Vous êtes sur la page 1sur 1

Aplikasi Proses Fitonik :

Proses fitonik dapat digunakan untuk ekstraksi produk antibiotik, industri obat herbal,
dalam makanan, industri minyak dan perasa makanan, dan dalam produksi produk farmakologi
aktif lainnya. Secara khusus, digunakan dalam produksi ekstraksi bahan – bahan farmasi dengan
kualitas yang baik, intermediet aktif secara farmakologi, ekstrak antibiotik dan
phytopharmaceuticals. Teknik ini juga digunakan dalam produk penyulingan minyak mentah yang
diperoleh dari proses ekstraksi lainnya. Proses ini menghasilkan ekstraksi tanpa adanya kandungan
lilin atau kontaminan lainnya. Proses ini juga membantu menghilangkan banyak biosida dari
biomassa yang terkontaminasi.
Contoh Penggunaan :
1. Beberapa kelopak vanili kering dicincang kasar , dipotong hingga ukurannya sekitar 2 mm.
Sebanyak 6500 gms kelopak vanili dilarutkan dengan 20 liter R134 dan diikuti dengan
pengeluaran udara dari ekstraktor. Direplikasi sebanyak 3 kali dengan 20 liter R134, setiap
replikasi menghasilkan total 450 g minyak berwarna kuning pucat dan jernih dengan aroma
dan rasa yang khas vanili. Selain Itu, Kristal terlihat di minyak ini dan dapat ditemui
diseluruh vanili alami (Focarino, 1985).

2. 10 kg jahe kering dimasukkan pada chamber ekstrak dengan kapasitas 30 liter.


Menggunakan pelarut R134a didimkan kira – kira 2,5 jam atau hingga meresap dengan
suhu 150 C dan 160 c. setetelah tercium aroma jahe yng kuning dan mengelurkan minyak
berwarna kuning, salute / jahe kering di ambil. Kemudian didapatkan hasil 4,5%b/b.
Kemudin ekstraksi diulangi dengan mengalirkan pelarut pada suhu 250 C untuk 2 jm
selanjutnya akan didapatka larutan berwarna kuning gelap hingga coklat dan memiliki
viskositas ebih tinggi maka konsentrasinya menjadi 3,7%b/b. Jika larutan pertama dengan
konsentrasi 4,5 % dibandingkan secara organoleptis dengan larutan ke 2 degan konsentrasi
3,7% maka didapatkan perbedaan ,Zat terlarut kedua memiliki sedikit aromajahe namun
lebih panas. Ekstrak tersebut kemudian dialiri pelarut kembali pada suhu 400 C hingga
berwarna coklat tua dan lebih viskos sehigga konsentrasinya menjadi 2,8%b/b. Larutan
ketiga ini diberi nama oleoresin dari jahe). Singkatnya, proses penemuan ini dapat
diterapkan pada berbagai macam tanaman, bunga, herba, umbi, biji dan sayuran. Proses ini
tidak memerlukan penggunaan suhu tinggi atau tekanan tinggi, sehingga menghindari
kerusakan pada produk yang diekstraksi dan kebutuhan peralatan yang mahal. Proses
menggunakan listrik yang kurang dari proses konvensional, tidak memerlukan penggunaan
air yang mengalir atau drainase dan dapat dilakukan hanya dengan peralatan dengan biaya
modal rendah namun masih menghasilkan hasil produk ekstraksi yang jauh lebih besar
daripada CSSS pro konvensional (Focarino, 1985).

Vous aimerez peut-être aussi