Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI HEART FAILURE (HHF)
1.1.2 Etiologi
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran koroner yaitu :
1. Penebalan arteriol koorner yaitu ganian hipertrofi umum otot polos pembuluh darah
resistensi arteriol (arteriol resistence vasselas) seluruh badan. Kemudian terjadi retensi garam
dan air yang mengakibatkan berkurangnya complence pembuluh ini dan meningkatnya
tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler/urut otot jantung
bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difus antara kapiler dan serat otot yang
hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium lanjut dini.
Jadi faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit. Meskipun tampak
sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktivitas mekanik ventrikel kiri.
1.1.3 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah
Tinggginya gradien tekanan yang dibawah ventrikel kiri
Kontraktilitas jantung meningkat
Kebutuhan O2 meningkat dan suplai O2 menurun
Iskemia miokard
Kegagalan kontraksi ventrikel kiri
penurunan aliran darah koroner
penurunan curah jantung
1.1.4 Manifestasi Klinik
1) Sesak nafas adanya ganguan fungsi diastolik dilatasi ventrikeel kui
2) Nadi bisa terjadi bradicardi, sampai tachicardi
3) Dapat fiso dyspnea, orthopnea
1.1.5 Penatalaksanaan
Pengobatan di tujuan untuk :
1) Meningkatkan TD
2) Mengobati payah jantung karena payah jantung
3) Mengurangi karbiditas dan morfolitas penyakit kardivaskuler, menurunkan faktor resiko
4) Menurunnya aktivitas dan Na diuretik lasik, furosemid, HCT
5) Menurunnya aktivitas susunan syaraf simpatis
6) Vasodilator
7) Menjaga keseimbangan intake dan output cairan.
1.1.6 Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemerikasaan fisik ictus cardis bergeser ke arah kiri bawah
2. Pemeriksaan lab darah rutin Ht, urenium dan kreatium
3. Pemeriksaan elektralit
4. Pemeriksaan lab Urinalisis
5. EKG
6. Echocardiografi
1.1.8 Kompilkasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi
essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala
setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. Gejala-
gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis
hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa
berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan
serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang
mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah
dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan
pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.
beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah
raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan
juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat
disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai
macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Gagal Ginjal
d. Gangguan pada Mata
Intervensi Keperawatan :
1) Berikan posisi syok
R : memenuhi kebutuhan berfusi otak
2) Observasi TTV dan kepala refill time tiap jam
R : Mengetahui fungsi jantung dalam upaya mengetahui kurang awal, jika terjadi asidosis,
mencegah kolaps paru.
3) Kolaborasi pemberian infus RL 20 tetes/menit
R : Memenuhi kebutuhan cairan intervaskuler, mengatasi jika terjadi asidosis
4) Lakukan pemeriksaan ECG
R : Memperkuat kontraktivitas otot jantung
5) Kalobarasi untuk pemeriksaan foto thorax
R : Melihat gambaran fungsi jantung
6) Kaloborasi untuk pemberian lanouxun IV 1 ampul
R : Meningkatkan poerfusi ginjal dan mengurangi odema
1.2.3 Evaluasi
1. TTV dalam batas normal
2. Tingkat aktivitas optimal
3. Menurunkan akumulasi cairan
4. Mempertahankan pertukaran gas dalam paru secara adekuat untuk meningkatkan
oksigenasi jaringan.