Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KAJIAN TEORI
2.1 Virulogy ( Virus Pox )
Virus cacar merupakan virus yang terbesar dan paling complex dan
termasuk anggota dari Genus Orthopoxvirus, Subfamili Chordopoxviridae
dari Famili Poxviridae.
Virus variola berukuran 400x230 nanometer dan berisi molekul DNA
beruntai ganda sekitar 200 protein yang berbeda. Virus ini memiliki
lipoprotein di sebelah luar, atau amplop, yang memagari suati inti dan dua
struktur yang fungsinya tidak diketahui, disebut badan internal. Virus variola
relatif stabil dalam lingkungan alam. Familynya meliputi sekelompok besar
agen yang secara morfologi sama dan berbagi suatu antigen nukleo protein
bersama. Infeksi oleh kebanyakan virus cacar ditandai dengan ruam kulit,
walaupun lesi mencolok yang disebabkan oleh bebrapa anggota family
bersifat proliferative. Termasuk dalam kelompok ini adalah virus variola yang
dalam catatan sejarah paling banyak menyerang manusia sampai
pemberantasannya pada tahun 1977.
Walaupun cacar (smallpox) dinyatakan telah diberantas dari bumi
setelah kampanye intensif yang dikoordinasi kesehatan dunia, ada kebutuhan
yang berlanjut untuk mengenal vaccinia (dipakai untuk vaksinasi cacar) dan
kemungkinan komplikasinya pada manusia. Adalah suatu hal yang penting
untuk waspada terhadap penyakit virus pox lain yang menyerupai cacar dan
harus dibedakan dengan dasar laboratoris. Virus vaccinia masih dipelajari
secara intensif sebagai Vactor untuk mengenalkan gen-gen imunitans aktif
sebagai vaksin virus hidup untuk penyakit virus yang beragam pada manusia
dan hewan peliharaan.
3
Genom : DNA untai ganda, lurus; berukuran 130-375 kbp; mempunyai
lingkaran terminal; mempunyai isi G+C (30-40%) kecuali untuk
parapvirus (63%)
Protein : virion mengandung lebih dari 100 polipeptida; banyak enzim
terdapat dalam core, termasuk system transkripsi
Amplop : perakitan virion melibatkan formasi berbagai membrane
Replikasi : pabrik sitoplasma
ciri khas menonjol : merupakan virus berukuran terbesar yang paling
complex; sangat resisten terhadap reaktivasi; protein yng di kode virus
membantu menyerang system pertahanan imun inang; cacar adalah
penyakit pertama yang diberantas dari dunia.
2.3 Pengertian Variola
Variola merupakan penyakit infeksi virus yang sangat menular yang
sering menimbulkan epidemi di masa lalu, dengan angka korban meninggal
dunia yang tinggi. (Prof. Dr. Soedarto, 2009: 174)
Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum
yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit
yang monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh. (Prof. Dr. Marwali
harahap, 2000: 96)
Variolla adalah penyakit yang sangat menular, dengan gejala demam
yang sangat tinggi dan akut disertai dengan gejala kulit yang merata dan
berat. Gejala dimulai dari suatu bercak berwarna merah (“Macula”), lalu
bercak tersebut menjadi timbul diatas permukaan kulit (“Papula”), kemudian
membentuk ruangan yang berisi cairan jernih (“vesicula=vesicle”), kemudian
cairan tersebut menjadi keruh (“Pustula”), lalu pustula menjadi kering
membentuk keropeng (“crusta”). “keropeng” kemudian lepas, dan terjadi
penyembuhan. Pada umumnya gambaran klinik menunjukan single crops,
artinya satu stadium saja.
Variola (smallpox) adalah penyakit menular pada manusia yang
disebabkan oleh virus variola major atau variola minor. Penyakit ini dikenal
dengan nama Latinnya, variola atau variola vera, yang berasal dari kata Latin
varius, yang berarti “berbintik”, atau varus yang artinya “jerawat”. Variola
muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan.
4
Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi
cairan.Varila major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat
kematian 30–35%.Variola minor menyebabkan penyakit yang lebih ringan
(dikenal juga dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban
itch) yang menyebabkan kematian pada 1% penderitanya.Akibat jangka
panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi
pada 65–85% penderita.
2.4 Etiologi Variola
Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik ,
tetapi menimbulkan 2 tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor
(alastrim). Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor
bila dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38 o C.
Sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.
5
setelah timbulnya gejala, pustula membentuk scabs (koreng) yang pada
penyembuhan meninggalkan bekas mendalam, bekas depigmented, yaitu
karakteristik "bintik-tanda". Penyakit ini mematikan terutama ketika pasien
memunculkan gejala dengan hemoragik (perdarahan di kulit dan selaput
lendir sebelum pembentukan bintil), dan ketika ada kerusakan umum
sistemik, disebabkan oleh keracunan darah dan pembentukan
immunocomplexes (virus dan kompleks antibodi). Hal ini juga tidak biasa
bagi pasien dengan komplikasi pneumonia bronkial serta infeksi paru-paru
bakteri atau dengan ensefalitis viral (radang otak). cacar dengan lesi
mendalam sering dikenali karena di ikuti bekas luka yang tertinggal.
2.6 Manifestasi Klinis
Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :
6
Suhu tubuh mulai menurun, pustule-pustula mengering menjadi krusta.
b) Stadium dekrustasi
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi.
Invasi virus variola major atau variola minor ke dalam sel inang manusia
↓
Masuk ke mukosa saluran nafas bagian atas atau orofaring/droplet aerosol,
Orang ke Orang, Kontak Langsung ,Objek yang terkontaminasi, Aerosol
7
↓
Replikasi virus ( Masa Inkubasi )
↓
Menyebar melalui pembuluh darah dan limfe
(viremia 1)
↓
Virus berkembang di sel retikuloendotelial
↓
Virus mengatasi pertahanan non spesifik
(interferon)
↓
Satu minggu kemudian virus menyebar ke pembuluh darah
(viremia 2)
↓
Menyebar ke seluruh tubuh
↓
Daya tahan tubuh ↓ di kulit dan mukosa
↓ ↓
Respon inflamasi sistemik dan lokal lesi kulit
8
- Bedding, clothing ( tempat tidur yang terkontaminasi, pakaian yang
terkontaminasi )
• Can be transmitted in any climate (virus ini dapat menulari di berbagai
musim )
- Spread more easily in cool, dry winter months ( lebih mudah menyebar
pada suhu sejuk dan musim kering )
• No transmission by insects or animals ( Tidak bisa ditransmisikan oleh
serangga atau Hewan )
• Transmission from a smallpox case ( Penularan dari kasus smallpox )
- Prodrome phase, less common ( jarang terjadi penularan pada masa
prodromal)
• Fever, no rash yet ( demam, tapi tidak muncul ruam )
- Most contagious with rash onset ( sangat menular pada saat muncul
ruam )
• First 7-10 days ( pada 7 hari pertama )
• Contagious until last scab falls (Menular sampai bentuk ruam
terakhir / koreng hilang)
2.9 Klasifikasi Variola
Ada dua jenis dari penyakit smallpox, yaitu variola mayor dan variola
minor. Variola mayor lebih umum dan berat, menyebabkan ruam yang luas,
timbulnya merata, sering dengan perdarahan isi vesicle dan perdarahan
selaput lendir mata, hidung dan mulut dan demam tinggi Ciri khas variola
mayor, bisul (pustule) tetap terpisah, tidak bergabung satu sama lain. Ini
adalah bentuk yang paling sering pada cacar. Sedangkan Variola minor tidak
umum dan penyakitnya lebih ringan. Secara rinci perbedaannya dapat dilihat
pada table di bawah ini:
9
pada penanaman telur
berembrio secara CAM
Bila disuntik intra Angka kematian embrio Sangat rendah
sangat tinggi
alantois pada telur
berembrio
Pada stadium pustulasi Terjadi demam untuk Tidak terjadi demam
kedua kalinya
Kelainan Kulit Kelainan kulit bersifat Ringan dan jarang
merata dan berat
2.10 Pencegahan
Pada prinsipnya pencegahan penyakit cacar dilaksanakan dengan :
1. Meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan vaksinasi
rutin yang sebaik-baiknya. (setiap bayi di cacar pada umur 1 – 2 tahun)
2. Menanggulangi wabah dengan menggunakan Team Gerak Cepat.
Tugas Team Gerak Cepat ini adalah :
a. Mencari dan mengumpulkan laporan-laporan penderita cacar, baik
secara pasif maupun secara aktif.
b. Mengadakan pengecekan laporan dan mendiagnosa penyakit cacar
c. Mengadakan penyelidikan untuk mendapatkan tambahan penderita
baru.
d. Memberikan vaksinasi pada semua golongan umur di sekitar
penderita.
e. Melakukan tindakan desinfeksi terhadap benda-benda yang mungkin
terkontaminasi virus dari penderita.
f. Mengisolasikan penderita.
g. Mengadakan pengawasan terhadap orang-orang yang lansung kontak
dan terhadap daerah-daerah yang telah dilakukan vaksinasi sampai
tidak terdapat lagi penderita baru.
Beberapa tindakan pencegahan dengan cara vaksinasi
- Cara vaksinasi :
Vaksinasi dilakukan dengan memberikan vaksin hidup virus
vaksinia secukupnya secara intradermal.Tempat yang dianjurkan
untuk vaksinasi ialah bagian luar lengan atas pada insersi otot
10
deltoid.Caranya ialah dengan melakukan tusukan ganda dan
penekanan ganda dengan jarum tajam.
Respons vaksinasi, Ada 3 jenis respons :
1. Reaksi primer :
Setelah diberikan vaksinasi 3 sampai 4 hari kemudian timbul
reaksi berupa papula yang segera berubah menjadi vesikula yang
melebar disertai ruam kemerahan.Pada hari kedelapan atau
kesembilan bagian tengahnya melekuk dan isi vesikula menjadi
keruh.Semua ini disertai dengan pembengkakkan kelenjar getah
bening ketiak disertai dengan demam.
Pada hari ke-10 pustula mongering dan terbentuk keropeng
yang lepas 1 minggu kemudian.Kekebalan mulai terbentuk mulai
hari ke-10 dan berlangsung seumur hidup.
2. Reaksi yang percepat (vaksinol) :
Terjadi pada seseorang yang memiliki sisa kekebalan terbatas
sebagai hasil imunisasi sebelumnya.Reaksinya terjadi lebih cepat
dari reaksi primer.Pembentukan vesikula timbul maksimal antara
hari ke-3 sampai ke-7 sesudah vaksinasi.Reaksi ini meningkatkan
kekebalan yang telah menurun tadi.
3. Reaksi segera :
Terjadi pada orang yang kebal.Pada hari ke-2 dan ke-3 timbul
papula.Ini merupakan reaksi hipersensitivitas.Reaksi segera ini
tidak menunujukan tingkat kekebalan, juga tidak menyebabkan
terjadinya kekebalan.
2.11 Pengobatan
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga
gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi
jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan
pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila
tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan
untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam,
11
misalnya diberikan paracetamol.Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir,
famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk
mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari
ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya
pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas
membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan
(blisters).
Pengobatan penyakit cacar berfokus pada keluhan yang timbul,
misalnya demam, menggigil, nyeri dipersendian, bintik kemerahan pada
kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
Obat yang seharusnya diberikan :
a. Paracetamol tablet
b. Acyclovir tablet
c. Bedak Talek
d. Vitamin Neurobian/neuroboran
2.12 Komplikasi
Komplikasi Pada Variola
a. Bronkopneumonia
b. Infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo)
c. Ulkus Kornea
d. Ensefalitis
e. Effluvium (kehilangan rambut yang abnormal)
f. Telogen (fase perontokan rambut) dalam 3-4 bulan
2.13 Prognosis
Prognosis sangat bergantung pada penatalaksanaan pertama dan
fasilitas perawatan yang tersedia. Maka mortalitas sangat bervariasi
diantara 1-50%. Jaringan parut yang timbul dapat diperbaiki dengan
tindakan dermabrasi atau pemberian kolagen implant.
12
BAB III
3.1 Kasus
3.2 Pengkajian
a) Identitas Pasien
Nama : An. N
Usia : 8 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Mojokerto
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Dx medis : Variola
b) Keluhan Utama
13
Keluarga klien mengatakan pasien demam sejak 4 hari yang lalu.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
An. N (8 Thn ) dibawa ke RS. Ciko Medika dengan keluhan terdapat
bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada disekitar
wajah dan ujung tangan serta kaki dan terasa gatal, Keluarga klien
mengatakan pasien demam sejak 4 hari yang lalu, mudah lelah, pusing,
lesu dan nafsu makan menurun. Selama perawatan dirumah pasien hanya
mengkonsumsi obat penurun panas dan obat pemberian mantri desa tapi
suhunya tak kunjung turun. Sampai Hari ke- 5 ini bahkan
bintik-bintik merah kecil di wajah dan di ujung tangan
serta kakinya kini mulai banyak dan semakin berisi tapi
panas pasien mulai menurun walau Suhu tubuh masih
tinggi (38,50C ).
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Imunisasi An. N tidak lengkap karena tempat tinggal yang jauh dari
pelayanan kesehatan.
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak pernah menderita penyakit serius, Kecuali tekanan
darah tinggi.
Pemeriksaan Fisik
14
Tidak ada bekas operasi di kepala,
4. B4 ( Bladder)
Tidak terpasang kateter, BAK lancar 5x/hari warna kuning bau khas
amoniak, Tidak ada distensi kandung kemih.
5. B5 ( Bowel)
Inspeksi : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas operasi,
Palpasi : tidak terdapat nyeri pada perut bagian bawah
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 15x/menit
6. B6 (Bone)
Inspeksi : terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan
yang berada disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki
(Stadium makula– papular /erupsi )
15
DO :
- Terdapat bintil-bintil merah
Daya tahan tubuh
pada wajah, badan, lengan,
menurun
kaki
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 98x/menit Reaktivasi Virus
- Suhu : 38,5C
- Pernapasan : 18x/menit
Reaksi inflamasi
Kulit kemerah-
merahan, timbul
bintil-bintil merah dan
berisi sedikit cairan
3. DS : Keluarga klien Reaksi inflamasi Resiko Tinggi
mengatakan bintik-bintik penularan
merah kecil dan berisi sedikit
Kulit kemerah-
cairan yang berada disekitar
merahan dan timbul
wajah dan ujung tangan serta
ruam-ruam
kaki
DO :
Keadaan Umum: Cukup
Erupsi vesikel
Kesadaran: Composmentis
Tekanan Darah: 110/70mmHg
Nadi : 98x/menit
Jalan keluar virus
Pernapasan: 18x/menit
menginfeksi pejamu
Makula mulai berisi cairan
lain
menjadi vesikel dengan jumlah
yang semakin bertambah
3.4 Diagnosa Keperawatan
16
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya macula-papula
ditandai dengan bintik-bintik merah pada wajah, badan dan lengan kaki.
c. Resiko tinggi penularan berhubungan dengan erupsi vesikel ditandai
dengan makula berisi cairan dengan jumlah semakin banyak.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan suhu tubuh
pasien kembali normal
Kriteria hasil :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Suhu : dalam batas normal 36-37,5C
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV pasien, fokus 1. Peningkatan suhu tubuh dapat
pada suhu pasien setiap 3 jam diidentifikasi dengan perubahan suhu
sekali saat dilakukan observasi TTV
17
dapat menyerap keringat, jaga
agar gelembung lesi tidak pecah.
Intervensi Diagnosa 2
Intervensi Rasional
1. Kaji erupsi vesikel 1. Membantu membuat rencana asuhan
keperawatan selanjutnya atau pilihan
intervensi selanjutnya
18
Intervensi Diagnosa 3
Intervensi Rasional
1. Kaji erupsi vesikel 1. Membantu membuat rencana asuhan
keperawatan selanjutnya atau pilihan
intervensi selanjutnya
2. Mencegah terjadinya penularan
2. Anjurkan kepada keluarga pasien
untuk selalu mencuci tangan
setelah kontak langsung dengan
pasien
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika cacar disebabkan oleh virus variola dan cacar air disebabkan
oleh virus varicella zoster.Dan yang membedakan dari variola dan
varicella ini dapat dilihat dari proses penyebarannya dan berlangsungnya
gejala - gejala pada fase prodromal.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Abraham M. Rudolph, julien I.E. Hoffman, Colin D. Rudolph. 2006. Buku Ajar
Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta. EGC.
Garna Herry. 2008. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Jakarta. Ikatan dokter
anak indonesia.
21