Vous êtes sur la page 1sur 11

PEMBAHASAN

1. Masa Abu Bakr al-Siddiq

Nama lengkapnya adalah Abdullah ibn Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amr bin
Ka’ab bin Taym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al Quraisyi at Tamimi. Setelah
masuk Islam nama tersebut diganti oleh rasulullah dengan abdullah yang akrab dipanggil
dengan abu bakar. Ada pendapat yang mengatakan bahwa gelar tersebut melekat sebagai
nama panggilan karena beliau termasuk orang yang mula-mula memeluk Islam. Sedangkan
gelar ash-Shiddiq merupakan julukan karena beliau selalu membenarkan Rasulullah tentang
berbagai peristiwa terutama pada peristiwa isra’ dan mi’raj.

Abu bakar dilahirkan pada tahun 573 M (dua tahun setelah kelahiran Rasulullah) dan
meninggal dalam usia 63 tahun sebagimana usia rasulullah. Beliau termasuk golongan orang
yang memeluk Islam tanpa banyak pertimbangan. Sebelum masuk Islam ia merupakan
seorang saudagar kaya yang mempunyai pengaruh yang cukup besar dikalangan bangsa Arab.
Selain itu beliau juga dikenal sebagai orang yang jujur dan dermawan serta senang beramal
untuk kepentingan perjuangan Islam. Bukti kedemawaan tersebut sebagaimana dilukiskan
dalam sejarah bahwa ketika Rasulullah saw. Mempersiapkan pasukan menuju Tabuk, Abu
Bakar menyumbangkan semua harta kekayaan yang dimilikinya dan tidak ada lagi yang
tersisa.

Setelah Nabi wafat, timbul permasalahan yang menyangkut siapa yang akan
menggantikan beliau karena sampai wafat beliau tidak memberi petinjuk tentang tata cara
pengangkatan penggantinya (khalifah). Hal ini hampir membawa perpecahan antara kaum
Muhajirin dan Ansar. Dengan perdebatan yang alot maka terpilihlah Abu Bakr sebagai
khaliffah yang menggantikan posisi Nabi. Dalam pidato politik pertamanya terdapat hal-hal
penting yang dapat dicatat antara lain:1

a) Abu Bakr menuntut kepatuhan dan kesetiaan umat Islam kepadanya, selama Ia
dijalan yang benar

b) Adanya jaminan dan kebebasan kepada berpendapat kepada masyarakat

c) Menegakkan keadilan dan HAM

d) Membela negara ( Jihad )

1
Al Mawardi , Imam, Al Ahkam As Shulthaniyah Al Wilayah Ad Diniyah ,terjamah : Fadli Bahri Jakarta : Darul
Falah, 2006,
1
e) Menjalankan shalat

Abu Bakr lebih banyak melakukan konsolidasi kedalam dengan memperkuat negara
Madinah dari ancaman-ancaman yang berasal dari luar dan dalam negeri. Abu Bakr mengirim
panglima-panglima perang dalam menumpas pemberontakan. Setelah berhasil mengatasi
situasi dalam negeri dan memperkuat pertahanan terhadap serangan Persia dan Romawi
barulah Abu Bakr berkonsentrasi terhadap masalah pembenahan negara. Sistem pemerintahan
disusun dengan penekanan pada prinsip pembagian kekuasaan dan penempatan orang yang
sesuai dengan kemampuannya.

Untuk pelaksanaan tugas eksekutif, Abu Bakr melakukan pembagian kekuasaan


dikalangan sahabat senior. Abu Bakr mengangkat tiga sekretaris negara, satu bendahara
negara dan membentuk majelis Syura dan disetiap propinsi diangkat gubernur sebagai kepala
pemerintahan. Dibidang perekonomian, hal penting yang dilakukan adalah menekankan
pembayaran pajak dan zakat dalam memebantu perekonomian. Abu Bakr melaksanakan
pemerintahan yang egaliter dan demokratis. Walaupun dia belum memisahkan kekuasaan
eksekutif, legislative dan yudikatif, namun pola pemerintahan yang dijalankannya benar-benar
modern ditengah situasi masyarakat saat itu.

Dalam menetapkan siapa yang akan menggantikannya, Abu Bakr menempuh kebijakan
melakukan wasiat untuk meneruskan kepemimpinannya agar yang bertujuan untuk
memantapkan stabilitas keamanan dalam negeri dan mencegah terjadinya perpecahan. Dan
yang dipilihnya adalah Umar ibn al-Khathab.

2. Masa ‘Umar ibn al-Khathtab

Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya bernama
Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-
otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta
warna kulitnya coklat kemerah-merahan.

Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy.
Beliau merupakan khalifah kedua di dalam Islam setelah Abu Bakar. Nasabnya adalah Umar
bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin ‘Adiy
bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada
kakeknya Ka’ab. Antara beliau dengan Rasulullah selisih 8 kakek. lbu beliau bernama
Khatamah binti Hasyim bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah

2
Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi laqab
(julukan) al Faruq.

Secar prinsip, Umar melanjutkan kebijakan yang ditempuh Abu Bakr. Namun pada masa
Umar banyak terdapat permasalahan yang terjadi. Kebijaksanaan yang dilakukan Umar
sebagai kepala negara antara lain:

a) Perluasan daerah, pengembangan kekuasaan kerajaan islam. Kekuasaan Islam telah


menyebar melampaui jazirah Arab dan berhasil menguasai daerah Bizantium dan
Persia. Kerajaan islam juga telah berhasil menguasai Irak, Mesir, Damaskus dan
Palestina.
b) Pembenahan birokrasi pemerintahan. Umar mengadakan perubahan yang signifikan
dalam bidang administrasi negara. Umar membentuk majelis Syura yang
beranggotakanb sahabat-sahabat senior sebagai teman dalam bermusyawarah. Umar
membentuk lembaga kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam
masyarakat dan lembaga pekerjaan umum untuk menangani pembangunann fasiliyas
umum. Umar mendirikan Kantor Perbendaharaan dan Keuanagan Negara, untuk
menempa mata uang. Dalam pemerintahan daerah, Umar mengangkat gubernur dan
hakim yang kekuasaannya terpisah . hakim melaksanakan lembaga peradilan yang
bebas dan mandiri. Dalem merekrut pejabat, Umar mementingkan profesionalisme dan
kemampuan dalam bidang tugasnya.
c) Peningkatan kesejahteraan rakyat. Perluasan daerah membawa dampak banyak devisa
negara yang masuk baik dalm rampasan perang dan pajak.hasil inilah yang digunakan
Umar untuk mensejahterakan rakyat dengan memberikan tunjangan kepada kaum
muslim. Pembagian tunjanagn ini diatur berdasarkan nasab kepada Nabi, senoiritas
masuk Islam, jasa dan perjuangan mereka dalam menegakkan Islam. Umar langsung
mengontrol kondisi kesejahteraan rakyat.
d) Pembentukan tentara regular yang digaji oleh Negara. Umar membentuk lembaga
pertahanan dan keamanan yang mengurusi masalah ketentaraan. Tentara disiapkan
secara khusus dan professional dan digaji oleh negara.
e) Pengembangan demokrasi dan kebijaksanaan-kebijakasaan lainnya. Umar melakukan
perubahan mendasar dalam kekuasaan peradilan dengan memisahkan kekuasaan
peradilan dari kekuasaan eksekutif. Selain itu Umar juga melakukan ijtihad dalam
berbagai masalah umat.

3
Dalam menentukan siapa yang akan meggantikannya, Umar menggunakan cara yang
berbeda dari dua pendahulunya. Umar memakai tim formatur ynabg terdiri dari sahabat-
sahabat senior seperti, Usman, Ali, Abd al-Rahmanibn ‘Awf, Thalhah, Zubeir, Sa’d ibn Abi
Waqqqash dan ankaknya sendiri Abdullah. Tetapi Umar berpesan bahwa anknya tidak boleh
dipilih. Cara ini menimbulkan perdebatan diantara para formatur terkait dengan keinginan
dari mereka sendiri yang ingin menjadi Khalifah selanjutnya. Melalui cara ini akhirnya
terpilihlah Usman.

3. Masa Khalifah Usman ibn Affan

Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang
merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-
Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-
kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya).
Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman;
Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata;
“Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari
pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya
meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.

Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin,


Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar,
Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak
perempuan.

Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan
Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah
salah satusahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-
Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.

Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang
pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan
Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak
lebih banyak dari pada orang arab lainya.

4
Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat Islam, maka Utsman
bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama
beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain.
Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan
tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga
guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum
Muhajirin lainya.

Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di
Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah
hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi
penduduk Mekkah.

Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai
membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun
pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk
berunding denganNabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian
Hudaibiyah.

Usman ibn Affan adalah seorang pengusaha yang sukses yang banyak menyumbangkan
hartanya untuk kepentingan Islam. Garis kebijakan yang dilaksanakannya mengacu pada
kebijakan Khalifah Abu Bakr dan Umar. Usman berhasil memperluas wilayah Islam dengan
menguasai Ray dan Rum serta Cyprus. Kekuasaan Islam pada saat itu meliputi Azerbaizan,
Afganistan, Armenia, Kurdistan dan Heart.

Usman melakukan pembangunan fisik seperti perumahan, jalan-jalan, jembatan dan


fasilitas umum. Dalam menjalankan pemerintahan Usman dibantu dewan pajak, bendahaar
negara, kepolisian, pekerjaan umum dan militer. Untuk jabatan didaerah Usman dibantu
gubernur-gubernur.

Pada awal masa pemerintahannya, Usman tidak banyak mendapat ancaman dan
gangguan, namun setelah enam tahun masa pemerintahan muncul protes dan ketidakpuasan
dari masyarakat terutama didaerah. Adapun sumber ketidakpuasan rakyat yakni soal politik,
pendayagunaan kekayaan negara, dan kebijakan keimigrasian. Dari sitem pemerintahan yang
dijalankan Usman, dapat dikemukakan beberapa catatan:

5
a) Usman lebih mengutamakan keluarganya dalam menduduki suatu jabatan. Usman
sangat selektif melihat orang yang bukan keluarganya untuk memegang tugas
pemerintahan. Usman menganti beberapa gubernur dan mengangat anggota keluarga
dan kerabatnya untuk menduduki posisis itu. Usman juga tidak tegas terhadap anggota
keluarga besarnya. Hal ini menyebabkan kekuasaan keluarganya yang diluar control.
Usman hanyalah Khalifah simbol.
b) Kebijaksanaannya memberikan izin kepada para sahabat senior untuk meninggalkan
Madina. Akibatnya kurangnya control terhadap kekuasaan Usman dan tidak ada lagi
yang menjadi teman berdiskusi dalam memecahkan masalah. Akibatnya,
kebijaksanaan poltik Usman ditempuh berdasarkan kepentingan golongan, tidak
dimusyawarahkan dengan orang-orang tepat.
c) Besarnya arus oposisi dari berbagai daerah terhadap pemerintahan Usman. Rakyat
dibebankan dengan pajak yang besar sementara para pejabat hidup mewah. Hal ini
menimbulkan rasa tidak puas dikalangan rakyat. Klimaksnya adalah peristiwa tragis
pembunuhan Khalifah Usman ditangan umat Islam sendiri.

4. Masa Khalifah ‘Ali ibn Abi Thalib

Nama lengkap beliau, Ali bin Abi Thalib ra. bin Abdi Manaf bin Abdul Muththalib bin
Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin
Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah Abul Hasan dan Husein, digelari Abu Turab,
keponakan sekaligus menantu Rasulullah saw. dari puteri beliau, Fathimah az-Zahra’.
Ibu beliau bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay, ibunya
digelari Wanita Bani Hasyim pertama yang melahirkan seorang putera Bani Hasyim. Beliau
memiliki beberapa orang saudara laki-laki; Thalib, Aqiel dan Ja’far. Mereka semua lebih tua
dari beliau, masing-ma-sing terpaut sepuluh tahun. Beliau memiliki dua orang saudara
perempuan; Ummu Hani’ dan Jumanah. Keduanya adalah puteri Fathimah binti Asad, ia telah
masuk Islam dan turut berhijrah. Ayah beliau bernama Abu Thalib. Dia adalah paman
kandung yang sangat menyayangi Rasulullah saw. nama sebenarnya Abdi Manaf.
Demikianlah disebutkan oleh Imam Ahmad dan ulama-ulama ahli nasab dan sejarah.
Kaum Rafidhah mengira Abu Thalib ini bernama Imran, bahwa dialah yang dimaksud
dalam firman Allah SWT.: ” Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Null, keluarga
Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).” (Ali
Imran: 33).

6
Kaum Rafidhah ini telah jatuh dalam kesalahan yang amat besar. Mereka tidak
memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an lainya sebelum mereka mengucapkan kedustaan tersebut
dengan menafsirkan ayat seenaknya. Karena setelah itu Allah SWT. mengatakan, ” (Ingatlah),
ketika isteri Imran berkata, ‘ Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak
yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis)’.”
(Ali Imran: 35). Allah SWT. menyebutkan kelahiran Maryam binti Imran. Begitulah
zhahirnya.
Abu Thalib ini sangat menyayangi Rasulullah saw. namun ia tidak ber-iman kepada
beliau. Bahkan ia mati di atas kekufuran seperti yang telah diriwayatkan dalam Shahih al-
Bukhari. Ali binAbi Thalib ra. termasuk salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga dan
salah seorang dari enam orang ahli syura.
Pada masa kepemimpinannya, Ali memberhentikan gubernur yang diangkat oleh Usman
dan menarik tanah yang dibagi-bagikan Usman kepada kerabatnya. Hal ini juga menghadapi
banyak tantangan dari daerah. Disisi lain penduduk Madinah pun tidak bulat mendukung Ali.
Oleh karena itu Ali memindahkan ibukota pemerintahannya ke Kufah.

Ali menyusun undang-undang perpajakan dan menegaskan bahwa pajak tidak boleh
diambil npa memperhatikan pembangunan rakyat. Ali ingin megembalikan citra pemerintaha
islam pada masa sebelumnya. Dalam masa pemerintahannya, Ali lebih banyak mengurus
persoalan pemberontakan didaerah. Dalam menyelesaikan masalah masalah yang terjadi, Ali
tidak mendengarkan masukan dari para sahabat. Ali yakin dengan pendapatnya sendiri.

7
5. Cara Pemilihan Khalifah

Yang dimaksud Imam adalah khalifah, raja . Shultan atau kepala Negara2. Seorang kepala
Negara selain menyandang baju politik, kepala negara juga menyandang baju Agama. Karena
sesungguhnya imam (khalifah) itu diproyeksikan untuk mengambil alih peran kenabian dalam
menjaga agama dan mengatur dunia. Pemberian jabatan imamah (kepimpinan) kepada orang
yang mampu menjalankan tugas di atas pada ummat adalah wajib berdasarkan ijma’
(konsesus ulama’), kendati al-Asham menyimpang dari ijma’ mereka.

Mengingat bahwa khilafah adalah jabtan pengganti kenabian yang bertugas melanjutkan
pimpinan kerohanian dan kenegeraan, maka adanya jabatan khilafah itu mutlak bagi kaum
Muslimin.3 Untuk pemilihan atau seleksi diperlukan dua hal. Pertama, Ahl al-Ikhtiar4 atau
mereka yang berwenang untuk memilih imam bagi ummat. Mereka harus memenuhi tiga
syarat:

1. Memiliki sikap adil


2. Memiliki Ilmu pengetahuan yang memungkinkan mereka mengetahu siapa yang
memenuhi syarat untuk diangkat menjadi imam
3. Memiliki wawasan yang luas dan kearifan yang memungkinkan mereka memili siapa
yang paling tepat untuk menjadi imam, dan paling mampu mengelola kepentingan umat
diantara mereka yang memenuhi syarat untuk jabatan itu.

Para ulama’ berselisih pendapat mengenai jumlah keanggotaan ahl halli wa al ‘aqdi ini,
ada yang berpendapat bahwa jumlah alh halli wa al ‘aqdi terdiri dari perwakilan masing
masing daerah, ada sebagian ulama’ lagi yang berpendapat minimal lima orang. Sayangnya
Al Mawardi tidak memberikan pendapat terkait jumlah lembaga dewan pemilih Imam ini.
Kedua, Ahl al-Imamah, atau mereka yang berhak mengisi jabatan imam. Mereka harus
memiliki tujuh syarat, yaitu:

1. Sikap adil dengan segala persyaratannya


2. Ilmu pengetahuan yang memadai untuk ijtihad
3. Sehat pemdengaran, penglihatan, dan lisannya
4. Utuh anggota-anggota tubuhnya

2
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran,edisi kelima (Jakarta : UI – Press,
2008)hal 63
3
A. Hasjmy, Dimana Letaknya Negara Islam, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984) hal. 156
4
Ahl al ikhtiar adalah sebutan lain yang diberikan Al Mawardi terhadap lembaga ahl halli wa al ‘aqdi
8
5. Wawasan yang memadai untuk mengatur kehidupan rakyat dan mengelola kepentingan
umum
6. Keberanian yang memadai untuk melindungi rakyat dan mengenyahkan musuh
7. Keturunan Quraisy5.

Al-Mawardi berpandangan, bahwa mereka yang hidup diperkotaan memiliki prioritas


dalam memilih khalifah. Alasannya adalah:

1. kematian khalifah terlebih dahulu diketahui di sana


2. pertimbangan politik menuntut pengangkatan khalifah baru sesegara mungkin
3. semua orang yang berkualifikasi pemimpin umumnya tinggal disana.

Namun demikian, prinsip pemilihan khalifah tidak secara konsisten diikuti, bahwa
seorang Imam dipilih dan dianggap sah apabila dengan menggunakan salah satu dari dua cara
berikut:

1. dia dapat dipilih oleh anggota dewan pemilih ( ahl ikhtiar / ahl halli wa al ‘aqdi)
2. dia bisa ditunjuk oleh Imam yang masa jabatannya akan berakhir.6

Untuk cara pertama, sebagian cendikiawan berpendapat bahwa Imam harus dipilih oleh
anggota dewan dari semua kota, sedangkan sebagian lain yang menentang cara ini bersikukuh
agar Abu Bakar dipilih hanya oleh orang-orang Madinah. Bahkan ada yang berpendapat
bahwa lima orang saja sudah cukup untuk memilih Imam, karena hal ini perna dilakukan pada
masa Abu Bakar dan Usman. Namun Mawardi bahkan berpendapat, bahwa satu orang pun
cukup untuk memilih Imam. Pendapat Mawardi mendapat dukungan dari Al-Asyari. Meski
demikian, pada dasarnya ini merupakan kelonggaran untuk situasi yang telah berubah
sewaktu Negara Islam berubah menjadi Negara Feodal.

Untuk cara yang kedua, mengapa khalifah bisa ditunjuk oleh Imam Sebelumnya, bahwa
mengaca pada perististiwa pengangkatan khalifah Umar ibn Khattab yang ditunjuk oleh imam
sebelumnya yaitu Abu Bakar.

Namun ada syarat, sebelum menunjuk calon penggantinya seorang imam harus beusaha
agar yang ditunjuknya itu benar – benar benar berhak untuk mendapatkan kepercayaan dan

5
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran,edisi kelima (Jakarta : UI – Press,
2008) hal 63-64
6
Asghar Ali Engineer, Islamic State,terjemah: Imam Muttaqin(Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2000) hal 114
9
kehormatan yang tinggi itu, dan orang yang ditunjuk tersebut benar – benar memenuhi syarat
untuk menjadi seorang Khalifah7.

PENUTUP

Perjuangan dari Abu Bakar ash-Shiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra
dan Ali bin Abi Thalib ra, dalam berjuang dan membela Islam sudah bukan menjadi sebuah
rahasia. Peran dan sumbangan mereka terhadap Islam menjadi sebuah catatan sejarah yang tak
akan pernah pudar. Keempat sahabat Nabi saw., ini telah membuktikan peran mereka baik
dalam penataan kepemerintahan, keikutsertaan dan kepemimpinan dalam peperangan,
penaklukan-penaklukan, pengumpulan dan pembukuan mushaf Al Qur’an dan lain
sebagainya.
Sehingga dapat dikatakan Islam menjadi besar tidak terlepas dari peran keempat sahabat
Nabi saw tersebut. Namun kaum yang membenci mereka tidak mau kalah, mereka mengatur
siasat untuk membunuh mereka, sampai akhirnya mereka mati terbunuh, berlumuran dengan
darah juang dan syahidnya.

7
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara…………………………………… hal 115
10
11

Vous aimerez peut-être aussi