Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Attariq Muhammad Kasfilla
XI MIIA III
Jl. Taiman Barat Kel. Gedong Pasar Rebo Jakarta Timur, Telp.
8408247
Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji
melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama
empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu
menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi
dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Tokoh tokoh pada Masa
Kejayaan Islam, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya Siswa dan siswa SMA N 104 Jakarta. Saya sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
Siapa saja tokoh-tokoh pada masa kejayaan islam?
C. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai agama islam
Sebagai tugas individu mata pelajaran agama islam
Untuk menambah wawasan sejarah kebudayaan islam
BAB II
PEMBAHASAN
Ibnu Rusyd juga seorang ahli filsafat yang cerdas. Pada masa itu,
buku-buku Aristoteles yang diterbitkan masih sangat sedikit dan sulit
dipahami. Menyadari hal itu, Ibnu Rusyd tergerak untuk mengoreksi buku
terjemahan karya Aristoteles tersebut bahkan melengkapinya. Ibnu Rusyd
juga menerjemahkan dan melengkapi sejumlah karya pemikir Yunani lain,
seperti Plato yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad.
Ibnu Rusyd juga dikenal sebagai pengkritik Ibnu Sina yang paling
bersemangat. Meskipun begitu, ia tetap menghormati karya para
pendahulunya. Ia juga tertarik pada gagasan al-Farabi tentang logika. Hal itu
selalu memberinya inspirasi untuk berkarya. Ibnu Rusyd adalah seorang
filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran
Yunani.
Ibnu Rusyd wafat pada tahun 1198 (595 H) di kota Marakis, Maroko.
Jenazahnya kemudian dibawa ke Andalusia dan dimakamkan di sana
B. Al-Gazali (450/1059 H- 505/1111 M)
A. Biografi Al-Ghazali
Nama lengkapnya Asy-Syaikh Al-Imam Al-Hammam Hujjatu Al-Islam
Zainuddin Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali ath-Thusi.ia lahir
pada tahun 450H/1059M, di Thus, suatu kota di Khusaran(Iran) dan meninggal
dunia pada tahun 505H/1111M di kota ini juga dalam usia 55 tahun.[1]
Ayah Al-Ghazali adalah orang yang fakir harta tetapi kaya spiritual.
Ayah Al-Ghazali bekerja keras memproduksi tenun dan selalu berkhidmat
kepada tokoh-tokoh agama dan ahli fiqh di berbagai majlis dan khalwat
mereka. Ia mempunyai sikap begitu mengagungkan yang mewarnai panca
inderanya untuk berbakti kepada tokoh – tokoh agama dan ilmu pengetahuan,
hingga ketika mendengar seorang penceramah atau seorang ahli hukum
Islam sedang memberikan nasehat beliau memohon kepada Allah agar
dianugerahi seorang ayah yang menjadi penceramah yang ahli memberi
nasehat atau seorang ilmuan yang ahli ibadah.
1. Bidang filsafah
2. Bidang keagamaan
C. Pemikiran Al-Ghazali
1. Metafisika
2. Iradat Tuhan
Iradat tuhan adalah mutlak, bebas dari ikatan waktu dan ruang, tetapi
dunia yang diciptakan itu seperti yang dapat ditangkap dan dikesankan pada
akal (intelek) manusia, terbatas dalam pengertian ruang dan waktu. Al-
Ghazali menganggap bahwa tuhan adalah transenden, tetapi kemauan
iradatNya imanen di atas dunia ini, dan merupakan sebab hakiki dari segala
kejadian.[6]
3. Etika
Bagi Al-Ghazali, taswuf bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri terpisah
dari syari’at, hal ini nampak dalam isi ajaran yang termuat dalam kitab
Ihya’nya yang merupakan perpaduan harmonis antara fiqh, tasawuf dan ilmu
kalam yang berarti kewajiban agama haruslah dilaksanakan guna mencapai
tingkat kesempurnaan. Dalam melaksanakan haruslah dengan penuh rasa
yakin dan pengertian tentang makna-makna yang terkandung di dalamnya
C. Al-Kindi (805‒873 M)
A. Biografi Al-Kindi
Kindi nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’kub ibnu Ishaq ibnu Al-
Syabbah ibnu Imron ibnu Muhammad ibnu Al-Asy’ats ibnu Qo’is Al-Kindi.[1]
Al-Kindi adalah nisbah pada suku yang menjadi asal cikal bakalnya, yaitu
Banu Kindah.Banu Kindah adalah suku keturunan Kindah yang sejak dulu
menempati daerah selatan jazirah Arab. Daerah ini tergolong memiliki
apresiasi kebudayaan yang cukup tinggi dan banyak dikagumi orang.[2]
A. Filsafat Al-Kindi.
1. Falsafah Ketuhanan
Sesuai dengan paham yang ada dalam Islam, Tuhan bagi Al-Kindi
adalah pencipta. Alam bagi Al-Kindi bukan kekal di zaman lampau tetapi
mempunyai permulaan. Karena itu Ia lebih dekat dalam hal ini pada filsafat
continus yang mengatakan bahwa Yang Maha Satu adalah sumber dari alam
ini dan sumber dari segala yang ada.[9]
2. Falsafah Jiwa
3. Falsafah Alam
B. Karya-karya Al-Kindi
D.Al-Farabi (872‒950 M)
A. Biografi Al-Farabi
Ringkasnya:
Pada pemikiran Wujud XI/Akal Kesepuluh, berhentilah timbulnya akal-
akal. Tetapi dari Akal Kesepuluh munculah bumi serta roh-roh dan materi
pertama yang menjadi dasar dari keempat unsur api, udara, air dan tanah.[4]
2. Falsafat Kenabian
Falsafat kenabian ini di jelaskan Al-Farabi untuk menentang aliran yang tak
percaya kepada Nabi atau Rasul seperti yang dibawa Al-Razi dan lainnya di zaman
itu.[7]
3. Teori Politik
a. Negara Utama
b. Negara Jahil
c. Negara Fasik
d. Negara Sesat
B. Karya-karya Al-Farabi
Karya-karyanya yang lain meliputi cabang filsafat yang lain, yakni fisika
atau filsafat alam (Natural Philosophy), termasuk psikologi. Dalam kajian
matematika al-Farabi menulis komentar atas karya Phythagoras dan
Ptolemeus.[12] Tentang mathematika, al-Farabi membaginya menjadi tujuh
ilmu, yaitu: Arithmatika, Geometri, Optika, Astronomi, Musik, Hisab Haqi (arte
ponderum) dan mekhanika.[13] Namun karyanya yang terpenting di bidang ini
justru mengenai musik. Yang terpenting diantarnya adalah Al-Musiqa Al-
Kabir. Karya al-Farabi yang satu ini oleh banyak kalangan dianggap sebagai
karya terbaik di bidang musik yang pernah ditulis orang di abad
pertengahan.[14] Bahkan ada beberapa sejarawan Arab yang berpendapat,
bahwa al-Farabi disebut sebagai guru kedua karena ia orang pertama yang
meletakkan sejumlah dasar pelajaran tentang suara.[15]
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu ‘Ali Al-Husain ibnu ‘Abdullah ibn
Hasan ibnu ‘Ali ibn Sina. Di barat populer dengan sebutan Avicenna akibat
dari terjadinya metamorfose Yahudi-Spanyol-Latin. Ibnu Sina dilahirkan di
Afsyana dekat Bukhara pada tahun 980 M dan meniggal dunia pada tahun
1037 M dalam usia 58 tahun. Jasadnya dikebumikan di Hamadzan.[1]
Sebagai pemikir inovatif dan kreatif pada umumnya, Ibnu Sina tidak
terlepas dari cobaan yang menimpa dirinya. Ketika pustaka istana, kutub
Khana terbakar, ia dituduh membakarnya supaya orang lain tidak dapat
menguasai ilmu yang ada disana. Cobaan lain, bahwa ia pernah dipenjarakan
oleh putra Al-Syams Al-Dawlah, hanya semata-mata kedengkian atau
ketidaksenangan. Setelah beberapa bulan, ia dapat meloloskan diri dari
penjara dan lari ke Isfahan dan disambut oleh Amirnya dengan segala
kehormatan. Di kota inilah ia mengabdikan dirinya sampai akhir hayatnya.
2. Teori Ketuhanan
Konsepsi ini dimulai al-Kindi dan diperdalam oleh al-Farabi dan Ibnu
Sina hingga pada puncaknya, karena ia berpendapat bahwa Allah Esa tidak
berbilang, sma sekali tidak menyamai makhluk-Nya, kekal tidak akan fana. Ia
adalah Yang Esa yang sebenarnya karena ia Esa dengan sendiri-Nya karena
tidak mengambil keesaan-Nya dari selain diri-Nya. Ia adalah pencipta yang
Maha kuasa dan pencipta yang Maha Bijak.
Ibnu Sina tidak banyak keluar dari garis ini, karena baginya Allah
adalah sesuatu yang harus ada dengan sendirinya, tidak ada sesuatu apapun
juga yang menyekutui-Nya dalam sustansi-Nya, karena ia tidak memiliki
tandingan maupun lawan. Ia mengetahui segala sesuatu dari segi adanya
sesuatu itu di dalam rangkaian umum sisitem alam.[3]
c. Essensi yang tak boleh dan tidak mesti mempunyai wujud (wijib al-
wujud). Disini essensi tidak bisa dipisahkan dari wujud. Essensi dan wujud
adalah sama dan satu kesatuan. Di sini essensi tidak dimulai oleh tidak
berwujud dan kemudian berwujud, sebagaimana halnya dengan essensi
dalam kategori kedua, tetapi essensi ini mesti dan wajib mempunyai wujud
selama lamanya. Wajib al wujud inilah yang mewujudkan mumkin al wujud.[4]
2. Kecerdasan otak dan kekuatan hafalan juga tidak sedikit artinya bagi
kepadatan karyanya. Sering-sering ia menulis tanpa memrlukan buku-buku
referensi dan pada saat kegiatan-kegiatannya tidak kurang dari 50 lembar
yang ditulis sehari-harinya.
3. Sebelum Ibnu Sina telah hidup Al Farabi yang juga mengarang dan
mengulas buku-buku filsafat. Ini berarti bahwa Al Faerabi telah meratakan
jalan baginya, sehingga tidak banyak lagi kesulitan-kesulitan yang harus
dihadapinya terutama dalam soal-soal yang kecil.[7]
Ibnu Sina adalah seorang penulis yang luar biasa produktif sehingga ia
tidak sedikit meninggalkan karya tulis yang sangat besar pengaruhnya
kepada generasi sesudahnya, baik di dunia barat maupun di dunia timur.[8]
Banyak sekali buku karyanya yang memadukan ilmu filsafat dengan ilmu
kedokteran.[9] Jumlah karya yang ia ditulis diperkirakan antara 100 sampai
250 buah judul.[10] Diantara karya tulisnya yang terpenting adalah:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu
pengetahuan, dan peradabannya yang tinggi. Periode tersebut terjadi pada
saat para filsuf, ilmuwan, dan insinyur muslim bisa memberikan banyak
konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan. Mereka
melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun dengan
menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.
Sekitar 750 M - sek. 1258 M adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan,
dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap
perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang
telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka
sendiri. Banyak dari perkembangan dan pembelajaran ini dapat dihubungan
dengan geografi. Bahkan sebelum kehadiran Islam, kota Mekahmerupakan
pusat perdagangan di Jazirah Arab dan Muhammad sendiri merupakan
seorang pedagang.
B. Saran
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah
SWT dan meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai
umat Islam wajib untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala
larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita telah berjuang untuk kemajuan
agama Islam walaupun pada saat itu pula Islam mengalami kemunduran dan
pada akhirnya Islam mengalami kebangkitan.
Daftar Pustaka
http://www.irjaz21.tk/2014/04/makalah-perkembangan-islam-
abad_29.html
http://zhasriani.blogspot.com/2014/12/masa-kejayaan-islam-
yang-dinantikan.html#
http://zhasriani.blogspot.com/2014/12/masa-kejayaan-islam-
yang-dinantikan.html#