Vous êtes sur la page 1sur 17

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/315784207

Remaja Terhadap Penyalahgunaan NAPZA

Article · April 2017

CITATIONS READS

0 364

1 author:

Arif Agus Setiawan


Universitas Pembangunan Jaya
8 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analisis Sumber Daya Manusia di PT Indosat Ooredoo View project

All content following this page was uploaded by Arif Agus Setiawan on 05 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROGRAM BEASISWA AKADEMIK
REMAJA INDONESIA DAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BIDANG KEGIATAN
ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan Oleh :
Arif Agus Setiawan (2014021019 – 2014)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA


TANGERANG SELATAN
2016

1
2
3
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................. Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ...................................................... Error! Bookmark not defined.

TUJUAN ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAHAN DAN METODE ........................................... Error! Bookmark not defined.

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................... Error! Bookmark not defined.

KESIMPULAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ................................................. Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN……..…………………………………………………………………..16

4
REMAJA INDONESIA DAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Arif Agus Setiawan
Universitas Pembangunan Jaya

Jl. Cendrawasih Raya, Sawah Baru, Ciputat, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan,
Banten, Indonesia. (15413)

ABSTRAK
Remaja adalah salah satu aspek penting bagi suatu negara. Namun, pada usia remaja
apabila tidak mendapat bimbingan yang benar maka remaja dapat terjerumus ke dalam
prilaku yang tidak baik seperti penyalahgunaan narkoba, tentunya hal ini akan
berdampak buruk kepada negara. Tujuan dari penulisan Artikel Ilmiah ini adalah untuk
melihat berapa besar potensi remaja dapat terjerumus ke dalam penyalahgunaan
narkoba. Apa saja dampak dari penyalahgunaan narkoba dan bagaimana cara
mengatasinya. Metode yang digunakan untuk pembuatan Artikel Ilmiah ini adalah
menggunakan data primer yaitu dengan mengikuti pelatihan langsung mengenai topik
terkait. Hasil dari Artikel Ilmiah ini adalah bahwa remaja di Indonesia masih memiliki
potensi yang cukup besar untuk melakukan penyalahgunaan narkoba berdasarkan
survey yang dilakukan oleh pihak terkait. Kesimpulannya adalah Indonesia memiliki
potensi cukup besar bagi remajanya malakukan penyalahgunaan narkoba meskipun
demikian pemerintah sudah mulai melakukan berbagai macam cara untuk
menghentikan peredaran narkoba di Indonesia tentunya harus ada peran aktif dari
masyarakat untuk membantu pemerintah menghentikan peredaran narkoba di
Indonesia.
Kata Kunci : Narkoba, remaja, bimbingan

ABSTRACT
Teen is one important aspect for a country. But, in adolescence doesn’t get the right
guidance teenagers will fall into bad behavior like a drug abuse, surely this will
adverse impact for the country. Purpose of writing this scientificarticle is to see how
big potential teens can plunged into drug abuse. Any impact on drug abuse and how to
overcome. Methods used for manufacturing this scientific article is premier data with
training on the topic. Result of this scientific article is truly teens in Indonesia still have
considerable potential to do drug abuse based on a conducted survey by related
parties. The concusion is Indonesia have significant potential for teens do drug abuse

5
nevertheless the governments has already started to do various way to stop drug
trafficking in Indonesia surely there must be active role of the community to help
governments to do various way to stop drug trafficking in Indonesia.
Keywords :Drugs, Teens, Guidance

PENDAHULUAN
Menurut (Hurlock, 2003) remaja adalah masa peralihan dimana terjadi
perubahan pada seseorang baik secara fisik maupun psikologis dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Sedangkan menurut (Sarwono,2006) remaja dalam proses
perubahan yang dialami remaja terdiri dari beberapa aspek yaitu perubahan psikologis
meliputi tingkat intelektual, emosional dan kehidupan sosial. Secara fisik perubahan
yang dialami oleh remaja adalah organ seksual dimana organ reproduksinya sudah
mencapai kematangan dan dapat berfungsi dengan baik. Usia yang dikategorikan
sebagai remaja menurut WHO adalah mulai dari 10 sampai 24 tahun dimana masa-
masa tersebut adalah masa remaja menentukan tujuan dan arah kehidupannya. (Harefa,
2013)
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia
dibawah China, India dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar
255.993.674 jiwa berdasarkan survey yang dilakukan oleh CIA World Factbook tahun
2015. Dari jumlah penduduk tersebut menurut Andi M. Yusuf selaku fasilitator Genre
KPA Nasional dalam presentasinya mengenai remaja dalam dimensi Triad kesehatan
reproduksi remaja yang diselenggarakan BKKBN menyebutkan bahwa jumlah remaja
di Indonesia adalah sebesar 17% dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar
43.518.925 orang pada tahun 2015 (Gunawan, 2006).

Remaja merupakan asset yang sangat berharga bagi suatu negara. Jumlah
populasi remaja Indonesia yang terbilang cukup besar ini dapat memberikan
keuntungan maupun kerugian bagi negara Indonesia. Dengan kreativitas dan semangat
yang prima dan ketahanan fisik yang jauh lebih kuat dibandingkan usia dewasa dapat
membuat suatu negara menjadi lebih produktif. Namun, apabila remaja tidak
mendapatkan bimbingan dengan baik dari orangtua maupun lingkungan ditambah
dengan banyaknya melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat seperti nongkrong atau
main tanpa ada tujuan yang jelas tentu ini dapat merugikan negara karena remaja akan
memiliki potensi yang lebih besar untuk terjerumus ke dalam pergaulan yang salah
seperti seks bebas dan penyalahgunaan narkoba.

Narkoba dan golongannya di Indonesia dapat disebut dengan NAPZA


(Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif). Dimana seluruhnya adalah zat

6
yang sangat berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi secara berlebihan dan terus
menerus dalam jangka waktu panjang. Menurut Andi M. Yusuf dalam pemaparannya
dalam pelatihan Capacity Building bagi pengelola, pendidik sebaya dan konselor
sebaya mengatakan bahwa Napza mangandung zat psikoaktif yang masuk ke dalam
dan bekerja pada otak dan dapat mempengaruhi mood (perasaan), pikiran, persepsi,
bahkan sampai prilaku penggunanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat besaran potensi remaja
Indonesia dapat terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Bagaimana dampaknya
terhadap negara dan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Manfaat
dari penelitian ini adalah mengetahui bahaya dari penyalahgunaan narkoba bagi remaja
dan bagi negara dan sebagai gambaran kondisi Indonesia mengenai penyalahgunaan
narkoba agar dapat diambil keputusan di masa yang akan datang baik dari pemerintah
maupun masyarakat pada umumnya mengenai langkah-langkah efektif yang dapat
dilakukan untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat
khususnya bagi remaja.

TUJUAN
Tujuan dari artikel ini adalah membahas mengenai potensi remaja di Indonesia
dan dampak apabila remaja Indonesia tidak mendapat bimbingan dengan baik sehingga
dapat terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Selain itu akan dibahas cara untuk
melakukan pencegahan agar masyarakat khususnya remaja tidak terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba.

BAHAN DAN METODE


Artikel Ilmiah ini dibuat dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari
pelatihan yang dilakukan oleh penulis mengenai Capacity Building bagi pengelola,
pendidik sebaya dan konselor sebaya selama tiga hari pada tanggal 25-27 Oktober 2016
mulai pukul 08.30 sampai dengan 15.00 di Pusbanglat KB, PMP, PA, Jakarta Pusat
yang diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan
Keluarga Berencana. Peralatan yang digunakan yaitu buku catatan, dan alat tulis.
Informasi yang diperoleh dalam pelatihan tersebut disesuaikan dengan jurnal lain yang
ada di internet untuk disesuaikan tingkat validitasnya.

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Remaja adalah masa peralihan dimana terjadi perubahan pada seseorang baik
secara fisik maupun psikologis dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa menurut
(Hurlock, 2003). Berdasarkan WHO usia seseorang dapat dikategorikan sebagi remaja
adalah saat memasuki usia 10 sampai dengan 24 tahun. Menurut (Smet, 1994) dalam
prosesnya menuju pendewasaan, remaja mencoba melakukan berbagai perilaku yang
terkadang memiliki resiko tinggi. Dengan banyaknya jumlah remaja yaitu sekitar 17%
dari jumlah penduduk di Indonesia apabila tidak mendapat bimbingan dengan baik
maka potensi remaja untuk melakukan perilaku yang beresiko tinggi akan semakin
meningkat (Andi M.Yusuf, 2016), beberapa masalah prilaku remaja yang beresiko
tinggi tersebut adalah merokok, minum minuman beralkohol, penyalahgunaan Napza
dan melakukan seks sebelum pernikahan. Semua prilaku tersebut akan memberikan
dampak yang buruk bagi dirinya sendiri bahkan orang lain dari sisi kesehatan maupun
dari sisi kehidupan sosial.

Beberapa fakta di lapangan menyebutkan bahwa prilaku beresiko yang


dilakukan remaja saling berkaitan satu sama lain (Smet, 1994). Merokok merupakan
gerbang bagi remaja untuk terjerumus ke dalam penggunaan napza dan prilaku
beresiko lainnya seperti mabuk-mabukan dan prilaku seks pranikah karena di dalam
rokok terkandung zat-zat penenang yang dapat menyebabkan kecanduan bagi
pemakainya karena rokok mengandung beberapa zat beracun yang dapat merusak
tubuh, mulai dari pernafasan atas, tenggorokan bahkan sampai dengan paru-paru,
apabila paru-paru mengalami kerusakan maka oksigen ke otak akan mengalami
hambatan sehingga akan berpengaruh juga kepada kerusakan otak karena kurangnya
oksigen mengalir ke otak. Dikatakan rokok sebagai gerbang penggunaan napza karena
di dalam kandungan rokok salah satunya terdapat nikotin yaitu salah satu jenis obat
perangsang yang berfungsi sebagai penenang, dampak dari nikotin ini bagi tubuh
adalah merusak jantung dan sirkulasi darah. (Andi M.Yusuf, 2016). Nikotin yang
terkandung dalam rokok merupakan bagian dari napza yaitu psikotropika stimulan,
maka mengkonsumsi rokok sama dengan mengkonsumsi narkoba (BNN, 2013).

8
Sumber : Riskesdas 2007, 2010 dan 2013, Badan penelitian dan pengembangan kesehatan.

Jumlah perokok aktif di Indonesia merupakan merupakan yang terbesar di


ASEAN yaitu sebesar 46,16% dan sisanya dibagi ke dalam 9 negara lainnya di ASEAN
(The Tobbaco Atlas 3rd Edition, 2009). Berdasarkan survey Riset Kesehatan Dasar
2013 jumlah perokok aktif di Indonesia adalah 58.750.592 orang dan jumlah perokok
aktif terbanyak berdasarkan grafik di atas adalah remaja usia 15 sampai 19 tahun dan
presentasenya terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa potensi
masyarakat khususnya remaja untuk melakukan penyalahgunaan narkoba menjadi
semakin besar. (Nasution, 2007)

Napza adalah akronim dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya yang termasuk jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan
psikologis dan gangguan kesehatan. Menurut UU RI No. 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika disebutkan bahwa Narkotika adalah suatu zat atau obat-obatan yang berasal
dari tanaman maupun bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, mengurangi dan menghilangkan
rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun secara
psikologis, misalnya heroin, morfin, kodein. Psikotropika adalah setiap bahan baik
alami ataupun buatan bukan narkoba yang memiliki khasiat psikoaktif mempunyai
pengaruh pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan prilaku, misalnya ekstasi, nikotin, sekobarbital, fenobartial, dan sebagainya.
Sedangkan Zat Adiktif adalah bahan lain dimana bukan narkotika ataupun
psikotropika yang penggunaanya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem,
thiner, aceton, dan sebagainya. (BNN, 2016)

9
Tabel data penyalahgunaan narkoba di Indonesia Maret 2012 berdasarkan usia.

Sumber : http://www.bnn.go.id

Berdasarkan data grafik tersebut jumlah penyalahgunaan narkoba terbanyak


adalah di usia 26 sampai dengan 30 tahun, dan berada di bawahnya pada usia produktif
remaja yaitu usia 21 sampai dengan 25 tahun. Dari grafik presentase pamakai rokok
dan penyalahgunaan narkoba ini memiliki kemiripan dari segi total terbanyak
pemakainya adalah di usia 10 sampai 35 tahun dimana usia remaja termasuk di
dalamnya. Hal ini menunjukan adanya keterkaitan antara merokok dengan
penyalahgunaan narkoba. Meskipun tidak semua perokok akan melakukan
penyalahgunaan narkoba, tetapi berdasarkan data tersebut menunjukan perokok
memiliki potensi lebih besar untuk melakukan penyalahgunaan narkoba (Andi M.
Yusuf, 2016).

Remaja pada usianya yang beranjak dari kanak-kanak menuju kepada dewasa
mengalami perubahan secara psikologis dan emosional (Hurlock, 2003). Secara
emosional terkadang remaja sulit mengendalikan dirinya dalam beberapa situasi seperti
keinginan yang harus dipenuhi, dan apabila tidah terpenuhi maka remaja akan muncul
rasa kecewa, sedih atau bahkan frustasi. Apabila tidak mendapatkan arahan atau
bimbingan maka remaja akan berpotensi melakukan apapun untuk menenagkan
dirinya. Hal ini yang membuat remaja berpotensi melakukan penyalahgunaan narkoba
(Andi M. Yusuf, 2016).
Alasan yang menjadi dasar bagi seseorang khususnya remaja untuk
mengkonsumsi narkoba seperti yang disampaikan oleh Andi M. Yusuf dalam

10
presentasinya mengenai Remaja Dalam Dimensi Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
di Pusbanglat KB PMP, PA, Jakarta Pusat adalah agar pengkonsumsi tersebut merasa
senang. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya teman untuknya berkomunikasi
mengenai permasalahan dalam diri pemakai sehingga pemakai menggunakan narkoba.
Selain itu utuk dapat diterima kelompok atau teman. Hal ini disebabkan karena
pergaulan yang salah dan intimidasi dari teman atau kelompoknya sehingga membuat
pemakai akhirnya ikut mengkonsumsi narkoba. Alasan berikutnya adalah rasa
penasaran. Usia remaja memiliki tingkat rasa penasaran yang tinggi sehingga remaja
akan terus mencoba hal baru yang ia lihat, selain itu peredaran narkoba di Indonesia
sekarang bahkan ada yang berbentuk permen yang tentunya akan sangat menarik rasa
ingin tahu dari remaja bahkan anak-anak. Alasan yang paling sering terjadi adalah
untuk melupakan masalah dan mengurangi stres. Berbagai permasalahan dalam
kehidupan mulai dari kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, tingkat pekerjaan
yang berat, dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif membuat sesorang mudah
stres. Ketika tidak ada bimbingan dan arahan yang baik maka seseorang yang stres
tersebut memiliki potensi yang besar untuk melakukan penyalahgunaan narkoba.
(M.Yusuf, 2016)
Beberapa tahapan penggunaan narkoba juga yang di jelaskan oleh Andi M.
Yusuf selaku Fasilitator Genre adalah tahap pertama yaitu penggunaan rekreasional
dimana ini adalah tahap awal saat remaja tertekan banyak permasalahan dan tidak ada
pendampingan sehingga stres dan mencari ketenangan dengan mulai mengkonsumsi
narkoba. Hal ini yang seharusnya dicegah karena sekali saja memakai narkoba maka
dapet menyebabkan kecanduan terus-menerus. Tahapan yang kedua adalah
penggunaan situasional dimana pemakai akan memakai narkoba pada situasi tertentu
misalnya hanya saat ada masalah dalam kehidupannya, pada tahap ini biasanya
pemakai akan berusaha memperoleh narkoba secara aktif. Berikutnya adalah tahap
intensif dimana pemakai secara rutin dan sering dalam menggunakan narkoba, pada
tahap ini pemakai mulai mengalami perubahan pada dirinya seperti mudah tersinggung.
Tahapan berikutnya adalah penggunaan kompulsif atau adiksi dimana pada tahap ini
pemakai akan melakukan apapun untuk mendapatkan narkoba termasuk melakukan
kekerasan atau pelanggaran hukum seperti melakukan pencurian atau perampokan.
Terdapat beberapa ciri-ciri umum seseorang menggunakan narkoba yang
disampaikan oleh BNN, beberapa diantaranya adalah

1. Perubahan kepribadian atau karakter dimana pengguna narkoba biasanya lebih


senang menyendiri dan cenderung keras kepala atau sulit dinasehati.

11
2. Perasaan yang selalu berubah-ubah tanpa alasan yang jelas, perubahan ini
disebabkan karena telah ketergantungan tubuhnya dengan zat narkoba sehingga
perasaannya cenderung berubah-ubah tanpa alasan yang jelas.
3. Perubahan pada penampilan fisik atau kesehatan, perubahan fisik biasanya
cepat terlihat karena dipengaruhi zat narkoba di dalam tubuh seperti penurunan
berat badan karena pemakai narkoba cenderung memiliki kesehatan yang
rendah dan mudah terserang penyakit.
4. Penurunan prestasi, pemakaian narkoba juga berdampak kepada penurunan
prestasi karena perubahan sikap dan kepribadian menjadi lebih buruk akan
berdampak kepada pola belajar penurunan prestasi.
5. Selalu butuh uang secara berlebihan, dimana pemakai setelah kecanduan akan
terus-menerus membeli narkoba sehingga pemakai akan terus membutuhkan
uang untuk membeli narkoba.
6. Emosi tidak stabil atau naik turun, ketika menggunakan narkoba seseorang
dapat kehilangan kesadaran untuk melakukan suatu tindakan sehingga lebih
mengedepankan emosi untuk melakukan sesuatu. (Belarminus, 2016)

Satu gejala yang muncul dari beberapa gejala diatas tidak berarti pasti orang
tersebut dipastikan memiliki masalah penyalahgunaan narkoba. Masih harus
menjalani pemeriksaan berikutnya seperti peneriksaan laboratorium dan
sebagainya.

Penyalahgunaan narkoba tentunya memiliki dampak yang buruk. Dampak yang


ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba bagi diri sendiri seperti yang disampaikan
oleh Andi M. Yusuf pada pelatihan Capacity Building 2016 yang pertama adalah soal
keamanan dan keselamatan. Pemakai narkoba akan berhadapan dengan pihak berwajib
karena penyalahgunaan narkoba melanggar hukum di Indonesia yaitu UU No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika. Tentunya akan mempermalukan dan merepotkan
keluarga dan kehidupannya tidak akan tenang karena menjadi target penangkapan
pihak berwajib. Dampak kedua adalah penyakit dan gangguan kesehatan, dalam
beberapa zat narkotika memang bisa digunakan dalam bidang kimia dan farmasi seperti
sekobartial, fenobartial, dll dapat digunakan sebagai obat. Namun jika pemakaiannya
disalahgunakan tentunya zat tersebut justru akan merusak sel-sel tubuh dan akan
menyebabkan gangguan kesehatan bagi pemakainya seperti kerusakan sistem syaraf,
pembuluh darah dan jantung. Dampak ketiga adalah kesulitan kondisi ekonomi, ketika
seseorang telah kecanduan narkoba maka pemakai akan melakukan apapun untuk
mendapatkan narkoba termasuk menjual semua harta yang dimiliki, hal ini akan
membuat perekonomian pemakai narkoba semakin buruk. Dampak keempat adalah
hilangnya kesehatan pikiran dan emosional pemakai, ketika menggunakan narkoba, ini
terbukti dari beberapa kasus yang terjadi diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba

12
seperti kecelakaan mobil yang terjadi di Pondok Indah pada Januari 2015 dan
menewaskan 4 korban jiwa yang disebabkan oleh pengemudi mobil yang hilang
kesadaran karena mengemudi dibawah pengaruh narkoba. (Depkes, 2016)

Selain dampak buruk bagi diri sendiri, penyalahgunaan narkoba juga memiliki
dampak buruk bagi negara. Dampak buruknya adalah rusaknya mental remaja sebagai
generasi penerus bangsa. Bagi suatu negara, remaja adalah salah satu aspek terpenting
untuk perkembangan di berbagai serktor, mulai dari sektor ekonomi, sektor industri
bahkan sampai sektor pendidikan. Apabila remajanya rusak karena narkoba maka akan
berpengaruh buruk juga kepada negara tersebut misalnya tidak dapat berkembang
dengan baik atau bahkan meningkatnya kasus kejahatan.
Menurut (Smet, 1994), beberapa fakta di lapangan menyebutkan bahwa
prilaku beresiko yang dilakukan remaja saling berkaitan satu sama lain (Harefa, 2013).
Peryataan ini sesuai dengan materi yang disampaikan oleh Andi M. Yusuf dalam
presentasinya mengenai Capacity Building dimana hal ini dapat dijelaskan ketika
seseorang menjadi perokok aktif, maka orang tersebut juga mengkonsumsi narkoba
walaupun dalam skala kecil berbentuk nikotin dan zat adiktif lain yang terkandung pada
rokok. Oleh sebab itu rokok dikatakan sebagai gerbang pemakaian napza. Ketika
seseorang telah menggunakan narkoba, maka selain akan mengalami gangguan
kesehatan fisik juga dapat mengalami gangguan kesehatan secara psikologis dan
emosional sehingga kesadarannya berkurang, hal ini dapat membuat seseorang
terjerumus ke dalam prilaku mabuk-mabukan dan seks bebas. Ketika terjadi seks bebas
maka potensi seseorang untuk terkena penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS
akan semakin tinggi, selain itu jika terjadi kehamilan di luar nikah maka orangtua tidak
punya pilihan lagi selain menikahkan anaknya. Menikah pada usia muda dan kondisi
yang belum siap ditambah pengaruh narkoba akan membuat potensi untuk terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga meningkat.

Mengingat semakin banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba dan yang


menjadi pemakai paling banyak berdasarkan survey BNN adalah usia produktif remaja
maka pemerintah sudah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi narkoba di
Indonesia. Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah adalah melakukan
penyuluhan atau sosialisasi tentang bahaya narkoba kepada masyarakat melalui Badan
Narkotika Nasional (BNN), selain itu mengadakan seminar menganai bahaya narkoba
ke sekolah atau kampus sehingga remaja mendapat pengetahuan lebih dini agar tidak
melakukan penyalahgunaan narkoba. Hingga melakukan hukumnan mati kepada para
pengedar narkoba dengan harapan ada efek jera kepada para pengedaar narkoba agar
tidak melakukan jual beli narkoba di Indonesia.

13
KESIMPULAN
Hasil survey yang telah dilakukan oleh BNN dan Riskesdas menunjukan bahwa
remaja di Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar untuk terjerumus ke
dalam penyalahgunaan narkoba, Karena jumlah perokok berbanding lurus dengan
jumlah pengguna narkoba. Dampak yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba
cukup kompleks mulai dari kerugian diri sendiri, orangtua sampai dengan negara.
Selain pemerintah, kita juga harus mulai melakukan pencegahan penyalahgunaan
narkoba. Contohnya seperti memberikan bimbingan kepada anak-anak mengenai
bahaya narkoba, dan menjadi pendengar yang baik mengenai permasalahan yang
sedang dialami anak sehingga anak tidak menjadikan narkoba sebagai alat untuk
menenangkan diri dari permasalahan. Selain itu di sekolah atau kampus kita dapat
mendirikan PIK Remaja/Mahasiswa (Pusat Informasi Konseling). Kegiatan ini
bertujuan untuk memberikan solusi kepada remaja untuk membantu menyelesaikan
permasalahannya sehingga tidak menggunakan narkoba sebagai alternative untuk
menenagkan diri dari permasalahan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Badan Pembaerdayaan Masyarakat dan Perempuan dan
Keluarga Berencana yang telah mengadakan pelatihan Capacity Building bagi
pengelola, pendidik sebaya dan konselor sebaya mengenai remaja dan prilaku remaja
dan keluarga bekerja sama dengan Pemerintah, Permprov DKI, BKKBN, KPA
Nasional. Terima kasih kepada Ibu Leenawaty Limantara, Ph.D selaku Rektor
Universitas Pembangunan Jaya, terima kasih kepada Dr. Ir Emirhadi Suganda, M.Sc.
selaku Wakil Rektor 1 Universitas Pembangunan Jaya. Terima kasih kepada Ibu Dian
Anggi selaku Bidang Kemahasiswaan Universitas Pembangunan Jaya. Terima kasih
kepada Bapak Teguh Prasetio, S.E, M.Si selaku Ketua Prodi Manajeman sekaligus
dosen pembimbing akademik Universitas Pembangunan Jaya atas dukungan dan saran
dalam pembentukan Artikel Ilmiah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Belarminus, R., 2016. http://megapolitan.kompas.com/. [Online]


Available at:
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/08/29/19404861/ini.53.ciri.umum.penggun
a.narkoba.menurut.bnn
[Accessed 03 11 2016].
BNN, 2016. www.bnn.go.id. [Online]
Available at: www.bnn.go.id/_multimedia/.../laporan_kinerja_bnn_2015-
20160311155058.pdf
[Accessed 03 11 2016].
Depkes, 2016. depkes.go.id. [Online]
Available at:
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hari-
tanpa-tembakau-sedunia.pdf jumlah perokok di indonesia berdasarkan survei
[Accessed 03 11 2016].
Gunawan, W., 2006. www.bukupedia.com. [Online]
Available at:
https://books.google.co.id/books?id=upukpSPzhEkC&pg=PP4&lpg=PP4&dq=grasin
do+keren+tanpa+narkoba+weka&source=bl&ots=zumAw9GWlm&sig=34gfamX3IN
2KgBFuKejZq_9wDX0&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiW1KzDk4zQAhULK48KH
SKJCKQQ6AEIMTAE#v=onepage&q=grasindo%20keren%20tanpa%20n
[Accessed 03 11 2016].
Harefa, 2013. http://repository.usu.ac.id/. [Online]
Available at:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38038/4/Chapter%20II.pdf
[Accessed 03 11 2016].
M.Yusuf, A., 2016. Fasilitator Genre KPA Nasional. Jakarta, BKKBN.
Nasution, I. K., 2007. http://library.usu.ac.id/. [Online]
Available at: http://library.usu.ac.id/download/fk/132316815.pdf
[Accessed 03 11 2016].

15
16

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi