Vous êtes sur la page 1sur 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

S
DENGAN FEBRIS
DI RS MUHAMMADIYAH BANDUNG

Untuk Memenuhi Tugas Pada Stase Anak Prodi Profesi Ners

Disusun oleh:
Susi Wijayanti

STIKES ‘AISYIYAH PROGRAM STUDI PROFESI NERS


BANDUNG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS

I. FEBRIS

A. Definisi

Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan

dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,

penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada

juga yang mengambil batasan dari 37,80C, sedangkan jika suhu tubuh lebih dari 400C

disebut demam tinggi / hyperpireksia ( julia,2000 )

Tipe demam uyang mungkin kita jumpai antara lain :

1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan

turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan

menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang

normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan

normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan

tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.

Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila

terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat

demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa

periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan

suhu seperti semula.

B. Etiologi

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,

keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat

regulasisuhu sentral (mis: perdarahan otak, koma ).

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat

berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik

maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat

disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi

pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

C. Manifestasi Klinis

Banyak gejala yang menyertai demam termasukgejala nyeri punggung, anoreksia dan

samnolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,50C-400C, kulit

hangat dan takichardi. Sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu:

kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernafasan, menggigil, perasaan hangat dan

dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum, keletihan, kelemahan dan

berkeringat ( Isselbacher,1999, Carpenito, 2000 ).


Tanda dan gejala demam antara lain :

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

D. Patofisiologi Demam

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada

peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai

peningkatan set point. (Julia, 2000)

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap

infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing

masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya

pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh

(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi

oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non

infeksi).

Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat

pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam

hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta

mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan

reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah

ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.

Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang

aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing

tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang

berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003)

Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke

nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen

atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu

baru.

Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat

hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali

ke tingkat normal. (Guyton, 1999)

E. Penatalaksanaa Demam

1. Secara Fisik

a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6

jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.

Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak

mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan

berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai

otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak.

Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya

fungsi intelektual tertentu.


b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak

yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya

Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare

menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang

menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk

menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh

dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk

menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru

akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.

Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).

h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku.

Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan

tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan

demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak

meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang

hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami

vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan

mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.


2. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di

hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin

dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus

direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas

diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.

Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup

parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup

parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau

teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran

obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.

II. KEJANG DEMAM

A. DEFINISI

Kejang demam adalah kejang yang terjadi padausia antara 3 bulan hingga 5 tahun

yang berkaitan dengan demam, namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi

intracranial atau penyebab yang jelas. (Roy, Meadow, 2005)

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasanlistrik yang tidak terkontrol

dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi

gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori.

(Doenges, 2000)
B. ETIOLOGI
Hingga kini belum diketahui secara pasti demam kejang disebabkan infeksi
saluran nafas atas, otitis fedia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang
tidak selalu tmbul pada suhu tinggi dapat menyebabkan kejang. (Mansjoer Arief,
2000)
Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal
demam. Penyabab ini yang paling sering adalah infeksi saluran nafas atas. (Roy,
Meadow, 2005 : 113)
Kejang demam biasanya dicetuskan oleh infeksi serupa, infeksi virus pada
telinga, faring atau saluran cerna. (Merenstein Gerald, 2001: 638)

C. PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan energi
yang didapat dari metabolisme, bahan baku penting untuk metabolisme otak
adalah glukosa, sifat proses ini adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru
dan diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler.

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
CO2 dan air. Dalam keadaan normal membran sel neoron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion natrium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan
elektrolit lainnya kecuali ion klorida (Cl+). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel
neuron sangat tinggi dan natrium rendah, sedangkan diluar sel terjadi sebaliknya.

Peningkatan O2 dan energy kontraksi otot skelet oleh karena metabolism

anhipotensi arterial dengan disertai denyut yang meningkat yang selanjutnya akan

meningkatkan metabolism otak. Rangkaian ini merupakan suatu factor penyebab

hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama terjadi kejang lama, factor

terpenting adalah gangguan peredaran darah otak sehingga menyebabkan

hipoksia, meningkatkan permeabilitas kapiler otak. Oedem otak mengakibatkan

kerusakan neuron otak. Dengan demikian kejang demam yang berlangsung lama

dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga menyebabkan epilepsi.

(Ngastiyah, 2005)
D. PERBEDAAN KEJANG DEMAM DAN EPILEPSI

Epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi gangguan kronik yang ditandai oleh

berulangnya bangkitan epilepsi berupa manifestasi klinis atau gejala akibat

lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan hipersinkron dari sel neuron di otak.

Perbedaan kejang demam dan epilepsi berdasarkan penyebab:

 Idiopatik yaitu golongan yang belum/ tidak diketahui penyebabnya, termasuk

faktor keturunan

 Epilepsi tidak selalu bergejala kejang seperti yang diketahui oleh orang

awam selama ini. Epilepsi tertentu dapat bergejala bengong atau penurunan

kesadaran

 Simtomatik yang merupakan golongan yang diketahui penyebabnya, seperti

misalnya: kelainan metabolik, trauma kepala, tumor kepala, stoke, infeksi

otak, kelainan otak bawaan sejak lahir, dll.

Sedangkan kejang akibat demam sering disebabkan oleh adanya penyakit infeksi

seperti ISPA, batuk, pilek, infeksi telinga sehingga menimbulkan kejang. Namun

nilai ambang ketahanan anak terhadap demam berbeda, ada yang sudah

mengalami kejang pada suhu 380C ada juga yang baru kejang ketika suhunya

mencapai 400C. Kejang demam juga sering disebabkan oleh ketidak matangan

otak dan termoregulator atau pengaturan suhu tubuh, genetik atau turunan, ada

riwayat keluarga yang mengalami kejang demam.


TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS

a. PASIEN

Nama : An. S

Umur : 13 Bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Jl. Karees Kulon

Tanggal Masuk : 15-1-2018

Tanggal Pengkajian : 16-1-2018

Diagnosa Medis : Febris

No Medrec : 738741

b. Penanggung Jawab Pasien

Nama : Ny. H

Umur : 29 Tahun

Pendidikan : D3

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kareen Kulon


II. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan anaknya panas .

b. Riwayat Kesehatan saat ini

Ibu klien mengatakan 1 hari sebelum dibawa kerumah sakit klien demam dan

badannya panas, panasnya turun jika diberi antipiretik dan kembali panas

setelah 4 jam pemberian obat.

Pada tanggal 15 Desember 2017 pukul 14.00 WIB pasien di bawa ke poli

anak RS Muhammadiyah Bandung dan disarankan rawat inap. Pada saat di

masuk ruangan Multazam 5 pasien sudah terpasang infus dengan cairan RL,

klien tampak rewel dan tampak lemas, nafsu makan berkurang.

Pada saat dikaji klien tampak kooperatif dan mau mengikuti instruksi, klien

tampak lebih ceria dari sebelumnya.

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Ibu klien mengatakan anaknya baru dirawat 1 bulan yang lalu karena kejang

III. STATUS MENTAL

1. Derajat Kesakitan

Klien tampak tenang dan tidak rewel.

2. Status Nutrisi

Pada saat dikaji BB pasien 8,1 kg dan TB 75 cm, BB sebelum sakit 8,3 kg, Lila

9 cm, BB ideal pasien 9,2 kg, kebutuhan kalori pasien 1.100 kal/hari, protein

27,5 P/hari
IV. PENGKAJIAN FISIK

- Nadi : 110x/menit

- Suhu : 36,5 ͦ c

- Respirasi : 18x/menit

a. KEPALA

Rambut pasien bersih, tidak terdapai lesi, tidak terdapat nyeri tekan, dan ada rontok

b. MATA

Simetris kiri dan kanan,skelera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, refleks

cahaya (+/+). reflek kornea (+/+).

c. TELINGA

Simetris kiri dan kanan, lubang telinga nampak sedikit kotor, fungsi pendegaran

baik.

d. HIDUNG

Lubang hidung bersih, tidak ada polip, pasase udara (+).

e. MULUT DAN FARING

Mulut nampak bersih, mukosa bibir lembab, gigi tumbuh 7 didepan atas dan

bawah, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran tonsil, tiroid dan kelenjar getah

bening.

f. SISTEM PERSYARAFAN

Reflek Kernig sign -, reflek brudinski +, kaku kuduk -

g. JANTUNG

Bunyi jantung normal, tidak ada bunyi suara tambahan , frekuensi 110x/menit,

CRT < 2 detik pada perkusi suara jantung dullness.

h. PARU

Bunyi paru normal tidak ada suara tambahan.


i. ABDOMEN

Tampak datar, bising usus 9x/menit, pada saat dipalpasi klien tidak kesakitan, tidak

ada kembung.

j. GENETALIA

Klien BAB 1x/hr normal dan BAK tidak terkaji karena klien menggunakan

pampers.

k. MUSKULOSKELETAL

Kuku tangan pasien bersih, posisi tubuh baik tidak terdapat atrofi otot, kekuatan

otot skala 5, terpasang IV kateter dengan cairan RL di lengan kanan, tidak ada

tanda-tanda infeksi atau flebitis pada daerah yang terpasang IV kateter, ROM aktif,

turgor kulit (+), reflek patella (+), reflek babinski (+), akral hangat, tidak terdapat

kelainan pada tulang belakang.

V. Pola Aktivitas Sehari-hari

NO. ADL DI RUMAH DI RS


1. Nutrisi
a. Makan
 Jenis Nasi, sayur,lauk-pauk dan Diet lunak
snack 3x sehari
 Frekuensi 3 x Sehari Habis 2 sendok
 Keluhan Tidak ada

b. Minum
 Jenis ASI, PASI dan Air putih ASI dan Air putih

 Frekuensi Sering ± 1/2 Lt/ hari

 Keluhan Tidak ada


2. Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 1x/hari sekali 1 x/ hari
 Konsistensi Normal Normal
 Warna Tidak Terkaji Tidak Terkaji
 Keluhan Tidak ada Tidak Ada

b. BAK
 Frekuensi 4-5 x/ hari pempers

 Warna Kuning jernih

 Keluhan Tidak ada Tidak ada

3. Istirahat Tidur
a. Siang 2x Kurang tidur
b. Malam 20.30 Sering terbangun
4. Personal Hygiene
a. Mandi 2hari sekali Belum pernah mandi
cuman diseka
menggunakan tissu
basah.
b. Keramas Tiap mandi Belum keramas
c. Gosok gigi Tiap mandi 1x sehari

VI. RIWAYAT KELUARGA

1. Sosial Ekonomi

Ibu klien mengatakan suaminya seorang pekerja swasta.

2. Lingkungan Rumah

Ibu klien mengatakan anaknya tinggal dirumah dengan lingkungan yang cukup

baik, ventilasi rumah cukup, kebersihan terjaga walaupun kadang berantakan

oleh mainan karena ada 2 anak yang masih kecil. Klien tinggal bersama ayah

dan ibunya serta 1 orang kakak kandung.


VII. Riwayat Sosial Dan Psikologis

1. Data Sosial

Klien dapat berinteraksi verbal baik dengan perawat, dan orang tuanya. Klien

selalu ditunggui oleh ibunya.

2. Data Psikologis

a. Status emosi dan gaya komunikasi

Klien berkomunikasi dengan baik, klien dapat berinteraksi dengan perawat,

dokter dan pasien yang lain menggunakan bahasa non verbal. Ibu klien

tampak selalu ada disamping klien karena cemas saat suhu tubuh klien naik,

klien akan mengalami kejang seperti 1 bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan

kawatir jika klien mengalami kejang lagi seperti sebelumnya. Ibu klien

bertanya tentang penyakit anaknya.

VIII. DATA PENUNJANG

1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi Hasil Nilai Rujakan Sataun Keterangan


Hemoglobin 10,9 Pria: 10,8–15,6 gr/dl
Hematokrit 33 Pria: 33-46 %
Leukosit 23,200 4.000-10.000 Sel/mm³
Trombosit 377.000 150.000-400.000 Sel/mm³ Duplo
Urine
Warna kuning agak
keruh
B.J 1.015 1-4
PH 7,0 35 - 70
Protein Negatif 2 – 10
Reduksi Negatif 20 -40
Urobillin Normal
Bilirubin Urine Negatif
Sedimen
Leukosit 2-3 /lpb
Eritrosit 0-1 /lpb
Kristal -
Silinder -
Sel Epitel +
IX. TERAPI/OBAT
No Nama Obat Dosis Cara Waktu Manfaat
Pemberian pemberian
1. Sanmol Drop 4x1 cc Oral 06-12-18-24 Untuk menurunkan panas
dan nyeri
2. Cefotaxim 3x400 mg IV 12-20-14 Menghentikan
pertumbuhan bakteri
3. Diazepam 3 mg IV Memberikan efek
bila kejang penenang

B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS : Penanganan Infeksi yang Resiko kejang
- Ibu klien mengatakan 1 bulan tidak tuntas
yang lalu klien dirawat karena berulang
kejang demam
Peradangan
DO :
- Leukosit 23.200
- Nadi : 110x/menit Berakumulasi
Suhu : 36,5 ͦ c
Respirasi : 18x/menit
- Sel Epitel + Penaikan suhu tubuh

Resti kejang

2. DS : Adanya infeksi Cemas


- Ibu klien mengatakan 1 bulan
yang lalu klien dirawat karena
kejang demam. Kurang informasi tentang
- Ibu klien mengatakan kawatir penyakitnya
jika klien mengalami kejang
seperti sebelumnya
Kurang pengetahuan
DO :
- Klien selalu ditunggui oleh
ibunya Cemas
- Ibu klien bertanya tentang
penyakit anaknya.
- Ibu klien tampak cemas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko kejang berulang b.d adanya infeksi

2. Cemas b.d kurangnya pengetahuan


D. PERENCANAAN

No Diagnosa keperawatan Perencanaan


Tujuan Intervensi Rasional
1 Resiko kejang berulang Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu min tiap 2 jam 1. Memantau kondisi suhu klien
b.d adanya infeksi keperawatan selama 8 jam kejang sekali dan warna kulit klien
DS : tidak terjadi ,dengan kriteria: 2. Miringkan kepala pasien saat 2. Mencegah aspirasi
- Ibu klien mengatakan 1 - Suhu tubuh normal terjadi kejang
bulan yang lalu klien - Leukosit dalam batas normal 3. Gunakan pakaian yang tipis, 3. Memberikan kenyamanan dan
dirawat karena kejang menyerap keringat dan memungkinkan proses evaporasi
demam longgar
4. Berikan cairan per oral 4. Mencegah dehidrasi
DO :
- Leukosit 23.200 100cc/ 24 jam dibagi dalam 5
- Nadi : 110x/menit x 20cc
Suhu : 36,5 ͦ c 5. Penkes penanganan kejang 5. Memberikan penanganan yang
Respirasi : 18x/menit pada anak : tepat jika terjadi kejang berulang
- Sel Epitel +  Tahan mulut dengan kain pada klien
yang dilipat saat anak
mengalami kejang
 Miringkan kepala anak
 Longgarkan pakaian
 Amankan lingkungan
sekitar anak
6. Kolaborasi dengan dokter 6. Antipiretik untuk menurunkan
untuk pemberian antipiretik demam dan anti kejang untuk
(sanmol) dan anti kejang memberikan efek penenang
(diazepam)
2 Cemas b.d kurangnya Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penkes pada: ibu 1. Lingkungan yang tenang bisa
pengetahuan selama 1x pertemuan cemas klien tentang merangsang syaraf yang tegang
DS : hilang, dengan kriteria : - Penyakit kejang demam menjadi relax
- Ibu klien mengatakan 1 - Ibu klien lebih tenang - Cara penanganan anak
bulan yang lalu klien - Ibu klien paham tentang demam dan febris
dirawat karena kejang penyakit klien - Pertolongan pertama pada
demam. - Ibu klien tahu cara perawatan anak kejang
- Ibu klien mengatakan kejang 2. Penkes makanan sehat pada 2. Membantu menurunkan infeksi
kawatir jika klien bayi 13 bulan
mengalami kejang seperti
3. Pastikan kemudahan akses 3. Untuk memudahkan orang tua jika
sebelumnya
kesehatan yang mudah terjadi kejang demam dirumah
DO : dijangkau
- Klien selalu ditunggui
oleh ibunya
- Ibu klien bertanya
tentang penyakit
anaknya.
- Ibu klien tampak cemas
E. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Tanggal Dx Jam Implementasi dan catatan Evaluasi Tanda-tangan


perkembangan
16-1-2018 1&2 16.00 1. Melakukan pengkajian S: Susi
 Observasi TTV  Ibu klien tampak lebih tenang
 Suhu : 36,50C  Ibu klien mengatakan anak nya tidak
 Nadi : 110 x/mnt kejang selama dirawat di rumah sakit
 Respirasi : 18 x/mnt
17.30 2. Mengajarkan teknik tepid sponge O:
kepada ibu klien  Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Memberikan Penkes pada keluarga  Ibu klien dapat menyebutkan penyebab
tentang: kejang demam
 Penyakit kejang demam  Ibu klien dapat menyebutkan cara
 Cara penanganan anak kejang menangani anak dengan kejang demam
demam  Ibu klien dapat mempraktekan cara tepid
sponge
A:
Masalah teratasi
P:
Discard Planing
17-1-2018 1&2 15.00 Melakukan discharge planing
 Pemberian obat
 Waktu kontrol

Vous aimerez peut-être aussi