Mari kita berantas TB

• E : Empati kita pada penderita TB

• R : Rujuk pasien TB ke PKM / RS Dots

• A : Awasi pengobatannya

• K : Kembangkan budaya hidup sehat

Program Kerja KMP TB Selama 1 Tahun

1. Penyuluhan TB ke masyarakat umum, minimal sekali setiap

bulan. Diutamakan didesa-desa di Wilayah kecamatan

Badegan, yang belum tersosialisasi TB oleh kader TB. Baru

kemudian meluas ke kecamatan lain, terutama yang banyak penderita tb

2.Pemberian bantuan transport bagi suspect yang tidak mampu,

untuk periksa dahak ke PKM terdekat.

3. Pendampingan bagi Pasien TB, terutama yang punya penyakit

penyerta. Bila perlu bisa dilakukan PMO khusus, yaitu untuk

pasien yang bukan ditemukan kader TB dengan kondisi cukup

parah.

4. Pemberian sembako dan PMT bagi Pasien TB duafa.

5. Gentengisasi dan plesterisasi untuk kamar pasien TB duafa,

bila perlu diberi tempat tidur, agar tidak tidur di lantai tanah .

6. Home visit dan penyuluhan di lingkungan.

7. Sosialisasi KMP TB di Radio, tiap 3 bulan sekali.

8. Reward untuk Kader TB, setahun sekali.

9. Pemberdayaan/ Peningkatan ekonomi bagi Pasien/mantan

pasien TB, yaitu dengan memberikan ketrampilan, modal/

dana bergulir. Dalam hal ini KMP TB akan bekerjasama dengan

Dinas Pertanian ? Sub Dinas Peternakan.

10. Memfasilitasi wadah bagi Pasien dan mantan Pasien TB/

Paguyuban TB, untuk saling menguatkan dan berbagi


pengalaman.

Kegiatan KMP TB yang Telah Dilaksanakan

Sejak dicanangkan pada bulan Juli 2013, KMP TB Merak telah

melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:

Penyuluhan /sosialisasi penanggulangan TB

Pemberian sembako dan Home Visit serta pemberian Genting

kaca pada pasien TB

Beberapa kegiatan tersebut telah mendapatkan dukungan

dari berbagai pihak, yaitu:

• Donatur pribadi dari berbagai kalangan

• Rumah Sakit Swasta program Dots.

• Puskesmas dan Dinas/Instansi terkait.

• Organisasi Sosial, misalnya IIDI, PKK dan lain-lain

Dukungan yang berasal dari berbagai pihak tersebut

bentuknya beragam. Mulai dari dana hingga tenaga. Untuk dana

dari berbagai pihak telah terkumpul tiap bulannya Rp 2.775.000,00

yang telah digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut di atas.

KMP TB Merak juga diikutsertakan dalam program

mewujugkan Desa Bebas TB yang ada di Badegan yang Louncingnya

dihadiri Bupati Ponorogo dan Dinkes Wilayah Jawa

KMP TB Merak juga diikutsertakan dalam program mewujugkan

Desa Bebas TB yang ada di Badegan yang Louncingnya dihadiri

Bupati Ponorogo dan Dinkes Wilayah Jawa Timur.

Mozaik Kegiatan KP TB ‘MERAK”

Semua pengurus KMP TB Merak baru pertama ini terlibat

secara langsung pada kegiatan penanggulangan TB. Ternyata

wadah semacam KMP TB ini memang sangat perlu ada di

masyarakat .

Kemanfaatannya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat

terutama para penderita TB.yang kebanyakan berasal dari keluarga

ekonomi lemah. Hal ini saya rasakan ketika saya ikut pada kegiatan
Home visit dan pemberian sembako pada pasien TB. Saya tergerak

untuk mengajak teman-teman saya di DPRD Ponorogo untuk

mendukung kegiatan KMP TB ini. ( Eni Yulianti, SH, Pengurus KMP

TB Merak Ponorogo dan anggota DPRD Ponorogo)

KMP TB Kec. Babadan Aisyiyah Ponorogo Kabupaten Ponorogo

Jl. Raya Ponorogo Km 8, telp. (0352) 483227, Ponorogo

Perkembangan dan kemajuan KMP TB Merak yang sangat

membanggakan, mendorong Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah untuk

membentuk kembali KMP yang baru dengan harapan akan dapat

menjalankan tugas dan fungsi pemberantasan TB di wilayahnya

dalam kemandirian. Maka pada tanggal 23 Juni 2013 dilakukan

pembentukan dan pengukuhan KMP TB Babadan.

1. KMP TB Kec. Babadan dibentuk tanggal : 18 Juni 2013 dan

disahkan melalui Surat Keputusan Pimpinan Daerah AIsyiyah

Ponorogo No. 053/SK-PDA/A/IV/2013 tertanggal 24 Juni 2013.

2. Program Kerja KMP TB Selama 1 Tahun

3. Penyuluhan TB ke masyarakat umum, minimal sekali setiap

bulan. Diutamakan didesa-desa yang banyak penderita TB,

yang belum tersosialisasi TB oleh kader TB.

4. Pemberian bantuan transport bagi suspect yang tidak mampu,

untuk periksa dahak ke PKM terdekat.

5. Pendampingan bagi Pasien TB, terutama yang punya penyakit

penyerta. Bila perlu bisa dilakukan PMO khusus, yaitu untuk

pasien yang bukan ditemukan kader TB dengan kondisi cukup

parah.

6. Pemberian sembako dan PMT bagi Pasien TB duafa.

7. Gentengisasi untuk kamar pasien TB duafa, bila perlu diberi

tempat tidur, agar tidak tidur di lantai tanah .

8. Home visit dan penyuluhan di lingkungan.

9. Sosialisasi KMP TB di Radio, tiap 3 bulan sekali.

10. Reward untuk Kader TB, setahun sekali.


11. Pemberdayaan/ Peningkatan ekonomi bagi Pasien/mantan

pasien TB, yaitu dengan memberikan ketrampilan, modal/

dana bergulir. Dalam hal ini KMP TB akan bekerjasama dengan

Dinas Pertanian ? Sub Dinas Peternakan.

12. Memfasilitasi wadah bagi Pasien dan mantan Pasien TB/

Paguyuban TB, untuk saling menguatkan dan berbagi

pengalaman.

Kegiatan KMP TB yang Telah Dilaksanakan

Sejak dicanangkan pada bulan Juni 2013, KMP TB tini akan

melaksanakan kegiatan, antara lain:

1. Pertemuan dengan Donor, yang bertujuan untuk

mengembangkan network antara CBO (kelompok organisasi

yang berbasis masyarakat) dengan Donor/CSR, disamping itu

juga untuk memperoleh support dana dengan cara fundrising,

yang bebas dan tidak mengikat

2. Dengan adanya dana yang dapat diperoleh secara rutin

diharapkan dapat meningkatkan kemandiriian KMP TB dalam

mengendalikan penyakit TB di masyarakat

3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi TB kepada LSM

Potensial,yang bertujuan untuk memperoleh jaringan kerja/

network baru dengan NGO/CBO/FBO (organisasi) potensial

(Potensial : memiliki peran strategis di masyarakat dan dapat

berkolaborasi untuk mengembangkan sumberdaya yang

mereka miliki demi penanggulangan TB

KMP TB Kec. Jetis Aisyiyah Ponorogo Kabupaten Ponorogo

Jl. Moh. Na’im, Jetis - Ponorogo

Sejarah KMP TB

KMP TB Kec. Jetis dibentuk tanggal : 16 September 2014 dan

disahkan melalui Surat Keputusan Pimpinan Daerah AIsyiyah

Ponorogo No. 071/SK-PDA / A /IX/2014

Program Kerja KMP TB Selama 1 Tahun


1. Penyuluhan TB ke masyarakat umum, minimal sekali setiap

bulan. Diutamakan didesa-desa yang banyak penderita TB,

yang belum tersosialisasi TB oleh kader TB.

2. Pemberian bantuan transport bagi suspect yang tidak mampu,

untuk periksa dahak ke PKM terdekat.

3. Pendampingan bagi Pasien TB, terutama yang punya penyakit

penyerta. Bila perlu bisa dilakukan PMO khusus, yaitu untuk

pasien yang bukan ditemukan kader TB dengan kondisi cukup

parah.

4. Pemberian sembako dan PMT bagi Pasien TB duafa.

5. Gentengisasi untuk kamar pasien TB duafa, bila perlu diberi

tempat tidur, agar tidak tidur di lantai tanah .

6. Home visit dan penyuluhan di lingkungan.

7. Sosialisasi KMP TB di Radio, tiap 3 bulan sekali.

8. Reward untuk Kader TB, setahun sekali.

9. Pemberdayaan/ Peningkatan ekonomi bagi Pasien/mantan

pasien TB, yaitu dengan memberikan ketrampilan, modal/

dana bergulir. Dalam hal ini KMP TB akan bekerjasama dengan Dinas Pertanian ? Sub Dinas
Peternakan.

10. Memfasilitasi wadah bagi Pasien dan mantan Pasien TB/

Paguyuban TB, untuk saling menguatkan dan berbagi pengalaman

Vous aimerez peut-être aussi