Vous êtes sur la page 1sur 5

AKUNTASI KEUANGAN LANUTAN

SAP 4

AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG

Oleh :

Kelompok 10

Putu Winda Agastya Paramita (1607531063)

Komang Ayusta Devi Savitri (1607531064)

Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (1607531074)

S1 Reguler Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

2017
1. Perbedaan Antara Agen Penjualan dan Cabang
Perbedaan antara agen penjualan dan cabang sebagian besar terkait dengan
tingkat otonomi. Sebuah agen pejualan (sales agency), terkadang diistilahkan
secara sederhana segai “agen”, biasanya tidak beroperasi secara otonom, tetapi
bertindak atas nama kantor pusat (home office). Kantor cabang (branch office)
biasanya memiliki otonomi lebih luas dan memberikan berbagai layanan yang
lebih besar dibanding agen penjualan, walaupun tingkatnya berbeda dengan
perusahaan individu.

2. Sistem Akuntansi dan Entitas Akuntansi


Agen penjualan umumnya tidak mengelola sistem akuntansi keuangan melainkan
hanya menyimpan catatan yang cukup dalam menjalankan usahanya. Kantor
pusat mengelola sistem akuntansi sedangkan transaksi-transaksi agen dicatat
oleh kantor pusat. Sementara, sebuah cabang sebagian besar mengelola sistem
akuntansi keuangan lengkap. Agen penjualan maupun cabang bukan merupakan
entitas akuntansi atau badan hukum yang terpisah; mereka tidak menyiapkan
laporan akuntansi eksternal secara terpisah.

3. Akuntansi Untuk Agen Penjualan


Oleh karena agen penjualan biasanya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh
transaksi terkait denga agen dicatat oleh kantor pusat. Untuk beberapa jenis
transaksi kantor pusat didasarkan pada dokumen yang dihasilkan agen. Kantor
pusat umumnya mencatat aset, pemdapatan, dan tbeban tiap-tiap agen secara
terpisah. Hal ini memungkinkan kantor pusat untuk mengotrol aset dan
menyediakan informasi untuk menilai kinerja tiap-tiap agen.

4. Akuntansi Untuk Operasi Cabang


Transaksi-transaksi dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang
diperlukan. Selain itu, kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi
yang tejadi diantara mereka pada sistem akuntansinya masing-masing.
a. Akun Antar Perusahaan
Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan cara yang
normal seperti biasa. Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga
dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka dicatat dalam akun antar
perusahaan (intercompany accounts). Akun ini merupakan akun resiprokal
(reciprocal accounts) antar kantor pusat dan kantor cabang.
b. Pendirian Cabang

2
Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang
dicatat oleh kantor pusat pada akun investasi cabang. Demikian pula, cabang
mencatat transfer tersebut di akun kantor pusat .
c. Pengakuan Laba Cabang
Laba untuk tiap-tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara yang
normal. Cabang jarang menghitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap
cabang atau mencatat beban pajak penghasilan pada pembukuannya. Oleh
karena kantor pusat dan cabang bukan merupakan badan hukum terpisah,
pajak penghasilan dihitung untuk perusahaan secara keseluruhan.

5. Pengiriman Barang dagangan ke Cabang


Suatu cabng yang membeli dan menjual barang dagangan dapat dimint untuk
mendapatkan semua barang dagangan dari kantor pusat, atau dapat diizinkan
untuk mendapatkan sebagian barang dagangan dari pihak eksternal. Ketika
persediaan ditransfer dari kantor pusat ke cabang, baik kantor pusat maupun
cabang harus mencatat transfer tersebut. Jumlah yang ditetapkan ke
persediaan ditransfer disebut dengan harga transfer ( transfer price). Hl-hal
yang perlu diperhatikan dalam pencatatan antara lain
1) Barang dagangan yang ditagih sebesar nilai perolehan
2) Biaya pengiriman barang dagangan
3) Barang dagangan yang ditagh melebihi biaya perolehan
4) Akuntansi untuk aset tetap cabang

6 Pembagian Beban Secara Proporsional


Beban cabang yang dikeluarkan dan dibayar oleh cabang dicatat secara
langsung pada pembukuan cabang. Namun, kantor pusat dapat memutuskan
untuk menetapkan beban ke cabang. Penetapan beban dapat dibagi menjadi
eberapa jenis, yaitu:
1) Beban yang dikeluarkan oleh cabang tetapi dibayar oleh kantor pusat.
Misalnya, persediaan yang dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan
ditagihkan ke kantor pusat.
2) Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang. Misalnya,
penyusutan atas peralatan cabang yang dicatat pada pembukuan kantor
pusat, atau biaya iklan untuk cabang yang diminta oleh kantor pusat.
3) Alokasi biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat . misalnya, sebagian dari
biaya iklan umum, atau sebagian dari biaya overhead umum kantor pusat.
7. Laporan Keuangan untuk Perusahaan secara Keseluruhan

3
Ketika kantor pusat dan cabangnya dapat mengelola pembukuan tersendiri
untuk tujuan pencatatan pembukua dan evaluasi internal, laporan akuntansi
eksternal merepresentasikan kantor pusat dan cabangnya sebagai entitas
tunggal. Entitas pelaporan adalah perusahaan secara keseluruhan. Oleh
karena itu, dalam penyusunan aporan keuangan perusahaan, akun kantor
pusat dan cabang akan digabungkan. Saldo akun antarperusahaa atau
resiprokal harus dieliminasi karena akun terkait dengn aktivitas dalam
perusahaan dan bukan aktivita antara perusahaan dan pihak eksternal.

8. Transaksi Antar Cabang


Sistem pengumpulan dan pengolahan data akuntansi terhadap transaksi-
transaksI yang terjadi di kantor cabang dapat dilakukan dengan berbagai cara
:
a. Sistem Sentralisasi
Dalam sistem sentarlisasi maka pembukuan transaksi-transaksi yang terjadi
di kantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Sistem
sentralisasi jika dilaksanakan dapat menghemat biaya administrasi, namun
keterlambatan data yang diterima oleh kantor pusat dapat menyebabkan
terlambatnya penyajian laporan keuangan secara periodik .
b. Sistem Desentralisasi
Dalam sistem desentralisasi cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri
sendiri maka kantor cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-
transaksi yang terjadi pada kantor cabang yang bersangkutan secara
lengkap. Susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada tiap
kantor cabang mengikuti susunan dan klasifikasi yang dipakai pada kantor
pusatnya.
9. Laba yang Belum Terealisasi pada Persediaan
1. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi
kantor pusat
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan
dengan pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga tidak bisa
diketahui laba atau rugi kantor agen secara tersendiri. Bila metode ini
yang digunakan, kantor pusat hanya dapat mengetahui laba atau rugi
secara total/keseluruhan.
2. Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor
pusat

4
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dari
pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga laba atau rugi kantor
agen bisa diketahui secara individual. Apabila metode ini yang dipakai
maka diperlukan rekening tersendiri. Rekening-rekening yang
dibutuhkan bila digunakan metode ini antara lain:
a. Modal kerja kantor agen
b. Penjualan kantor agen
c. BPP kantor agen
d. Biaya pemasaran kantor agen
e. Biaya administrasi dan umum kantor agen
Apabila kantor pusat mempunyai Kantor Agen lebih dari satu, maka dapat
digunakan salah satu dari cara berikut:
a. rekening masing-masing kantor agen disendirikan atau diberikan kode
berbeda
b. Kantor pusat hanya memakai satu rekening buku besar untuk seluruh

DAFTAR PUSTAKA
Richard E berker. 2008. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Salemba Empat

Vous aimerez peut-être aussi