Vous êtes sur la page 1sur 8

PERENCANAAN DAN PERAMALAN KEUANGAN

A. Definisi Perencanaan Keuangan


Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang
keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan
sistematis baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam konsep jangka
pendek biasanya 1 tahun saja. Sedangkan jangka panjang beberapa pakar
menyatakan jangka waktunya 2 hingga 5 tahun ke depan, bahkan beberapa pakar
juga menyebutkan bahwa jangka waktunya bisa lebih dari 5 tahun.
Perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memprakirakan pendapatan
dan pengeluaran perusahaan yang akan datang. Untuk memprakirakan pendapatan,
pertama, anda perlu memprakirakan volume penjualan. Prakiraan volume penjualan
harus mencakup permintaan. Aspek teknis proses pasokan perlu dipikirkan,
termasuk tenaga kerja, kebutuhan alat, dan waktu serta transportasi selama tahapan-
tahapan pemasokan. Suatu prakiraan dan perencanaan keuangan dapat
mempengaruhi kinerja suatu perusahaan / organisasi karena, memuat misi dan
tujuan usaha, cara kerja dan rincian keuangan, susunan menajemen dan bagaimana
cara mencapai tujuan usahanya sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja
perusahaan.
B. Arus Kas dalam Perusahaan

Salah satu hal penting yang harus dianalisis adalah arus kas suatu
perusahaan. Arus dana yang terjadi di dalam suatu perusahaan sering juga dikatakan
sebagai perputaran modal kerja. Arus dana adalah cerminan bagaimana sistem
aliran dana yang terjadi dalam suatu perusahaan. Sehingga dengan diketahui aliran
dana ini, maka bagi pihak pengambil keputusan akan dapat menentukan dalam
menetapkan kebutuhan dana perusahaan, darimana akan dibiayai serta bagaimana
penggunaannya.

Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty
(2001:678) setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu
mengandung dua macam arus kas, yaitu:
a. Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan
untuk investasi baru.
b. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi
baru tersebut, yang sering disebut “Net cash proceeds.”
Arus kas adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan arus kas (kas
yang diterima) dari kegiatan operasi. Istilah arus kas juga digunakan untuk
menunjukkan dana, dimana arus kas bersih mewakili perbedaan antara sumber dan
penerimaan. Dalam hal kepemilikan kas, perusahaan juga harus mampu melakukan
penyeimbangan. Artinya: apabila perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu besar,
maka perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih
menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan likuiditas
C. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Ada beberapa hal yang perlu dianalisis terkait dengan sumber dan pengunaan dana,
diantaranya meliputi :
Analisis sumber dana yang berasal dari :
Penurunan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap tetap dan kas, Penurunan bruto aktiva
tetap, Kenaikan bersih kewajiban dan hutang, Penambahan modal sendiri, da Dana
yang diperolehdari operasi.
Analisis pengunaan dana :
Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas, Penambahan bruto aktiva
tetap, Penurunan kewajiban dan hutang, Pengurangan modal sendiri, Pembayaran
dividen.
Analisis sumber dan pengunaan dana lebih diarahkan pada penerapan
matching principle dalam pendanaan. Prinsip ini menyatakan pengunaan jangka
panjang seharusnya didanai dengan dana jangka panjang. Sedangkan dana jangka
pendek hanya untuk keperluan jangka pendek. Dengan demikian maka prinsip ini
lebih menekankan pada pertimbangan likuiditas.
D. Implikasi dari Analisis Laporan Dana
Analisi laporan sumber dan penggunaan dana memberikan wawasan bagi
pihak-pihak yang terkait terutama manajer keuangan dalam hal merencanakan
ekspansi perusahaan serta dampaknya pada likuiditas perusahaan.
Ketidakseimbangan dalam penggunaan pendanaan akan dapat dideteksi dan
dilakukan penyesuaian. Jadi laporan sumber dan pengguanaan dana memberi signal
untuk masalah yang akan dianalisis dan secara rinci dalam rangka pengambilan
keputusan yang tepat. Analisi laporan sumber dan pengunaan dana dimasa
mendatang akan sangat berguna dalam merencanakan pembelanjaan jangka
menengah dan jangka panjang.
E. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi
dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka panjang
ataupun jangka pendek). Untuk menyusun rencana keuangan tersebut dipergunakan
serangkaian asumsi, baik yang menyangkut hubungan antar variable-variabel
keuangan, maupun keputusan-keputusan keuangan.
1. Perencanaan keuangan jangka panjang
Setiap perusahaan memiliki rencana yang panjang kedepan atau sering
disebut dengan perencanaan strategis, misalnya melakukan investasi modal dalam
jumlah yang cukup besar, disertai dengan keputusan pendanaan tertentu. Oleh
karena demikian maka disusun suatu laporan keuangan yang diproyeksikan (atau
laporan keuangan proforma), konsisten dengan keputusan-keputusan keuangan
yang diambil. Dengan mengunakan model-model keuangan tertentu, perusahaan
bisa memperkirakan posisi keuangannya apabila suatu keputusan keuangan
diambil. Terdapat beberapa model peramalan keuangan, yaitu :
Model presentase penjualan, yaitu suatu model yang sering menggunakan
dasar pemikiran bahwa perusahaan tentunya memerlukan dana yang makin besar
kalu akivitasnya meningkat. Ukuran aktivitas ini adalah penjualan. salah satu
asumsi penting dari model ini adalah bahwa rekening-rekening yang berubah sesuai
dengan penjualan, diasumsikan proporsinya tetap tidak berubah. Karena itulah
diberi nama model persentase penjualan (sales percentage method). Karena untuk
menggunakan model tersebut diperlukan :
a. Identifikasi rekening-rekening yang berubah apabila penjualan berubah.
b. Kebijakan keuangan yang dianut oleh perusahaan.
Model-model lain. Kritik yang diberikan pada metode presentase penjualan adalah
bahwa rekening-rekening diasumsikan berubah secara proporsional dengan
pejualan. Umumnya diakui bahwa kalu penjualan meningkat, suatu aktiva tentunya
meningkat. Masalahnya adalah bahwa peningkatan tersebut bisa saja tidak
proporsional. Sebagai missal, bisa saja dirumuskan bahwa hubungan hubungan
antara suatu aktiva (missal persediaan) dengan penjualan dinyatakan :
Y=20 + 0,04X
Dalam hal ini Y adalah nilai persediaan dan X adalah penjualan. Apabila penjualan
diperkirakan sebesar Rp100 juta, maka persediaan =20 + 0,04(100)= Rp. 24 Juta.
Dinyatakan dalam persentase, maka persediaan sebesar 24% dari penjualan.
2. Perencanaan keuangan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek umumnya berdimensi waktu kurang dari 1
tahun. Tujuan utamanya seringkali untuk menjaga likuiditas perusahaan. Alat yang
dipergunakan adalah dengan menyusun anggaran kas. Anggaran kas merupakan
taksiran tentang kas masuk dan kas keluar pada periode waktu tertentu.

F. Kondisi Perencanaan Keuangan


Dalam pembuatan perencanaan keuangan harus dipikirkan kondisi-kondisi
yang mungkin terjadi di kemuadian hari. Secara umum ada tiga kondisi yang harus
diantisipasi dalam pembuatan perencanaan keuangan, yaitu :
1. Kondisi buruk
Kondisi buruk dalam dunia bisnis bisa dipengaruhi oleh berbagai sebab, seperti
resesi ekonomi, krisis moneter, peperangan dan lain sebagainya. Dalam kondisi
buruk ini suatu rencana bisnis harus dibuatkan asumsi-asumsi dalam rangka
mengantisipasi jika kondisi seperti itu akan terjadi di kemudian hari.
2. Kondisi normal dan biasa
Pada kondisi normal suatu perusahaan diminta membuat suatu rencana dengan
menempatkan asumsi-asumsi yang akan terjadi dalam kondisi normal. Namun
tetap dengan menempatkan analisa kehati-hatian yang mendalam jika suatu saat
terjadi kondisi yang buruk.
3. Kondisi baik dan bertumbuh
Pada kondisi ini dunia bisnis berkembang dengan baik, karena setiap
perencanaan bisnis dapat dijalankan dengan baik. Pada konteks ini Stephen A.
Ross, dkk., mengatakan, “Masing-masing divisi akan diminta untuk membuat
kasus berdasarkan asumsi-asumsi yang optimis. Kasus ini data melibatkan
produk-produk dan ekspansi baru dan kemudian akan merinci pada pendanaan
yang dibutuhkan untuk mendanai eksapansi tersebut.
G. Model Perencanaan Keuangan
Model Saldo Kas / Model Manajemen Kas
a. Model Persediaan (Model Baumol)
William Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam
perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki
saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih
menguntungkan (sebaliknya).
Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis (EOQ / Economic Order
Quantity) bertujuan untuk meminimimkan biaya persediaan (biaya simpan dan
biaya pesan).
Persamaan untuk EOQ (Q) = (2Os/C)1/2
Persamaan untuk kas optimal (C*)=(2 F D / k) ½
KET :
D = Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap periode perencanaan (per
tahun)
C = Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau peminjaman (Saldo Kas)
F = Biaya tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman
K = Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya kesempatan) karena memegang
kas
Biaya Kesempatan = (C/2) k
Biaya Transaksi = (D/C) F
b. Model Miller dan Orr
Miller dan Orr mengasumsikan bahwa aliran kas masuk dan keluar tidak konstan
(berfluktuasi). Miller dan Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas
pengendalian bahwa serta saldo kas yang ditargetkan.
Rumus yang disajikan Miller dan Orr

Z = [ (3 o σ2)]1/3

4i

KET :
Z = Biaya tetap untuk melakukan transaksi
σ2 = Variance arus kas masuk bersih harian
i = Bunga harian untuk investasi pada sekuritas

 Asumsi Miller dan Orr


a. Aliran kas harian random dan sulit diramalkan
b. Transfer dari dank e sekuritas epat
c. Tren musiman dan siklis tidak dipertimbangkan
d. Biaya pembelian dan penjualan sekuritas tetap
e. Struktur termin tingkat bunga flat dan tingkat bunga tidak berubah
c. Model Beranek
Menurut Beranek, dalam menganalisis permasalahan manejemen kas,
pengeluaran kas dianggap terjadi sekali-kali dan bias dikendalikan secara
langsung oleh manajemen sementara pemasukan kas dianggap sulit dikendalikan
dan terjadi terus-menerus. Probabilitas kumulatif dari kekurangan kas sama
dengan rasio d/a , di mana d = hasil pengembalian atas portofolio investasi, dan
a adalah biaya tambahan untuk setiap dollar kekurangan kas.
H. Contoh Soal
1. Misalkan F = 200, opportunity cost = K = 15%, dan deviasi standar arus kas
bersih harian = 2000 maka opportunity cost harian adalah :
(1+K)1 – 1 = 0,15
(1+K)360 = 1,15
1+K = (1,15)1/360
1+K = 1,00039
K = 0,00039
Dan varians arus kas bersih harian adalah :
σ² = (2.000)² = 4.000.000
Jika L ditetapkan sebesar nol, maka :
Jawab :

Z = [ 3Fσ²] 1/3 +L
4k

= [3.(200).(4.000.000)] 1/3 +0
4.(0,00039)
= 11.533,36
H= 3.(Z) – 2.(L)
= 3.(11.533) – 2(0) = 34.599
4Z - L
Rata – rata saldo kas =
3

4.(11.533) – 0

= 15,377 3

2. PT. Maju Jaya pada tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku
sebanyak 240.000 Unit. Harga bahan baku per unit Rp2.000. biaya pesan untuk
setiap kali melakukan pemesanan sebesar Rp150.000, sedangkan biaya
penyimpanan sebesar 25% dari nilai rata - rata persediaan.
Diminta :
a. berapa jumlah pemesanan yang paling ekonomis ( EOQ ) ?
b. berapa kali pemesanan yang harus dilakukan dalam setahun ?

c. berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesanan ( 1 tahun = 360 hari ) ?


d. apabila waktu yang dibutuhkan dari saat memesan sampai bahan baku tiba di
perusahaan
adalah 2 minggu, kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali
(Reorder Point).
Jika diasumsikan 1 tahun = 50 Minggu.

Jawab :

a.

b. Pemesanan yang dilakukan dalam setahun = 240.000 / 12.000 = 20 x


pemesanan.

Vous aimerez peut-être aussi