Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup
merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat
penting di untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba, adapun faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba terdiri dari faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi pH, Aw, potensial
oksidasi-reduksi, kandungan nutrisi, kandungan senyawa anti mikrobia
dan stuktur biologi. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi temperatur,
kelembapan relatif lingkungan, dan susunan gas di lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ini
dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba seperti
pH, Aktivitas mikroorganisme secara signifikan dipengaruhi oleh pH,
pH adalah parameter untuk mengetahui intensitas tingkat
kesamaan/kebasaan dari suatu larutan yang dinyatakan dengan
konsentrasi ion hidrogen terlarut. Mikroba yang ada disekitar kita
mempunyai syarat tumbuh yang berbeda-beda, agar mereka dapat
tumbuh dengan baik. Syarat tumbuh mikroba dapat berupa suhu
maupun pH. untuk pertumbuhan mikroba biasanya terdapat 3 pH
pertumbuhan yaitu pH optimum, pH maksimum dan pH minimum. Dari
ketiga pH diatas biasanya pH yang paling cocok untuk pertumbuhan
mikroba disebut pH optimum. pH minimum merupakan pH terendah
dimana mikroba tidak dapat tumbuh, sedangkan pH maksimum
merupakan pH tertinggi dimana mikroba tidak dapat tumbuh, ketiga
jenis pH pertumbuhan itu sesuai dengan karakteristik kebutuhan
mikroba untuk hidup pada pH tertentu . Mikroba umumnya hidup pada
pH netral (6,6-6,7), pH pertumbuhan bakteri adalah 4,0-8,0 , kapang
1,5-12, sedangkan khamir mempunyai daerah pH 1,5-8,5. Berdasarkan
daerah pH bagi kehidupannya, mikroba dibedakan menjadi 3 golongan,
mikroba asidofil yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-
5,0, mikroba mesofil yaitu mikrobayang dapat tumbuh pada pH antara
5,5-8, mikroba alkalifil yakni mikroba yang dapat tumbuh pada pH
antara 8,5-9,5. Nilai pH merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas
enzim, dimana aktivitas enzim ini akan maksimum pada kondisi pH
optimum. Nilai pH sel mikroorganisme dipengaruhi oleh pH
lingkungan dimana mikroorganisme tersebut hidup. Bila pH
lingkungan tidak sesuai untuk aktivitas enzim secara optimal, maka
mikrobia tidak dapat melakukan metabolisme dengan baik. Akibatnya
mikrobia tidak dapat tumbuh dengan optimal. Untuk itulah dengan
adanya praktikum ini kita dapat mengetahui pengaruh pH (HCl, NaOH,
Akuades) terhadap pertumbuhan mikroba baik gram positif Bacillus
cereus maupun bakteri gram negatif E.coli.
B. Tujuan
Mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroba gram
positif dan negatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA.
Nama mikroba pH
berbeda dengan 0,1 unit per perubahan pH pada pH eksternal. Hal ini
nilai rentang pHi 6,5 – 7,0; neutrofil memiliki nilai rentang pHi 7,5 – 8,0,
(Entjang, 2003).
III. METODE
- Biakan E.coli
- Biakan Bacillus cereus
- Asam sitrat (pH 3 dan 5)
- HCL (pH 3 dan 5)
- NaOH (pH 7 dan 9)
- Akuades
B. Prosedur Kerja
A. Hasil.
Pengukuran Zona Bening
Waktu
Bakteri pH Rata-
pengamatan I II III
rata
1. HCl 3,82cm 3,95cm 4,15cm 3,97cm
E.coli 2.NaOH 0,64cm 0,47cm 0,5cm 0,54cm
3. Akuades 0 0 0 0
24 jam
1. HCl 4,88cm 4,95cm 4,84cm 4,89cm
Bacillus
2.NaOH 0,6cm 0,56cm 0,44cm 0,53cm
cereus
3. Akuades 0 0 0 0
1. HCl 3,75cm 3,75cm 3,75cm 3,75cm
E.coli 2.NaOH 0 0 0 0
3. Akuades 0 0 0 0
48 jam
1. HCl 5,12cm 4,99cm 5,07cm 5,06cm
Bacillus
2.NaOH 0,60cm 0,60cm 0,63cm 0,61cm
cereus
3. Akuades 0 0 0 0
B. Pembahasan
Mikroba yang digunakan yaitu salah satu dari golongan Gram positif
dan negatif. B. cereus sebagai indikator dari Gram positif, sedangkan E. coli
sebagai indikator dari Gram negatif. Medium yang digunakan adalah medium
NA. Pengamatan pengaruh pH dilakukan selama 2x24 jam, dengan cara
mengamati zona bening yang ada pada sekitar kertas cakram. Adanya zona
bening menunjukkan bahwa tidak ada mikroba yang hidup atau tumbuh di
zona tersebut, sehingga ketika didapati zona bening pada kertas cakram
dengan pH tertentu berarti bahwa pH tersebut berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba.
Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa pada 24 jam
setelah inkubasi, diukur diameter zona bening tiga kali kemudian di rata-rata
kan, pada E.coli dengan kertas cakram yang direndam selama 10 menit dalam
larutan HCl pH 3 dan 5 setelah dikukur 3 kali didapatkan hasil secara
berurutan dari pengukuran pertama sampai dengan ketiga, sebagai berikut
3,82cm, 3,95cm dan 4,15cm dengan rata-rata hasil 3,97cm , pada E.coli
dengan kertas cakram yang direndam selama 10 menit dalam larutan NaOH
pH 7 dan 9 setelah dikukur 3 kali didapatkan hasil secara berurutan dari
pengukuran pertama sampai dengan ketiga, sebagai berikut 0,64cm, 0,47cm
dan 0,5 cm dengan rata-rata hasil 0,54cm , sedangkan pada E.coli dengan
kertas cakram yang direndam selama 10 menit dalam larutan Akuades tidak
terlihat adanya zona bening, hal tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan
E.coli terhambat dengan kondisi pH asam karena zona bening paling banyak
diameternya terdapat pada bagian cawan petri yang diletakan kertas cakram
yang telah di rendam dalam larutan HCl pH 3 dan 5 (asam), kemudian
pertumbuhan E.coli juga sedikit terhambat pada kondisi pH basa yang
dibuktikan dengan hasil yang didapat yaitu terdapat sedikit zona bening pada
bagian cawan petri yang diletakan kertas cakram yang telah direndam pada
larutan NaOH pH 7 dan 9 ( basa). Sedangkan pertumbuhan E.coli sama sekali
tidak dipengaruhi oleh kondisi dengan pH netral terbukti dari hasil
pengamatan pada larutan akuades tidak terdapat zona bening , hasil dari
pengamatan tersebut sesuai dengan literatur dari International Comission on
Microbiological Specification for Foods (2004), bahwa pH minimum
pertumbuhan E. coli adalah 4,4, pH maksimumnya adalah 9,0 dan pH
optimum 6,0-7,0 . Dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan bahwa pada
larutan HCl terdapat zona bening paling luas, yang berarti bahwa
pertumbuhan E. coli terhambat atau tidak tumbuh pada medium di sekitar
kertas cakram yang pH nya 3 dan 5. Sedangkan pada larutan NaOH terdapat
sedikit zona bening yang berarti bahwa pH 7 dan 9 masih mempengaruhi
pertumbuhan E. coli meskipun tidak terlalu menghambat ,namun pada larutan
Akuades yang pH nya 7 atau bisa dikatakan netral tidak terdapat zona bening
karena pH optimum pertumbuhan E. coli adalah 6,0-7,0, pH optimum bisa
dikatakan sebagai pH pertumbuhan mikroba, dengan kata lain mikroba dapat
tumbuh dengan baik pada pH optimumnya masing-masing mikroba.
Hasil pengamatan pada bakteri Gram positif atau B. cereus, dapat
dilihat bahwa pada 24 jam setelah inkubasi, diukur diameter zona bening tiga
kali kemudian di rata-rata kan, pada B. cereus dengan kertas cakram yang
direndam selama 10 menit dalam larutan HCl pH 3 dan 5 setelah dikukur 3
kali didapatkan hasil secara berurutan dari pengukuran pertama sampai dengan
ketiga, sebagai berikut 4,88 cm, 4,95cm, 4,84cm dengan rata-rata hasil
4,89cm. pada B. cereus dengan kertas cakram yang direndam selama 10 menit
dalam larutan NaOH pH 7 dan 9 setelah dikukur 3 kali didapatkan hasil secara
berurutan dari pengukuran pertama sampai dengan ketiga, sebagai berikut 0,6
cm, 0,56 cm, 0,44 cm dengan rata-rata hasil 0,53 cm. sedangkan pada B.
cereus dengan kertas cakram yang direndam selama 10 menit dalam larutan
Akuades tidak terlihat adanya zona bening, hal tersebut menunjukan bahwa B.
cereus terhambat pertumbuhannya pada pH asam karena pada cawan yang
telah diletakan kertas cakram yang direndam dalam larutan HCl selama 10
menit terdapat zona bening yang luas dibanding pada kertas cakram yang
direndam dalam larutan NaOH dan pada akuades atau dapat dikatakan pH
netral B. cereus dapat tumbuh dengan baik, atau tidak terhambat
pertumbuhannya, hal ini sesuai dengan literatur dari International Comission
on Microbiological Specification for Foods (2004), bahwa pH minimum
pertumbuhan B. cereus adalah 4,9, pH maksimumnya adalah 8,8 dan pH
optimum 6,0-7,0 . Dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan bahwa pada
larutan HCl terdapat zona bening paling luas, yang berarti bahwa
pertumbuhan B. cereus terhambat atau tidak tumbuh pada medium di sekitar
kertas cakram yang pH nya 3 dan 5. Sedangkan pada larutan NaOH terdapat
sedikit zona bening yang berarti bahwa pH 7 dan 9 masih mempengaruhi
pertumbuhan B. cereus meskipun tidak terlalu menghambat ,namun pada
larutan Akuades yang pH nya 7 atau bisa dikatakan netral tidak terdapat zona
bening karena pH optimum pertumbuhan B. cereus adalah 6,0-7,0, pH
optimum bisa dikatakan sebagai pH pertumbuhan mikroba, dengan kata lain
mikroba dapat tumbuh dengan baik pada pH optimumnya masing-masing
mikroba.
Pada hasil pengamatan setelah di inkubasi selama 2x24 jam yang
terjadi pada E.coli dengan larutan HCl mengalami penurunan dengan rata-rata
yang didapat 3,75cm lebih kecil dibanding dengan rata-rata pada inkubasi 24
jam yaitu 3,97cm , pada larutan NaOH juga mengalami penurunan dimana
setelah diinkubasi selama 2x24 jam tidak terdapat zona bening pada cawan
petri sedangkan pada larutan akuades masih tetap sama yaitu tidak terdapat
zona bening hal tersebut menunjukan bahwa ada peningkatan aktivitas dari
mikroba yang menyebabkan zona bening nya berkurang atau mengalami
penurunan.
Sedangkan pada B.cereus setelah di inkubasi selama 2x24 jam
mengalami penambahan jumlah zona bening pada cawan dengan perlakuan
perendaman kertas cakram larutan HCl dimana yang tadinya memiliki rata-
rata 4,89cm menjadi 5,06 cm, hal tersebut juga terjadi pada perlakuan dengan
larutan NaOH dimana zona bening bertambah dari rata-rata 0,54cm menjadi
0,61 cm hal tersebut, sedangkan pada larutan akuades tidak terdapat zona
bening, hal tesebut terjadi karena hal ini menunjukkan bahwa mikroba yang
telah tumbuh mengalami kematian. Sesuai dengan literatur Suharni (2009),
enzim sistem transport elektron dan sisem transport nutrien pada membran sel
bakteri sangat peka terhadap konsentrasi ion hidrogen (pH). Selama
pertumbuhan, mikrobia dapat menyebabkan perubahan pH medium sehingga
tidak sesuai lagi untuk pertumbuhan.Oleh karena itu perlu diberi bufer di
dalam medium untuk mencegah perubahan pH
Baik pada B. cereus maupun E. coli pertumbuhannya dipengaruhi oleh
pH. E. coli dan B. cereus sama-sama memiliki pH minimum sekitar 4 dan pH
maksimum sekitar 8-9. Berdasarkan pengamatan, zona bening pada B. cereus
dengan HCL lebih kecil daripada zona bening pada E. coli dengan larutan
asam. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Gram positif lebih tahan terhadap
asam, karena dinding sel bakteri Gram positif lebih tebal sehingga bisa lebih
tahan terhadap kondisi-kondisi ekstrim. Ketika pH basa, tidak terlalu terlihat
perbedaan antara zona bening E. coli dan B. cereus karena pH maksimum
kedua bakteri tersebut tidak berbeda jauh (8,8 dan 9,0) (International
Comission on Microbiological Specification for Foods, 2004).
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini dampat disimpulkan bahwa:p
- Pada bakteri E. coli selalu terdapat zona bening pada pH asam yang
menunjukkan bahwa pH asam (3 dan 5) dapat mempengaruhi atau
menghambat pertumbuhan E. coli.
- Pada bakteri E. coli tidak pernah terdapat zona bening pada larutan
Akuades yang menunjukkan bahwa pH netral (7) tidak mempengaruhi
atau menghambat pertumbuhan E. coli.
- Pada bakteri B. cereus selalu terdapat zona bening pada pH asam maupun
basa walaupun pada 24 jam pertama tidak terdapat zona bening pada pH
5 sehingga menunjukkan bahwa B. cereus bisa terhambat
pertumbuhannya dalam kondisi basa walaupun hanya sedikit.
- Berdasarkan ukuran zona bening pH asam, zona bening pada E. coli lebih
besar dibandingkan dengan B. cereus karena B. cereus merupakan bakteri
Gram positif yang lebih tahan terhadap kondisi asam.
B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah:
- Sebaiknya praktikan lebih aseptis dan berhati-hati ketika menuangkan
bakteri dan mediumnya.
- Sebaiknya kertas cakram yang digunakan tidak terlalu kering tetapi juga
tidak terlalu basah agar lebih terlihat pengaruhnya.
- Sebaiknya praktikan mengetahui betul bagaimana pengukuran dengan
jangka sorong agar bisa lebih teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pengukuran.
LAMPIRAN
Entjang,Indan.2003.”MikrobiologidanParasitologi”.PT.CitAdityaBakti:
Bandung.
Haastuti,UtamiSri.2008.PetunjukPraktikumMikrobiologi.Malang:Universit
as Negeri Malang.
Hafsan.2011.Mikrobiologi Umum.Makassar:Alauddin University Press.
Purwoko,Tjahjadi.2007.FisiologiMikrobe.Jakarta:BumiAksara.285halama
n