Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
maupun dari pihak pembeli (buyer) di dalam melakukan transaksi perdagangan,
meskipun para pihak berada di dua benua berbeda sekalipun. Dengan E-
Commerce setiap transaksi tidak memerlukan pertemuan dalam tahap negoisasi.
Oleh karena itu jaringan internet ini dapat menembus batas geografis dan teritorial
termasuk yurisdiksi hukumnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian E-Commerce
3
dan MasterCard menyediakan jaminan keamanan 100% kepada pengguna credit
cardnya yang menggunakan e-com.
4
kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam
dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.”
Dan pada BAB III tentangPengalihan Bentuk Dokumen dan Legalisasi
Pasal 12 ayat 1 dan Pasal 15 ayat 1 dan 2 yang isinya berturut-turut
“Dokumen perusahaan dapat dialihkan ke dalam mikrofilm atau media
lainnya.”
“Dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikrofilm atau media
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan atau hasil
cetaknya merupakan alat bukti yang sah.”
“Apabila dianggap perlu dalam hal tertentu dan untuk keperluan tertentu
dapat dilakukan legalisasi terhadap hasil cetak dokumen perusahaan yang
telah dimuat dalam mikrofilm atau media lainnya.”
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Undang-undang di atas berisi
tentang pernyataan bahwa Dokumen perusahaan (data/bukti transaksi jual
beli) adalah sah dengan syarat dapat dilihat, dibaca atau didengar dengan
baik. Dan data dalam bentuk media elektronik (dsebutkan mikrofilm atau
media lain) seperti video, dokumen elektronik, email dan lain sebgainya
yang dapat dikatakan sebagai Dokumen merupakan alat bukti yang sah.
2. Pasal 1233 KUHP, yang isinya sebagai berikut
“Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-
undang.”
Berarti dengan pasal ini perjanjian dalam bentuk apapun di
perbolehkan dalam hukum perdata Indonesia. Dapat sering kita jumpai
ketika kita menggunakan fasilitas gratisan seperti email ada Term of Use-
nya terus ada Privacy Policy-nya dan lain sebagainya.
3. Pasal 1338 KUHP, yang isinya mengarah kepada hukum di Indonesia
menganut asas kebebasan berkontrak. Asas ini memberikan kebebasan
kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjuan untuk
menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. jadi pelaku kegiatan
e-commerce dapat menentukan sendiri hubungan hukum di antara mereka.
5
C. Proses Transaksi
Secara garis besar proses bisnis e-commerce melipui empat bagian,
diantaraynya yaitu :
1. Melakukan pemesanan produk atau jasa secara elektronik, dalam hal
ini kedua pihak yang bertransaksi sudah selayaknya harus melakukan
aktivitas perjanjian tertentu sehingga proses pembelian dapat
dilakukan dengan sah, benar, dan aman. Pembelian antara dua dua
eniti bisnis biasanya dilakukan melalui jaringan tertentu seperti EDI
(Electronic Data Interchange) atau ekstranet. Di dalam proses bisnis
ini, ada empat aliran entiti yang harus dikelola dengan baik:
Flow of goods (aliran produk)
Flow of information (aliran informasi)
Flow of money (aliran uang)
Flow of document (aliran dokumen).
2. Information sharing, prinsip penjualan dalam proses ini adalah untuk
mencari dan menjaring calon pembeli sebanyak-banyaknya, sementara
prinsip pembeli adalah berusaha sebisa mungkin mencari produk atau
jasa yang diinginkannya, dan mencoba untuk mencari tahu penilaian
orang lain terhadap produk tersebut.
3. Proses mendistribusikan produk ke tangan konsumen
4. Proses terakhir yaitu aktivitas purna jual dijalankan. Pada tahap ini
penjual dan pembeli melakukan berbagai aktivitas atau komunikasi
seperti:
Keluhan terhadap kualitas produk
Pertanyaan atau permintaan informasi mengenai produk-
produk lain
Pemberitahuan akan produk-produk baru yang ditawarkan
Diskusi mengenai cara menggunakan produk dengan baik
6
D. Bentuk E-Commerce yang ada di Indonesia
1. Business to Business (B2B) adalah sistem komunikasi bisnis on-line
antar pelaku bisnis E-commerce, penjual, dan pembeli yang pada
umumnya adalah organisasi/perusahaan yang transaksinya dilakukan
oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data
yang telah disepakati bersama.
2. Business to Consumer (B2C) B2C dapat diartikan sebagai jenis
perdagangan elektronik di mana ada sebuah perusahaan (business)
yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada
pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas dunia yang telah
menerapkan B2C adalah Amazon.com.
E -commerce yang penjualnya adalah perusahaan, dan pembelinya
adalah perorangan merupakan mekanisme toko on-line (electronic
shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer
Dan sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat
mengaksesnya melalui suatu web server.
3. Consumer-to-Consumer(C2C): E-commerce dalam bentuk ini yaitu
dimana seorang penjual produk atau jasa menawarkan/menjual
produknya kepada orang lain, Merupakan sistem komunikasi dan
transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu
pada saat tertentu. Contoh yang telah menerapkan C2C adalah
http://www.bidhere.com/, http://www.ebay.com/,
http://www.munyie.com/.
4. Collaborative Commerce (C Commerce): Dalam C Commerce, partner
bisnis saling bekerjasama secara elektronik. Kerjasama ini biasanya
terjadi sepanjang rantai produksi suatu barang atau jasa ada, misalnya
produsen dengan distrbutornya.
5. Government to Citizens (G2C): Pelayanan pemerintah terhadap warga
negaranya melalui teknologi E Commerce, selain itu dapat digunakan
untuk kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah lain atau
dengan perusahaan. Contoh : layanan KTP dan SIM.
7
6. Mobile Commerce: Mobile Commerce memungkinkan penggunaan E
Commerce tanpa kabel, seperti mengakses internet melalui handphone,
PDA, dll. Pada dasarnya, M-Commerce ini merupakan gabungan dari
e-commerce dan mobile computing. Karena itu, bisa dikatakan bahwa
M-Commerce adalah E-Commerce yang berada dalam lingkungan
nirkabel. Contoh : layanan mobile banking.
8
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai
macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak
lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang
dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak
benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau
kesalahan sistem
9
Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam
KUHPerd, sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model
transaksi jual-beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi
seperti internet sebagai media transaksi. Dengan demikian selama tidak
diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian
jual-beli yang diatur dalam Buku III KUHPerd berlaku sebagai dasar
hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan
transaksi e- commerce tersebut timbul sengketa, maka para pihak dapat
mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut.
Akan tetapi permasalahannya tidaklah sesederhana itu. E-
commerce merupakan model perjanjian jual- beli dengan karakteristik dan
aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli konvensional,
apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat
global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual-beli konvensional akan
kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce. Oleh karena itu
perlu analisis apakah ketentuan hukum yang ada dalam KUHPerd dan
KUHD sudah cukup relevan dan akomodatif dengan hakekat e-commerce
atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e-commerce.
Berdasarkan kasus diatas, maka solusi untuk melindungi pembeli &
penjual adalah :
a) perlindungan pembeli.
Carilah merek yang dapat dipercaya di berbagai situs
Cari alamat dan nomor telepon perusahaan yang situsnya
belum anda kenali, beserta nomor faksnya
Periksalah Better Business Bureau. Carilah segel
autentifikasi seperti TRUSTe.
Selidiki seberapa amannya situs penjual dengan
mempelajari prosedur keamanan
Pelajari jaminan untuk uang kembali, garansi, serta
perjanjian perbaikan.
Bandingkan harganya dengan ditoko biasa.
10
Carilah kesaksian dan pengesahan dalam situs komunitas
serta papan buletin yang terkenal.
Kolsultasi dengan lembaga perlindungan konsumen
Periksa consumerworld.org untuk daftar sumber yang dapat
bermanfaat.
b) Perlindungan Penjual.
Para penjual online juga membutuhkan perlindungan. Mereka
harus dilindungi dari pelanggan yang menolak untuk membayar
dan yang membayar dengan cek kosong serta dari klaim pembeli
bahwa barang dagangan tidak sampai. Mereka juga memiliki hak
untuk dilindungi dari penggunaan nama mereka oleh pihak lain
serta dilindungi dari penggunaan kata serta frase, slogan, dan
alamat web milik mereka (perlindungan merek dagang).
11
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
12
Secara umum adapun aktifitas dari B2B ini seperti trading partners dan
pertukaran data (data exchange) yang dilakukan secara rutin antara pebisnis.
Sedangkan dalam business to customer (B2C) umumnya menggunakan internet
dengan berbagai model pendekatan seperti electronic shopping mall atau dengan
konsep portal. Kedua-duanya menggunakan website sebagai basisnya. Aktifitas
electronic shopping mall lebih ke mempromosikan produk dan service yang ada
dengan dukungan online catalog dan sebagainya. Adapun contoh dari system ini
seperti amazon dan netmarket. Sedangkan dalam konsep portal lebih ke pelayanan
yang lebih kompleks dimana electronic shopping mall juga termasuk didalamnya,
dengan tetap berbasis website, di dalam portal ini juga terdapat pelayanan lainnya
seperti e-mail, online database, news dan sebagainya. Adapun contoh dari sistem
ini seperti netscape home dan yahoo.
13