Vous êtes sur la page 1sur 3

Pada jaman dahulu kala ada seorang prajurit dari Kerajaan

Pengging yang bernama Eyang Suratman. Dia mempunyai seorang

istri yang kakinya tidak sempurna ( kecil dan besar ). Pada suatu saat

Kerajaan Pengging diserang oleh penjajah. Eyang Suratman sebagai

seorang prajurit melawan para penjajah dengan gagah berani, namun

pihak kerajaan kalah dan akhirnya, Eyang Suratman melarikan diri

bersama istrinya ke suatu tempat. Sesampai di suatu tempat Eyang

Suratman menyamar menjadi seorang penjual ikat pinggang dan

cambuk. Dalam bahasa Jawa ikat pinggang tersebut namanya ending,

yaitu ikat pinggang yang lebar dan panjang.

Setelah beberapa tahun berada di daerah tersebut, kemudian

Eyang Suratman meninggal dan dimakamkan di daerah tersebut, oleh

orang-orang yang tinggal di situ daerah tersebut diberi nama Pending,

karena Eyang Suratman dari Kerajaan Pengging, namun nama yang

dipakai dianggap tidak pantas, akhirnya di ganti dengan nama


Pendingan. Istri Eyang Suratman pun meninggal, namun dimakamkan

di daerah yang berbeda yang saat ini berdekatan dengan dusun

Pendingan yaitu di dusun Pringapus yang wilayahnya sekarang masih

satu desa, Desa Sumogawe.

Menurut cerita orang-orang bahwa tidak boleh orang dari dusun

Pendingan itu menikah dengan orang yang berasal dari dusun

Pringapus karena masih saudara kandung, kalau sampai terjadi akan

ada kejadian yang tidak wajar. Asal usul dusun Pendingan memang

tidak valid, karena Eyang Suratman dan istrinya tidak punya

keturunan, yang masih ada hanya sebuah makam yang sampai

sekarang makam tersebut dijadikan sebagai Punden makam orang

dusun Pendingan.

 Sejarah ini merupakan jenis sejarah yaitu sejarah

sebagai peristiwa

Dewi Yuliani-X IPS 1

Vous aimerez peut-être aussi