Vous êtes sur la page 1sur 23

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas
Dosen Ns. Vonny Nurmalya M, S.Kep., M.Kep., CWCC., CST

Disusun Oleh :

Reskyta putri (1614401007)


Titis selviana (1614401008)
Venny riska w c (1614401009)

Program Studi D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

Jln.Raya Jabon Gayaman KM.2 Mojoanyar-Mojokerto

Telp.(0321)329915 Fax.(0321)331736

Tahun ajaran 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirrabbil’alamin kami panjatkan kepada Allah SWT yang


telah memberikan nikmat jasmani dan rohani kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Maternitas yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Hiperemesis Gravidarum
”.Makalah ini bertujuan untuk membantu dan menjelaskan Hiperemesis tentang
pada masa kehamilan.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan kata maupun muatan materi. Oleh
karena itu, kami sangat berharap masukan berupa kritik dan saran dari dosen
pembimbing agar makalah ini menjadi lebih baik.

Mojokerto , Maret 2018

Penulis

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum
dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan.Akan tetapi,
dokter obstetri dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-
mata merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali
membuat mereka merasa tidak berdaya untuk membantu mengatasinya.Mual dan
muntah sering kali diabaikan karena dianggap sebagai sebuah konsekuensi normal
di awal kehamilan tanpa mengakui dampak hebat yang ditimbulkannya pada
wanita dan keluarga mereka (Denise Tiran, 2008).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai
pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16
minggu pertama.Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami
mual-mual dan 44% mengalami muntah-muntah.
Bila wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang
dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan
memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insiden hiperemesis
gravidarum 4:1000 kehamilan.Sindrom ini ditandai dengan adanya muntah yang
sering, penurunan berat badan, dehidrasi, asidosis karena kelaparan, alkalosis,
yang disebabkan menurunnya asam HCl lambung dan hipokalemia.
Dampak yang ditimbulkan pada ibu yaitu kekurangan nutrisi dan cairan
sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan
gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar dan
kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan

4
kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang (setiawan,
2007). Pada janin/bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan tidak
berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita
hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR,
Premtur hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).

B. TUJUAN MAKALAH

Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis
gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktifitas
sehari-hari.

Tujuan khusus :

1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum


2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum
9. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum

C. MANFAAT MAKALAH
Diharapkan mahasisiwa keperawatan dan masyarakat mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 2009).

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi
buruk, karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).

Mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu asupan
cairan dan nutrisi; awitan biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan; cukup
berat hingga mengakibatkan penurunan berat badan, dan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit (Geri Morgan and Carole Hamilton, 2009).

Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari.Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Sarwono
Prawirohardjo, 2002).

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah


nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion Taber,M.D,
1994).

6
B. ETIOLOGI

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Frekuensi


kejadiannya adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998) adalah:

1. Faktor adaptasi dan hormonal.

Primagravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan Human


Chorionik Gonadotropin (HCG), sedangkan pada kehamilan ganda atau mola
hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi.

2. Faktor psikologis.

Wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaaan, keretakan hubungan


dengan suami, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,dsb dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran
hidup dsb.

3. Faktor alergi.

Terjadi invasi jaringan vili Chorialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu.
(Rustam Mochtar, 1998).

C. PATOFISIOLOGI

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin
berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah.

7
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang.Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula dan
tertimbunnya zat metabolik yang toksik.

Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan


pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan
akibat perdarahan gastrointestinal (Sarwono Prawirohardjo, 2002).

PATHWAY
Hiperemesis Gravidarum
Faktor Alergi Faktor Predisposisi Peningkatan Estrogen

Penurunan Pengosongan
Emesis Gravidarum Lambung

Peningkatan Tekanan
Penyesuaian Gaster
Komplikasi

Hiperemesis Gravidarum

Intake Nutrisi Kehilangan Cairan Berlebih


Menurun
Pengeluaran nutisi Berlebih
Dehidrasi

Gangguan nutrisi
Kebutuhan tubuh cairan eksa seluler hemokonsentrasi
Dan plasma

Gangguan Keseimbangan aliran darah ke


Cairan dan Elektrolit Jaringan menurun

Metabolisme intra Perfusi


Sel menurun jaringan otak

Otot lemah penurunan


Kesadaran

intoleransi Kelemahan
aktifitas tubuh

8
D. MANIFESTASI KLINIK

Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi
muntah yang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan dehidrasi memberi
petunjuk bahwa ibu hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif.
Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi tiga
tingkat berikut ini menurut (Manuaba, dkk 2006) adalah :

1. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama (Ringan)

a. Muntah berlangsung terus.

b. Makan berkurang.

c. Berat badan menurun.

d. Kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah.

e. Nyeri di daerah epigastrium.

f. Tekanan darah turun dan nadi meningkat.

g. Lidah kering.

h. Mata tampak cekung.

2. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua (Sedang)

a. Penderita tampak lebih lemah.

b. Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang,
lidah kering dan kotor.

c. Tekanan darah menurun, nadi maningkat.

d. Berat badan makin menurun.

9
e. Mata ikterus.

f. Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urine berkurang dan bau aseton


dalam urine meningkat.

g. Terjadinya gangguan buang air besar.

h. Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis.

i. Napas berbau aseton.

3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga (Berat)

a. Muntah berkurang.

b. Keadaan umum ibu hamil makin menurun: tekanan darah turun, nadi
meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin jelas/berat.

c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.

d. Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma; komplikasi


susunan saraf pusat (enselopati wernicke): nistagmus (perubahan arah bola mata),
diplopia (gambar tampak ganda), dan perubahan mental.

E. PEMERISAAN PENUNJANG
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar:
AST, ALT, dan kadar LDH.

10
F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum menurut (Ai Yeyeh


Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010) dimulai dengan :

1. Pencegahan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan


memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

 Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah


merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan berumur 4 bulan.
 Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil, tetapi lebih sering.
 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
 Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
 Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin.
 Menjamin defekasi teratur.
 Menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung gula untuk
menghindarkan kekurangan karbohidrat.

2. Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan.

 Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital.


 Vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot, serta meningkatkan

11
pertumbuhan dan perbaikan sel (Admin, 2007) dan B6 berfungsi
menurunkan keluhan atau gangguan mual bagi ibu hamil dan juga
membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah
(Admin, 2007).
 Antihistaminika juga dianjurkan.
 Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti diklomin
hidrokhloride, avomin (Winkjosastro, 2005).

3. Isolasi

Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara baik
hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk sampai muntah berhenti dan
pasien mau makan.Catat cairan yang masuk dan keluar, tidak diberikan makan
dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

4. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan


rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan sertamenghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini
(Wiknjosastro, 2005).

Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan sosial dinilai
cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum (Admin, 2008).

5. Diet

 Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya


berupa roti kering dan buah-buahan.Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua
zat–zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari

12
 Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-
zat gizi kecuali vitamin A dan D.
 Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan.Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
(Taufan Nugroho, 2010).

6. Terapi parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 % dalam cairan fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan
bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
dibuat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksakan sehari-hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu dan
nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan
pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila
selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah
dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaaan akan bertambah baik (Ai Yeyeh
Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010).

7. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk.Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik.Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk

13
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihak
lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital
(Wiknjosastro, 2005).

8. Komplikasi

Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan
mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur
esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi
atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin
berkurang (setiawan, 2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal
kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu
menderita hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami
BBLR, IUGR, Premtur hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).

14
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama.Pasien tidak dapat menahan


makanan dan kehilangan berat badan.Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: Sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis (Ben-
Zion Taber,M.D, 1994).

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan umum

Kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun.Pasien
dapat menjadi kurus.Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan
wajah bagian bawah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah.Faring kering
dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia.Pada


penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala,
stupor dan koma dapat terjadi.

2) Pemeriksaan abdomen

15
Pemeriksaan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan.

3) Pemeriksaan pelvis

Uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi.

(Ben-Zion Taber,M.D, 1994)

b. Kebutuhan Dasar Khusus

1) Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

2) Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang


kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

3) Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :


peningkatan konsentrasi urine.

4) Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,


pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah,
Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan
lidah kering.

5) Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

6) Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma.

16
7) Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus


terapeutik.

8) Interaksi sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota


keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.

c. Tes Laboratorium

1) Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah

Nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi


berkaitan dengan dehidrasi.Anemia mungkin merupakan konsekuensi dari
malnutrisi.

2) Urinalisis

Urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi.Aseton menunjukkan asidosis starvasi (Ben-Zion Taber,M.D, 1994).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi


mual dan muntah berlebihan.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi
kehamilan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

17
C. INTERVENSI

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi


mual dan muntah berlebihan.
Intervensi
a) Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah
muntah selanjutnya.

b) Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah,


misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan
dan elektrolit

c) Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.


Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit

d) Catat intake dan output.


Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului
muntah.

e) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering


Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh

f) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak


Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah

g) anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the
(panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari
rangsang mual muntah yang berlebih

18
h) Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode
tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.

i) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.


Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.

j) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan


pembersih mulut sesering mungkin.
Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut

k) Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit


Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan
kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl
atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.

l) Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..


Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk
mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan
asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena
kehamilan.

m) Ukur pembesaran uterus


Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan
memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang
mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-
kemungkinan lebih lanjut

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang


berlebihan

19
Intervensi
a) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional :Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG),
perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik
memperberat mual/muntah pada trimester

b) Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya


Ulkus peptikum, gastritis.
Rasional :Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain
untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.

c) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,


input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan
bandingkan dengan standar
Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat
atau kebutuhan hidrasi.

d) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering


mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti :
roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.

3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi


kehamilan
Intervensi :
a) Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
b) Kaji tingkat fungsi psikologis klien

20
Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis
c) Berikan support psikologis
Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling
percaya
d) Berikan penguatan positif
Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
e) Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan


Intervensi :
a) Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga
yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan
uterus
b) Anurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak
dimodifikasi untuk wanita beresiko.
c) Bantu klien beraktifitas secara bertahap
Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita
meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
d) Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai
indikasi.

D. EVALUASI

1. Mual dan mutah tidak ada lagi.


2. Keluhan subyektif tidak ada.
3. Tanda-tanda vital baik.

21
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah yang terjadi


berlebihan sehingga menyebabkan turunya BB dan dehidrasi. Jika tidak
diatasi diatasi dapat membahayakan ibu dan janin.
2. Penyebab Hiperemesis gravidarum yaitu diantaranya perubahan hormon
selama kehamilan, sterss fisik dan pdikologis kehamilan, pengosongann
lambung lebih lambat.

B. SARAN

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencegahsupaya tidak terjadi hiperemesis gravidarum, maka ibu


bisa melakukan diantaranya adalah makanlah lebih banyak zat tepung.

2. Ketika ibu merasakan mual muncul, ibu menjadi tidak nafsu makan tapi
usahakan agar ibu tetap makan dengan cara makanlah dalam jumlah sedikit
tetapi sering dengan keadaan makanan hangat.

3. Hiperemesis gravidarum harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan

dalam pemahaman ilmu keperawatan.

22
DAFTAR PUSAKA

Prawirohardjo Sarwono, 2009, Buku Ajar Ilmu Kebidanan, Jakarta

23

Vous aimerez peut-être aussi