Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas
Dosen Ns. Vonny Nurmalya M, S.Kep., M.Kep., CWCC., CST
Disusun Oleh :
Telp.(0321)329915 Fax.(0321)331736
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum
dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan.Akan tetapi,
dokter obstetri dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-
mata merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali
membuat mereka merasa tidak berdaya untuk membantu mengatasinya.Mual dan
muntah sering kali diabaikan karena dianggap sebagai sebuah konsekuensi normal
di awal kehamilan tanpa mengakui dampak hebat yang ditimbulkannya pada
wanita dan keluarga mereka (Denise Tiran, 2008).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai
pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16
minggu pertama.Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami
mual-mual dan 44% mengalami muntah-muntah.
Bila wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang
dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan
memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insiden hiperemesis
gravidarum 4:1000 kehamilan.Sindrom ini ditandai dengan adanya muntah yang
sering, penurunan berat badan, dehidrasi, asidosis karena kelaparan, alkalosis,
yang disebabkan menurunnya asam HCl lambung dan hipokalemia.
Dampak yang ditimbulkan pada ibu yaitu kekurangan nutrisi dan cairan
sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan
gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar dan
kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan
4
kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang (setiawan,
2007). Pada janin/bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan tidak
berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita
hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR,
Premtur hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).
B. TUJUAN MAKALAH
Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis
gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktifitas
sehari-hari.
Tujuan khusus :
C. MANFAAT MAKALAH
Diharapkan mahasisiwa keperawatan dan masyarakat mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi
buruk, karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu asupan
cairan dan nutrisi; awitan biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan; cukup
berat hingga mengakibatkan penurunan berat badan, dan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit (Geri Morgan and Carole Hamilton, 2009).
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari.Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Sarwono
Prawirohardjo, 2002).
6
B. ETIOLOGI
2. Faktor psikologis.
3. Faktor alergi.
Terjadi invasi jaringan vili Chorialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu.
(Rustam Mochtar, 1998).
C. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin
berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah.
7
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang.Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula dan
tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
PATHWAY
Hiperemesis Gravidarum
Faktor Alergi Faktor Predisposisi Peningkatan Estrogen
Penurunan Pengosongan
Emesis Gravidarum Lambung
Peningkatan Tekanan
Penyesuaian Gaster
Komplikasi
Hiperemesis Gravidarum
Gangguan nutrisi
Kebutuhan tubuh cairan eksa seluler hemokonsentrasi
Dan plasma
intoleransi Kelemahan
aktifitas tubuh
8
D. MANIFESTASI KLINIK
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi
muntah yang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan dehidrasi memberi
petunjuk bahwa ibu hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif.
Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi tiga
tingkat berikut ini menurut (Manuaba, dkk 2006) adalah :
b. Makan berkurang.
g. Lidah kering.
b. Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang,
lidah kering dan kotor.
9
e. Mata ikterus.
a. Muntah berkurang.
b. Keadaan umum ibu hamil makin menurun: tekanan darah turun, nadi
meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin jelas/berat.
E. PEMERISAAN PENUNJANG
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar:
AST, ALT, dan kadar LDH.
10
F. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan.
11
pertumbuhan dan perbaikan sel (Admin, 2007) dan B6 berfungsi
menurunkan keluhan atau gangguan mual bagi ibu hamil dan juga
membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah
(Admin, 2007).
Antihistaminika juga dianjurkan.
Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti diklomin
hidrokhloride, avomin (Winkjosastro, 2005).
3. Isolasi
Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara baik
hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk sampai muntah berhenti dan
pasien mau makan.Catat cairan yang masuk dan keluar, tidak diberikan makan
dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4. Terapi psikologik
Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan sosial dinilai
cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum (Admin, 2008).
5. Diet
12
Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-
zat gizi kecuali vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan.Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
(Taufan Nugroho, 2010).
6. Terapi parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 % dalam cairan fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan
bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
dibuat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksakan sehari-hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu dan
nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan
pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila
selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah
dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaaan akan bertambah baik (Ai Yeyeh
Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010).
7. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk.Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik.Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
13
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihak
lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital
(Wiknjosastro, 2005).
8. Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan
mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur
esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi
atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin
berkurang (setiawan, 2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal
kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu
menderita hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami
BBLR, IUGR, Premtur hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).
14
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
Riwayat haid: Sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis (Ben-
Zion Taber,M.D, 1994).
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
Kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun.Pasien
dapat menjadi kurus.Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan
wajah bagian bawah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah.Faring kering
dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
2) Pemeriksaan abdomen
15
Pemeriksaan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan.
3) Pemeriksaan pelvis
1) Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2) Integritas ego
3) Eliminasi
4) Makanan/cairan
5) Pernafasan
6) Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma.
16
7) Seksualitas
8) Interaksi sosial
c. Tes Laboratorium
2) Urinalisis
Urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi.Aseton menunjukkan asidosis starvasi (Ben-Zion Taber,M.D, 1994).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
17
C. INTERVENSI
g) anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the
(panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari
rangsang mual muntah yang berlebih
18
h) Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode
tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
19
Intervensi
a) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional :Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG),
perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik
memperberat mual/muntah pada trimester
20
Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis
c) Berikan support psikologis
Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling
percaya
d) Berikan penguatan positif
Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
e) Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
D. EVALUASI
21
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
2. Ketika ibu merasakan mual muncul, ibu menjadi tidak nafsu makan tapi
usahakan agar ibu tetap makan dengan cara makanlah dalam jumlah sedikit
tetapi sering dengan keadaan makanan hangat.
22
DAFTAR PUSAKA
23