Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disebuah rumah sakit ada seorang yang bernama Opa R dia mengalami stroke ringan selama
satu bulan dan tanpa adanya pengobatan lebih lanjut sehingga kaki kanannya mengalami
kekakuan dan sulit untuk di gerakkan sehingga Opa R butuh bantuan keluarga dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Opa R tidak mau melakukan pengobatan terapi karena takut
nanti terjatuh dan bertambah parah.
Lalu keluarga dibantu dengan perawat membujuk Opa R agar mau melakukan terapi dengan
berbagai cara. Termasuk dengan menanyakan perasaan Opa R kalau sebenarnya selama sakit
Opa R merasa sedih karena tidak bisa lagi bermain bersama dengan cucu-cucunya dan
menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya seperti saat dia sebelum stroke dulu.
Selain itu juga Opa R merasa sedih karena seolah menjadi beban keluarganya sehingga
menyebabkan anaknya terlambat bekerja karena harus merawat Opa R terlebih dahulu.
Dari curahan Opa R diatas maka oleh perawat dijadikan alasan agar Opa R mau melakukan
terapi agar bisa bermain dan berkumpul lagi bersama dengan keluarganya dan tidak merasa
menjadi beban lagi. Akhirnya Opa R mau melakukan terapi meskipun awalnya beliau
menolak. Lalu dibantu dengan perawat Opa R melakukan terapi ROM seperti menggerakkan
atau menekuk kakinya dengan didampingi oleh keluarga juga. Opa R awalnya merasakan
kesakitan karena kakinya masih terasa kaku saat digerakkan tapi dengan bantuan perawat dan
dukungan dari keluarganya Opa R tetap menjalani terapi.
Bahkan Opa R juga mau latihan berjalan lagi secara perlahan dengan dibantu oleh perawat
dan keluarga seperti perawat dan keluarga memegangi tangan kanan dan kiri Opa R
sementara cucunya menjaga dari belakang agar Opa R tidak terjatuh. Dengan adanya peran
penting dari keluarga dan perawat akhirnya Opa R sembuh dan dapat berjalan secara perlahan
meski dengan sedikit bantuan.
Analisis Kasus:
Dari kasus diatas dapat dilakukan pendekatan caring dengan teori KM Swanson untuk
menyelesaikan masalah diatas yaitu dengan pedekatan meta paradigma Swanson, yaitu :
1. Manusia dimana kita sebagai perawat mengajak klien menceritakan apa yang
dirasakan tentang keadaannya saat ini dengan menanyakan kabar dan tidak
memberikan pertanyaan yang menyudutkan tentang penyakit pasien, juga
mendekatkan diri kepada pasien, memberi informasi tentang penyakit pasien. Klien
juga tidak akan merasa hanya diperlakukan sebagai pasien atau narasumber.
Melainkan klien juga merasakan kenyamanan saat berkomunikasi dengan perawat.
Perawat : “Apa yang Opa R rasakan selama ini saat sakit stroke?”
Opa R : “Saya merasa sedih karena saya seperti membebani keluarga saya
dengan kondisi saya….”
2. Kesehatan bagaimana kita memberikan caring yang dapat membantu klien untuk
mencapai tujuannya yaitu sehat dan membantu klien untuk mendapatkan
kesejahteraan hidup yang optimal seperti memberikan pengertian.
Perawat : “Opa apa gak kangen main sama cucu-cucunya lagi? Nanti kalau
Opa gak mau terapi jadinya gak bisa main dan menghabiskan waktu
sama cucu-cucunya.”
Opa R : “Iya mau sus sebenarnya, saya juga sudah kangen main bersama
dengan cucu-cucu saya. Saya juga sedih karena selalu merepotkan
anak saya jadi kadang terlambat bekerja.”
3. Lingkungan yaitu lingkungan keluarga dan orang-orang disekitar yang akan sangat
mempengaruhi kondisi psikis klien agar dapat meyakinkan klien untuk dapat
melewati masa-masa sulit,
Contoh : Perawat mengajak keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien agar
mau menjalani pengobatan seperti membujuk klien. Selain itu sebagai perawat juga
bisa memberikan pengarahan atau memberikan konsuling kepada keluarga tentang
latihan mobilisasi untuk menghindari dikubitus atau mengajarkan tentang gerakan
ROM.
Perawat : “Untuk latihan jalan tidak apa-apa ibu coba perlahan tapi tetap
didampingi atau dibantu oleh cucu-cucunya, misalnya ibu sama
anaknya memegangi tangan lalu anak ibu yang satunya bisa menjaga
dari belakang kalau seumpama Opa takut jatuh ke belakang.”
4. Keperawatan bagaimana kita memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman dalam memberikan caring kepada klien,
Contoh : Mendorong klien untuk mau melakukan terapi agar kondisinya membaik
dengan melakukan konseling kepada keluarga klien untuk memberi dukungan. Selain
itu perawat juga bisa memberikan edukasi kepada keluarga tentang penyakit stroke
dan perawatannya selama di rumah. Saat di RS pun sama perawat bisa memberikan
pelatihan ROM kepada klien dan keluarga.
Perawat 1 : “Jadi pertama kita latihan untuk menekuk lututnya sambil berbaring
dulu ya Opa, biar kakunya sedikit berkurang, mau nggak Opa?”
Opa R : “Enggak sakitkan sus?”
Perawat 1 : “Coba pelan-pelan saja Opa, agak sakit karena Opa kan sudah lama
nggak jalan tapi kalau tidak dibuat latihan akan tambah sakit
nantinnya, mau ya Opa?”
Di sebuah ruangan di RSPW, Opa R sedang berbaring ditemani oleh keluarganya, lalu
sesaat kemudian perawat datang untuk melakukan control.
Perawat 1 : “perkenalkan saya perawat 1,saya akan merawat Opa R pada siang hari ini”
Keluarga 1 : “ini sus kan kaki kanannya katanya kaku, terus dibuat gerak sedikit Ayah
saya sudah mengeluh kesakitan, itu kenapa ya sus?”
Perawat 1 : “iya bu. ini sakitnya karena kakiknya sudah lama tidak dilatih untuk
bergerak”
Perawat 1 : “jadi ini nanti kakinya dicoba untuk ditekuk dan diluruskan bu, baru setelah
otot kakinya sedikit lemas Ayah-nya baru bisa diajak latihan berjalan pelan-pelan”
Perawat 1 menghampiri opa R, dan menanyakan untuk membantu melatih kaki kanannya
yang stroke
Perawat 1 : “Opa, ini kakinya kan kaku sama sakit ya? bagaimana kalau kita buat latihan
agar sakitnya hilang”
Opa R ; ”nggak mau sus, sakit, lagian saya juga sudah tua, nanti takut jatuh”
perawat 1 :”lho emangnya opa tidak mau bermain lagi sama cucu-cucunya ,sama
keluarga juga. terus Opa nanti jadi susah beraktifitas sendiri?”
Opa R : ”iya mau sus sebenarnya, saya juga sudah kangen main bersama dengan
cucu-cucu saya. Saya juga sedih karena selalu merepotkan anak saya jadi kadang terlambat
bekerja.”
Perawat 1 : “jadi pertama kita latihan untuk menekuk lututnya sambil berbaring dulu ya
Opa, biar kakunya sedikit berkurang, mau nggak Opa?”
Perawat 1 : “coba pelan-pelan saja Opa, agak sakit karena Opa kan sudah lama nggak
jalan tapi kalau tidak dibuat latihan akan tambah sakit nantinnya, mau ya Opa?”
Perawat 1 : “nah sampai sini dulu ya Opa latihannya, nanti kita latihan lagi sambil
berjalan”
Perawat 1 (berbicara pada keluarga) : “jadi bu, mbak, latihannya seperti ini tadi, lakukan
pelan-pelan agar Ayahnya tidak kesakitan, nanti jika masih kesusahan bisa panggil saya”
Keesokan harinya Opa R latihan berjalan bersama dua orang perawat dibantu dengan
keluarga.
Perawat 2 : “pagi opa. perkenalkan nama saya perawat 2. nanti saya akan membantu opa
buat latihan jalan jadi nanti kalau opa kesakitan atau lelah opa bilang saja ya.”
Lalu perawat 1 dan 2 dibantu dengan keluarga melatih Opa R untuk berjalan perlahan di
dalam ruangan. perawat 1 memegang tangan kanan Opa R yang kiri dipegang oleh anaknya
di belakang ada cucunya yang menjaga Opa dari belakang lalu perawat 2 yang memberi
instruksi.
Beberapa hari kemudian Opa R sudah diijinkan pulang lalu oleh perawat keluarga diberikan
pengarahan.
Perawat 2 : “begini bu, keadaan Opa sudah semakin membaik dan sudah boleh pulang.
tapi jangan lupa tetap melakukan latihan yang sudah pernah saya beritahukan pada ibu.”
Perawat 2 : “untuk latihan jalan tidak apa-apa ibu coba perlahan tapi tetap didampingi
atau dibantu oleh cucu-cucunya, misalnya ibu sama anaknya memegangi tangan lalu anak ibu
yang satunya bisa menjaga dari belakang kalau seumpama Opa takut jatuh ke belakang.”