Vous êtes sur la page 1sur 8

PUSKESMAS LABUHAN HAJI TAHUN 2017

I. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang merupakan


Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang bertanggungjawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya dimana dalam malaksanakan tugas dan fungsinya
mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan pemerintah kabupaten/kota.

Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik, perlu adanya
perencanaan yang disusun secara matang dan terperinci seperti menentukan sasaran
yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilakukan, jadwal dan sumber daya yang
dibutuhkan. Tanpa adanya perencanaan yang matang dan bagus maka pelaksanaan
kegiatan yang sesuai tujuan sulit dicapai. Untuk itu perlu disusun Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) sebagai pedoman dalam pelaksanaan suatu kegiatan sehingga nantinya
kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan efektif dan efisien.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. A
b. D
c. F
III. Data Dasar
1. Peta wilayah
2. Demografi
3. Sumber Daya
a. SDM
b. Sumber Pembiayaan
IV. Analisa data
1. Program Pelayanan Gizi

Keberhasilan upaya perbaikan gizi masyarakat dapat diukur berdasarkan


beberapa indikator dimana indikator ini memiliki target yang diharapkan bisa tercapai
semaksimal mungkin sebagai alat juga untuk mengukur kinerja dari pengelola
program di puskesmas. Beberapa indikator tersebut adalah :

a. Tingkat partisipasi sasaran (D/S)

Kehadiran Balita sebagai sasaran posyandu di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji
tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 1. Perbandingan Sasaran dan Tingkat Kehadiran Tahun 2016 di Puskesmas Labuhan
Haji.

Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa perbandingan jumlah sasaran dengan
kehadiran balita sudah melampui target (> 80%). Cakupan terendah berada pada bulan
juli sebesar 89.02%, sedangkan cakupan tertinggi terdapat pada bulan Januari sebesar
93.34%.
b. Kenaikan berat badan (N/S)
Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat perbaikan gizi Balita disuatu
wilayah yang merupakan respon dari sasaran itu sendiri terhadap upaya upaya yang
dilakukan pengelola gizi Puskesmas untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian
masyarakat akan pentingnya gizi anak.
Gambaran kenaikan berat Balita tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Labuhan
Haji dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 2. Perbandingan Kenaikan Berat Balita dengan Kehadiran Balita Di Posyandu


Wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji Tahun 2016

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian N/D yang tertinggi
berada di bulan september sebesar 1.768 (62,6%). Dan data terendah berada pada
bulan Juni sebesar 1547 (57,1%).

Untuk melihat wilayah desa yang memiliki sasaran dengan tingkat kenaikan berat
badan terendah di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji dapat dilihat pada grafik
berikut ini :

Grafik 3. Perbandingan Kenaikan Berat Badan Balita Yang datang ke Posyandu


Berdasarkan Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan haji tahun 2016
Dari grafik di atas dapat diamati bahwa desa dengan kenaikan berat badan balita
terendah yakni desa Labuhan Haji (47,42%), sedangkan tertinggi berada di desa Peneda
Gandor sebesar 71,98%.

c. Status Gizi
Keadaan gizi suatu wilayah dapat memberikan gambaran tentang derajat
kesehatan yang mempengaruhi tingkat kecerdasan, daya tahan terhadap penyakit,
kematian bayi, kematian ibu dan produktivitas kerja wilayah tersebut.
Di wilayah kerja Puskemas labuhan Haji status gizi berdasarkan berat badan (BB)
dibandingkan dengan umur (BB/U) dapat di lihat pada grafik berikut :

Grafik 4. Kasus Gizi Buruk Berdasarkan BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Haji
Tahun 2016

. Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kasus gizi buruk BB/U kurang dari
15%, yakni gizi buruk sebesar 2,08%, status gizi kurang sebesar 13,07%, status gizi baik
sebesar 83,99%, dan status gizi lebih sebesar 0,88%.

d. Cakupan Vitamin A.

Suplementasi vitamin di Lombok Timur sebagaimana juga wilayah lain di


Indonesia diberikan kepada anak umur 6 bulan sampai 59 bulan pada bulan Februari
dan Agustus dengan harapan untuk mencegah defisiensi Vitamin A dan membangun
cadangan Vitamin A sehingga akan mempengaruhi daya tahan tubuh balita.

Cakupatan Vitami A Balita diwilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji tahun 2016
sebagai berikut :

Grafik 5. Cakupan Vitamin A Di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji


Tahun 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pemberian kapsul Vit A sudah mencapai
target di atas 90%. Pencapaian vitamin A selama setahun yaitu mencapai 98.33%.

e. Garam Beryodium

Penggunaan garam beryodium dapat menjadi indikator gambaran pemahaman


keluarga terhadap penyiapan dan pemenuhan suplemen yang dibutuhkan tubuh untuk
membantu pertumbuhan dan kecerdasan Balita.

Cakupan garam beryodium di wilayah kerja Pukesmas Labuhan Haji tahun 2016
dapat dilihat pada graik berikut :

Grafik 6. Cakupan Garam Beryodium di Wilayah Puskesmas Labuhan Haji Tahun 2016

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan pemantauan dan


pengetesan garam beryodium di tingkat desa sudah mencapai target yakni 94.5%
dari target 85%.

f.Pemberian Fe

Zat besi sangat bermanfaat untuk membantu tubuh untuk membentuk sel darah
merah yang sangat bermanfaat sebagai pengangkut oksigen dan cadangan energi ke
seluruh tubuh. Zat besi pada wanita terutama pada ibu hamil sangat bermanfaat untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.

Cakupan distribusi zat besi (Fe) diwliayah kerja Puskesmas Labuhan Haji tahun
2016 sebagai berikut :

Grafik 7. Cakupan Fe di Wilayah Puskesmas Labuhan Haji Tahun 2016


Dari grafik di atas menunjukkan bahwa Cakupan Fe1 Puskesmas Labuhan Haji sudah
mencapai target yakni 103.22% dari target 100%. Namun masih ada 2 desa/kelurahan
yang belum mencapai target yakni desa Teros sebesar 99.09% dan kelurahan Tanjung
sebesar 99.17%. Sedangkan untuk cakupan Fe3 Puskemas Labuhan Haji belum mencapai
target 100% yakni sebesar 99.88%.

A. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)


Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
1. Faktor ekonomi yang terbatas
2. Balita sakit
3. Budaya masyarakat yang lebih mengutamakan orang tua dari pada anak
4. Kurangnnya bantuan berupa pemberian makanan tambahan bagi Balita.
B. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan
dari masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program gizi
puskesmas l abuhan haji sebagai berikut :
Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Gizi Puskesmas labuhan Haji Tahun 2016
No Indikator Target Cakupan Masalah Solusi
1 D/S 80% 93.34% - Beberapa ortu Balita -Sweeping sasaran
masih enggan ke Posyandu posyandu
karena anaknya sehat -Penyuluhan di
- pastisipasi linsek rendah posyandu
- tidak tahu jadwal
posyandu

2 N/D 80% 63.99% - Beberapa ortu Balita -Kelas Gizi


masih enggan ke Posyandu -KP ASI
karena anaknya sehat -Penyuluhan di
- pastisipasi linsek rendah posyandu
- tidak tahu jadwal -Penambahan PMT
posyandu Posyandu dari
- Tingkat pengetahuan anggaran desa
masyarakat ttg gizi masih -PMBA
rendah
-Balita sakit
-MP-ASI DINI
-Faktor ekonomi
3 Kasus Gizi 100% 2.03% - Tingkat pengetahuan -Kelas Gizi
Buruk masyarakat ttg gizi masih -Pemberian PMT
BB/U rendah Balita Gizi Buruk
-Balita sakit
-MP-ASI DINI
-Faktor ekonomi
Pola pemberian makan
belum benar
-AE tidak sampai 6 bulan
-Balita sakit
-Faktor Ekonomi
-Pola Asuh Anak
4 Pemberian 90% 98.33% - Balita tidak hadir saat -Sweeping vitamin
Vitamin A pemberian Vit A A
- Tidak tahu Jadwal
5 Garam 85% 94.5% - tidak faham dengan - Penyuluhan dan
Beryodium garam beryodium dan Pengetesan Gaber
manfaatnya
- tidak mampu beli garam
beryodium

6 Fe 100% Fe1=103.22% - ibu hamil enggan - kunjungan rumah


Fe3=99.88% mengkonsumsi Fe
- rasa tablet Fe kurang
enak
- tidak mampu membeli
tablet Fe merk lain
- tidak faham manfaat Fe

2.Urutan Prioritas Masalah Alternatif Pemecahannya


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan
unuk mengukur kinerja program gizi dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program gizi Puskesmas Labuhan haji begitu banyak dan
menyadari juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan maupun
pembiayaan maka dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan
menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG). Prioritas masalah di
program gizi Puskesmas Labuhan Haji adalah sebagai berikut :
NO MASALAH U S G TOTAL
1 Pengetahuan tentang gizi masih kurang 5 5 4 14
2 Tidak tahu jadwal Posyandu 5 4 4 13
3 Partisipasi Linsek rendah 5 4 3 12
4 Pendapatan Masyarakat Rendah 5 3 3 11
5 Cuaca 2 2 4 8

Berdadasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa kami
tawarkan berdasarkan curah pendapat yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut
NO MASALAH Altenatif Pemecahan
1 Pengetahuan tentang gizi masih kurang - Pembentukan kelas gizi
- Kelas Balita
- PMBA
- KP-ASI
2 Tidak tahu jadwal Posyandu - Informasi ke sasaran H-1
- Sweeping

3 Partisipasi Linsek rendah - Pembagian peran saat minilok


- advokasi
4 Pendapatan masyarakat rendah - Penyuluhan tentang gizi seimbang
dengan biaya murah
- Penanaman dapur hidup di halaman
rumah
5 Cuaca - Peningkatan daya tahan tubuh
dengan mengkonsumsi vitamin, buah
dan sayur

Berdasarkan masalah dan problem solving tersebut maka kami dapat


menuyusun kegitan program gizi untuk tahun 2016 sebagaimana matrik RUK yang
dituangkan dalam Permenkes 44 tahun 2016 tentang manajemen puksemas ebagai
berikut :

V. Penyusunan RPK

Sumbe
Kebutuhan
Upaya Target Penanggung Mitra Waktu Kebutuhan Indikator r
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber
Kesehatan Sasaran jawab Kerja pelaksanaan Anggaran Kinerja Pembi
Daya
ayaan
Meningkatkan
pengetahuan N/D
7 Lintas Dana
1 Gizi PMBA tentang kader TPG 2 orang mei 2.880.000 D/S
desa/kel program BOK
makanan
balita
Meningkatkan Balita
pengetahuan dengan
7 N/D Dana
KELAS GIZI ibu balita status TPG 2 orang kader april 3.520.000
desa/kel D/S BOK
tentang gizi gizi
seimbang kurang
Meningkatkan
cakupan
kehadiran
sasaran di
posyandu 43 Januari- N/D Dana
PMT-P balita TPG 1 orang kader 25.800.000
-Membantu posyandu desember D/S BOK
untuk
menaikkan
berat badan
balita
Pemantauan
Monitoring
Tumbuh 43 Januari- N/D Dana
kegiatan di balita TPG 1 orang kader 15.480.000
Kembang posyandu Desember D/S BOK
posyandu
Balita
Penanganan Menjaring
Januari- Kasus Gizi Dana
Kasus Gizi kasus gizi balita 100% TPG 2 Orang 1 kader 1.800.000
Desember Buruk BB/TB BOK
Buruk buruk
Membentuk Ibu
kelompok balita, 7 Kasus Gizi Dana
KP-ASI TPG 2 Orang kader Oktober 1.340.000
pendukung bumil, desa/kel Buruk BOK
ASI kader
Meningkatkan
cakupan Meningkatkan
garam Anak 7 Februari- penggunaaan Dana
GABER TPG 2 orang guru 840.000
beryodium di SD/MI desa/kel agustus garam BOK
tingkat beryodium
masyarakat

VI. Lampiran lampiran


Dokumentasi Kegiatan Program Gizi
1. KP ASI

2. KELAS GIZI

3.GABER

Vous aimerez peut-être aussi