Vous êtes sur la page 1sur 6

USG Abdomen

USG abdomen (abdominal ultrasound) adalah prosedur yang digunakan untuk memeriksa organ-
organ dalam perut menggunakan sebuah transduser USG (probe) yang ditempelkan erat pada
kulit perut. Gelombang suara energi tinggi dari transduser memantul pada jaringan dan membuat
gema. Gema ini dikirim ke komputer, yang membuat citra/gambar yang disebut sonogram. Juga
disebut USG transabdominal.

Manfaat pemeriksaan USG Perut/Abdomen mengetahui kelainan di organ :


- Hati (Hepatitis akut, kronis, tumor, kanker, perlemahan hati, dsb)
- Empedu (batu, infeksi/kolesistitis)
- Pankreas (pankreatitis)
- Lien (Limpa)
- Ginjal (batu, infeksi)
- Uterus ovarium (kandungan, Tumo/kanker)
- Prostat (tumor/kanker)
- Tumor perut
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
a. Kardiologi; lihat ekokardiografi
b. Endokrinologi
c. Gastroenterologi
d. Ginaekologi; lihat ultrasonografi gynekologik
e. Obstetrik; lihat ultrasonografi obstetrik
f. Ophthalmologi; lihat ultrasonografi A-scan, ultrasonografi B-scan
g. Urologi
h. Intravascular ultrasound
i. Contrast enhanced ultrasound

Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang
dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).
Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam
suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan
menimbulkan teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar
perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan
listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan
mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekwensi tingi.
JENIS PEMERIKSAAN USG
a. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik
sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. USG 2D hanya menggunakan dimensi panjang
dan lebar. Janin akan tampak samar-samar seperti bayangan tapi gerakannya terpantau pada layar
monitor. Untuk pemeriksaan awal biasanya dokter menggunakan USG 2D. Jika ditemukan
kelainan janin barulah digunakan USG 3D atau 4D.
USG 2D saja sebetulnya sudah sangat memadai untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
Kecuali dalam keadaan kelainan tertentu yang harus dilakukan pemeriksaan 4D, seperti dicurigai
adanya kelainan bawaan kecil-kecil. Kalau yang besar2 seperti hidrosefalus (besar kepala),
anensefali (nggak ada batok kepala), amelia (tidak ada anggota gerak) dll masih bisa 'dilihat'
dengan USG 2 D.

b. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar
yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat
dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena
gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

c. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak
(live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim. USG 4D adalah hasil penyempurnaan dari USG
3D. Menggunakan empat dimensi yakni lebar, panjang, kedalaman plus gerak (dimensi waktu).
Sehingga hasilnya lebih detail dan akurat, karena bisa melihat bentuk janin secara yang nyata.
Bahkan mancung atau peseknya hidung janin pun bisa diketahui. Alat ini dikembangkan pada
tahun 1992 oleh seorang peneliti, Kazunori Baba dari Institute of Medical Electronics,
Universitas Tokyo.
d. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat
ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini
meliputi:
1) Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
2) Tonus (gerak janin).
3) Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
4) Doppler arteri umbilikalis.
5) Reaktivitas denyut jantung janin.

Cara Kerja alat Ultrasonografi


Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa
listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer, yang
dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan
kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk
cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut
akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam jaringan yang
heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic.
Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho
atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh
darah besar, pericardial dan pleural efusion.
Display Mode’s
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
a. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop.
Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima transducer.
b. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis terang
dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh
gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.
c. M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak
digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko selalu berubah,
misalnya jantung dan katubnya.

Penyulit
Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu
menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang mengenai tulang
akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99%
dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan.
Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena
gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan
gelombang suara yang sangat kuat.

Waktu yang tepat untuk pemeriksaan


Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu:
a. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun namun biasanya
pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal.
Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.
b. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari
12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh.
Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah
atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya detail muka,
detail jantung, detail kaki dan sebagainya.
Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni:
a. Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.
b. Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah
melintang, kepala turun, dan lainnya.
Persiapan pasien
Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada penderita obstivasi,
sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat-alat rongga di perut
bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum
yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang
diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam
sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan
kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh.
SARAN UNTUK IBU HAMIL
a. Saat akan menjalani pemeriksaan, untuk minum lebih banyak sebelumnya, hal ini untuk
mempermudah pengamatan yang akan dilakukan oleh dokter
b. Untuk mempermudah pemeriksaan, usahakan untuk menggunakan baju yang sedikit
longgar.
c. Saat layar menunjukan gambar janin, jangan ragu bertanya jika Anda ingin tahu tentang
kehamilan dan janin Anda pada dokter.

Persiapan sebelum pemeriksaan USG


- Penderita obstipasi sebaiknya diberikan laksatif di malam sebelumnya.
- Untuk pemeriksaan organ-organ di rongga perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam
keadaan puasa agar tidak menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ
yang diperiksa.
- Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum
pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal.
- Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus dalam keadaan penuh.

Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pervaginam
1) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
2) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
3) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
4) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
5) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
6) Tidak menyebabkan keguguran.
b. Perabdominan
1) Probe USG di atas perut.
2) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
3) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru
menembus rahim.
Daftar Pustaka
http://citraabadi2010.blogspot.co.id/2012/02/ultrasonografi-usg.html
http://www.rs-jih.co.id/layanan/radiologi/usg-abdomen
http://kamuskesehatan.com/arti/usg-abdomen/#

Vous aimerez peut-être aussi