Vous êtes sur la page 1sur 1

Izin menambahkan contoh ya mba yanti, mba alya.

Perusahaan ABC menerbitkan obligasi tanpa bunga sebesar Rp100 miliar dengan masa jatuh tempo 10
tahun. Obligasi ini dilepas pada harga 60 persen.

Dengan harga penawaran sebesar itu berarti investor yang membeli obligasi ABC tadi tidak perlu
membayar senilai harga nominal 100 persen. Jika investor X misalnya akan membeli sebanyak Rp100 juta
maka ia hanya membayar sebesar Rp60 juta.

Meski investor X tadi hanya membayar Rp60 juta, tapi pada saat jatuh tempo nanti ( 10 tahun kemudian)
ia akan menerima pokok obligasi sebesar Rp 100 juta. Jadi dalam kurun 10 tahun, uang investor X tadi
tumbuh sebesar 66,6 persen dari Rp60 juta menjadi Rp100 juta.

Dari kacamata investor, jelas zero coupon bond merupakan instrument investasi jangka panjang yang imbal
hasillnya tidak bisa dipanen cepat satu tahun atau dua tahun. Jika investor membutuhkan dana tunai, jalan
satu-satunya hanya menjual obligasi tersebut di pasar.

Harga zero coupon bond akan naik dari waktu ke waktu mendekati tanggal jatuh tempo. Disitulah
keuntungan yang bisa dinikmati investor. Sedangkan bagi issuer atau penerbit, meskipun nilai obligasi yang
ditawarkan mencapai Rp100 miliar, jika obligasi tanpa bunga tersebut terjual semua, maka perusahaan
ABC hanya akan menerika dana tunai sebesar Rp60 miliar saja.Tentu ini belum dipotong biaya-biaya dalam
rangka penerbitan.

Dari sisi issuer, obligasi tanpa bunga memiliki kelebihan bahwa perusahaan tidak dipusingkan dengan
bunga yang harus dibayar tiga bulan sekali sebagaimana obligasi pada umumnya. Perusahaan hanya
memikirkan agar saat jatuh tempo 10 tahun mendatang harus ada dana tunai Rp100 miliar untuk
membayar pokok obligasi tersebut

Vous aimerez peut-être aussi