Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan

Pada bulan juli nona A lulus sekolah menengah atas dan termasuk dalam peringkat
sepuluh besar. Rumah agak terpencil di Kota Malang dan jauh dari kota besar. Sepulang dari
kelulusan SMA, ia dengan bangga bercerita kepada ibunya dan mengutarakan rencana kuliah
yang ingin ditempuh. Ibunya tidak terlalu menanggapi keinginan anaknya untuk kuliah,
bahkan ibu memberikan nasihat, “Sudahlah Nak, kamu ini wanita, untuk apa sekolah sampai
perguruan tinggi, toh setelah itu kamu akan kembali ke dapur, sumur, dan kasur”.

Nona A menegaskan keinginannya untuk tetap kuliah di beberapa perguruan tinggi


negeri di kota yang sudah dipilih. Dengan modal peringkat sepuluh besarnya, Nona A yakin
dapat menembus seleksi penerimaan mahasiswa baru, kemudian bisa mendapatkan beasiswa.
Bagi Nona A, meskipun wanita dan tinggal di desa, harus tetap menempuh pendidikan sampai
perguruan tinggi, apalagi modal dasar kepandaian sudah di tangan.

Ibu tetap melarang anaknya yang sudah berusia 17 tahun itu pergi ke kota untuk
menempuh pendidikan di perguruan tinggi, meskipun secara finansial sebenarnya orang
tuanya mampu untuk membiayai pendidikan anaknya. Akhirnya ibu berkata, “Sudahlah Nak,
kamu tidak usah kuliah. Kamu ini wanita. Sebenarnya Ibu sudah memilihkan jodoh untuk
dirimu, biarlah tidak terlalu tampan, yang penting dapat menjamin kehidupanmu di masa yang
akan datang”.

Nona A tetap pada idealismenya dan ibu tetap pada keinginan untuk segera
menikahkan anaknya karena sudah berjanji dengan calon menantu. Pada bulan oktober
akhirnya dengan berbagai cara ibu merayu anaknya tetapi tidak berhasil, lalu ibu nona A
memberi waktu kurang lebih 2 bulan untuk memikirkan keputusannya. Dua bulan setelahnya
ibu meminta tolong saudara perempuannya untuk menanyakan jawabannya, namun respon
yang ditunjukkan oleh nona A adalah diam. Bahkan ibu nona A juga meminta tolong pada
guru ngajinya namun tetap tidak berhasil. Rupanya hal tersebut membuat nona A semakin
terguncang kemudian ia memilih untuk banyak menyendiri dan diam, nafsu makan dan
aktivitasnya banyak berkurang. Beberapa hari kemudian nona A mau berinteraksi dengan
lingkungan namun setiap kali bertemu dengan seorang wanita dewasa tiba-tiba menjadi
marah.

Akhirnya sang Nona A menjadi pemarah, terutama setiap ketemu wanita dewasa. Oleh
karena selalu marah setiap ketemu wanita dewasa inilah, akhirnya Nona A dibawa ke unit
psikiatri dan menunjukkan adanya kemajuan. Pada bulan Februariawal kambuh lagi dan
menjadi lebih parah. Kemudian keluarga memutuskan untuk membawa nona A ke RSJ.
Setelah ada trust saat dikaji oleh perawat, ternyata Nona A marah dan curiga setiap bertemu
wanita dewasa, karena Nona A menganggap pasti dia akan menyuruhnya untuk menikah.
Setelah dilakukan pengkajian ditemukan kesadaran umum baik, compos mentis, tanda-tanda
vital, TD 140/100 mmHg, nadi 96x/menit, RR 26x/menit, suhu 37 C.

1
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

Tanggal MRS : 17 Februari 2018


TanggalDirawat di Ruangan : 17 Februari 2018
TanggalPengkajian : 17 Februari 2018
RuangRawat : R. Anggrek

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. A (L/P)
Umur : 17 tahun
Alamat : Malang
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Tidak bekerja
JenisKel. : Perempuan
No CM : ………………………

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer
Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan
tinggi negeri di kota. Namun Ibunya melarang karena masalah ekonomi. Pasien juga
mengatakan bahwa ibunya selalu memaksanya untuk menikah.
b. Data Sekunder
Ibu pasien mengatakan bahwa putrinya menjadi suka marah-marah kepada dirinya
maupun setiap bertemu wanita dewasa setelah ia melarangnya melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi di kota dan menyuruhnya untuk menikah dengan
alasan ekonomi.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Marah-marah setiap kali bertemu wanita dewasa.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


4 bulan terakhir ibu pasien selalu menanyakan perihal perjodohannya, bahkan banyak
orang yang ikut menanyakan hal tersebut. Sehingga pasien merasa tertekan dengan situasi
itu. Nona A menjadi pemarah dan keluarga membawanya ke unit psikiatri, pasien

2
menunjukkan kemajuan. Dan pada awal februari pasien kembali kambuh akhirnya
keluarga membawanya ke RSJ.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu ?
 Ya
Tidak
JikaYa,Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniayafisik ………… ………… ………… …………
2. Aniayaseksual ………… ………… ………… …………
3. Penolakan ………… ………… ………… …………
4. Kekerasandalamkeluarga ………… ………… ………… …………
5. Tindakan kriminal ………… ………… ………… …………
Jelaskan:
Pasien tidak memiliki riwayat trauma aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan,
kekerasan dalam keluarga, maupun tindak criminal. Pasien hanya trauma saat
bertemu dengan wanita dewasa.
DiagnosaKeperawatan :
b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri
Jelaskan: -
DiagnosaKeperawatan : -

c. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,


perpisahan )
Jika ada jelaskan :
Pasien mengalami kegagalan dalam keinginannya untuk melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi karena dilarang oleh ibunya.
Diagnosa Keperawatan : Ketidakberdayaan karena kegagalan.
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasukgangguantumbuhkembang)
 Ya

3
Tidak
Jikaya Jelaskan : -
Diagnosa Keperawatan : -
e. Riwayat Penggunaan NAPZA : -
Diagnosa Keperawatan : -
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :
Jelaskan: -
Diagnosa Keperawatan :
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga yang gangguanjiwa ?
 Ada
Tidak
Jika ada :
Hubungan keluarga: -
Gejala: -
Riwayatpengobatan: -
DiagnosaKeperawatan: -

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelumdansesudahsakit)


1. Genogram:

4
= perempuan = penderita

= laki-laki X = meninggal
= tinggal 1 rumah

Jelaskan:
Nona A adalah anak pertama dari 3 bersodara. Mereka tinggal dalam satu rumah
namun tidak bersama ayahnya dikarenakan tuntutan kerja diluar kota. Sebelumnya
hubungan nona A dengan ibunya baik-baik saja, namun setelah ibu nona A
melarangnya untuk melanjutkan kuliah hubungan mereka menjadi kurang baik namun
hubungan dengan saudaranya tetap baik .
DiagnosaKeperawatan :
2. KonsepDiri
a. Citra tubuh:
-
b. Identitas:
-
c. Peran:
Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ adalah sebagai anak yang bertugas
mengurus keluarga dan adiknya. Namun setelah masuk rumah sakit peran nona A
tidak seperti dulu karena dirumah dia hanya diam dan merasa ingin marah-marah.
d. Ideal diri:
Pasien mengatakan dulu sebelum masuk RSJ pasieningin melanjutkan kuliahnya
dikota. Namun setelah masuk RSJ pasien merasa keinginannya sia-sia dan tidak
berguna.
e. Hargadiri:
Pasien mengatakan bahwa dia tidak berguna lagi .
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. HubunganSosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Orang yang berarti/terdekat bagi pasien adalah saudara perempuannya, oleh sebab
itu ibunya meminta saudara perempuan pasien untuk membujuk pasien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial
-
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

5
Pasien memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena pasien
banyak memilih untuk berdiam diri dan setiap bertemu wanita dewasa pasien
selalu marah karena dianggap akan menyuruhnya untuk menikah
Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
-
b. Kegiatanibadah
-
Diagnosa Keperawatan:

VI. PEMERIKSAAAN FISIK


1. Keadaan umum
Baik
2. Kesadaran (Kuantitas)
Compos mentis
3. Tanda vital:
TD : 140/100 mm/Hg
N : 96 x/menit
S : 37 CO
P : 26 x/menit
4. Ukur:
BB :53 Kg
TB : 156 Cm
5. Keluhanfisik:
Jelaskan :
Pasien tidak memiliki keluhan fisik
Diagnosa Keperawatan :
VII.STATUS MENTAL
1. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Jelaskan: -
Diagnosa Keperawatan: -
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) :
Jelaskan:
Frekuensi : jarang
Volume : keras
Jumlah : sedikit

6
Karakter : koherent
Diagnosa Keperawatan:
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
 Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitasserea
Jelaskan: -
Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Stereotipi  Otomatisma
 GaduhGelisahKatatonik  Negativisme
 Mannarism  Reaksikonversi
 Katapleksi  Tremor
 Tik  Verbigerasi
 Ekhopraxia  Berjalankaku/rigid
 Command automatism  Kompulsif :sebutkan …………

Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan :
4. Mood dan Afek
a. Mood
Depresi  Khawatir
 Ketakutan  Anhedonia
 Euforia  Kesepian
 Lain lain
Jelaskan
Pasien mengalami gangguan mood depresi karena pasien sering diam.
b. Afek
 Sesuai  Tidak sesuai
 Tumpul/dangkal/datar  Labil
Jelaskan: pada saat marah tatapan pasien terlihat tajam, raut wajah terlihat serius.
Diagnosa Keperawatan :
5. Interaksi Selama Wawancara
 Bermusuhan  Kontakmatakurang
 Tidakkooperatif  Defensif

7
 Mudah tersinggung  Curiga
Jelaskan:
Pasien mudah tersinggung selama interaksi selama wawancara karena pasien merasa
tertekan.
Diagnosa Keperawatan
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman
b. Ilusi
 Ada
 Tidakada
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan
7. Proses Pikir
a. ArusPikir:
 Koheren  Inkoheren
 Sirkumtansial  Asosiai longgar
 tangensial  Flight of Idea
 Blocking  Perseverasi
 Logorhoe  Neologisme
 Clang Association  Main kata kata

 Afasia  Lain lain…


Jelaskan: -
b. Isi Pikir
 Obsesif  Fobia,sebutkan…………..
 Ekstasi  Waham:
 Fantasi o Agama
 Alienasi o Somatik/hipokondria
 Pikiran bunuh diri o Kebesaran
 Preokupasi  Kejar / curiga
 Pikiran isolasisosial o Nihilistik
 Ide yang terkait o Dosa

8
 PikiranRendahdiri o Sisippiker
 Pesimisme o Siar piker
 Pikiranmagis o Kontrolpiker
 Pikirancuriga  Lain lain :
Jelaskan:
Pasien curiga pada wanita dewasa, ia beranggapan bahwa wanita dewasa yang
dijumpainya adalah ibunya.
c. Bentuk pikir :
 Realistik
 Non realistik
 Dereistik
 Otistik
Jelaskan:
Pasien mengalami gangguan bentuk pikir otistik karena pasien beranggapan jika
bertemu wanita dewasa dia berpikir jika dia ibunya dan dia disuruh untuk menikah.

Diagnosa Keperawatan: gangguan isi pikir waham curiga.


8. Kesadaran
 Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
 Meninggi
 Menurun:
 Kesadaran berubah
 Hipnosa
 Confusion
 Sedasi
 Stupor
Jelaskan:
DiagnosaKeperawatan:
9. Memori
 Gangguandayaingatjangkapanjang ( > 1 bulan)
 Gangguandayaingatjangkamenengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
 Gangguandayaingatpendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan:
Pasien tidak mengalami gangguan memori
Diagnosa Keperawatan:
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

9
a. Konsentrasi
 Mudahberalih
 Tidakmampuberkonsentrasi
Jelaskan:
b. Berhitung
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:
11. Kemampuan Penilaian
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan:
12. DayaTilikDiri
 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Pasien menganggap hal itu terjadi karena larangan dari ibunya yang tak
membiarkannya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di kota.
Diagnosa Keperawatan: gangguan fungsi insight.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
 perawatan kesehatan,

 transportasi,
 tempat tinggal.
 Keuangan dan kebutuhan lainnya.
Jelaskan:
2. Kegiatan Hidup Sehari hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan :
Pasien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan.

2) Berpakaian, berhias dan berdandan


Jelaskan :
Pasien mampu berpakaian secara mandiri, namun untuk berhias dan
berdandan pasien memerlukan bantuan karena pasien depresi.
3) Makan

10
Jelaskan :
Nafsu makan pasien menurun, sehingga perlu bantuan orang lain.
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
Pasien mampu BAK dan BAB secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Diagnosa Keperawatan:
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Bagaimana nafsu makannya
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Bagaimana berat badannya.
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : ____________ s/d _____________
Tidur malam, lama : _____________ s/d _____________
Aktifitassebelum/sesudahtidur : __________ , _________
Jelaskan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

2) Gangguan tidur
 Insomnia
 Hipersomnia
 Parasomnia
 Lain lain
Jelaskan
Pasien tidak memiliki gangguan tidur
Diagnosa Keperawatan:

3. Kemampuan lain lain


 Mengantisipasi kebutuhan hidup

11
Pasien tidak mampu mengatisipasi kebutuhan hidupnya
 Membuat keputusan berdasarkan keinginannya,
Pasien tidak mampu membuat keputusan berdasarkan keinginannya
 Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri.
Pasien tidak mampu mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan
kesehatannya sendiri
Diagnosa Keperawatan:
4. Sistem Pendukung Ya Tidak
Keluarga 
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Keluarga sangat mendukung dalam kesembuhan pasien, teruma ibunya.
Diagnosa Keperawatan:

IX. MEKANISME KOPING


Jelaskan :
Pasien tidak mampu dalam hal menghadapi beberapa macam stressor.
Diagnosa Keperawatan: mekanisme koping inefektif

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalahdengandukungankelompok, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien memiliki masalah dengan dukungan kelompok karena pasien tidak mendapat
dukungan dari keluarganya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah
 Masalahberhubungandenganlingkungan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien tidak memiliki masalah dengan lingkungannya, kecuali dengan wanita dewasa
karena pasien menganggap wanita dewasa akan menyuruhnya untuk menikah
 Masalahdenganpendidikan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien tidak memiliki masalah dengan pendidikannya karena di SMA pasien masuk
peringkat 10 besar, tetapi memiliki masalah saat ingin melanjutkan pendidikan ke
jenjang kuliah karena dilarang oleh ibunya
 Masalahdenganpekerjaan, spesifiknya
Jelaskan :

12
Pasien tidak memiliki masalah dengan pekerjaannya karena pasien memang belum
bekerja tapi masih sekolah
 Masalahdenganperumahan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien tidak memiliki masalah dengan perumahan
 Masalahdenganekonomi, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien tidak memiliki masalah dengan ekonomi karena sebenarnya keluarganya
mampu membiayai pasien untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah
 Masalahdenganpelayanankesehatan, spesifiknya
Jelaskan :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
 Masalahlainnya, spesifiknya
Jelaskan :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:

XI. ASPEK PENGETAHUAN


Apakahklienmempunyaimasalah yang berkaitandenganpengetahuan yang
kurangtentangsuatuhal?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan jiwa,
perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah (presipitasi), obat-
obatan atau lainnya.Apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan yang berkaitan
dengan spesifiknya masalah tsb
 Penyakit/gangguan jiwa  Penatalaksanaan
 Sistem pendukung  Lain-lain, jelaskan
 Faktor presipitasi
Jelaskan :
Pasien tidak memiliki gangguan pada aspek pengetahuan, oleh sebab itu tidak perlu ada
tambahan edukasi kepada keluarga pasien.
Diagnosa Keperawatan:

13
XII. ASPEK MEDIS
1. Diagnosis Multi Axis
Axis I : .........................................................................................................................
Axis II : ........................................................................................................................
Axis III : .........................................................................................................................
Axis IV : .........................................................................................................................
Axis V : ........................................................................................................................
2. Terapi Medis
Pasien dengan gangguan penyesuaian dapat diterapi dengan obat antiasietas atau
antidepresan, tergantung jenis gangguan. Jika pasien mengalami kecemasan yang berat,
dapat diberikan obat antipsikosi dosis kecil. Jika pasien memiliki gejala menarik diri,
dapat diberikan obat psikostimulan singkat

XIII. ANALISA DATA

DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS: Gangguan isi pikir waham
Pasien mengatakan setiap bertemu wanita curiga
dewasa ia merasa curiga bahwa ia
disuruh untuk menikah.
DO:
Pasien mengatakan selalu disuruh
menikah.
2. DS: Mekanisme koping
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak inefektif
mampu mengahadapi tekanan.
DO:
Penampilan : rapi
Interaksi : mudah tersinggung.
Tatapan mata negative (merunduk) ,
wajah tampak muram.
Pembicaran : volume suara pelan.
Afek : sesuai
Psikomotor : gelisah
3. DS :
Keluarga pasien mengatakan Pasien memiliki Isolasi social

14
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
karena pasien banyak memilih untuk berdiam diri dan
setiap bertemu wanita dewasa pasien selalu marah
karena dianggap akan menyuruhnya untuk menikah
DO :
Penampilan : rapi
Interaksi : koheren, Kontak mata curiga
Pembicaran : volume suara tinggi,
Afek : sesuai
Psikomotor : tegang

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan isi pikir waham curiga
2. Mekanisme koping inefektif
3. Isolasi social

XV. POHON MASALAH


Isolasi Sosial

Kerusakan Interaksi Sosial

Waham Curiga

Depresi Gangguan fungsi Insight

HDR

Adaptasi stress
disfungsional

Mekanisme koping
inefektif

15
XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan isi pikir waham curiga
2. Isolasi social
3. Mekanisme koping inefektif

Lawang, ……………………….
Perawat yang mengkaji

____________________
NIM/NIRM: ..………….

16
TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Nama : Ruang :
No CM : Unit :
Tanggal Diagnosa
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Ttd
Jam Keperawatan
Gangguan isi pikir waham TUM : Klien dapat mengontrol wahamnya
TUK:
curiga
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien:


□ Beri salam

□ Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama


panggilan disukai.
□ Jelaskan tujuan interaksi.

□ Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat


siap menolong dan mendampinginya.

□ Yakinkan bahwa kekehasiaan klien akan tetap


terjaga
□ Tunjukkan siap terbuka dan jujur.
□ Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk
memenuhinya

2. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang


muncul secara berulang dalam pikiran klien.

2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan


pikirannya.
□ Diskusikan dengan klien pangalaman yang dialami
selama ini termasuk hubungan dengan orang yang
1
berarti, lingkungan kerja, sekolah dsb.

□ Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa


mendukung /menentang pernyataan wahamnya.

□ Katakan perawat dapat memahami apa yang


diceritakan klien.

3. Klien dapat mengidentifikasi


stressor/pencetuswahamnya. (Triggers Fator)

Bantu klien untuk mengindentifkasi kebutuhan yang


tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor
percentus wahanya.

□ Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian


traumatik yang menimbulkan rasa takut, ansietas
maupun perasaan tidak dihargai.

□ Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum


terpenuhi.
□ Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi
kebutuhan yang tidak terpenuhi kebutuhan dan kejadian
yang traumatis.

□ Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang


meningkatkan pikiran/ perasaan yang terkait wahamnya.

□ Diskusikan dengan klien antara kejadian kejadian


tersebut dengan wahamnya.

4. Klien dapat mengidentifikas wahamnya

Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah


tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)
□ Diskusikan tentang pengalaman wahamnya tanpa

2
berargumentasi

□ Katakan kepada klien akan keraguan perawat


terhadap pernyataan klien.

□ Diskusikan frekuensi, interaksi dan durasi terjadinya


waham

□ Bantu klien membedakan situasi nyata dengan


situasi yang dipersepsikan salah oleh klien.

Isolasi Sosial TUM : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

TUK :
Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Bina hubungan saling percaya dengan:


□ Beri salam setiap berinteraksi

□ Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan


tujuan perawat berkenalan
□ Tanyakan dan panggilan nama kesukaan klien

□ Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali


berinteraksi

□ Tanyakan perasaan klien dan masalah yang


dihadapi klien
□ Buat kontrak interaksi yang jelas

□ Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi


perasaan klien

2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri


2.1 Tanyakan pada klien tentang:
□ Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien
□ Orang yang paling dekat dengan klien di rumah / di
ruang perawatan

3
□ Apa yang membuat klien dekat dengan orang
tersebut

□ Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah / di


ruang perawatan

□ Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang


lain

□ Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan


orang lain

2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau


tidak mau bergaul dengan orang lain.

2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien


mengungkapkan perasaannya

3. Klien mampu menyebutkan keuntungan


berhubungan social dan kerugian menarik diri
3.1 Tanyakan pada klien tentang :
□ Manfaat berhubungan sosial
□ Kerugian menarik diri

3.2 Diskusikan bersama klien tentang manfaat


berhubungan sosial dan kerugian menarik diri

3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien


mengungkapkan perasaannya

4
Kelebihan Teori Stress adaptasi :
Pendekatan model keerawatan stress adapatasi bisa
meningkatkan kemampuan mekanisme koping individu menjadi
lebih efektif.
Kelemahaan teori Stress adaptasi :
Teori stress adaptasi kurang efektif jika pelaksanakannya tidak
diiringi dengan model konsep keperawatan yang lainnya, seperti
medical dan komunikasi terapeutik.

Vous aimerez peut-être aussi