Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
S
DENGAN FEBRIS
DI RS MUHAMMADIYAH BANDUNG
Disusun oleh:
Susi Wijayanti
FEBRIS
I. FEBRIS
A. Definisi
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan
dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada
juga yang mengambil batasan dari 37,80C, sedangkan jika suhu tubuh lebih dari 400C
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
B. Etiologi
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat
maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi
C. Manifestasi Klinis
Banyak gejala yang menyertai demam termasukgejala nyeri punggung, anoreksia dan
samnolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,50C-400C, kulit
hangat dan takichardi. Sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu:
dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum, keletihan, kelemahan dan
2. Kulit kemerahan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
D. Patofisiologi Demam
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap
infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing
pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi
oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang
aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing
berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003)
Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke
nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen
atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu
baru.
Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat
hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali
E. Penatalaksanaa Demam
1. Secara Fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya
d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare
menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang
g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
parasetamol
parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau
teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran
A. DEFINISI
Kejang demam adalah kejang yang terjadi padausia antara 3 bulan hingga 5 tahun
Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasanlistrik yang tidak terkontrol
dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi
(Doenges, 2000)
B. ETIOLOGI
Hingga kini belum diketahui secara pasti demam kejang disebabkan infeksi
saluran nafas atas, otitis fedia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang
tidak selalu tmbul pada suhu tinggi dapat menyebabkan kejang. (Mansjoer Arief,
2000)
Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal
demam. Penyabab ini yang paling sering adalah infeksi saluran nafas atas. (Roy,
Meadow, 2005 : 113)
Kejang demam biasanya dicetuskan oleh infeksi serupa, infeksi virus pada
telinga, faring atau saluran cerna. (Merenstein Gerald, 2001: 638)
C. PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan energi
yang didapat dari metabolisme, bahan baku penting untuk metabolisme otak
adalah glukosa, sifat proses ini adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru
dan diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler.
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
CO2 dan air. Dalam keadaan normal membran sel neoron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion natrium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan
elektrolit lainnya kecuali ion klorida (Cl+). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel
neuron sangat tinggi dan natrium rendah, sedangkan diluar sel terjadi sebaliknya.
anhipotensi arterial dengan disertai denyut yang meningkat yang selanjutnya akan
hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama terjadi kejang lama, factor
kerusakan neuron otak. Dengan demikian kejang demam yang berlangsung lama
(Ngastiyah, 2005)
D. PERBEDAAN KEJANG DEMAM DAN EPILEPSI
Epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi gangguan kronik yang ditandai oleh
lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan hipersinkron dari sel neuron di otak.
faktor keturunan
Epilepsi tidak selalu bergejala kejang seperti yang diketahui oleh orang
awam selama ini. Epilepsi tertentu dapat bergejala bengong atau penurunan
kesadaran
Sedangkan kejang akibat demam sering disebabkan oleh adanya penyakit infeksi
seperti ISPA, batuk, pilek, infeksi telinga sehingga menimbulkan kejang. Namun
nilai ambang ketahanan anak terhadap demam berbeda, ada yang sudah
mengalami kejang pada suhu 380C ada juga yang baru kejang ketika suhunya
mencapai 400C. Kejang demam juga sering disebabkan oleh ketidak matangan
otak dan termoregulator atau pengaturan suhu tubuh, genetik atau turunan, ada
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
a. PASIEN
Nama : An. S
Umur : 13 Bulan
Agama : Islam
No Medrec : 738741
Nama : Ny. H
Umur : 29 Tahun
Pendidikan : D3
Agama : Islam
a. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan 1 hari sebelum dibawa kerumah sakit klien demam dan
badannya panas, panasnya turun jika diberi antipiretik dan kembali panas
Pada tanggal 15 Desember 2017 pukul 14.00 WIB pasien di bawa ke poli
masuk ruangan Multazam 5 pasien sudah terpasang infus dengan cairan RL,
Pada saat dikaji klien tampak kooperatif dan mau mengikuti instruksi, klien
Ibu klien mengatakan anaknya baru dirawat 1 bulan yang lalu karena kejang
1. Derajat Kesakitan
2. Status Nutrisi
Pada saat dikaji BB pasien 8,1 kg dan TB 75 cm, BB sebelum sakit 8,3 kg, Lila
9 cm, BB ideal pasien 9,2 kg, kebutuhan kalori pasien 1.100 kal/hari, protein
27,5 P/hari
IV. PENGKAJIAN FISIK
- Nadi : 110x/menit
- Suhu : 36,5 ͦ c
- Respirasi : 18x/menit
a. KEPALA
Rambut pasien bersih, tidak terdapai lesi, tidak terdapat nyeri tekan, dan ada rontok
b. MATA
Simetris kiri dan kanan,skelera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, refleks
c. TELINGA
Simetris kiri dan kanan, lubang telinga nampak sedikit kotor, fungsi pendegaran
baik.
d. HIDUNG
Mulut nampak bersih, mukosa bibir lembab, gigi tumbuh 7 didepan atas dan
bawah, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran tonsil, tiroid dan kelenjar getah
bening.
f. SISTEM PERSYARAFAN
g. JANTUNG
Bunyi jantung normal, tidak ada bunyi suara tambahan , frekuensi 110x/menit,
h. PARU
Tampak datar, bising usus 9x/menit, pada saat dipalpasi klien tidak kesakitan, tidak
ada kembung.
j. GENETALIA
Klien BAB 1x/hr normal dan BAK tidak terkaji karena klien menggunakan
pampers.
k. MUSKULOSKELETAL
Kuku tangan pasien bersih, posisi tubuh baik tidak terdapat atrofi otot, kekuatan
otot skala 5, terpasang IV kateter dengan cairan RL di lengan kanan, tidak ada
tanda-tanda infeksi atau flebitis pada daerah yang terpasang IV kateter, ROM aktif,
turgor kulit (+), reflek patella (+), reflek babinski (+), akral hangat, tidak terdapat
b. Minum
Jenis ASI, PASI dan Air putih ASI dan Air putih
b. BAK
Frekuensi 4-5 x/ hari pempers
3. Istirahat Tidur
a. Siang 2x Kurang tidur
b. Malam 20.30 Sering terbangun
4. Personal Hygiene
a. Mandi 2hari sekali Belum pernah mandi
cuman diseka
menggunakan tissu
basah.
b. Keramas Tiap mandi Belum keramas
c. Gosok gigi Tiap mandi 1x sehari
1. Sosial Ekonomi
2. Lingkungan Rumah
Ibu klien mengatakan anaknya tinggal dirumah dengan lingkungan yang cukup
oleh mainan karena ada 2 anak yang masih kecil. Klien tinggal bersama ayah
1. Data Sosial
Klien dapat berinteraksi verbal baik dengan perawat, dan orang tuanya. Klien
2. Data Psikologis
dokter dan pasien yang lain menggunakan bahasa non verbal. Ibu klien
tampak selalu ada disamping klien karena cemas saat suhu tubuh klien naik,
klien akan mengalami kejang seperti 1 bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan
kawatir jika klien mengalami kejang lagi seperti sebelumnya. Ibu klien
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS : Penanganan Infeksi yang Resiko kejang
- Ibu klien mengatakan 1 bulan tidak tuntas
yang lalu klien dirawat karena berulang
kejang demam
Peradangan
DO :
- Leukosit 23.200
- Nadi : 110x/menit Berakumulasi
Suhu : 36,5 ͦ c
Respirasi : 18x/menit
- Sel Epitel + Penaikan suhu tubuh
Resti kejang
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN