Vous êtes sur la page 1sur 20

Ns. Nandang A Waluya, M.Kep., Sp.MB.

1
Yaitu kegagalan sirkulasi umum yang progresif, bersifat
akut atau subakut, diserati oleh gangguan mikrosirkulasi
dan kurangnya perfusi organ vital. Juga dapat mencakup
gangguan suplai dan penggunaan O2 (Silbernagl & Lang,
2007)

merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh


kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga
menyebabkan gangguan metabolisme. Dalam kondisi
berat dapat menyebabkan kerusakan sel irreversible (syok
reversible) (Purwadianto & Sampurna, 2000)

2
Klasifikasi syok

Secara klinik dibagi 2 :


1. Syok hipovolemik, syok dengan volume plasma berkurang:
a. kehilangan plasma keluar tubuh – perdarahan,
gatroenteritis, renal (DM, D insipidus) kulit (luka bakar,
diaporesis)
b. Kehilangan cairan dalam di dalam ruang tubuh – patah
tl panggul, iga, asites, lleus obbstruktif, hemothorak,
hemoperitonium.

3
2. Syok normovolemik – syok dengan volume plasma
normal
a. Kardiogenik (koroner/nonkoroner)– infark , HF,
arritmia.
b. Obstruksi aliran darah, emboli paru, tension
pneumothorak, tamponade jantung, aneurima aorta
c. Neurogenik –trauma/nyeri hebat, obat-obatan
(anastesi), hipotensi orthostatik.
d. Lain-lain – infeksi/sepsis (syok sepsis), anafilaktif, anoksi

4
Tanda & gejala
Didapatkan gambaran kegagalan perfusi jaringan yang
terjadi melalui salah satu di bwh ini:
1. Berkurangya volume sirkulasi (syok hipovolemik).
2. Kegagalan daya pompa jantung (syok kardiogenik)
3. Perubahan resistensi vaskular perifer – penurunan tonus
vasomotor (syok anafilaktif, neurogenik dan kegagalan
endokrin) atau peninggian resistensi (syok septik,
obstruksi aliran darah)

5
Gejala :
1. Sistem kardiovaskular:
- Hipotensi sistolik < 90 mmHg atau turun ≥ 30 mmHg dari
semula.
- Takikardi > 100 x/mnt, kecil dan lemah
- Penurunan aliran darah koroner
- Penurunan aliran darah kulit, sianotik, dingin dan basah, CRT
lambat

2. Sistem pernafasan
- Hiperventilasi akibat anoksia jaringan , penurunan venous
return dan peninggian physiological dead space paru.

6
3. CNS
- Penurunan kesadaran akibat edema serebri karena
peningkatan permiabelitas kapiler akibat hipoksia

4. Sistem perkemihan
- Oliguria ( < 30 ml/jam), dapat anuria, uremia akibat GGA

5. Perubahan biokimiawi (pada syok lama dan berat)


- Asidosis metabolik, akibat anoksia jaringan dan ggn fungsi
ginjal
- Hiponatremi dan hiperkalemia
- hiperglikemia

7
Syok kardiogenik
Suatu keadaan yang disebabkan daya pompa jantung yang
tidak efektif untuk mempertahankan perfusi yang adekuat,
merupakan stadium akhir dari disfungsi ventrikel kiri

Diketahui dari riwayat adanya kelainan jantung., didukung


pemeriksaan EKG.

Dibedakan atas :
1. Sk. koroner : disebabkan insufisiensi coroner, atau infark.
2. Sk. non koroner : disebabkan HF, miokarditis akut atau arimia.

8
Kerusakan LV

Kontraktilitas

Akumulasi cairan di paru


CO

Edema paru
# seimbang supply &
demand TD
Difusi gas tganggu

Perfusi jar
energi
pO2 pCO2

Intoleran aktivitas
Ggn pertukaran gas
9
Therapi : selain therapi penyebab, juga diberikan :
Norepinefrin sesuai program, diberikan pada SK koroner
dan SK non koroner, jika HR120 x/mnt
Isoproterenol sesuai program, diberikan pas SK nonkoroner
dengan HR 120 x/mnt.
Obat-obat lain : koreksi asidosis , diuretik, kortikosteroid
sesuai program.

10
11
 Pengkajian fisik dan mental
 TD < 80 mmHg, HR > 100x/mnt
 Urine < 20 cc/Jam
 Perifer : pucat,dingin, sianosis
 Pernafasan : cepat,dalam (asidosis)
 Gelisah,bingung,tdk sadar
 EKG : gambaran AMI

12
1. Perubahan perfusi perifer, kardiopulmonar,
serebral dan jaringan ginjal b.d penurunan
volume darah sirkulasi

Tujuan:
Dalam 1 jam tidakan, perfusi adekuat,
ditandai dengan kekuatan nadi +2, CRT <
2 dtk, TD normal, CVP ≥ 5 cm H2O, Frek nadi
reguler, ≤ 100 dpm, urin output ≥ 30. kesadaran CM.

13
Intervensi:
- Observasi status perifer: (suhu, warna, amplitudo nadi, CRT)
- Pantau TD (waspadai TD < 20 dibawah normal).
- Posisikan terlentang, jika hipotensi
- Pantau CVP, adakah hipovolemi
- Observasi adanya penurunan perfusi serebral : gelisah,
konfusi, penurunan kesadaran.
- Pantau adanya penurunan perfusi koroner: nyeri dada,
disritmia.
- Pantau BUN dan kreatinin
- Pantau elektrolit serum.
- Berikan cairan sesuai program, tetapi pada syok
kardiogenik cairan dibatasi
- Siapkan ke ICCU

14
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan
supplai oksigen.

Tujuan:
Dalam 1 jam tindakan, pasien mempunyai
pertukaran gas adekuat, ditandai dengan:
O2 Sat ≥ 95%, PaO2 ≥ 80 mmHg, PaCO2 ≤
45mHg,pH dbn, eupnea, kes compos mentis

15
Intervensi:

- Pantau hasil AGD, waspadai hipoksemia, hiperkapnia dan adanya


asidosis.
- Pantau pernafasan setiap 30 mnt
- Anjurkan nafas dalam dan perlahan.
- Pertahankan kepatenan jalan nafas (penghisapan)
- Berikan O2 sesuai program.

- Pertahankan saturasi >95% dengan AGD dalam batas normal


- Kolaborasi diuretik
- Kolaborasi vasodilator (NTG,isoket,cedocard)
- Kolaborasi dialisa

16
INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
• Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel kiri :
- Observasi TTV dan gambaran EKG
- Batasi cairan
- kolaborasi inotropik dobutamin+dopamin+norepinefrin
- Kolaborasi vasodilator (nitrogliserin)
- Kolaborasi diuretik
- Auskultasi adanya ronchi
- Pertahankan diuresis 1 cc/kgBB/jam
- Imobilisasi

• Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel


kanan
- Observasi TTV dan EKG
- Rehidrasi cairan fisiologis kadang-kadang s/d 2 L
- Kolaborasi dobutamin
- Imobilisasi
- Pertahankan diuresis 1 cc/kg BB/jam

17
• Penurunan curah jantung b.d percepatan frekwensi jantung
- Interpretasikan jenis aritmia
- Kolaborasi anti aritmia (adenosin/isoptin/amiodaron)
- Kolaborasi kardioversi untuk AF,SVT,VT dengan nadi +
- Kolaborasi defibrilasi untuk VT tanpa nadi ,VF
- Lakukan valsava manouver untuk AF atau SVT jika tidak
kontraindikasi

• Penurunan curah jantung b.d perlambatan frekwensi jantung


- Interpretasikan jenis aritmia
- Hindari valsava manouver (mengedan atau menahan nafas)
- Kolaborasi pemberian dopamin
- Kolaborasi pemasangan pacu jantung
- Observasi TTV dan EKG secara kontinyu

18
• Penurunan curah jantung b.d penurunan preload ventrikel
kiri/kanan akibat tamponade
- Rehidrasi cairan
- Ukur dan pertahankan CVP 5-17 cmH2O
- Observasi pulse pressure
- Kolaborasi untuk punctie perikard atau operasi windows
- Kolaborasi inotropik

• Penurunan curah jantung b.d peningkatan preload ventrikel


kiri/kanan
- Kolaborasi diuretik
- Pertahankan CVP 5-17 cmH2O

19
20

Vous aimerez peut-être aussi