Vous êtes sur la page 1sur 11

Asal Usul dan Sejarah Tari

Piring, Gerakan, Properti,


Makna, dan Kostum
November 16, 2017 by Orang Hebat
Tari Piring – Salah satu tari yang cukup terkenal di Nusantara, bahkan dalam
kegiatan-kegiatan nasional tarian ini tidak pernah ketinggalan. Tari piring
terkadang di pentaskan dalam acara pernikahan, penyambutan tamu agung,
pagelaran seni dan upacara-upacara adat lainnya.

Tari ini beberapa tahun terakhir, dinobatkan oleh Pemerintah Sumatera Barat
untuk menjadi aset yang menarik perhatian wisatawan. Sumatera Barat selain
memiliki banyak objek wisata alam, juga mempunyai banyak corak seni yang
membuat hati mempesona, nah salah satunya tari piring ini.

Tari ini dibawakan oleh para penari dengan koreografi yang halus dan lembut,
serta tempo cepat. Tidak ketinggalan para penari akan selalu membawa piring
di kedua tangannya. Tari piring tidak hanya dikenal di Sumatera Barat, tapi
seluruh Indonesia bahkan sampai belahan dunia.

Contents [hide]
 1 Pengertian Tari Piring
 2 Asal Usul dan Sejarah Tari Piring
 3 Ragam Gerakan Tari Piring
 4 Pencipta Tari Piring
 5 Makna Tari Piring
 6 Fungsi Tari Piring
 7 Kostum Tari Piring
o 7.1 1. Kostum Penari Pria
o 7.2 2. Kostum Penari Wanita
 8 Video Tari Piring
o 8.1 Share this:

Pengertian Tari Piring


Tari piring adalah sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal
dari Provinsi Sumatera Barat. Tari ini merupakan salah satu tarian
Minangkabau yang masih ada dan selalu diajarkan kepada penduduk Negeri
Sembilan keturunan Minangkabau.

Tarian piring mempunyai gerakan yang hampir sama dengan gerakan para
petani saat bercocok tanam. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan
syukur dengan hasil tanaman yang telah di usahakan selama berbulan-bulan.

Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama.


Piring-piring tersebut kemudian diayunkan dengan gerakan-gerakan cepat
yang teratur. Dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka,
tanpa terlepas dari genggaman.

Saat para penari memulai berkeografi, juga diiringi dengan lagu yang
dimainkan oleh talempong dan saluang. Terkadang, piring-piring tersebut
akan dilontarkan ke udara atau banting ke tanah dan kemudian dipijak oleh
para penari.

Untuk menambah elemen keindahan dan juga surprise dalam pagelaran tari
piring. Para penari lelaki dan perempuan akan memijak piring-piring pecah
tanpa rasa takut, ragu dan tidak pula luka. Penonton pastinya akan merasa
ngeri apabila melihat kaca-kaca pecah dan tajam itu dipijak sambil menari.
Asal Usul dan Sejarah Tari Piring

Tari Piring adalah salah satu seni tari tradisonal yang lahir serta diciptakan
oleh masyarakat Minangkabau yang berasal dari Kota Solok, Provinsi
Sumatera Barat.

Tari ini dipercaya sudah ada sejak sekitar abad ke 12 Masehi, dan terlahir asli
dari kebudayaan dan kehidupan asli masyarakat Minangkabau. Tari piring
pada zaman dahulu merupakan tarian persembahan bagi para dewa.

Dewa-dewa tersebut dipercayai masyarakat Minangkabau telah


mengkaruniakan hasil yang berlimpah selama setahun. Ohh ya.. perlu
diketahui bahwa sebelum masuknya Islam di tanah Minangkabau, masyarakat
mayoritas masih memeluk Agama Hindu, Buddha dan Animisme.

Agama Islam masuk ke tanah Sumatera pada abad ke 14 Masehi. Dengan


masuknya agama Islam, secara tidak langsung mempengaruhi
perkembangan tari piring di Pulau Sumatera.

Baca juga: Jenis Manusia Purba di Indonesia Beserta Ciri-ciri dan Gambarnya

Saat ajaran Islam mulai dianut oleh mayoritas masyarakat Minangkabau,


alokasi tari piring jadi berubah. Yang dahulu kalanya ditampilkan sebagai tari
persembahan bagi dewa-dewa. Semenjak itu mulai ditunjukan kepada
masyarakat untuk sebagai tontonan.
Tarian ini juga berkembang ke negeri–negeri melayu lainnya, seperti
Malaysia, Thailand, Brunei, dan lain-lainnya. Berkembangnya tarian tersebut
seiring dengan jalur perdagangan pada masa itu.

Walaupun terdapat beberapa perbedaan konsep di setiap daerah di Sumatera


Barat. Tapi tari piring masih memiliki kesamaan secara keseluruhan yaitu,
untuk sebuah persembahan dan tontonan masyarakat atau orang memiliki
hajat.

Ragam Gerakan Tari Piring

Gerakan tari piring merupakan perpaduan antara seni tari indah, gerakan
bermakna magis dan gerakan akrobatis. Gerakan tarian ini di bawakan
dengan cara berkelompok oleh maksimal 3-5 personil.

Gerakan-gerakan dalam tari piring, jika dilihat secara keseluruhan sebenarnya


mengandung tentang cara-cara kegiatan dalam menanam tanaman padi. Dan
kegiatan tersebut merupakan mata penghidupan sehari–hari masyarakat
Minangkabau.

Berikut ini beberapa ragam gerakan dalam tari Piring. Setidaknya ada 21
gerakan tari piring yang harus dibawakan oleh para penari. Agar pertunjukan
tariannya menjadi sempurna.
1. Gerakan Pasambahan
Gerakan ini dijadikan sebagai pembukaan tari piring, dan dalam gerakan
pasambahan dilakukan oleh penari laki-laki. Gerakan ini memiliki makna
sebagai wujud syukur kepada Allah SWT dan memohon agar para penonton
tidak membuat rusuh pada acara.

Supaya terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa merusak atau membuat


tidak berjalan dengan baiknya pertunjukan tari piring ini.

2. Gerakan Singanjuo Lalai


Gerakan ini dilakukan oleh para penari wanita, dengan dimainkan secara
lemah lembut dan gemulai. Gerakan ini memiliki makna suasana di pagi hari
yang cerah.

3. Gerakan Mencangkul
Gerakan ini di peragakan oleh penari laki-laki dengan berpenampilan seorang
bapak tani yang sedang menggarap sawahnya.

4. Gerakan Menyiang
Gerakan ini mendeskripsikan aktivitas para bapak tani disaat membersihkan
sampah-sampah yang berceceran di tanah yang disaat mau digarap.

5. Gerakan Membuang Sampah


Gerakan ini di peragakan oleh penari laki-laki, dan mendeskripsikan
bagaimana para petani saat mengangkat sisa-sisa sampah pada saat
membersihkan ladangnya.

6. Gerakan Menyemai
Gerakan ini mendeskripsikan bagaimana para petani dalam menaburkan bibit
padi yang nantinya akan ditanam.

7. Gerakan Memagar
Gerakan ini melambangkan cara para petani memberikan untuk pagar
pematang sawah. Pagar ini dipasang supaya sawah mereka terhindar dari
gangguan binatang liar yang merusak tanaman.

8. Gerakan Mencabut Benih


Gerakan ini memperlihatkan cara para petani mencabut benih yang sudah
ditanam di sawah.

9. Gerakan Bertanam
Gerakan ini menunjukkan bagaimana kerja para petani dalam memindahkan
bibit padi yang sudah dicabut.
10. Gerakan Melepas Lelah
Gerakan ini menggambarkan cara para petani beristirahat untuk melepas
lelas, setelah melakukan aktivitas pekerjaannya dalam menggarap sawah.

11. Gerakan Mengantar Juadah


Gerakan mengantar juadah ini dibawakan oleh para penari wanita dalam
mengantar makanan kepada para petani yang sudah lelah dalam mengolah
sawah. Jadi, gerakan ini menggambarkan ketika sang istri sedang
membawakan makanan untuk suaminya (petani) di sawah yang sedang
beristirahat.

Baca juga: Interaksi Sosial | Pengertian, Bentuk, Syarat, Contoh, Ciri


[Lengkap]

12. Gerakan Mengambil Padi


Gerakan ini diperagakan oleh para penari wanita, yang memperlihatkan ketika
mengambil padi yang sudah dicabut oleh para penari pria.

13. Gerakan Manggampo Padi


Gerakan ini memperlihatkan cara para petani mengumpulkan padi yang
sudah dicabuti dan membawanya ke tempat lain.

14. Gerakan Menyambit Padi


Gerakan ini diperagakan oleh para penari pria yang menggambarkan
bagaimana para petani yang sedang bekerja di sawah disaat menyambit padi.

15. Gerakan Menganginkan Padi


Gerakan ini mendeskripsikan sebuah padi yang sudah dikumpulkan untuk
dianginkan. Dan akan dipisahkan antara beras dan kulit padi yang sudah
dikupas dari bijinya.

16. Gerakan Mengikir Padi


Gerakan yang melambangakan bagaimana pekerjaan para petani dalam
mengumpulkan padi dan juga menjemurnya.

17. Gerak Membawa Padi


Gerakan yang dikerjakan oleh para petani ketika membawa padi untuk dibawa
ke suatu tempat lain.

18. Gerak Menumbuk Padi


Gerakan ini mendeskripsikan bagaimana cara menumbuk padi yang sudah
dijemur kering. Hal ini dilakukan oleh para penari laki-laki, sedangkan para
wanita bagian mencurahkan padi.
19. Gerakan Gotong Royong
Gerakan yang dikerjakan dengan cara bersama-sama, sehingga lambang
akan sifat gotong royong.

20. Gerak Menampih Padi


Gerakan yang mendeskripsikan bagaimana kerja para petani saat
membersihkan padi yang sudah menjadi beras.

21. Gerak Menginjak Pecahan Kaca


Penambahan dalam unsur estetika dan kejutan bagi penonton. Gerakan ini
tersusun dari penggabungan dari berbagai macam gerakan, dan diakhiri oleh
para penari yang melakukan atraksi menginjak-injak pecahan kaca. Penari ini
melakukan dengan atraktif dan ditambahi dengan berbagai macam gerakan
improvisasi penari.
Pencipta Tari Piring

Ketika mendengar kalimat tari piring, apa yang Anda pikirkan? Memang
terkadang kita tidak tahu penciptanya, namun tahu asal nya dari mana. Bagi
Anda yang belum tahu pencipta tari piring, ini penjelasan lebih lanjutnya.

Tari piring diciptakan oleh seniman Huriah Adam sebagai seniman terkenal
dari Minangkabau. Dia adalah seorang seniman yang sudah memiliki atau
menciptakan berbagai ragam gerakan tari yang indah dan elok.
Makna Tari Piring

Properti utama yang digunakan untuk pertunjukan tari piring adalah dua buah
piring. Jelas sudah obyek yaitu piring, nama tariannya aja “tari piring” pasti
membawa piring (hehee).

Sudah dijelaskan diatas bahwa piring ini di genggam dengan dua telapak
tangan dengan tempo gerakan yang sangat cepat sekali. Dengan gerakan
berpola diayunkan ke depan dan belakang. Dua cincin dan dentingan piring
adalah sebuah selingan bunyi pada saat jari penari diketukkan kebagian
bawah piring.

Tari ini mempunyai makna nilai transendental, hal ini terlihat pada saat
pelaksanaan tata cara tari piring. Piring-piring tersebut disusun diatas
menandakan bahwa simbol yang ditunjukan ke arah tuhan (Allah SWT) dan
simbol rasa ucap syukur kepada tuhan.
Fungsi Tari Piring
Pada umumnya tari piring dari Minangkabau ini ditampilkan pada upacara
adat, misalnya pada acara upacara pesta pernikahan, khitanan,
pengangkatan penghulu dan juga upacara hasil panen padi.

Baca juga: 3 Kisah Pengorbanan Ayah yang Bikin Mewek | Spesial Hari Ayah

Namun, dalam pergelaran tari ini hanya orang-orang yang mampu sajalah
yang bisa mengadakan acara ini atau orang yang berhasil panen besar
dengan baik.

Upacar tari ini dilakukan untuk mencurahkan rasa syukur terhadap Allah SWT,
yang telah memberikan anugerah serta rizkinya sehingga panen pada masa
itu melimpah ruah.

Seiring perkembangan zaman, tari piring tidak hanya dipertunjukan dalam


upacara adat saja. Namun, melainkan ditampilkan dalam acara-acara hari
besar lainnya. Misalnya festival, pameran, hari kemerdekaan Indonesia, dan
untuk menyam,but tamu agung.

Kostum Tari Piring


Kostum yang dikenakan oleh para penari piring terbagi menjadi dua bagian,
yaitu kostum untuk pria dan kostum untuk para penari wanita.

1. Kostum Penari Pria


 Busana rang mudo atau lebih dikenal Baju gunting China yang memiliki
lengan lebar dan diberikan hiasan dengan hiasan missia (rende emas).
 Saran galembong, celana dengan ukuran besar yang di bagian
tengahnya (pisak) memiliki warna yang sama dengan warna baju.
 Sisamping, yaitu seperti kain songket yang dililitkan pada pinggang
dengan memiliki panjang sepanjang lutut.
 Destar atau deta adalah penutup kepala yang dibuat dari bahan dasar
kain songket dengan bentuk segitiga yang diikatkan pada kepala.
 Baju gunting China atau busana rang mudo yang memiliki lengan lebar
dan diberikan hiasan dengan hiasan missia (rende emas).
 Saran galembong, celana dengan ukuran besar yang di bagian
terngahnya (pisak) memiliki warna yang sama dengan warna baju.
 Sisamping dan, yaitu seperti kain songket yang dililitkan pada pinggang
dengan memiliki panjang sepanjang lutut.
 Destar atau deta ialah penutup kepala yang dibuat dari bahan dasar
kain songket dengan bentuk segitiga yang diikatkan pada kepala.

2. Kostum Penari Wanita


 Baju kurung yang terbuat dari kain satin dan beludru.
 Kain songket.
 Selendang songket yang digunakan untuk hiasan yang dipakai pada
bagian kiri badan.
 Tikuluak tanduk balapak, yakni penutup kepala khusus wanita
Minangkabau yang terbuat dari bahan songket yang bentuknya
menyerupai tanduk kerbau.
 Aksesoris seperti kalung rambai dan juga kalung gadang serta subang
atau anting.

Vous aimerez peut-être aussi