Vous êtes sur la page 1sur 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PNEUMONIA
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi nilai Keperawatan Medikal Bedah 1
Dosen Pengampu: Erida Fadila,M,Kep.M.kes

Disusun Oleh:

Triyani 160711027

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia adalah penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang
sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun sudah ada kemajuan dalam bidang
antibiotic, pneumonia merupakan penyebabab kematian ke 6 di amerika serikat.
Munculnya orhanisme nosokomial, yang resisten terhadap antibiotic, ditemukannya
organism. Organism baru (seperti legiomella), bertambahnya jumlah penjamu yang lemah
daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit AIDS semakin memperkuat spectrum dan
derajat kemungkinan penyebab-penyebab pneumonia, dan ini menjelaskan mengapa
pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok.
Ada berbagai faktor resiko yang meningkatkan kejadian beratnya penyakit dan
kematian karena pneumonia yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk resiko besar),
polusi udara dan tingginya prevalensi kolonisasi bakteri pathogen nasofaring. Selain itu
orang yang mudah terkena pneumonia yaitu peminum alcohol, perokok, diabetes
mellitus, penderita gagal jantung, PPOK, Gangguan system kekebalan. Untuk mencegah
efek samping dan resiko lain yang timbul karena penggunaan obat maka harus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk lebih lengkapnya akan dibahas pada bab
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari pneumonia?
1.2.2 Apa saja penyebab dari pneumonia?
1.2.3 Apa saja tanda dan gejala pneumonia?
1.2.4 Bagaimana cara pengobatan penyakit pneumonia?
1.2.5 Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit pneumonia?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui pengertian pneumonia
1.3.2 Mengetahui penyebab terjadinya pneumonia
1.3.3 Mengetahui tanda dan gejala dari penyakit pneumonia
1.3.4 Mengetahui cara pengobatan penyakit pneumonia
1.3.5 Mampu membuat asuhan keperawatan pada penyakit pneumonia

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Pneumonia


Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari
suatu infeksi. (Price, 1995).
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas
setempat. (Zul, 2001).
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Sylvia A.price).
Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungsi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang
paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran
radiologis. (NandaNicNoc, 2015).
Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya
kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat
juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari
penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.

II.2 Etiologi
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccus
pneumonia, melalui selang infuse oleh staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian
ventilator oleh P. aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan
keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan,
penggunaan antibiotic yang tidak tepat.
Setelah masuk ke paru-paru organisme bermultiplikasi dan telah berhasil
mengalahkan organisme pertahanan paru terjadi pneumonia. Selain diatas penyebab
terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu :

3
1. Bacteria : Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus,
streptococcus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkolusis, bacillus
freidlander.
2. Virus : Respiratory syncytial virus, adeno virus, v.sitomegalitik, v.influenza.
3. Mycoplasma pneumonia
4. Jamur :Hitplasma capsulatem, Cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, ciccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
5. Aspirasi : makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.
6. Pneumonia hipostatik.
7. Sindrom loeffler.

II.3 Klasifikasi
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :
Klasifikasi berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
a. Pneumonia Tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus
atau lobularis Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan
opasitas lobus atau lobularis melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral
atau “ganda”. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia loburalis.
b. Pneumonia Atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan
gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
Klasifikasi berdasarkan inang dan lingkungan :
a. Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada lansia,
gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit
penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika spectrum luas.
b. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat berat sakit, adanya resiko untuk jenis
pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
c. Pneumonia Aspirasi

4
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan toksik,
akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru, dan
obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
d. Pneumonia pada Gangguan Imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi dapat
disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang biasanya nonvirulen,
berupa bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur dan cacing.
Klasifikasi berdasarkan sindrom klinis :
a. Pneumonia Bakterial
Berupa pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru
dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe
campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi
paru.
b. Pneumonia Non Bakterial
Dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae
atau Legionella.

Klasifikasi menurut Reeves (2001) :


1. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan umum dan
bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal merupakan
organisme penyebab umum. Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangan anak-
anak atau kalangan orang tua.
2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial. Organisme
seperti ini aeruginisa pseudomonas. Klibseilla atau aureus stapilococcus, merupakan
bakteri umum penyebab hospital acquired pneumonia.
3. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi.
Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut organisme, bukan hanya menurut
lokasi anatominya saja.
4. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan organisme
perusak.

5
II.4 Manifestasi Klinis
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan – 3 tahun, dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euphoria dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak berbicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan
adanya demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada
punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan berkurang saat suhu
turun.
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak-
kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang
lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
memanjang sampai ketahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang meruapakan
petunjuk untuk awalan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap
selama sakit.
5. Diare , biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai
infeksi pernapasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Biasanya tidak bisa dibedakan dari nyeri
apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan
mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit
(rinorea) atau kental dan purulen, berlangsung pada tipe dan atau tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengan mengi,
krekels.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang terjadi pada anak yang lebih besar.
Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum, atau memuntahkan
semua, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress pernafasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja.
- Pada anak umur 2 bulan-11 bulan : >50x/menit

6
- Pada anak umur 1 tahun-5 tahun : >40x/menit

II.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi structural (mmisal: lobar, bronchial); dapat
juga menyatakan abses)
2. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah : untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit, dan membantu diagnosis keadaan
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

II.6 Penatalaksanaan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotic
per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak
nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan
diberikan antibiotic melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon
terhadap pengobatan dan keadaanya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan
umum yang dapat diberikan antara lain :
 Oksigen 1-2 L/menit
 IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCL 10 mEq/ 500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status dehidrasi
 Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip
 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur. Untuk kasus pneumonia community based :
 Ampisilin 100mg/kg BB/ hari dalam 4 kali pemberian

7
 Kloramfeniol 75mg/ kg BB/ hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based :
 Sefatoksim 100mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian
 Amikasin 10-15mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian

II.7 Masalah yang Lazim Muncul


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas
2. Kekurangan Volume Cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipnea, demam
3. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory
4. Defiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi

II.8 Discharge Planning


1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat
 Dosis, rute dan waktu yang cocok dan menyelasaikan dosis seluruhnya
 Efek samping
 Respon anak
2. Berikan informasi pada orang tua tentang cara-cara pengendalian infeksi serta cara
pencegahannya
 Hindari pemajanan kontak infeksius
 Ikuti jadwal imunisasi
3. Bayi : ASI eksklusif 6 bulan, karena didalam kandungan ASI adanya sistem kekebalan
yang dapat menjaga tubuh anak sehingga tidak mudah terserang penyakit
4. Gizi seimbang dan cukup sesuai usia anak
5. Tutup mulut saat batuk karena penularan pneumonia banyak berasal dari percikan
batuk atau bersin pasien pneumonia
6. Hindari asap rokok

8
ASUHAN KEPERAWATAN PDA PENYAKIT PNEUMONIA

1. Pengkajian
a. Identitas
1. Identitas Pengkaji
Nama Pengkaji : Triyani
Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2018
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 WIB

2. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 55 th
Tanggal Lahir : Cirebon, 16 Juli
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa kaliwulu rt 05/ rw 01
Tanggal Masuk RS : 5 Maret 2018
Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2018
Diagnosa Medis : Pneumonia

3. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. D
Umur : 58 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien : suami
No. Handphone : 0853945xxxxx

b. Keluhan utama : Pasien mengatakan sesak napas dan batuk-batuk

c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan sesak napas dan batuk.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit selama seminggu
3. Riwayat kesehatan keluarga

9
Keluarga mengatakan tidak ada riyawat penyakit yang sama

2. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


Keadaan umum

1. Kesadaran : Apatis
2. Tanda Vital
- Tekanan darah : 100/80 mmHg
- Nadi : 110 x/permenit
- Pernafasan : 28 x/permenit
- Suhu : 37,6
- Saturasi oksigen : 94

1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala normal, rambut hitam
Palpasi : Tidak ada pembengkakan

2. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis, pupil normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

3. Hidung
Inspeksi : Terdapat gerakan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

4. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris

5. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering
6. Dada/Thorax (Paru-paru)
Inspeksi : Bentuk dada cekung (retraksi intercosta)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, pengembangan ekspansi dada dari inspirasi
maupun ekspirasi tidak simetris.

10
Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada dada
Auskultasi : Suara nafas ronchi basah

1. ANALISA DATA
No Data focus Etiologi Diagnosa
1. DS : Normal(sistem Ketidakefektifan
-pasien menagatakan sesak nafas pertahanan) terganngu bersihan jalan nafas b.d

obstruksi jalan nafas.


DO : organism
Tanda Vital
-Tekanan darah: 100/80 mmHg
-Nadi: 110 x/permenit stapilokokus
-Pernafasan : 28x/permenit
- Saturasi oksigen: 94
trombus

toksin

Permukaan lapisan
pleura tertutup tebal
eksudat thrombus
vena pulmonaris

Nekrosis hemoragik

Produksi sptum
meningkat

Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
2. Ds : stapilokokus Ketidakefektifan pola
- -klien mengatakanbatuk-batuk nafas
- Do : trombus
- Tanda Vital
-Tekanan darah: 100/80 mmHg

11
-Nadi: 110 x/permenit toksin
-Pernafasan : 28x/permenit
- Saturasi oksigen: 94
Permukaan lapisan
pleura tertutup tebal
eksudat thrombus
vena pulmonaris

Nekrosis hemoragik

Abses pneumatocele
(kerusakan jaringan
parut)

Ketidakefektifan
pola nafas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Ketidakefektifan - mendemonstrasikan -monitor status oksigen - untuk
bersihan jalan batuk efektif dan suara pasien mengetahui
nafas b.d obstruksi nafas yang bersih, -auskultasi suara nafas, perubahan status
jalan nafas -menunjukan jalan nafas catat adanya suara setiap waktu
yang paten tambahan -untuk
-mampu mengetahui ada
mengidentifikasikan dan atau tidaknya
mencegah factor yang suara tambahan
dapat menghambat jalan
nafas

12
2. Ketidakefektifan -mendemonstrasikan -posisikan pasien -agar sesak
pola nafas batuk efektif dan suara untuk memaksimalkan napas pasien
nafas yang bersih, ventilasi berkurang
-menunjukan jalan nafas -observasi adanya -
yang paten tanda-tanda mempertahankan
-TTV normal hipoventilasi jalan
-pertahankan jalan nafas(normal)
napas yang paten -mengencerkan
-berikan tindakan secret dan batuk
nebulizer dan fisioterapi efektif
dada

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari, Diagnosa Keperawatan
No Tanggal, Implementasi Ttd
Waktu

1. Kamis, 9 Ketidakefektifan bersihan -memonitor status oksigen pasien


maret jalan nafas b.d obstruksi jalan -mengauskultasi suara nafas, catat
2018 nafas adanya suara tambahan
10.00

2. Kamis, 8 Ketidakefektifan pola nafas -memposisikan pasien untuk


maret memaksimalkan ventilasi
2018 -mempertahankan jalan napas yang
14.00 paten
- memberikan tindakan nebulizer dan
fisioterapi dada

13
5. EVALUASI
Hari, Diagnosa
No Tanggal, Keperawatan Catatan Perkembangan Ttd
Jam

1. Kamis, 8 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan sesak


maret 2018 bersihan jalan O : Tanda Vital
-Tekanan darah: 100/80 mmHg
10.00 nafas b.d
-Nadi: 110 x/permenit
obstruksi jalan -Pernafasan : 28x/permenit
- Saturasi oksigen: 94
nafas
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. Kamis, 8 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan batuk-batuk
maret 2018 pola nafas O : Tanda Vital
-Tekanan darah: 100/80 mmHg
14.00
-Nadi: 110 x/permenit
-Pernafasan : 28x/permenit
- Saturasi oksigen: 94
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas
setempat. (Zul, 2001).
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccus
pneumonia, melalui selang infuse. penyebab terjadinya pneumonia sesuai
penggolongannya yaitu : bakteri, jamur, virus, Mycoplasma pneumonia

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC,


Jakarta.
2. Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1,
EGC, Jakarta.
3. Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4,
EGC, Jakarta.
4. Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition,
IOWA Intervention Project, Mosby.

16

Vous aimerez peut-être aussi