Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PNEUMONIA
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi nilai Keperawatan Medikal Bedah 1
Dosen Pengampu: Erida Fadila,M,Kep.M.kes
Disusun Oleh:
Triyani 160711027
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.2 Etiologi
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccus
pneumonia, melalui selang infuse oleh staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian
ventilator oleh P. aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan
keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan,
penggunaan antibiotic yang tidak tepat.
Setelah masuk ke paru-paru organisme bermultiplikasi dan telah berhasil
mengalahkan organisme pertahanan paru terjadi pneumonia. Selain diatas penyebab
terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu :
3
1. Bacteria : Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus,
streptococcus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkolusis, bacillus
freidlander.
2. Virus : Respiratory syncytial virus, adeno virus, v.sitomegalitik, v.influenza.
3. Mycoplasma pneumonia
4. Jamur :Hitplasma capsulatem, Cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, ciccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
5. Aspirasi : makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.
6. Pneumonia hipostatik.
7. Sindrom loeffler.
II.3 Klasifikasi
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :
Klasifikasi berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
a. Pneumonia Tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus
atau lobularis Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan
opasitas lobus atau lobularis melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral
atau “ganda”. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia loburalis.
b. Pneumonia Atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan
gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
Klasifikasi berdasarkan inang dan lingkungan :
a. Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada lansia,
gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit
penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika spectrum luas.
b. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat berat sakit, adanya resiko untuk jenis
pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
c. Pneumonia Aspirasi
4
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan toksik,
akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru, dan
obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
d. Pneumonia pada Gangguan Imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi dapat
disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang biasanya nonvirulen,
berupa bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur dan cacing.
Klasifikasi berdasarkan sindrom klinis :
a. Pneumonia Bakterial
Berupa pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru
dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe
campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi
paru.
b. Pneumonia Non Bakterial
Dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae
atau Legionella.
5
II.4 Manifestasi Klinis
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan – 3 tahun, dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euphoria dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak berbicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan
adanya demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada
punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan berkurang saat suhu
turun.
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak-
kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang
lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
memanjang sampai ketahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang meruapakan
petunjuk untuk awalan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap
selama sakit.
5. Diare , biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai
infeksi pernapasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Biasanya tidak bisa dibedakan dari nyeri
apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan
mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit
(rinorea) atau kental dan purulen, berlangsung pada tipe dan atau tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengan mengi,
krekels.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang terjadi pada anak yang lebih besar.
Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum, atau memuntahkan
semua, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress pernafasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja.
- Pada anak umur 2 bulan-11 bulan : >50x/menit
6
- Pada anak umur 1 tahun-5 tahun : >40x/menit
II.6 Penatalaksanaan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotic
per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak
nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan
diberikan antibiotic melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon
terhadap pengobatan dan keadaanya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan
umum yang dapat diberikan antara lain :
Oksigen 1-2 L/menit
IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCL 10 mEq/ 500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status dehidrasi
Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur. Untuk kasus pneumonia community based :
Ampisilin 100mg/kg BB/ hari dalam 4 kali pemberian
7
Kloramfeniol 75mg/ kg BB/ hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based :
Sefatoksim 100mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian
Amikasin 10-15mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian
8
ASUHAN KEPERAWATAN PDA PENYAKIT PNEUMONIA
1. Pengkajian
a. Identitas
1. Identitas Pengkaji
Nama Pengkaji : Triyani
Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2018
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 WIB
2. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 55 th
Tanggal Lahir : Cirebon, 16 Juli
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa kaliwulu rt 05/ rw 01
Tanggal Masuk RS : 5 Maret 2018
Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2018
Diagnosa Medis : Pneumonia
3. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. D
Umur : 58 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien : suami
No. Handphone : 0853945xxxxx
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan sesak napas dan batuk.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit selama seminggu
3. Riwayat kesehatan keluarga
9
Keluarga mengatakan tidak ada riyawat penyakit yang sama
1. Kesadaran : Apatis
2. Tanda Vital
- Tekanan darah : 100/80 mmHg
- Nadi : 110 x/permenit
- Pernafasan : 28 x/permenit
- Suhu : 37,6
- Saturasi oksigen : 94
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala normal, rambut hitam
Palpasi : Tidak ada pembengkakan
2. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis, pupil normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi : Terdapat gerakan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris
5. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering
6. Dada/Thorax (Paru-paru)
Inspeksi : Bentuk dada cekung (retraksi intercosta)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, pengembangan ekspansi dada dari inspirasi
maupun ekspirasi tidak simetris.
10
Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada dada
Auskultasi : Suara nafas ronchi basah
1. ANALISA DATA
No Data focus Etiologi Diagnosa
1. DS : Normal(sistem Ketidakefektifan
-pasien menagatakan sesak nafas pertahanan) terganngu bersihan jalan nafas b.d
toksin
Permukaan lapisan
pleura tertutup tebal
eksudat thrombus
vena pulmonaris
Nekrosis hemoragik
Produksi sptum
meningkat
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
2. Ds : stapilokokus Ketidakefektifan pola
- -klien mengatakanbatuk-batuk nafas
- Do : trombus
- Tanda Vital
-Tekanan darah: 100/80 mmHg
11
-Nadi: 110 x/permenit toksin
-Pernafasan : 28x/permenit
- Saturasi oksigen: 94
Permukaan lapisan
pleura tertutup tebal
eksudat thrombus
vena pulmonaris
Nekrosis hemoragik
Abses pneumatocele
(kerusakan jaringan
parut)
Ketidakefektifan
pola nafas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
12
2. Ketidakefektifan -mendemonstrasikan -posisikan pasien -agar sesak
pola nafas batuk efektif dan suara untuk memaksimalkan napas pasien
nafas yang bersih, ventilasi berkurang
-menunjukan jalan nafas -observasi adanya -
yang paten tanda-tanda mempertahankan
-TTV normal hipoventilasi jalan
-pertahankan jalan nafas(normal)
napas yang paten -mengencerkan
-berikan tindakan secret dan batuk
nebulizer dan fisioterapi efektif
dada
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari, Diagnosa Keperawatan
No Tanggal, Implementasi Ttd
Waktu
13
5. EVALUASI
Hari, Diagnosa
No Tanggal, Keperawatan Catatan Perkembangan Ttd
Jam
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas
setempat. (Zul, 2001).
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccus
pneumonia, melalui selang infuse. penyebab terjadinya pneumonia sesuai
penggolongannya yaitu : bakteri, jamur, virus, Mycoplasma pneumonia
15
DAFTAR PUSTAKA
16