Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
AHMAD SUYUTHI ABABIKL
(14201.05.13004)
Secara umum sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang.
Terdapat tiga tipe sendi yaitu : sendi fibrosa (sinartrodial) merupakan sendi yang
dapat sedikit bergerak dan sendi sinovial (diartrodial) merupakan sendi yang
Sendi sinovial ada enam jenis yaitu : sendi datar, sendi putar, sendi engsel,
sendi kondiloid, sendi berporos dan sendi pelana. Sendi engsel di dalam jenis ini
satu permukaan bundar diterima oleh yang lain sedemikian rupa sehingga hanya
mungkin gerakan dalam satu bidang, seperti gerakan engsel (Pearce, 2005).
Sendi lutut merupakan sendi terbesar dalam tubuh manusia. Pada dasarnya
terdiri dari dua articulatio kondilaris yaitu, antara kondilus femoralis dan kondilus
tibia serta sebuah sendi plana antara fasies patelaris femoris dan patella. Sendi
fibular tibial tidak terlibat langsung (Snell, 1998). Kondilus femoralis melebar
kearah distal dan posterior. Kondilus ini dibentuk oleh kondilus lateralis femoralis
dan kondilus medialis femoralis. Sedangkan pada kondilus tibial dibentuk oleh
kondilus medialis tibial dan kondilus lateralis tibial yang dipisahkan oleh
Pada permukaan dari sendi terdapat patella. Patella adalah tulang sesamoid
yang paling besar pada tubuh manusia dan terletak pada tendon dari otot
quadriceps femoralis. Pada bagian inferior apex patella berikatan dengan ligamen
patellae yang terletak di anterior tuberkel tibial sampai ke kondilus (Bryan, 1979).
1
Keterangan :
2 1. Permukaan patella
3
2. Ligamen cruciatum posterior
4 3. Ligamen cruciatum anterior
5 4. Meniscus medial
6 7 5. Meniscus lateral
6. Ligamen kollateral fibular
7. Ligamen kollateral tibial
Keterangan :
1. Ligamen cruciatum anterior
2. Ligamen cruciatum posterior
3. Meniscus lateral
2 1 4. Meniscus medial
5. Ligamen kollateral fibular
4 3 6. Ligamen kollateral tibial
7. Fibula
6 5
7
Gambar 2. Anatomi sendi lutut dari posisi posterior (Ballinger, 1999)
1
Keterangan :
1. Femur
2
2. Patella
4 3
3. Meniscus
5 6 4. Cairan sinovial
5. Meniscus
6. Kartilago articular
dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen,
1) Tulang rawan
Permukaan sendi lutut terdiri atas kondilus femoris dan kondilus tibia.
Pergeseran sendi ini dikompresi oleh rawan yang relatif tebal yang meliputi
dan juga tidak memiliki jaringan syaraf, berfungsi sebagai bantalan terhadap
Rawan sendi dibentuk oleh sel rawan sendi (kondrosit) dan matrik
sehingga fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Matriks rawan
makanan diperoleh dengan jalan difusi. Beban yang intermiten pada rawan
sendi, sangat baik bagi fungsi difusi nutrien untuk rawan sendi (Isbagio dan
Setyohadi, 1996).
2) Meniscus
tetapi pada bagian yang melekat pada tulang sangat kaya dengan pembuluh
darah, tidak ada jaringan syaraf atau pembuluh limfe di dalam meniscus.
Nutrisi diperoleh secara difusi dari cairan sendi atau pleksus pembuluh darah
pada bagian yang melekat pada tulang (Isbagio dan Setyohadi, 1996).
tempat perlekatannya dekat satu sama lainnya. Ia tidak bersatu dengan kapsula
atau ligamen kolateral lateral dan oleh karena itu lebih mobil. Meniscus
3) Celah sendi
Sendi lutut terdiri dari 3 celah sendi, yaitu : celah sendi yang dibentuk
oleh dasar patella dengan permukaan anterior dari femur bagian proksimal,
celah sendi yang disusun oleh kondilus lateral femoris dengan kondilus lateral
tibia dan celah sendi yang disusun oleh kondilus medial femoris dengan
kondilus medial tibia. Adapun kedua kondilus femur dengan kondilus tibia
femorotibialis.
kartilago hialin. Untuk kondilus femoris dan tibia dikelilingi oleh meniscus
(Bryan, 1979).
Pada saat fleksi dan ekstensi sendi lutut akan terjadi perubahan celah
bagian superior permuakaan artikularis femur dan saat fleksi bagian tengah
dari dasar patella akan menempel dengan bagian inferior dari permukaan
4) Rongga sendi
membantu nutrisi rawan sendi. Viskositasnya yang ditentukan oleh kadar asam
hialuronat adalah tergantung pada suhu makin rendah suhu makin tinggi
Rongga sendi yang luas pada lutut mempunyai struktur yang rumit. Di
sebelah anterior terdapat bantalan lemak intra patella yang luas dengan dua
plicae alares. Dari bantalan lemak plica synovialis patelaris berjalan menuju
ke ligamentum crusiatum anterius. Plica ini bebas masuk sendi dan merupakan
sisa dari lipat primitif yang membagi sendi lutut menjadi dua ruangan. Plica
5) Cairan sinovial
Pada sendi yang normal, cairan sendi sangat sedikit, sehingga sulit
diaspirasi dan dipelajari. Cairan sendi merupakan ultra filtrasi atau dialisat
plasma. Pada umumnya kadar molekul dari ion kecil adalah sama dengan
sawar tersebut, sehingga molekul protein yang besar akan tetap berada dalam
6) Membran sinovial
permukaan dalam kapsul sendi, tetapi tidak melapisi permukaan rawan sendi.
Membran ini licin dan lunak, berlipat-lipat sehingga dapat menyesuaikan diri
basalis.
pembuluh darah ini berperan dalam transfer konstituen darah ke dalam rongga
7) Ligamen
medialis di sebelah lateral berasal dari tendo muskulus kuadriseps femoris dan
tuberositas tibia.
Dua ligamen utama yang terletak dipinggir adalah ligamen kolateral
medial dan lateral. Ligamen kolateral medial yang berbentuk segitiga, lebar,
bersatu dengan kapsula dan meniscus medialis. Ligamen kolateral lateral yang
kontak waktu pergerakan rotasi, bila ligamen kolateral melemas pada posisi
8) Bursa
berhubungan dengan rongga sendi. Bursa yang terbesar adalah supra patelaris
jauh lebih kecil. Pada origo kedua kaput muskulus gastrocnemuis terdapat
prepatelaris subkutanea yang ditemukan sub kutan tepat didepan patella, dan
Sendi lutut dapat melakukan fleksio dan ekstensio, dan pada posisi fleksio
ekstensio kondilus femoralis berada dalam posisi yang hampir ekstrem dimana
ligamentum lateral menjadi tegang pada saat yang sama terdapat sedikit
pemisahan ligamenta cruciatum. Rotasio aktif akhir dari tungkai yang tidak
dibebani berat (berdiri) melalui rotasio medial paha. Pada posisi ekstensio yang
ekstrem, ligamenta kollateral dan ligamenta krusiatum tegang (Kahle dkk, 1995).
mungkin dilakukan pada posisi fleksio. Luas rotasio medial tungkai kurang
daripada rotasio lateral. Waktu rotasio medial tibia pada femur, ligamenta
krusiatum satu sama lain saling memutar dan dengan demikian mencegah rotasio
tidak terlepas. Batas rotasio lateral ditentukan oleh ligamentum kollateral lateral;
luas rotasio lateral maksimalnya adalah 450 sampai 600. Jumlah rotasio dapat
diperiksa dengan pergerakan kapitulum fibulae bila tungkai diangkat dari tanah
PHATWAY
Proses
Trauma
Penuaan
- Intrinsik
Pemecahan Perubahan - Ekstrinsik
kondrosit Komponen
sendi Perubahan
metabolisme
Proses - Kolagen sendi
penyakit - Progteogtikas
degeneratif i
- Jaringan sub
yang panjang
MK: Pengeluaran kondrial
Kerusakan enzim lisosom
Penatalaksanaan
lingkungan
Kerusakan
- Kurang
kemampuan matrik
mengingat kartilago
- Kesalahan Penebalan Perubahan
interpretasi tulang sendi fungsi sendi
Penyempitan Deformitas
MK: Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
- Penurunan MK: Kerusakan
Kekuatan mobilytas fisik
- nyeri
Distensi Cairan
a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
b.Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
e. Pembedahan; artroplasti
.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila osteoartritis tidak ditangani yaitu terjadi
deformitas atau kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas
bautonmere dan leher angsa pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal
yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Pengkajian fisik
a) Identitas
b) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
c) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
d) Pola fungsi Gordon
Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit tindakan yang
dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.
Nutrisi/metabolic
Kaji makanan yang dikonsumsi oleh klien, porsi sehari, jenis makanan, dan volume
minuman perhari, makanan kesukaan.
Pola eliminasi
Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB/BAK dan warna
Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan klien saat beraktivitas dan dapat melakukan mandiri, dibantu atau
menggunakan alat
Pola tidur dan istirahat
Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur, kalau terganggu kaji penyebabnya
Pola kognitif-perseptual
Status mental klien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas 9nyerinya
seperti apa), Reqion (di daerah mana yang nyeri), Scala (skala nyeri 1-10), Time
(kapan nyeri terasa bertambah berat).
Pola persepsi diri
Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran
diri.
Pola seksual dan reproduksi
kaji manupouse, kaji aktivitas seksual
Pola peran dan hubungan
Kaji status perkawinan, pekerjaan
Pola manajemen koping stress
Sistem nilai dan keyakinan
2. Diagnosa keperawatan
Analgesic Administration
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Doenges, EM. (2000 ), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001),
Jakarta, EGC