Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan
misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah
dikembangkan praktek pelayanan keperawatan di rumah(home care).
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah
menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat
serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau
Home Care.
Home care adalah suatu layanan perawatan pasien di rumah. Yang membutuhkan perawatan di rumah baik
pasien yang masih sehat sampai yang sakit, pasien dengan berbagai kondisi jenis penyakit dengan berbagai
latar belakang yang melandasi keputusan untuk menggunakan jasa ini di lingkungan keluarga. Hal-hal yang
menjadi dasar pertimbangan antara lain: pertimbangan ekonomi, kenyamanan pasien, dan kemudahan akses
bagi keluarga.
Home care saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan di kota besar dengan beberapa kasus yang sering
ditemui adalah kesibukan yang tinggi dari keluarga menyebabkan hanya sedikit waktu yang dapat diberikan
kepada pasien. Salah satu segmen pelayanan home care diantaranya lansia, di mana lansia adalah manusia
yang juga memerlukan teman sehingga mereka tidak kesepian dan cepat menjadi pikun. Dengan adanya jasa
home care pendamping orang tua (POT) maka para lansia memiliki asisten yang berfungsi sebagai teman,
pendamping, pengasuh yang membantunya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan memanfaatkan
jasa ini, maka orang tua akan lebih bahagia dan anak-anaknya pun akan lebih tenang untuk dapat
mengerjakan hal lain.
Seiring perkembangannya home care memberikan pelayanan pada penyakit kronik yang memerlukan
perawatan lama dan berbiaya mahal. Keluarga yang memutuskan untuk melanjutkan perawatan di rumah
umumnya didasari pada perhitungan ekonomi atau kemudahan anggota keluarga lain untuk menjenguk dan
bertemu pasien serta kenyamanan pasien karena dirawat dirumah akan memberikan rasa aman dan nyaman
kepadanya yang penting untuk membantu proses penyembuhan.
Variasi penyakit yang membutuhkan pelayanan home care adalah mulai dari kasus sederhana seperti demam
tifoid, hingga kasus yang berat seperti gangguan pernafasan kronik dengan ketergantungan pada alat
respirator. Home care dibutuhkan oleh pasien yang sedang sakit, juga bagi mereka yang sedang dalam
proses penyembuhan seperti post stroke, sampai dengan pasien dalam fase terminal seperti menderita
kanker stadium lanjut.
Kasus pasien dengan penyakit fase terminal yang memiliki angka kesembuhan yang rendah, sehingga
perawatan home care bertujuan untuk memberikan rasa nyaman secara psikologis bagi pasien dan
keluarganya. Latar belakang ini dipilih karena sebagai orang timur, setiap anggota keluarga berkeinginan
merawat kerabatnya dengan sempurna. Perawatan di rumah akan memberikan keleluasaan anggota
keluarga merawat keluarganya secara maksimal.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 1
Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan selama ini
adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit
karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan
kesehatan.
Keperawatan di rumah berkembang dengan pesat didukung oleh factor ekonomi yaitu semakin Tingginya
biaya pelayanan di rumah sakit, keberhasilan sistem DRG (diagnosis related group) dapat menekan lamanya
waktu rawat, dan kemajuan teknologi kesehatan dimana peralatan –peralatan yang semula dengan ukuran
besar yang biasa dugunakan dirumah sakit sudah dikembangkan dalam bentuk yang lebih sederhana dan
mudah digunakan dirumah.
Beberapa alasan yang juga melatarbelakangi mengapa keperawatan kesehatan dirumah semakin
berkembang dan merupakan alternative yang banyak diminati oleh masyarakat antara lain: keperawatan
dirumah dipersepsikan lebih hemat biaya, lingkungan memberikan efek yang terapeutik,
pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih optimal, mengurangi lamanya waktu dirawat
dirumah sakit, memberikan kesempatan bagi kasus tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya
penyakit kronis atau kasus terminal.
Jika kita tinjau dari perlunya kontribusi profesi, fenomena masalah kesehatan saat ini memerlukan peran
serta berbagai profesi kesehatan untuk berkontribusi dalam penanganan masalah kesehatan sesuai dengan
fungsinya. Fenomena masalah kesehatan di Indonesia yang dihadapi saat ini adalah masih tingginya penyakit
endemis yang dibarengi dengan makin meningkatnya masalah penyakit kronis dan degeneratif serta
munculnya masalah penyakit baru dan penyakit lama. Berbagai masalah yang memerlukan pelayanan
keperawatan antara lain : Masalah Penyakit akut atau kronis, Masalah penyakit degeneratif atau terminal,
gangguan pertumbuhan atau perkembangan, Masalah kekerasan atau salah asuh dll.
Sebagai salah satu karakteristik keperawatan sebagai profesi adalah adanya kemampuan melaksanakan
fungsi mandiri yang ditunjukkan dengan adanya sekelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk
menyelesaikan masalah praktik keperawatan tersebut. Saat ini berbagai komponen kegiatan pelayanan
keperawatan antara lain mencakup upaya pencegahan masalah kesehatan, meningkatkan kemandirian klien
dalam bidang kesehatan serta upaya pemenuhan kebutuhan dasar klien baik melalui kegiatan intervensi
pemberdayaan, intervensi komplementer dan kolaborasi serta pelayanan keperawatan berkelanjutan belum
dilaksanakan secara optimal. Hal ini menjadikan adanya peluang bagi perawat untuk mengembangkan dan
berkontribusi dalam penyediaan pelayanan di berbagai tatanan praktik perawat seperti di : Tempat Kerja,
Sekolah, Rumah (Home Care), Ambulatory Care (Klinik) dan pusat-pusat pelayanan kesehatan khusus (Panti,
lapas).
Kepmenkes No: 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik Perawat telah memberikan
kesempatan bagi perawat untuk menjalankan tanggung jawab profesionalnya melalui pelaksanaan praktik
mandiri (Perorangan atau berkelompok).
Sementara hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh data sebagai berikut : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana
dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan ijin
oprasional.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 2
Dari data tersebut sangat perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah dalam hal ini home care yang
salah satu unsur tenaga pelaksananya adalah perawat melalui pelaksanaan praktik mandiri.
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila dirawat di institusi
pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang
dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan padakasus-kasus penyakit
degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin
meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien
pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang
membutuhkan waktu relatif lama.
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakanbahwa perawatan klien yang sangat
lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanankesehatan membatasi kehidupan
manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan
aturan-aturan yang ditetapkan.
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagianklien dibandingkan dengan
perawatan di rumah sakit, karena berada dilingkungan yang dikenal oleh klien dan keluarga, sehingga
dapat mempercepat kesembuhan sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu
adaptasi. (Depkes, 2002).
1. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus pada satu
klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.
2. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana pelayanan
keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 3
3. Home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan hanya keluarga
dan tim kesehatan yang tahu.
4. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah daripada biaya
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
5. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor kebiasaan klien
seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami perubahan pola dan perawatan klien.
6. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil melakukan
kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.
7. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan dirumah sakit,
dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus dalam home care.
8. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang diberikan, perawat
dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan keluarga.
1. Home care tidak termanaged dengan baik jika menggunakan agency yang belum ada hubungannya
dengan tim kesehatan lain seperti :
dokter spesialis.
Petugas laboratorium.
Petugas ahli gizi.
Petugas fisioterafi.
Psikolog dan lain-lain.
2. Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-unit yang terdapat
dirumah sakit, misalnya :
Unit diagnostik rontgen
Unit diagnostik CT scan.
Unit diagnostik MRI.
Laboratorium dan lain-lain.
3. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan total, misalnya:
klien dengan koma.
4. Jika pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan kurang berhasil maka tingkat keterlibatan
anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga merasa bahwa semua kebutuhan
klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.
5. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :
fasilitas resusitasi
fasilitas defibrilator
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 4
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
11. Permenkes No. HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
12. SK Dirjen Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.5.1.311 tanggal 25 Januari 2001 tentang Penerapan Pedoman
Perawatan Kesehatan di Rumah.
Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep yang baru, tapi
telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah dalam
bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat
di rumah sakit.
1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah termasuk
dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah
sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang
menangani perawatan di rumah.
2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut dari
tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
3. Pelayanan kesehatan berbasis di rumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit
terminal.
4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan
dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf
atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).
5. Home Care atau pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampilan
teknikal tertentu yang berasal dari spesialisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan
keperawatan individu dengan melibatkan keluarga .
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care)
yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan.
Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 5
komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga yang
direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberikan
perawatan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja antara pasien/keluarga
dengan agensi home care (Warhola C, 1980).
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai
kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses
keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi
klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat
dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh
tim khusus yang menangani perawatan di rumah.
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan kesehatan di rumah adalah perpaduan
perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri
dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal
bedah.
1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya.
2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien denganmelibatkan klien dan keluarganya sebagai
subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan.
3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan
dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang
kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).
1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah klien yang dapat di akses oleh
masyarakat,
2. Terjaganya kesinambungan pelayanan pasca rawat inap di rumah sakit sehingga klien dan keluarga
dapat mandiri melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari,
3. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya,
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 6
4. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah
kesehatan dan kecacatan,
5. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
6. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan,
rehabilitasi atau perawatan paliatif,
7. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
8. Tersedianya peluang kerja bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat untuk memberikan perawatan
kesehatan di rumah terhadap individu dalam konteks keluarga secara mandiri dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Praktik mandiri perawat; home care dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan antara perawat dengan
klien dan atau pasien dalam upaya untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.
Dalam melaksanakan praktik mandiri perawat, perawat yang telah memililki SIPP berwenang untuk :
a. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi: intervensi/tritmen keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 7
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b harus sesuai
dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi
d. Melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam lingkup praktik keperawatan
e. Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien dan
atau pasien, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan.
f. Dalam keadaan luar biasa/bencana, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan untuk
membantu mengatasi keadaan luar biasa atau bencana tersebut.
g. Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan
tindakan diluar kewenangannya sebagai perawat.
h. Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat
vokasional (PN).
i. PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN.
j. Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain yang setara kompetensi
dan pengalamannya.
k. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak memiliki SIPP untuk
melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan tersebut.
c. Klien
Adalah penerima pelayanan keperawatan dengan melibatkan salah satu anggota keluarga sebagai penanggung
jawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan keluarga dapat juga menunjuk seseorang yang akan membantu
aktifitas penyediaan pelayanan keperawatan sesuai menjadi pengasuh (care-giver) yang melayani kebutuhan
sehari-hari dari klien.
Pengelola PMP
Ketiga unsur seperti tersebut di atas, merupakan syarat minimal yang harus ada dalam sistem praktik
mandiri perawat. Ketiga unsur tersebut berinteraksi secara proporsional dan saling mempengaruhi dalam
proses praktik keperawatan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 8
Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak berfungsi secara baik maka pelayanan yang diberikan sulit
untuk memberikan hasil yang optimal. Dalam sistem ini setiap komponen mempunyai hak dan kewajiban
masing-masing yang dapat diukur sehingga diharapkan tidak akan merugikan salah satu pihak pun karena
pelayanan yang diberikan dapat dikendalikan oleh masing-masing pihak.
1. Struktur Organisasi
Dalam sistem Praktik Mandiri Perawat, struktur organisasi pengelola dapat digambarkan seperti pada
bagan 1. Pemimpin agensi/ balai/ unit yang membawahi dua sub ordinat yaitu sub ordinat sub unit yaitu sub
unit yang bertanggung jawab terhadap administrasi dan sub unit yang bertanggung jawab terhadap
pelayanan. Sub unit pelayanan membawahi tenaga Manajer Kasus (case manager) dan tenaga pemberi
pelayanan (care provider).
Dalam pelaksanaannya struktur organisasi Praktik Mandiri Perawat (PMP) dapat disesuaikan dengan
sumber daya yang tersedia, demikian pula sebutan/penamaan unitnya sesuai dengan kesepakatan dan
pelayanan yang dikembangkan.
Di samping interaksi secara internal, maka tata hubungan kerja Pengelola Praktik Mandiri Perawat dengan
unit-unit eksternal sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan (lihat diagram mekanisme kerja).
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 9
PEMDA PROPINSI
DINKES PROPINSI
PEMDA
KABUPATEN/KOTA
DINKES
KABUPATEN/KOTA
PERAWAT PERAWAT
Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap (Palaran) sebagai salah satu bentuk
layanan medis yakni Rawat Inap yang memiliki hirarki baku. Dalam institusi layanan kesehatan (dalam hal ini
milik pemerintah) semua sistem ada aturannya, dan sudah tentu kompetensi medis diserahkan kepada
dokter. Selanjutnya dokter dapat mendelegasikan tindakan medis kepada paramedis berdasarkan indikasi
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 10
dan protap (prosedur tetap). Ini dimaksudkan untuk melindungi pasien dan petugas, sehingga jika terjadi
sesuatu berkenaan dengan tindakan medis, dapat dipertanggung jawabkan sesuai undang-undang dan
kompetensi. Kecuali jika Homecare tidak ada tindakan medis, maka perawatan bersifat follow up, bisa jadi
tidak diperlukan penanggung jawab dokter.
Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No. 12 Tahun 1992 dan UU No. 29 tahun 2004,
kompetensi tindakan medis (praktek, homecare, klinik, balai pengobatan, RS dan lain-lain) adalah seorang
dokter sesuai Ketentuan Konsil Kedokteran Indonesia. Artinya penanggung jawabnya seorang dokter atau
dokter gigi (dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut).
Health home care dilakukan oleh tiga kelompok lembaga berwenang, yaitu:
Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (certified home health agency / CHHA); Program Perawatan
Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (the long-term home health care program (LTHHCP); dan Lembaga
Berlisensi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi individu yang mengalami penyakit akut untuk
menerima perawatan terampil yang dibutuhkan di rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan
individu dengan memberi berbagai jenis pelayanan, termasuk pelayanan keperawatan terampil, terapi
wicara, terapi fisik dan terapi okupasi, pelayanan sosial medis, asisten perawatan kesehatan di rumah (HHA),
konseling nutrisi, transportasi, peralatan, dan terapi pernapasan.
CHHA juga memiliki program khusus, seperti pelayanan kesehatan mental, pelayanan pediatrik,
program untuk anak dan ibu, dan program AIDS, terdapat juga pelayanan berteknologi tinggi seperti terapi
intravena, kemoterapi di rumah, dan penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai program jangka pendek
karena pelayanan yang diberikan biasanya singkat.
Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
individu yang menderita penyakit kronis di rumah. Merupakan program yang memberikan pelayanan sosial
dan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan di rumah dalam waktu yang
lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh lebih dari 75% biaya rata-rata perawatan institusional
jangka panjang di wilayah setempat. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi terapi fisik, okupasi, dan
wicara, pelayanan sosial medis, dukungan nutrisi serta pelayanan perawatan personal.
Lembaga berlisensi bukan merupakan lembaga medicare bersertifikat. Lembaga berlisensi dapat
memiliki komponen pelayanan profesional yang menyediakan pelayanan terampil yang diberikan CHHA.
Lembaga ini juga dapat meniru banyak program khusus CHHA. Bagian perawatan terbesar yang diberikan
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 11
berasal dari pelayanan perawatan personal. Lembaga berlisensi menyediakan pelayanan profesional,
termasuk pengaturan rumah, ibu rumah tangga, pegawai perawatan personal (Personal Care Workers
/PCW), dan perawatan seperti yang diberikan HHA
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 12
5) Mampu menyediakan tenaga keperawatan bersertifikat sesuai dengan spesialisasi/ kebutuhan
pelayanan dan tenaga non keperawatan. Penyediaan tenaga ini dapat berupa tenaga paruh
waktu atau dilakukan dengan system subkontrak dengan pengelola pelayanan keperawatan.
6) Mampu menyediakan peralatan kesehatan, sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan.
7) Mampu menyediakan sarana transportasi untuk melaksanakan rujukan klien.
8) Mempunyai kerja sama dengan rumah sakit/puskesmas untuk rujukan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 13
b. Hak Pengelola
1) Mengelola Praktik Mandiri Perawat, sesuai dengan standar pelayanan keperawatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
2) Menerima hak atas imbalan jasa sesuai dengan perjanjian kerja yang disepakati bersama.
3) Mempunyai akses kepada pemerintah yang mengendalikan Praktik Mandiri Perawat.
4) Mendapat dukungan dari manajer kasus, pelaksana pelayanan atas pengelolaan pelayanan
yang menjadi tanggung jawabnya.
5) Menetapkan mitra kerja yang akan mendukung penyelenggaraan praktik mandiri perawat.
c. Kewajiban Pengelola
1) Menjamin terlaksananya pelayanan professional dan bermutu bagi klien.
2) Mematuhi kontrak/perjanjian kerja yang telah disepakati.
3) Memberikan perlakuan yang baik terhadap manajer kasus, pelaksana pelayanan dan klien.
4) Meningkatkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) manajer kasus dan
pelaksana pelayanan.
5) Melaksanakan kewajiban memberikan imbalan jasa yang harus diberikan kepada manajer
kasus dan pelaksana pelayanan sesuai ketentuan yang disepakati.
6) Mematuhi peraturan yang berlaku berkaitan pengelolaan Praktik Mandiri Perawat.
7) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap kinerja pelaksana
pelayanan.
8) Menyediakan alat, bahan, dan sarana yang dibutuhkan dalam pelayanan keperawatan
sesuai standar yang ada.
9) Menerapkan sistem penghargaan dan sanksi administrative yang layak terhadap
pelaksanaan pelayanan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 14
2. Manajer Kasus
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 15
5) Bekerja sama dan saling mendukung dalam tim pelayanan demi keberhasilan pelayanan
keperawatan kepada klien.
6) Mematuhi perjanjian kerja yang telah dibuat.
7) Menghargai hak-hak klien dengan tidak melakukan pelanggaran terhadap hak-hak
tersebut.
8) Membuat laporan rutin kepada Pengelola Pelayanan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 16
3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya berkaitan dengan keadaan klien dengan
tidak memberitahukan kepada siapapun.
4) Melaksanakan tugas sesuai dengan rencana pelayanan yang telah disepakati dan telah
ditetapkan oleh manager kasus
5) Bekerja sama dan saling mendukung dengan pelaksana pelayanan lainnya dalam tim
pelayanan demi keberhasilan pelayanan.
6) Mematuhi perjanjian kerja yang telah dibuat.
7) Menghargai hak-hak klien dengan tidak melakukan pelanggaran terhadap hak-hak
tersebut.
8) Membuat laporan rutin ke Manajer Kasus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Klien
a. Persyaratan Klien untuk Menerima Pelayanan/Asuhan Keperawatan.
1) Mempunyai keluarga atau pihak lain yang akan bertanggung jawab atau menjadi
wali/pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola maupun klien.
2) Bersedia menandatangani persetujuan (inform consent), setelah syarat-syaratnya
disepakati bersama.
3) Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan Pengelola Praktik Keperawatan Mandiri untuk
memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.
b. Hak Klien
1) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajibannya.
2) Mendapat pelayanan professional sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan.
3) Diberitahu terlebih dahulu dan ikut berpartisipasi dalam rencana pelayanan yang akan
diberikan dan penetapan perubahan asuhan serta tindakan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya.
4) Memperoleh perlakuan yang layak dari semua pelaksana pelayanan yang melayani di
mana jelas identitasnya meliputi nama dan jabatan mereka masing-masing.
5) Memperoleh seluruh catatan klinis atas pelayanan yang diterimanya yang pada dasarnya
rahasia (kecuali bagi pihak ketiga yang berkepentingan terhadap pelayanan yang diterima
termasuk perusahaan/asuransi yang membiayai).
6) Berhak menolak tindakan, prosedur, atau tindakan medis setelah mendapat informasi
yang lengkap tentang akibat dari suatu tindakan.
7) Menerima pelayanan yang layak dan semestinya sesuai dengan norma yang berlaku
berdasar kode etik, norma-norma agama dan sosial budaya tanpa diskriminasi
berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, usia, atau asal-usul kebangsaan.
8) Berhak mengemukakan pendapat tentang perubahan pelayanan atau pergantian
pelaksana pelayanan yang melayani tanpa rasa takut ditolak atau menerima perlakuan
diskriminasi.
9) Memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan setiap perubahan pelayanan,
perubahan tarif pelayanan, yang mungkin akan mempengaruhi pihak ketiga dalam hal
pembiayaan termasuk terminasi pelayanan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 17
10) Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan dirasakan merugikan dan
menyimpang dari standar prosedur.
c. Kewajiban klien
1) Mematuhi perjanjian bersama.
2) Mentaati rencana pelayanan yang telah disepakati bersama.
3) Melaksanakan kewajiban membayar pelayanan yang diterima sesuai dengan tarif yang
telah diberitahukan sebelumnya.
4) Bersedia bekerja sama dengan tim yang memberikan pelayanan kepada klien dan
keluarganya.
5) Menghargai hak tim penyedia pelayanan sesuai norma yang berlaku tanpa diskriminasi
berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, usia, atau asal-usuk kebangsaan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 18
MEKANISME PERIJINAN PENDIRIAN HOME CARE
FASE PERSIAPAN
Melakukan pembentukan Struktur organisasi home care, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager
administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.
FASE PERIJINAN
Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris
Mengajukan ijin usaha Home care kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin lingkungan
d. ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :
1) ruang direktur
2) ruang menajemen pelayanan
3) gudang sarana dan peralatan
4) sarana komunikasi
5) sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care
Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah tempat berdirinya home
care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering
dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan
perlengkapan kantor.
Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari
perawat ataupun dari pasien/keluarga.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga, persetujuan pembiayaan
dan keikutsertaaan dalam perawatan.
Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter, laboratorium, radiologi
dan juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat home care dan juga transportasi pasien bila
sewaktu-waktu perlu rujukan
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 19
ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih
berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata. Sistem penggajian
bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.
Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat
jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas . namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi
agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan perorangan untuk memperoleh
pelayanan.
Ruang lingkup pelayanan keperawatan di rumah secara umum adalah sebagai berikut :
1. Perawatan kesehatan yang diberikan bersifat professional dan komprehensif (promotif, preventif,
dan rehabilitative) dengan menggunakan teknologi sederhana maupun tinggi secara tepat guna.
2. Sasaran pelayanan adalah klien yang karena kondisi kesehatannya (pasca rawat inap, rujukan dari
praktik perorangan, dsb) memerlukan bantuan agar dapat melaksanakan kegiatan hidupnya sehari-
hari.
3. Pemberian pelayanan dikoordinir oleh perawat professional (minimal DIII Keperawatan)
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya (dokter, fisioterapis, terapis wicara, ahli gizi, dll)
atau tenaga kesehatan lainnya (pramu kesehatan, psikolog, tokoh agama dsb)
4. Pelayanan diberikan di tempat tinggal (rumah) klien
5. Pelayanan diberikan dalam kurun waktu yang disepakati antara klien/keluarga dengan petugas
kesehatan/agensi sesuai kondisi klien.
6. Pelayanan yang diberikan dapat merupakan rujukan dari sarana kesehatan (RS, Puskesmas, Praktik
perorangan/berkelompok) maupun permintaan langsung dari pasien/keluarga.
Adapun lingkup praktik keperawatan mandiri perawat home care meliputi asuhan keperawatan perinatal,
asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan
keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya.
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio- spiritual
dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan
masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang
memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik
tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis),
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
20
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini
diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti
untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien
dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien
dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan
yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencangkup
berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.
Adapun lingkup tindakan keperawatan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar manusia adalah :
Lingkup tindakan keperawatan yang dikembangkan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar manusia pada
praktik home care adalah, sebagai berikut:
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 21
3. Mencabut NGT ( Naso Gastro Tube )
4. Melakukan irigasi NGT
5. Memberi makan melalui “flowcare”
6. Memberi makan melalui gastro dan yeyenum
7. Memberikan penyuluhan tentang diet
8. Memonitor kadar gula darah
9. Menghitung pemasukan makanan dan minuman
10. Mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan kalori harian
11. Memberikan nutrisi parenteral melalui vena sentral sesuai program medik)
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 22
8. Melakukan pemeriksaan rectal tube
9. Bowel training
10. Penyuluhan kesehatan tentang masalah eleminasi bowel
11. Menyiapkan spesimen faeces untuk pemeriksaan laboratorium
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 23
Memenuhi Kebutuhan Obat-obatan
1. Menghitung kebutuhan obat sesuai program medik
2. Menyimpan dan mengatur penggunaan obat
3. Menyiapkan dan memberi obat untuk klien sesuai program medik dan prinsip 5 benar dengan cara
pemberian : melalui mulut, intra cutan, sub cutan, intra vena, intra muskuler, suppositoria, inhalasi,
instilasi/tetes, buccal/langit-langit atas, sublinguae, kulit, dan intra vena menggunakan syringe/infusion
pump
4. Memberikan penyuluhan tentang obat-obatan
5. Mengkaji efek samping obat-obatan
6. Kolaborasi penanggulangan efek samping obat-obatan kemoterapi/obat-obatan steroid sesuai program
medik
7. Memberi obat sesuai alogoritme klinik bagi perawat dan bidan disarana pelayanan kesehatan
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
24
Memenuhi Kebutuhan Manajemen Nyeri
1. Melakukan teknik stimulasi : cutaneous, kontralateral dan trancotaneous
2. Antisipatori guidence
3. Teknik relaksasi bio feed back
4. Teknik distraksi
5. Teknik imaginasi terbimbing
6. Teknik hipnotis
7. Teknik gate control
8. Pemberian obat-obatan parenteral jenis narkotik
9. Melakukan massage
10. Kompres hangat dan dingin
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 25
9. Melakukan teknik-teknik peningkatan konsep diri yang meliputi harga diri, ideal diri dan gambaran diri
10. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
11. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri
12. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
13. Melaksanakan terapi ke;ompok
14. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka
15. Melaksanakan cara menghargai sistem nilai klien yang sedang berduka
16. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
17. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri
18. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
19. ideal diri dan gambaran diri Melaksanakan terapi kelompok
20. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka
21. Melakukan teknik-teknk peningkatan konsep diri yang meliputi harga diri, ideal diri dan gambaran diri
22. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
23. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri
24. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
25. Melaksanakan terapi ke;ompok
26. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka
27. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani
28. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri
29. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
30. Melaksanakan terapi ke;ompok
31. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka
Memenuhi Kebutuhan Tentang Perasaan Kehilangan, Menjelang Ajal dan Menghadapi Kematian
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 26
1. Melaksanakan teknik komunikasi terapeutik sesuai fase kehilangan
2. Melaksanakan cara-cara untuk menjadi pendengar aktif
3. Melatih dalam menimbulkan rasa empati
4. Melaksanakan perawatan menjelang ajal
5. Melaksanakan perawatan pasien meninggal
6. Melatih perasaan saling percaya antara perawat – klien
7. Melatih komunikasi assertif
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 27
Memenuhi Kebutuhan Ibu Melahirkan
1. Melakukan pemeriksaan fisik ibu melahirkan
2. Melakukan persalinan kala I keadaan normal: observasi his, observasi jalan lahir
3. Mengisi partograf
4. Melakukan persalinan kala II keadaan normal
5. Melakukan induksi
6. Melakukan episiotomi
7. Melakukan persalinan kala III keadaan normal
8. Melakukan persalinan kala IV keadaan normal
9. Melaksanakan majemen nyeri
10. Malaksanakan ikatan kasih( bounding attachment) ibu bayi
11. Merawat bayi segera setelah lahir
12. Memotong & mengkat tali pusat
13. Menjahit episiotomi
14. Menolong persalinan dgn tindakan khusus
15. Melaksanakan rujuk persalinan
16. Menerima konsultasi perslinan
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 28
7. Memberikan alat kontrasepsi
8. Melaksanakan konsultasi ibu post partum yang bermasalah
Apabila ditinjau dari tingkat upaya pencegahan, maka lingkup praktik keperawatan, mencakup :
1. Pencegahan primer : promosi dan pendidikan kesehatan, perlindungan kesehatan dan pencegahan
imunisasi
( antara lain : imunisasi )
2. Pencegahan sekunder: deteksi dini terhadap resiko dan bahaya kesehatan; menaggulangi masalah
kesehatan dengan cepat dan tepat melalui asuhan keperawatan individu di keluarga dan komunitas, dan
melakukan rujukan kasus
3. Pencegahan tertier ; mencegah ketikmampuan dan kecacatan lebih lanjut melalui asuhan keperawatan
berfokus pada upaya rehabilitatif, dan mengoptimalkan fungsi kehidupan klien
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 29
JENIS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak di laksanakan pada
pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu dirawat di rumah. Individu yang
sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat
keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi.
Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan,
pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua,
serta tentang diit mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit- penyakit terminal
misalnya kanker, penyakit –penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah- masalah
kejiwaan, dan asuhan pada anak.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
30
FASE-FASE KEPERAWATAN HOME CARE
Fase implementasi
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien dan perawat pelaksana
untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan klien
selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih).
Surveyor memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.
Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan rekap peralatan dan
biaya selama perawatan. Kolektor melakukan kunjungan ke keluarga untuk penyelesaian administrasi.
Sementara mekanisme kunjungan perawatan home care di mana pasien berasal dari rumah sakit adalah
sebagai berikut :
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk
menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di lakukan
pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan
kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan
membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan
diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah baik dari
pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 31
Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang
diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam
bentuk berinteraksi dengan pengelola
2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed consent)
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi
kewajiban tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 32
Masalah kesehatan yang Tindakan yang Saran yang Pelaksanaan Nama
Tgl
ditangani dilakukan diberikan dari keluarga petugas
CONTOH :
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 33
partial duduk atau pun menggengam selama 6 bulan pertama
Kemudian berkurag sesuai
Klien yang hemiparese, hemiplegi perkenmbangan klien
Setiap kunjungan selama 1-2 jam
Klien dengan kelemahan
ekstremitas sabagian
a. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
b. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus memperhatikan kemampuan keuangan dan
keadaan social ekonomi masyarakat.
c. Penetapan tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus secara seimbang mempertimbangkan
kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah
d. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan untuk golongan masyarakat yang pembayarannya
dijamin oleh pihak penjamin (asuransi kesehatan, JKPM, dll) ditetapkan atas dasar saling membantu
melalui suatu ikatan tertulis.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 34
e. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara
proporsional.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 35
Sebagai contoh akan di jabarkan beberapa pola tarif pelayanan home care di beberapa tempat.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 36
Tarif Jasa Perawat
Rp. 30.000,- / hari untuk 2-3kali kunjungan (berlaku radius 4-7 Km).
Rp. 20.000 – Rp. 25.000,- / hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 0-3Km)
Rp. 60.000,- untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 8-14 Km).
Tarif Transport
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 37
1. Kateter Rp. 20.000,-
2. Kasa Rp. 10.000 / box
3. Pispot Rp. 70.000,-
4. Gel Rp. 8.000,-
5. Handscon Rp. 7.000,- / pasang
6. Plester Rp.15.000,-
7. Spuit - 3 cc Rp. 5.000,-
- 1 cc Rp. 3.000,-
- 5 cc Rp. 6.500,-
- 10 cc Rp. 8.000,-
8. Urobag Rp. 10.000,-
9. Aquabides Rp. 3.000,-
10. Alcohol Rp. 6.500,-
11. Under pad Rp. 25.000,- / bag
EKG Rp. 20.000,-
Rp 30.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 4-7 km)
Rp 20.000,- Rp25.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (0-3 km)
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 38
PERJANJIAN KERJA HOME CARE
Perjanjian kerja dalam Praktik Mandiri Perawat adalah perjanjian kerja sama antara dua pihak (unsur) yang
berkepentingan seperti tercantum dalam mekanisme Praktik Mandiri Perawat.
Secara teratur, Pengelola akan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan
administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk pelayanan terhadap klien, selain kesepakatan antara
Pengelola (melalui manajer) dan klien beserta keluarganya, maka manajer akan melakukan kegiatan
monitoring dan ecaluasi terhadap kinerja pelaksana pelayanan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 39
PPNI DINKES KAB/ KOTA:
KOORDINASI
KAB/KOTA :
1. Menerima berkas permohonan
PEMOHON: 1. Melakukan verifikasi 2.
ijin
Verifikasi kelengkapan
kelengkapan fasilitas administrasi dan fasilitas
dan administrasi 3. Mengeluarkan ijin sarana
1. Mengisi formulir
keanggotaan PPNI praktik keperawatan
permohonan ijin
2. Foto Copy SIPP 2. Mengeluarkan
3. Srt. Ijin lingkungan rekomendasi
4. Srt. Ijin Usaha Kelayakan Ijin Praktik
5. Rekomendasi PPNI
Kab.Kota
SARANA PELAYANAN
PRAKTIK MANDIRI
PPNI DINKES
KOORDINASI
PROPINSI PROPINSI
Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji informasi yang diperoleh dari klien (melalui telepon
atau kunjungan rumah) maupun memantau langsung kepatuhan pelaksana pelayanan terhadap standar yang
ditetapkan dengan menggunakan berbagai tools/instrument pemantauan.
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
40
Monitoring praktik keperawatan mandiri dilakukan melalui 2 (dua) jenjang yaitu yang sifatnya langsung dan
tidak langsung dimana tanggung jawab dan kewenangannya mendekati sama. Adapun jenjang monitoring yang
dilakukan meliputi:
PPNI Pusat
a. Tanggung jawab
- PPNI pusat sebagai pusat organisasi profesi tertinggi mengatur dan menentukan arah kebijakan
monitoring.
- PPNI pusat bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pengendalian model praktik keperawatan
mandiri
- PPNI pusat bertanggung jawab membuat panduan penilaian monitoring dan evaluasi praktik
keperawatan mandiri
- PPNI pusat memberikan pengesahan (rekomendasi) terhadap praktik keperawatan mandiri yang
sudah memenuhi kelayakan pendirian dan keberlangsungan
b. Sistim monitoring
- PPNI pusat melakukan monitoring setiap satu tahun sekali tentang jumlah pelayanan praktik
mandiri keperawatan melalui PPNI Propinsi.
- Sistem monitoring yang dilakukan berjenjang dari pusat ke provinsi/ kabupaten.
- Monitoring yang dilakukan menggunakan format evaluasi (tabel 11.2.) guna menilai keobjektifan
pelaksanaan dan kesinambungan praktik keperawatan mandiri
b. Sistem monitoring
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 41
- PPNI kabupaten melakukan monitoring dan evaluasi pada awal pendirian, triwulan (3 bulan sekali),
semester (6 bulan sekali) dan setahun sekali
- PPNI kabupaten akan melakukan kegiatan monitoring yang meliputi: a) persiapan pendirian
(kelayakan pendirian), b) pelaksanaan, dan c) keberlangsungan praktik mandiri (evaluasi
keberlangsungan praktik mandiri)
- Monitoring yang dilakukan menggunakan format evaluasi (tabel 11.2.) guna menilai keobjektifan
pelaksanaan dan kesinambungan praktik keperawatan mandiri
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
42
SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK MANDIRI PERAWAT
Dalam melaksanakan praktik mandiri perawat baik individu maupun kelompok diperlukan fasilitas
dan peralatan sesuai standar yang harus dipenuhi dan dalam keadaan siap pakai yang meliputi fisik
dan peralatan
Fisik /Gedung
1. Ukuran : luas minimal 6 x 4 meter
2. Jenis Ruangan
a. Ruang periksa
b. Ruang administrasi
c. Ruang tunggu
d. Kamar mandi/WC
3. Spesifikasi Gedung
a. Dinding permanaen
b. Lantai tidak licin
c. Ventilasi cukup
d. Penerangan cukup
e. Persedian air cukup
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik mandiri perawat adalah sebagai berikut:
a. Alat tenun
b. Alat keperawatan/medik
c. Alat rumah tangga
d. Alat pencatatan dan pelaporan
a. Alat tenun
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 43
Pencatatan alat tenun berdasarkan jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun
yang memadai untuk mencapai peningkatan mutu praktik mandiri perawat dan memberikan
kepuasan pada pasien.
Adapun alat tenun sebagai berikut:
b. Alat keperawatan/medik
Penetapan kebutuhan alat keperawatan/medik baik dari segi jumlah, jenis dan spesifikasi
menjamin tersedianya alat keperawatan/medik yang memadai untuk mencapai tujuan praktik
dan kepuasan pasien
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
44
18 Pispot 1
19 Urinal 1
20 Meja periksa 1
21 Lemari 1
22 Meja instrumen 1
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 45
Perporator 1
Amplop 1
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
46
Format Penilaian Monitoring dan Evaluasi
Praktik Mandiri Perawat
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
47
No. Komponen Indikator Kriteria Skor
3. Sarana dan prasarana Tersedianya sarana dan
prasarana yang memiliki
kualifikasi
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
48
Catatan :
1. Bobot tiap komponen (1 = 20%; 2 = 40%; 3 = 25%; 4 = 15%)
2. Indikator kelulusan minimal skor 60%
3. Masa berlaku penilaian :
3.1. 60% = 1 tahun
3.2. 61% - 70% = 2 tahun
3.3. 71% - 80% = 3 tahun
3.4. 81% - 90% = 4 tahun
3.5. 91% = 5 tahun
4. Pengiriman hasil penilaian dan pengesahan SK sebagai praktik keperawatan mandiri dilaksanakan paling lambat
setelah 1 (satu) bulan proses penilaian dilakukan
5. Biaya penilaian sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
6. Monitoring dan evaluasi akan terus dilakukan oleh pihak PPNI baik pusat maupun daerah (provinsi/ kabupaten).
Sedangkan pelaksanaan dan pengarahan akan dilakukan oleh PPNI provinsi/ kabupaten yang telah ditunjuk PPNI
pusat untuk membantu pelaksanaan praktik keperawatan mandiri
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
49
1. PPNI Propinsi/ Kabupaten : ……………………………………………………
a. Alamat : …..……………………………………………….
b. No. Telp. / Hp / Fax : ……………………………………………………
2. Nama penyelenggara : ……………………………………………………
a. Alamat : ……………………………………………………
………………………………………………….
b. No. Telp. / Hp / Fax : ……………………………………………………
…………,……………….,……..
Pembuat
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE
50
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 51
M. SUKMANA
SERIAL PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN; HOME CARE 52