Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Materi Pokok:
“ SAK sesuai IFRS, SAK ETAP, SAK Pemerintah, SAK Syariah”
OLEH
Kelompok 2
A.A Sagung Intan Kusuma Dewi (1607531023/ 2)
A.A Sagung Ani Pradnyadewi Krisna (1607531031/ 4)
Putu Frisca Devinta Astina Putri (1607531032/ 5)
Ni Wayan Nataliantari (1607531037/ 8)
Denpasar,Pebruari 2017
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ukuran penting untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan
keuangan. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2004, dinyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber – sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.1.1 PSAK-IFRS
PSAK-IFRS adalah Pernyatann Akuntansi Keuangan sesuai
Internasional Financial Reporting Standard. Diterapkan secara utuh
pada tahun 2012. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-
2010 kemudian memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap
implementasi di tahun 2012. Pada PSAK wajib diterapkan untuk
entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini
adalah memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan.
Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian
dari IFAC yang sudah pasti harus mematuhi SMO(Statement
Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting
standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan
pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum. Pada pertemuan
pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15 November 2008 didapati
hasil : “Strengthening Transparency and Accountability” yang
kemudian pada 2 April 2009 di London pertemuan tersebut
menghasilkan kesepakatan untuk : Strengthening Financial
Supervision and Regulation “to call on the accounting standard
setters to work urgently with supervisors and regulators to improve
standards on valuation and provisioning and achieve a single set of
high‐quality global accounting standards.”
A. Manfaat IFRS
Manfaat dari penerapan IFRS sebagai berikut :
1) Meningkatkan daya banding laporan
keuangan
2) Memberikan informasi yang berkualitas di
pasar modal Internasional
3) Menghilangkan hambatan arus modal
Internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan
4) Mengurangi biaya pelaporan keuangan
perusahaan multinasional dan biaya untuk
analisis keuangan bagi para analis
5) Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
menuju best practice
Jadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan
dengan IFRS namun hal ini akan mempermudah untuk pelaporan keuangan
meskipun ada nada perubahan-perubahan dalam penyusunan laporan
keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh.
B. Karakter IFRS
IFRS menggunakan “Principles Base” yaitu :
1) Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar
sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut
2) Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan
evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas
ekonomi
3) Membutuhkan professional judgement pada penerapan standard
akuntansi.
IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada
nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri atau menggunakan jasa
penilai. Selain itu IFRS mengharuskan pengungkapan(disclosure) yang
lebih banyak baik kwantitatif maupun kualitatif.
C. Daftar perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan
IFRS di Indonesia adalah:
1) PT Adhi Karya Tbk Indonesia
2) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Indonesia
3) PT Aneka Tambang Tbk Indonesia
4) PT Freeport Tbk Indonesia
5) PT Garuda Indonesia Tbk Indonesia
6) PT Indofood Sukses Makmur Tbk Indonesia
7) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Indonesia
8) PT Mustika Ratu Tbk Indonesia
2.1.2 SAK-ETAP
SAK ETAP atau Standar Akuntansi Keuangan Badan Usaha
tanpa akuntabilitas publik, digunakan untuk suatu badan yang tidak
memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan
keuangan untuk tujuan umum. SAK-ETAP juga mengikuti standar
yang ditetapkan oleh IFRS khususnya bidang Small Medium
Enterprise (Usaha Kecil Menengah). SAK-ETAP ini dikeluarkan
sejak tahun 2009 dan berlaku efektif pada tahun 2011.
SAK-ETAP pada dasarnya adalah penyederhanaan SAK IFRS.
Beberapa penyederhanaan yang terdapat dalam SAK-ETAP adalah:
A. Tidak ada Laporan Laba / Rugi Komprehensif.
B. Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud dan propersi
investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan
harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai
revaluasi atau nilai wajar.
C. Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan.
Beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan
pajak.
D. Badan usaha yang menggunakan SAK-ETAP dalam laporan
auditnya menyebutkan laporan keuangan badan usaha telah
sesuai dengan SAK-ETAP.
SAK-ETAP memiliki manfaat, yaitu apabila diterapkan dengan
tepat, diharapkan unit usaha kecil dan menengah mampu membuat
laporan tanpa harus dibantu oleh pihak lain dan dapat dilakukan
audit terhadap laporannya tersebut.
Sasaran SAK-ETAP ini memang ditujukan untuk jenis Usaha
Kecil dan Menengah, namun tidak banyak pengusaha UKM yang
memahami hal ini. Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan untuk
SAK-ETAP ini agar UKM dapat berkembang dan dipercaya oleh
investor.
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan
menangah dapat untuk menyusun laporan keuangannya sendiri juga
dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan
dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
untuk pengembangan usahanya. Contohnya Bank Perkreditan
Rakyat yang telah diizinkan oleh Bank Indonesia menggunakan
SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No.
11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :
1) Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS
karena lebih sederhana
2) Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi
yang handal dalam penyajian laporan keuangan
3) Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi
sesuai dengan kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4) SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun
tidak sebanyak untuk PSAK-IFRS
5) Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK
lama, namun ada beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari
IFRS/IAS
Catatan:
Semua anggota kelompok ikut berpartisipasi didalam pembuatan makalah.