Vous êtes sur la page 1sur 19

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayah-
Nya maka makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa kepada Nabi Muhammad
SAW atas limpahan rahmatNya yang kita nantikan di yaumul akhir nanti.

Makalah ini berisi tentang ATEROSKLEROSIS yang meliputi penyebab


penyakit, gejala maupun pengobatannya. Makalah ini penting karena sebagai
Tugas Farmakoterapi dan sebagai dasar untuk kita belajar.

Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang
selanjutnya. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi pembaca.
Terima Kasih.

Kendari, 18 Januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.2 Etiologi

2.3 Patofisiologi

2.4 Manifestasi Klinis

2.5 Faktor-faktor Resiko

2.6 Pengobatan

2.7 Pencegahan

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang


mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri
diakibatkan oleh penumpukan lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang
penting dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosis merupakan sinonim dari
arteriosklerosis.

Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-cabang aorta


yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke
bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam utama. Penyakit ini
multifokal, dan lesi unit, atau ateroma (bercak aterosklerosis), terdiri dari masa
bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan sekunder garam
kalsium dan produk-produk darah. Bercak aterosklerosis mulai pada lapisan
intima atau lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat
meluas sampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding
pembuluh.

Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja.


Timbulnya "bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria merupakan
fenomena alamiah bahkan sejak masa kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi
lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktor saling berkaitan yang dapat
mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu.

Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi


lipid ekstrasel, recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi
dan proliferasi miosit, deposit matriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme
multifaktor yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus, bermanifestasi akut
maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan arteri.Aterosklerosis
disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktor lingkungan
(hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktor
imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut.

Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah


mummi Mesir, lebih dari 3500 tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit
ini. Otopsi pertama yang dilakukan pada tahun 1931menunjukkan adanya tanda-
tanda pengapuran pada pembuluh koroner seorang mummi wanita berusia 50
tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda dalam perang Korea
menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada
pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali.
Di Amerika Serikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu
lintas ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa
gejala yang nyata. Penyakit jantung koroner (PJK) yang berawal dari
aterosklerosis telah menjadi penyebab utama kematian dewasa ini. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat
PJK di seluruh dunia pada tahun 2002. angka ini diperkirakan meningkat 11 juta
orang pada tahun 2020. Di Indonesia, kasus PJK semakin sering ditemukan
karena pesatnya perubahan gaya hidup. Meski belum ada data epidemiologis
pasti, angka kesakitan/kematiannya terlihat cenderung meningkat. Hasil survey
kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000 penduduk Indonesia
menderita PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan kemajuan teknologi
kedokteran menyebabkan umur harapan hidup meningkat, sehingga jumlah
penduduk lansia bertambah. Survey di tiga kecamatan di daerah Djakarta Selatan
pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi lansia melewati angka 15% yang
sebelumnya diperkirakan hanya 7,5% bagi Negara berkembang. Usia lansia yang
didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai meningkatkan
berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK (Penyakit
Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih
dari 80% yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu mengidap PJK dan jika
terserang PJK maka kematian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat
diselamatkan.

Melihat dari data yang telah dikembangkan, banyaknya pasien yang


tercatat menderita aterosklerosis kemudian berlanjut ke jantung koroner, penulis
tertarik untuk mempelajari tentang ateroskleosis lebih dalam.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan


rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis?


2. Bagaimana terjadinya aterosklerosis?
3. Apa saja etiologi dari aterosklerosis?
4. Bagaimana patofisiologi dari aterosklerosis?
5. Apa saja manifestasi klinis dari aterosklerosis?
6. Apa saja factor-faktor resiko aterosklerosis?
7. Bagaimana pengobatan aterosklerosis?

1.3 Tujuan Makalah


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
penyusun dalam hal atau gambaran patologi tentang penyakit aterosklerosis. Serta
untuk salah satu syarat dalam penugasan makalah mata kuliah Farmakoterapi
tahun ajaran 2017/2018.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau


ASVD berasal dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan
sklerosis (indurasi dan pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah
suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh deposit substansi berupa
endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk sampah seluler,
kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di dalam lapisan arteri di
seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.

Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima


arteri besar dan medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak,
kalsium. komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima
arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma atau plak. Karena
aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya di
ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain.
(Brunner & Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena
mengandung lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah
suatu proses berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan
fase tidak stabil yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan
tidak terduga berkaitan dengan rupture plak, meskipun rupture tidak selalu diikuti
gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dengan cara inilah proses plak
berlangsung. (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah
akibat timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan
menghambat aliran darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung,
ginjal, dan organ vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis
terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri karoid) maka bisa terjadi stroke.
Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri koroner), maka
bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua.
Namun sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-
kanak. Karena timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi
fenomena alamiah yang tidak selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih
dahulu.
2.2 Etiologi

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,


pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.

Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau


ateroma, terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah
bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya
mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan
karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma
mengumpulkan endapan kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa
pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang telah pecah,
sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas
dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat
lain (emboli).
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:

1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-


kadang disebut kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-
kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau
di atas 140/90 mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah,
meningkatkan kadar kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah -
merokok juga tidak memungkinkan oksigen yang cukup untuk mencapai
jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan
darah gula ke dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi
ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi
karena tubuh tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin
dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra
dari otot, tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah
tinggi lemak tubuh ekstra.
7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor
risiko lain untuk aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau
gaya hidup faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap
membangun di arteri - pada pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah
membangun menyebabkan tanda-tanda atau gejala, pada pria, risiko
meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat
setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat
jika ayah atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung
sebelum usia 55 tahun, atau jika ibu atau saudara perempuan didiagnosis
dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi meskipun usia dan
riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak berarti bahwa
Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau
keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-
obatan untuk mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi
pengaruh genetik dan mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan
pada orang dewasa yang lebih tua.
2.3 Patofisiologi

Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan


kasus, secara efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang
atau tersumbat. Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak
mendapatkan oksigen secara cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal
ini dapat berakibat fatal, dan pada kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan
kematian setiap tahun, membuat penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama
kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat bersiklus fatal, karena
pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi juga
membuatnya bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi.
Lagipula, kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja
walaupun dengan keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
Dari waktu ke waktu, penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan
jantung, paru-paru, ginjal, dan segera keseluruhan sistem, sebab setiap organ
dalam tubuh mempercayakan kecukupan oksigen dan nutrisinya pada jantung.
Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk oleh suatu
pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik.

Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat


bagaimana arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi
beberapa teori telah dikemukakan.
Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan
paling dalam arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol,
fibrin, platelet, sampah seluler dan kalsium terdeposit pada dinding arteri.
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan
patogenesis aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang
terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai
berikut:
1. Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil
yang tampak bagaikan garis lemak.
2. Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung
banyak kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian
dalam.
3. Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
4. Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari
lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan
kapiler.
5. Perubahan degeneratif dinding arteria.
Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan
vascular untuk memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis penyakit
belum nampak sampai proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Fase
preklinis ini dapat berlangsung 20-40 tahun. Lesi yang bermakna secara klinis,
yang dapat mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium biasanya
menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak penelitian yang logis
dan konklusif baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap
dinding arteri memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan
penebalan tersebut dan pengendapan zat kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel
pembuluh darah mampu melepaskan endothelial derived relaxing factor (EDRF)
yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan endothelial derived
constricting factor (EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Pada
keadaan normal, pelepasan ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui
perangsangan reseptor muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel. Berbagai
substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat (ADP), adrenalin, serotonin,
vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu merangsang pelepasan
EDRF, selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah. Pada keadaan
patologis seperti adanya lesi aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil kolin
justru merangsang pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh
darah juga merangsang pelepasan EDCF. Langkah akhir proses patologis yang
menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut:
1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque
2. Perdarahan pada plak ateroma
3. pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit
4. Embolisasi thrombus atau fragmen plak
5. Spasme arteria koronaria
Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapun
penyebabnya,antara lain:
1. Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah
2. Tekanan darah yang tinggi
3. Tembakau
4. Diabetes
Dikarenakan kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet,
sampah produk selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit pada
dinding pembuluh darah. Hal itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk
memproduksi substansi lainnya yang menghasilkan pembentukannya dari sel.
2.4 Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit


jantung koroner, stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau
penyumbatan mendadak, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejalanya
tergantung dari lokasi terbentuknya, sehinnga bisa berupa gejala jantung, otak,
tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri
yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinnya tidak akan
mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke
jaringan

Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi
pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala
aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan
arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.Tetapi jika
penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat
arteri ) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
2.5 Faktor-Faktor Resiko

1. Yang tidak dapat diubah

a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Ras
2. Yang dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mayor
a) Peningkatan lipid serum
b) Hipertensi
c) Merokok
d) Gangguan toleransi glukosa
e) Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori
b. Minor
a) Gaya hidup yang kurang bergerak
b) Stress psikologik
c) Tipe kepribadian
2.6 Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol
dalam darah
1. Kolestiramin
2. Kolestipol
3. asam nikotinat
4. gemfibrozil
5. probukol
6. lovastatin
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan
aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu
pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan
prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari
penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang
tersumbat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh


darah akibat timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak
tetapi ada juga substansi lain berupa trombosit, makrofag, leukosit, produk
sampah seluler, kalsium dan lain-lain.

Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di


seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini
disebut dengan plak.

Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital
lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju
jantung, akan mengakibatkan serangan jantung. Namun jika terjadi pada arteri
karoid menuju otak, akan mengakibatkan stroke.

Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang
silih berganti. Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan
dengan rupture plak.

Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi,


kadar kolesterol tinggi, perokok, diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas),
malas berolah raga, dan usia lanjut.

Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami


kerusakan dapat diringkaskan sebagai berikut: dalam tunika intima timbul
endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan garis lemak,
penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak,
kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam, lesi yang diliputi
oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks
plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium,
debris seluler dan kapiler, Perubahan degeneratif dinding arteria.

3.2 Saran

Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu


mungkin diperlukan, seperti grafting bypass arteri koroner dan angioplasty. Untuk
kasus yang lebih ringan, maka secara umum dibutuhkan perubahan pola hidup
sebagai bentuk penanganan dan pencegahan aterosklerosis.
DAFTAR PUSTAKA

Agamemnon Despopoulos, Stefan Silbernagi. 2003. Color Atlas of Physiology.

New York. Thieme e-book

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Hanafi, Muin Rahman, Harun. 1997. Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta: FKUI

Kalim H. 2001. Penyakit Kardiovaskuler dari Pediatrik sampai Geriatrik. Jakarta:

Balai Penerbit RS Jantung Harapan kita

Kusmana, Hanafi. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FKUI

Kusumawidjaja. 1996. Patologi. Jakarta: FKUI

Price, Sylvia Anderson. 2005. Textbook of Pathophysiology. 6th ed. Jakarta :

EGC.

Price Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

R Syamsuhidajat, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. –ed.2.-.

Jakarta : EGC.

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3.

Jakarta: EGC.

Taggarat, David P. 2007. Coronary Revascularition. 334:593-594.

Wahid, Mubarak, Iqbal & Nurul Chayati. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat:

Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Vous aimerez peut-être aussi